1. Tujuan perjalanan purose of trip. Wisatawan adalah orang yang
melakukan perjalanan selain untuk tujuan bisnis leisure traveling, walaupun ada kalanya sebuah perjalanan bisnis juga dapat diikuti oleh
kegiatan wisata non-bisnis. 2.
Jarak perjalanan dari tempat asal distance traveled. Untuk tujuan statistik, ketika memerhitungkan jarak total ulang-alik round trip antar
tempat tinggal dan tujuan wisata. Umumnya jarak yang dipakai bervariasi antara 0-160 km 0-100 mil tergantung ketentuan masing – masing
negara. Oleh karenanya, perjalanan yang dilakukan seseorang, walaupun bukan untuk bisnis, tetapi bila kurang dari ketentuan yang ditetapkan,
maka orang tersebut tidak akan dihitung sebagai wisatawan. Lamanya perjalanan duration of trip. Umumnya definisi mengenai
wisatawan yang mencakup perjalanan aling tidak satu matam over night ditemat yang menjadi tujuan perjalanan. Namun adakalanya persyaratan ini
dikesampingkan pada kasus perjalanan wisata yang memang didesain kurang dari 24 jam tetapi nyata–nyata berdampak pada kegiatan bisnis pariwisata, sebagai
restoran, atraksi wisata, hotel, dan sebagainya, di daerah tujuan wisata.
2.4 Objek dan Daya Tarik Wisata
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.
Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut
Suwantoro 1997:19 bahwa objek dan daya tarik wisata dikelompokkan atas : a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam:
pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya, pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.
b. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
• Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nayaman dan bersih.
• Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. • Adanya ciri khususspesifikasi yang bersifat langka.
• Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
• Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam, pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
• Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur
yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
c. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria
keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan. • Kelayakan Finansial
Studi kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wisata tersebut.
• Kelayakan Sosial Ekonomi Regional Studi kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang
ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata juga akan memilki dampak sosial ekonomi secara regional, dapat menciptakan lapangan pekerjaan, dapat
meningkatkan devisa dan sebagainya. • Layak Teknis
Pembangunan objek wisata harus dapat dipetanggungjawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Tidaklah perlu memaksakan
diri untuk membangun suatu objek wisata apabila daya dukung oleh wisata tersebut rendah. Daya tarik suatu objek wisata akan berkurang atau bahkan
hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan.
• Layak Lingkungan Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan keegiatan
pembangunan suatu objek wisata. Pembangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya.
Pembangunan objek wisata buaknlah untuk merusak lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumberdaya alam untuk kebaikan manusia dan untuk
meningkatkan kulitas hidup manusia sehingga menjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian.
2.5 Produk Industri Pariwisata