STUDI RELEVANSI STANDAR KOMPETENSI KTSP SMK TERHADAP KEBUTUHAN TENAGA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR DI KODYA SURAKARTA

(1)

commit to user

STUDI RELEVANSI STANDAR KOMPETENSI KTSP SMK TERHADAP KEBUTUHAN TENAGA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR DI

KODYA SURAKARTA

SKRIPSI

Oleh : ADE SAPUTRA

K2506008

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user

ii

STUDI RELEVANSI STANDAR KOMPETENSI KTSP SMK TERHADAP KEBUTUHAN TENAGA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR DI

KODYA SURAKARTA

Oleh : ADE SAPUTRA

K2506008

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 15 November 2010 Dosen Pembimbing I

Drs. Suhardi H. W, M.T NIP. 1946 0604 197501 1 001

Dosen Pembimbing II

Herman Saputro, S.Pd, M.T NIP.1982 0811 200604 1 001


(4)

commit to user

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan menurut sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 15 November 2010 Penulis,

ADE SAPUTRA K2506008


(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 30 November 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. M. Akhyar, M.Pd ...

Sekretaris : Drs. Emilly Dardi, M.Kes ... Anggota I : Drs. Suhardi, H.W, M.T ...

Anggota II : Herman Saputro, S.Pd. M.T ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP. 19600727 198702 1 001


(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Ade Saputra. STUDI RELEVANSI STANDAR KOMPETENSI KTSP SMK TERHADAP KEBUTUHAN TENAGA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR DI KODYA SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, November 2010.

Tujuan Penelitian adalah (1) memperoleh deskripsi kompetensi lulusan yang dibutuhkan oleh industri jasa otomotif (bengkel motor); (2) memperoleh deskripsi keahlian lulusan yang dibutuhkan oleh industri jasa otomotif (bengkel motor); (3) mengetahui relevansi antara standar kompetensi KTSP SMK Dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga mekanik yang ada di Kodya Surakarta, dan seluruh kepala bengkel yang ada di dalamnya. Teknik sampling yang digunakan yaitu sampel bertujuan (purposive sampling), data ditentukan secara purposive berdasarkan karakteristik bengkel. Bengkel yang diambil adalah bengkel motor umum (bengkel motor yang menangani semua merek kendaraan) di Surakarta. Jumlah bengkel motor umum yang ada di Kodya Surakarta yang di ambil dalam penelitian ini sebanyak 28 bengkel dengan total 82 mekanik.

Data penelitian ini diperoleh dari dokumentasi Mendikdasmen, kebutuhan industri jasa otomotif di Kodya Surakarta. Dari observasi terhadap bengkel, penyebaran angket terhadap mekanik, dan wawancara terhadap kepala bengkel. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif model alir yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992), analisis dilakukan dalam 3 langkah, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data. Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul, peneliti menggunakan prosentase sampel untuk mengetahui tingkat kesesuaian standar kompetensi KTSP SMK dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan (1) bidang usaha yang ada dimasyarakat pada saat ini sudah membentuk suatu kekhususan/spesialiasi, dimana satu bidang usaha hanya menangani satu jenis pekerjaan. (2) standar kompetensi yang telah dibuat MENDIKDASMEN sudah “Sangat tinggi/sangat


(7)

commit to user

vii

sesuai” dengan kebutuhan industri jasa otomotif di Kodya Surakarta. (3) dari

enam belas komponen yang ada tingkat kebutuhan bengkel umum terhadap standar kompetensi tersebut adalah sepuluh komponen standar kompetensi dinyatakan kebutuhannya sangat tinggi yaitu melakukan perbaikan sistem hidrolik, memelihara baterai, melakukan perbaikan sistem bahan bakar bensin, melakukan perbaikan unit kopling berikut komponen-komponen sistem pengoprasiannya, melakukan perbaikan sistem rem, melaksanakan pekerjaan servis roda, ban dan rantai, melakukan perbaikan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan dan instrumen, melakukan perbaikan sistem starter, melakukan perbaikan sistem pengisian, melakukan perbaikan sistem pengapian. Empat komponen dinyatakan tinggi yaitu memperbaiki sistem gas buang, melakukan overhoul kepala silinder, melakukan perbaikan engine berikut komponen-komponennya, melakukan perbaikan sistem suspensi, satu komponen dinyatakan cukup tinggi yaitu melakukan perbaikan pada transmisi manual, dan satu komponen dinyatakan sangat rendah yaitu melakukan overhoul sitem pendingin berikut komponen-komponennya. (4) selain Standar kompetensi yang sudah ditetapkan masih ada kompetensi lain yang dibutuhkan dari para pelaku industri jasa otomotif yaitu kompetensi perbaikan transmisi otomatis, kompetensi perawatan dan perbaikan sistem injeksi bensin atau yang sering dikenal dengan sebutan sistem efi (electronic fuel injection), kompetensi pelayanan pelanggan, dan kompetensi pengelolaan manajemen bengkel. (5) standar kompetensi teknik sepeda motor KTSP SMK sebesar 95,43% dari 28 bengkel dengan 82 mekanik sesuai dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang ada di kodya Surakarta, dan sebesar 4,57% dari 28 bengkel dengan 82 mekanik tidak sesuai dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang ada di kodya Surakarta. Ketidaksesuaian sebesar 4,57% yang ada bukan karena disebabkan kecilnya kebutuhan industri jasa otomotif akan kompetensi tersebut, akan tetapi lebih disebabkan karena adanya faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah adanya keterbatasan kemampuan pada mekanik dan juga sudah banyak unit usaha jasa yang secara khusus menangani suatu bidang tertentu (misal khusus kenteng velg, pengecatan/ air brush, dan khusus pengelasan.


(8)

commit to user

viii ABSTRACT

Ade Saputra. A Study on Relevance Vocational School’s Education Unit Level Curriculum Competency Standard to The Demand for Mechanic of Motorcycle Workshop in Surakarta Municipal. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, November 2010.

The objectives of research are (1) to get a description about the

graduation’s competency needed by the automotive service industry (motor workshop); (2) to get a description about the graduation’s skill needed by the

automotive service industry (motor workshop); and (3) to find out the relevance of

Vocational School’s Education Unit Level Curriculum Competency standard to

the demand for motorcycle mechanic.

This study employed a descriptive qualitative method. The population of research was all mechanics existing in Surakarta Municipal, and all chiefs of workshop within it. The sampling technique employed was purposive sampling, the data was determined purposively based on the characteristics of workshop. The workshops taken were the general motorcycle workshops (the ones handling all brands of motorcycle) in Surakarta. The number of general motor workshop in Surakarta municipal taken in this research was 28 workshops with 82 mechanics.

The data of research was obtained from Mendikdasmen’s documentation,

the requirement of automotive service industry in Surakarta Municipal. From the observation on the workshop, the distribution of questionnaire to the mechanics, and interview with the chief of workshop. This research employed flow model of qualitative data analysis developed by Miles and Huberman (1992), the analysis was carried out in 3 stages: reducing data, displaying data and drawing a conclusion. In order to analyze the data collected, the research employed the percentage sample for finding out the compatibility level of Vocational School’s Education Unit Level Curriculum Competency standard and the demand for mechanic of motorcycle workshop.

Considering the result of research, it can be concluded that (1) the business area existing in the society today has established a specialty, in which one


(9)

commit to user

ix

business area deals with only one type of work. (2) the standard competency made

by MENDIKDASMEN has been “very high/very compatible” with the

requirement of automotive service industry in Surakarta Municipal. (3) out of

sixteen component existing of general workshop’s demand level for competency

standard, ten of them are classified as very high demand: repairing hydraulic system, maintaining battery, repairing engine fuel system, repairing coupling unit as well as its operation components, repairing brake system, servicing wheel, tire and chain, doing mild reparation in the electricity and instrument system series, repairing starter system, repairing filling system, and repairing combustion system. Four of them are classified as high demand: repairing disposed gas system, overhauling the head of cylinder, repairing the engine as well as its components, repairing suspension system; one components classified into sufficiently high demand: repairing manual transmission; and one component is classified into very low demand: overhauling cooling system as well as its components. (4) in addition to the predefined standard there are still other competencies needed by the automotive service industry performers such as repairing automatic transmission, maintaining and repairing fuel injection system or called efi (electronic fuel injection), customer service, and workshop management. (5) the standard motorcycle engineering competency of Vocational

School’s Education Unit Level Curriculum is 95.43% of 28 workshop with 82

mechanics consistent with the demand for mechanic of motorcycle workshop in Surakarta Municipal, and 4.57% of 28 workshop with 82 mechanics is not consistent with the demand for mechanic of motorcycle workshop in Surakarta Municipal. Incompatibility of 4.57% existing is not because the small demand for such competency in the automatically service industry, but because other factors affecting it. Those factors are: limited competency of mechanic and also many service business units specially deals with certain area (for example velg standardization, air brushing, and welding).


(10)

commit to user

x MOTTO

Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. (Ernest Newman)

Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur). (QS. Adh Dhuhaa : 11)

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi


(11)

commit to user

xi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan segala kerendahan hati, karya ini kupersembahkan kepada:

Umak dan Bak tercinta yang senantiasa membimbingku dan selalu

mengiringiku dengan do’a dan kasih sayangnya.

Koyong-koyongku dan kopek-kopekku tercinta yang selalu jadi temanku dan selalu mendukungku selama ini baik secara material dan moral terutama pek

Minarni S.Pd. dan yong Beni Yansenen S.E.

Neade Suharto S.Pd, Rahmad Budiyanto, Titis Setyawan S.Pd, M. Rosyad Sudrajat S.Pd, Eko Prasetyo S.Pd, Amin Iskandar S.Pd, Ari Damar Nugroho S.Pd, Erna Ari Trisnawati, Deby Arisma S.Pd, Ari Yulianto S.Pd, Indah Rian W

dan Martina Endah Trihastuti yang sudah menjadi teman dekat dan ikut mendukung sampai selesai.

Teman-teman KSR PMI Unit UNS

Semua Dosen PTM yang telah membimbing saya selama kuliah di PTM.

Teman-teman PTM angkatan 2006 seperjuangan.


(12)

commit to user

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmatNya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini menghadapi hambatan dan kesulitan. Namun dengan bantuan berbagai pihak, hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan sepenuh hati memberi bantuan, dorongan, motivasi, bimbingan dan pengarahan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS beserta seluruh stafnya. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS

3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin.

4. Bapak Drs. Suhardi H. W, M.T selaku Pembimbing Akademik. 5. Bapak Drs. Suhardi H. W , M.T selaku Dosen Pembimbing I. 6. Bapak Herman Saputro, S.Pd, M.T selaku Dosen Pembimbing II. 7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin.

8. Segenap karyawan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS. Menyadari bahwa terbatasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki menyebabkan kurang sempurnanya penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat.


(13)

commit to user

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... x

HALAMAN PERSEMBAHAN ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penenlitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 7

1. Tinjauan Kurikulum ... 7

2. Tinjauan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) . 12

3. Tinjauan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 18


(14)

commit to user

xiv

5. Tinjauan Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor... 22

6. Tinjauan Industri Jasa Otomotif ... 29

B. Kerangka Berpikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian ... 32

1. Tempat ... 32

2. Waktu ... 32

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 32

C. Sumber Data ... 33

D. Teknik Sampling ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 33

E. Teknik Pengumpulan data ... 34

F. Validitas Data ... 35

G. Analisis Data ... 35

H. Prosedur Penelitian ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 39

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

1.Deskripsi Industri Jasa Otomotif (Khusus Menangani Sepeda Motor ... 43

2.Deskripsi Kebutuhan Kompetensi Industri Jasa Otomotif 45 C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori ... 46

1. Tingkat Kesesuaian ... 46


(15)

commit to user

xv

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 53

A. Simpulan ... 53

B. Implikasi ... 54

1. Implikasi Teoritis ... 54

2. Implikasi Praktis ... 55

C. Saran ... 55


(16)

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Standar Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor ... 25 Tabel 2 Daftar Bengkel Sepeda Motor Umum di Kodya Surakarta ... 39 Tabel 3 Daftar Jumlah Mekanik pada Masing-masing Bengkel Sepeda Motor

Umum di Kodya Surakarta ... 41 Tabel 4 Persentase Kebutuhan Industri Jasa Otomotif di Kodya Surakarta . 46


(17)

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 31

Gambar 2 Skema Analisis Model Interaktif... 37

Gambar 3 Prosedur Penelitian ... 38


(18)

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pengajuan dan Pengesahan Judul Skripsi ... 59

Lampiran 2 Daftar Kegiatan Seminar Proposal Skripsi ... 60

Lampiran 3 Pengesahan Proposal Skripsi ... 61

Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Menyusun skripsi ... 62

Lampiran 5 Surat Keputusan Dekan FKIP ... 63

Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Research... 64

Lampiran 7 Lembar Angket ... 65

Lampiran 8 Lembar Observasi ... 66

Lampiran 9 Lembar Wawancara ... 67

Lampiran 10 Lembar Dokumentasi ... 68

Lampiran 11 Data Hasil Angket ... 69

Lampiran 12 Data Hasil Observasi ... 70

Lampiran 13 Data Hasil Wawancara ... 71

Lampiran 14 Daftar Wawancara ... 72


(19)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia saat ini dihadapi dengan adanya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN atau yang biasa dikenal dengan AFTA (ASEAN Free Trade Area). AFTA adalah sebuah persetujuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh negara ASEAN. (wikipedia.com). Persetujuan AFTA ini bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif, sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global, menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI), dan meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN (Sumber: http://ditjenkpi.depdag.go.id/Umum/ASEAN%20FTA.pdf). Dengan situasi dan kondisi ini persaingan antar bangsa akan berjalan semakin ketat, arus globalisasi pun semakin luas, serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK) akan berkembang semakin pesat. Sehingga dituntut adanya pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, agar SDM yang ada nantinya dapat bersaing dan menjadi tokoh utama di dalam negeri sendiri. SDM yang berkualitas yaitu manusia yang berbudi luhur, tangguh cerdas, terampil, mandiri setia kawan, bekerja keras, produktif, kreatif, inovatif, disiplin serta berorientasi ke masa depan guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Profil sumber daya manusia tersebut hanya bisa di dapat melalui proses pendidikan, baik jalur sekolah (formal) maupun luar sekolah (informal).

Jalur sekolah atau pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Satuan-satuan pendidikan yang ada tersebut dirancang menjadi sebuah sistem yang saling berkaitan, guna membentuk SDM yang berkarakter dan berkualitas. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional diselenggarakan dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang


(20)

commit to user

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan nasional menginginkan terciptanya kepribadian yang memiliki kemampuan dan keterampilan.

Secara khusus untuk pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan, pendidikan menengah kejuruan biasa kita kenal dengan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Satuan pendidikan yang ada mempunyai tujuan pendidikan masing-masing, SMK merupakan lembaga yang berpotensi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap untuk kerja. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 15

menyebutkan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Lulusan dari SMK nantinya diharapkan mempunyai keahlian dan keterampilan, sehingga dapat bersaing di dunia kerja.

Komponen yang paling penting dalam upaya terwujudnya tujuan pendidikan salah satunya adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan dasar dan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum pendidikan yang di pakai di negara kita pada saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kurikulum ini bersifat desentralisasi. Ita Saripati (Jurnal Pendidikan Inovatif, 2007 : 96) menyatakan

bahwa, “KTSP merupakan kurikulum yang bersifat desentralistik, yaitu Kurikulum

yang disusun oleh sekolah atau kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau

daerah”. Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistik menuntut kreativitas

dari sekolah masing-masing dalam penyusunannya, yang didasarkan atas karakteristik peserta didik, kebutuhan daerah, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, perkembangan daerah, dan berdasarkan kemampuan sekolah. Maka dengan adanya konsekuensi tersebut, KTSP yang disusun dan dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan bisa berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.

SMK sendiri memakai KTSP dengan pengelompokkan spektrum program pendidikan yang didasarkan atas keputusan DIRJEN MENDIKDASMEN nomor


(21)

commit to user

3

251/C/KEP/MN/2008 tentang spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan yang memuat bidang studi keahlian, program studi keahlian, dan kompetensi keahlian. KTSP disusun berdasarkan program-program pendidikan yang ada pada masing-masing sekolah (Misal: Program Studi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, Program Studi Keahlian Teknik Sepeda Motor).

Sesuai dalam pelaksanaannya kurikulum yang disusun dan dikembangkan masing-masing satuan pendidikan tersebut juga harus tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Satuan isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama, panduan Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan SKL. Kedua, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.

Struktur formal KTSP yang disajikan dalam bentuk standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator mengandung aspek-aspek materi ajar atau pengalaman belajar, di dalam pelaksanaannya kepada sekolah diberikan ruang yang luas untuk mengisi dan mengembangkannya. Tidak terbatas pada hal-hal yang terkait dengan kepentingan nasional saja, tetapi juga yang terkait dengan nilai-nilai budaya, potensi dan kepentingan daerah. Perhatian terhadap hal ini di dalam penyusunan KTSP diturunkan pada tingkatan otorita yang paling bawah yaitu sekolah, dengan asumsi dasar bahwa sekolah adalah institusi terdepan yang paling memahami kepentingan masyarakat dan daerah dimana sekolah tersebut berada.


(22)

commit to user

Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya keterkaitan dan kesesuainnya dengan dunia usaha dan dunia industri. Direktorat Pembinaan SMK (2010 : 13) menyatakan bahwa “Kontribusi dunia usaha dan dunia industri dalam

pendidikan menengah kejuruan masih rendah”, dan untuk mengatasinya Direktorat

pembinaan SMK juga menyimpulkan agar adanya pembentukan sistem yang mengatur kemitraan sinergis dengan dunia usaha dan dunia industri untuk peningkatan relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.

Kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat atau pemakai keluaran sekolah, maka perlu ada kerja sama antara pihak pendidikan dengan pihak luar pendidikan yang dalam hal ini pelaku industri dalam pembenahan kurikulum. Masyarakat atau pengguna lulusan sekolah dapat memberikan bantuan, kritik, atau saran-saran yang berguna bagi pembangunan program pendidikan di sekolah.

Mengetahui secara langsung kebutuhan dunia industri pada saat ini dan untuk memberi masukan kepada sekolah dalam penyusunan KTSP, maka perlu diadakan penelitian mengenai kebutuhan industri dan kesesuaiannya dengan standar kompetensi yang ada. Ita Sari pati (Jurnal Pendidikan Inovatif, 2007 : 96)

berpendapat bahwa “Kurikulum pendidikan harus komprehensif dan responsif

terhadap dinamika sosial, relevan, tidak over load, dan mampu mengakomodasikan

keberagaman keperluan dan kemajuan tekhnologi”.

Penelitian ini diharapkan pelaksanaan pendidikan dapat terlaksana dengan baik, sehingga tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan sumber daya manusia yang berkualitas dapat tercapai.


(23)

commit to user

5

B. Fokus Penelitian

Fokus permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu:

1. Standar Kompetensi yang diambil adalah Standar Kompetensi Program Produktif Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor yang dikeluarkan oleh Mendikdasmen 2008.

2. Kebutuhan tenaga bengkel yang diteliti adalah kebutuhan tenaga bengkel sepeda motor (bengkel motor umum).

C. Perumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dan diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Kompetensi dan keahlian apa saja yang dibutuhkan tenaga bengkel sepeda motor di Kodya Surakarta bagi para mekaniknya?

2. Apakah Standar Kompetensi KTSP SMK Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor sudah relevan dengan kebutuhan tenaga bengkel sepeda motor di Kodya Surakarta?

D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Memperoleh deskripsi kompetensi lulusan yang dibutuhkan oleh industri jasa otomotif (bengkel motor).

2. Memperoleh deskripsi keahlian lulusan yang dibutuhkan oleh industri jasa otomotif (bengkel motor).

3. Mengetahui Studi Relevansi antara Standar Kompetensi KTSP SMK Dengan Kebutuhan Tenaga Mekanik Bengkel Sepeda Motor.


(24)

commit to user

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

1. Memberi masukan kepada sekolah mengenai kompetensi yang diperlukan bengkel sepeda motor di Surakarta, untuk mengebangkan kompetensi dasar dan indikator pada Program Studi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK.

2. Penelitian ini dapat dijadikan dasar rujukan teoritis untuk pengembangan kurikulum dan amanat KTSP, baik yang menyangkut aspek perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasinya.

2. Manfaat praktis

1. Menjadi bahan acuan bagi para lulusan SMK yang ingin masuk ke dunia kerja khususnya industri jasa otomotif (bengkel sepeda motor).

2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat dan dunia industri terhadap pembaruan pendidikan.


(25)

commit to user

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Tinjauan Kurikulum a. Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006 : 5).

Menjelaskan pengertian kurikulum mungkin merupakan pekerjaan yang sulit, hal ini disebabkan pengertian kurikulum yang ada sekarang ini berbeda antara yang satu dengan lainnya, tergantung dari cara pandang para ahlinya masing-masing. Oleh karena itu maka, para ahli pendidikan dan ahli kurikulum membatasi pengertian kurikulum.

Berikut gambaran beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

Hilda Taba (1962) mengatakan bahwa, “Kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus, dan materinya dipilih dan diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu untuk kepentingan belajar dan mengajar”.

Oemar Hamalik (1990 : 31) bahwa, “Kurikulum merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa, "Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu".


(26)

commit to user

Saylor, Alexander, dan Lewis (1981) menyatakan bahwa, “Kurikulum sebagai suatu rencana yang berisi sekumpulan pengalaman belajar untuk anak didik yang akan di didik”.

Robert Gagne (1967) menyatakan bahwa, “Kurikulum adalah suatu rangkaian unit materi belajar yang disusun sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mempelajarinya berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki/dikuasai sebelumnya”.

John Dewey (1902) sejak lama telah menggunakan istilah kurikulum dalam hubungannya dengan anak didik. Dewey menegaskan bahwa, “Kurikulum dan anak didik merupakan dua hal yang berbeda tetapi kedua-duanya adalah proses tunggal dalam bidang pendidikan. Kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan pengetahuan yang terorganisir dengan baik yang biasanya disebut kurikulum”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat diartikan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana pendidikan dan pedoman penyelenggaraan pendidikan yang disiapkan untuk membelajarkan peserta didik, yang didalamnya terdapat tujuan, isi, dan bahan pelajaran guna mencapai tujuan pendidikan tertentu.

b. Fungsi Kurikulum

Muhammad Joko Susilo (2006 : 83) menyatakan bahwa, fungsi kurikulum dapat ditinjau dari tujuh segi yaitu:

1) Fungsi Kurikulum dalam Rangka Mencapai Tujuan Pendidikan

Kurikulum merupakan kendaraan (alat/usaha) bagi sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan, dengan kata lain bila tujuan yang diinginkan tidak tercapai maka orang cenderung untuk meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

2) Fungsi Kurikulum bagi Anak

Kurikulum sebagai arahan belajar bagi siswa, yang disiapkan sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. Dengan begitu siswa diharapkan akan


(27)

commit to user

9

mendapat sejumlah pengalaman baru dan dapat dikembangkan seiring dengan perkembangaan anak.

3) Fungsi Kurikulum bagi Guru

Kurikulum bagi guru ada 3 fungsi yaitu: (1) Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi peserta didik, (2) Sebagai pedoman untuk evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan, dan (3) Sebagai pedoman untuk mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran.

4) Fungsi Kurikulum bagi Kepala Sekolah dan Pembina Sekolah

Kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah ada 5 yaitu (1) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar, (2) Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik, (3) Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar, (4) Sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut, dan (5) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.

5) Fungsi Kurikulum bagi Orang Tua Murid

Kurikulum bagi orang tua murid dalam hal ini orang tua murid turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya, bantuan orang tua dapat melalui konsultasi langsung dengan sekolah atau guru, dana, dan sebagainya.

6) Fungsi Kurikulum bagi Sekolah pada Tingkatan Diatasnya

Kurikulum bagi sekolah tingkatan di atasnya berfungsi sebagai arahan untuk mengontrol atau memelihara keseimbangan proses pendidikan, dan penyiapan tenaga guru. Dengan adanya pendidikan berkelanjutan maka, kurikulum pada setiap tingkatan sekolah di atasnya dapat mengadakan penyesuaian, misalnya suatu kompetensi sudah diberikan pada tingkat di bawahnya (pelajaran di Sekolah Dasar), maka harus dipertimbangakan lagi pemilihan bahan pengajaran untuk sekolah tingkatan diatasnya (pelajaran di Sekolah Menengah Pertama).


(28)

commit to user

7) Fungsi Kurikulum bagi Masyarakat dan Pemakai Lulusan Sekolah

Bagi masyarakat kurikulum berfungsi sebagai penentu kualitas Sumber Daya Manusia yang dibentuk. Para lulusan sekolah dibentuk dan dipersiapkan untuk terjun di masyarakat, atau bisa dikatakan untuk bekerja sesuai dengan keahlian profesi yang dimiliki, sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan, dan ikut memberikan kritik/saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bisa lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.

c. Komponen Kurikulum

Kurikulum merupakan sebuah sistem, dan sebagai suatu sistem yang pasti mempunyai bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Setiap komponen kurikulum merupakan kesatuan yang mempunyai pengaruh timbal balik antara satu dengan lainnya, adapun komponen kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno Surachmad (1977 : 9) yang menyatakan bahwa, “Kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan akan direncanakan mempunyai komponen-komponen yaitu : tujuan, isi, organisasi dan strategi”. Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1999 : 102) menyatakan bahwa,

“Unsur atau komponen-komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses penyampian dan media serta evaluasi”.

Berdasarkan uraian di atas tersebut dapat diketahui bahwa komponen-komponen kurikulum terdiri dari :

1) Komponen Tujuan

Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan, yakni yang dicapai secara menyeluruh, yang meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. Domain kognitif merupakan tujuan yang diinginkan yang


(29)

commit to user

11

mengarah pada perkembangan akal dan intelektual peserta didik, sedangkan domain afektif mengarah pada sikap peserta didik, serta domain psikomotorik mengarah pada perkembangan ketrampilan jasmani peserta didik.

Tujuan pendidikan yang berkaitan erat dengan perwujudan domain-domain peserta didik diupayakan melalui suatu proses pendidikan yakni meliputi :

a. Tujuan Pendidikan Nasianal b. Tujuan Institusional

c. Tujuan kurikuler

d. Tujuan Instruksional yang terdiri atas Tujuan Instruksional Umum dan khusus. (Abdullah Idi, 2007 : 51)

2) Komponen Isi dan Struktur Program atau Materi

Komponen isi dan struktur program atau materi merupakan materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Isi atau materi yang dimaksud berupa materi bidang-bidang studi yang disesuaikan dengan jenis, jenjang dan jalur pendidikan yang ada. Bidang-bidang studi tersebut telah dicantumkan dalam struktur program kurikulum suatu sekolah.

3) Komponen Media atau Sarana dan Prasarana

Media merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam mengaplikasi isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Memilih alat media merupakan suatu hal yang dituntut bagi seorang pendidik (guru) agar materi yang ditransfernya bisa berjalan sebagaimana mestinya, dan tujuan pengajaran dari proses belajar mengajar yang ada diharapkan bisa tercapai dengan baik.

4) Komponen Strategi Belajar Mengajar

Strategi menunjuk pada pendekatan, metode dan peralatan mengajar yang diperlukan dalam pengajaran. Dengan menggunakan strategi yang tepat, diharapkan hasil yang diperoleh dalam proses belajar mengajar dapat memuaskan bagi pendidik maupun peserta didik.


(30)

commit to user

5) Komponen Proses Belajar Mengajar

Komponen ini sangat penting dalam suatu proses pengajaran atau pendidikan. Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah terjadinya perubahan dalam tingkah laku peserta didik. Komponen ini juga punya kaitan erat dengan suasana belajar yakni menumbuhkan motivasi dan kreativitas belajar di ruang kelas maupun di luar kelas.

Dalam kaitannya dengan kemampuan guru dalam menciptakan suasana pengajaran yang kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pengajaran, guru perlu menerapkan dan mengembangkan metode mengajarnya, memusatkan pada proses dengan produknya dan pada kompetensi yang relevan.

6) Komponen Evaluasi atau Penilaian

Melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, diperlukan evaluasi. Evaluasi mempunyai hubungan erat dengan komponen lainnya, sehingga evalusi dijadikan alat ukur untuk menentukan tujuan kurikulum, materi atau bahan serta proses belajar mengajar. Evaluasi tidak hanya untuk memperlihatkan sejauh mana tingkat prestasi peserta didik, tetapi juga sebagai sumber input dalam upaya perbaikan dan pembaruan suatu kurikulum.

2. Tinjauan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP

Awal 2006 uji coba KBK dihentikan dan muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pelajaran KTSP masih tersendat, karena tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa, hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa, lingkungan, serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi,


(31)

commit to user

13

pengembangan perangkat pembelajaran seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (Sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. Konsep KTSP hingga sekarang masih terus dilakukan pengembangan dan perbaikan.

BSNP (2006 : 5) menyatakan bahwa, “KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus”.

Kurikulum 2006 merupakan sebutan lain dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). E. Mulyasa (2007 : 20) berpendapat bahwa, “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk

mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi”. KTSP memberi

keleluasan penuh setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap mempertimbangkan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan hasil penegasan dari kebijakan desentralisasi yaitu memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk berkembang.

Pengembangan kurikulum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Satuan Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama, panduan Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan SKL. Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus


(32)

commit to user

mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.

b. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Adapun KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta Didik dan Lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan Terpadu.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.


(33)

commit to user

15

3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


(34)

commit to user

c. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik.

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

3) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

Pembangunan era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

5) Tuntutan dunia kerja.

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki


(35)

commit to user

17

dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7) Agama.

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragam. Muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

8) Dinamika perkembangan global.

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

9) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.


(36)

commit to user

10) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

11) Kesetaraan Jender.

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

12) Karakteristik satuan pendidikan.

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

3. Tinjauan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Menurut penjelasan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 15 menyebutkan bahwa, “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.”

Sedangkan dari sumber http://id.wikipedia.org/wiki/SMK dituliskan bahwa, “Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.”

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa SMK merupakan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan dan mengembangkan kemampuannya lebih lanjut dalam dunia kerja.

Masa pendidikan SMK adalah tiga tahun, lulusan dari SMK diharapkan dapat langsung bekerja dan juga diberi kesempatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sesuai dengan programnya.


(37)

commit to user

19

Jalur pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan mengutamakan pengembangan peserta didik untuk melaksanakan jenis pekerjaan-pekerjaan tertentu. Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan dalam jenis pendidikan khusus (specialized education) karena kelompok pengajaran atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa mendatang agar hal tersebut dapat dicapai maka pendidikan kejuruan berupaya menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang dibutuhkan dalam dunia usaha dan industri.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa SMK mempunyai motto, “SMK BISA! (Siap kerja, Cerdas, dan

Kompetitif)”. Supaya lebih memahami dan mengerti arah dan tujuan SMK 2010,

berikut visi, misi, dan tujuan Direktorat Pembinaan SMK 2010:

a. Visi

Terwujudnya SMK bertaraf internasional, menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsa, mampu mengembangkan keunggulan lokal dan bersaing di pasar global.

b. Misi

1. Meningkatkan Profesionalisme dan Good Governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi.

2. Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan (8 Standar Nasional Pendidikan).

3. Membangun dan memberdayakan SMK bertaraf internasional sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsa dan keunggulan kompetitif di pasar nasional dan global.

4. Memberdayakan SMK untuk mengembangkan potensi lokal menjadi keunggulan komparatif.


(38)

commit to user

5. Memberdayakan SMK untuk mengembangkan kerjasama dengan Industri, PPPG, LPMP, dan berbagai lembaga terkait.

6. Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan kejuruan yang bermutu.

c. Tujuan

1. Mewujudkan Lembaga Pendidikan Kejuruan yang akuntabel sebagai Pusat Pembudayaan Kompetensi Berstandar Nasional.

2. Mendidik Sumber Daya Manusia yang mempunyai etos kerja dan kompetensi berstandar internasional.

3. Memberikan berbagai layanan Pendidikan Kejuruan yang permeabel dan fleksibel secara terintegrasi antara jalur dan jenjang pendidikan.

4. Memperluas layanan dan pemerataan mutu pendidikan kejuruan. 5. Mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa.

4. Tinjauan KTSP SMK Spektrum 2008

Keputusan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 251/C/KEP/MN/2008, tanggal 22 Agustus 2008 menimbang bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi penentuan jurusan atau program studi keahlian pada SMK mengacu pada spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan yang diatur oleh direkorat teknis (sumber: www.ditpsmk.com). Mengingat bahwa UU RI No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Standar Nasional, PP RI No 19 Th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Permen Diknas No 22, 23, 24 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, serta Standar Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, memutuskan bahwa spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan memuat bidang keahlian, program studi, kompetensi keahlian dan deskripsi setiap kompetensi keahlian. Spektrum yang dimaksud


(39)

commit to user

21

merupakan acuan dalam menyelenggarakan bidang studi/program studi/kompetensi keahlian pada SMK.

Surat keputusan Dirjen Mandikdasmen nomor 251/C/KEP/MN/2008 diatur tentang spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan (SMK), adapun spektrum keahlian tersebut di kelompokkan menjadi bidang studi keahlian, program studi keahlian, dan kompetensi keahlian. Diantara ketiga kelompok tersebut Kompetensi Keahlian merupakan kelompok baru yang telah ditetapkan oleh Dirjen Mandikdasmen pada Spektrum 2008, dimana pada spektrum sebelumnya hanya terdapat dua kelompok yakni Bidang Keahlian dan Program Keahlian.

Bidang Studi Keahlian adalah kelompok atau rumpun keahlian, pada Spektrum 2008 terdapat 6 bidang studi keahlian yang terdiri atas:

a. Teknologi dan Rekayasa.

b. Teknologi Informasi dan Komunikasi. c. Kesehatan.

d. Seni, kerajinan dan pariwisata. e. Agribisnis dan Agroteknologi. f. Bisnis dan Manajemen.

Sedangkan Program Studi Keahlian adalah jurusan dalam suatu bidang studi keahlian, pada spektrum sebelumnya disebut bidang keahlian. Pada Spektrum 2008 terdapat 40 Program studi keahlian, yang tersebar pada seluruh Bidang Studi Keahlian (data bidang studi keahlian terlampir).

Kompetensi keahlian adalah spesialisasi dalam suatu program studi keahlian, pada spektrum sebelumnya disebut program keahlian. Terdapat 121 Kompetensi Keahlian yang telah ditetapkan oleh Dirjen Mandikdasmen pada Spektrum 2008.

Keputusan Dirjen Mandikdasmen ini juga menjelaskan bahwa masing-masing kelompok program pendidikan diselenggarakan sesuai kemampuan sekolah dan kebutuhan daerah masing-masing, dan setiap penambahan dan/atau perubahan bidang studi/program, studi/kompetensi keahlian, tetap harus mendapat persetujuan Kepala Dinas Pendidikan.


(40)

commit to user

Bidang studi keahlian Teknologi dan Rekayasa memuat beberapa program studi keahlian yang meliputi : Teknik Bangunan, Teknik Blaming dan Sanitasi, Teknik Survei dan Pemetaan, Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Pendingin dan Tata Udara, Teknik Mesin serta Teknik Otomotif. Pada Teknik Otomotif terdapat Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor.

Kekhususan kurikulum SMK ini memiliki harapan memberikan peluang tumbuhnya potensi SMK untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam mengembangkan program pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setempat dengan tetap mengikuti standar yang ditetapkan secara nasional.

5. Tinjauan Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor

Teknik Sepeda Motor adalah kompetensi keahlian pada Bidang Studi Keahlian Teknologi dan Rekayasa Program Studi Keahlian Teknik Otomotif yang menekankan pada keterampilan pelayanan jasa mekanik kendaraan sepeda motor.

Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor menyiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang pekerjaan yang dikelola oleh badan, instansi atau perusahaan pribadi (wirausaha).

Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor secara umum mengacu pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam hal berikut:

a. Perawatan dan perbaikan engine sepeda motor.

b. Perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga sepeda motor. c. Perawatan dan perbaikan chasis dan suspensi sepeda motor. d. Perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan sepeda motor.


(41)

commit to user

23

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Peraturan Menteri (Permen) yang sama menentukan sesuatu yang berbeda dari sekolah umum. Jumlah mata pelajaran dinyatakan disesuaikan dengan kebutuhan program tetapi juga pengelompokan mata pelajaran dibedakan dari sekolah umum. Penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adatif, dan produktif. Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olah raga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokan dalam Kompetensi Dasar kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang dialokasikan waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.

Dasar akademik bagi penetapan Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan adalah tujuan pendidikan dari setiap satuan pendidikan. Pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 bagian A Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Nomor 3 termasuk sebagai berikut :

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni: Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Ketentuan tersebut masih berlaku hingga sekarang, adapun Standar Kompetensi Lulusan KTSP SMK pada Satuan Pendidikan Kejuruan adalah sebagai berikut :

1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja.


(42)

commit to user

2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.

3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.

6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif.

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan.

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.

9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik. 10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks. 11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.

12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.

13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. 15. Mengapresiasi karya seni dan budaya.

16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.

17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan.

18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.

19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat.

20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. 21. Menunjukkan ketrampilan membaca, menulis naskah secara sistematis & estetis.


(43)

commit to user

25

22. Menunjukkan ketrampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya.

(Sumber:http://tutorial.smkn6dki.or.id/index.php?action=downloadfile&filename=07 2_Deskripsi_Multimedia_FPUP.pdf&directory=public_downloads/Standard_Kompet ensi_TIK2009&PHPSESSID=525ecfe71ae84181d031fa67048842ce)

Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Kompetensi kejuruan dalam Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Standar Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor (Sumber:

Smkmerdekabdg.com/akademik/standar-kompetensi-dasar/sepeda-motor.html)

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Melakukan perbaikan sistem hidrolik

1.1 Memelihara sistem hidrolik 1.2 Menguji sistem hidrolik 1.3 Memperbaiki sistem hidrolik.

2. Memperbaiki sistem gas buang 2.1 Mendiagnosis gangguan sistem gas buang 2.2 Memperbaiki gangguan sistem gas buang 3. Memelihara baterai 3.1 Mengidentifikasi konstruksi baterai

3.2 Melaksanakan teknik pemanfaatan baterai 3.3 Merawat baterai


(44)

commit to user

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

4. Melaksanakan overhaul kepala silinder

4.1 Membongkar komponen kepala silinder 4.2 Memperbaiki komponen kepala silinder 4.3 Merakit komponen kepala silinder 5. Melakukan overhaul sistem

pendingin berikut komponen-komponennya

5.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem pendingin

5.2 Memperbaiki gangguan sistem pendingin 5.3 Merakit komponen sistem pendingin 6. Melakukan perbaikan sistem

bahan bakar bensin

6.1 Mengindentifikasi komponen sistem bahan bakar bensin

6.2 Memeriksa komponen sistem bahan bakar bensin

6.3 Mendiagnosis gangguan pada sistem bahan bakar bensin

6.4 Memperbaiki gangguan sistem bahan bakar bensin

7. Melakukan perbaikan engine berikut

komponen-komponennya

7.1 Mengindentifikasi komponen engine 7.2 Memeriksa komponen engine

7.3 Mendiagnosis gangguan pada engine 7.4 Memperbaiki engine berikut komponennya

8. Melakukan perbaikan unit kopling berikut komponen-komponen sistem

pengoperasiannya

8.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem kopling manual berikut komponen sistem

pengoperasiannya

8.2 Memperbaiki sistem kopling manual berikut komponen sistem pengoperasiannya

8.3 Mendiagnosis gangguan pada sistem kopling berikut komponen pengoperasiannya


(45)

commit to user

27

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

8.4 Memperbaiki kerusakan pada sistem kopling berikut komponen pengoperasiannya

9. Melakukan perbaikan sistem transmisi manual

9.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem transmisi manual

9.2 Memperbaiki gangguan sistem transmisi manual.

10. Melakukan perbaikan sistem transmisi otomatis

10.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem transmisi otomatis

10.2 Memperbaiki gangguan sistem transmisi otomatis.

11. Melakukan perbaikan sistem rem

11.1 Mengindentifikasi komponen sistem rem 11.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem rem 11.3 Memperbaiki sistem rem.

12. Melakukan perbaikan sistem suspensi

12.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem suspensi

12.2 Memperbaiki sistem suspensi. 13. Melaksanakan pekerjaan servis

pada roda, ban dan rantai

13.1 Mendiagnosis gangguan pada roda dan sistem penggerak rantai

13.2 Memperbaiki gangguan sistem penggerak rantai.

14. Melakukan perbaikan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan dan instrumen

14.1 Mengindentifikasi sistem kelistrikan dan instrumen

14.2 Mendiagnosis gangguan pada rangkaian sistem kelistrikan dan instrumen

14.3 Memperbaiki rangkaian sistem kelistrikan dan instrumen.


(46)

commit to user

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

15. Melakukan perbaikan sistem starter

15.1 Mengindentifikasi komponen sistem starter 15.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem starter 15.3 Memperbaiki gangguan sistem starter. 16. Melakukan perbaikan sistem

pengisian

16.1 Mengindentifikasi komponen sistem pengisian

16.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem pengisian

16.3 Memperbaiki gangguan sistem pengisian. 17. Melakukan perbaikan sistem

pengapian

17.1 Mengindentifikasi komponen sistem pengapian

17.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem pengapian


(47)

commit to user

29

6. Tinjauan Industri Jasa Otomotif

Pengertian jasa menurut Kotler and Keller (2006 : 372) menyatakan bahwa,

“A service is any act or performance that one party can offer to another that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be tied to a physical product.” (Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik).

Stanton (2002 : 537) menyatakan bahwa,“Services are identifiable, intangible activities that are the main object of a transaction designed to provide want-satisfaction to customers. By this definition we exclude supplementary services that support the sale of goods or other services”.

Zeithaml and Bitner (2003 : 3) menyatakan bahwa, “Include all economic activities whose output is not a physical product or construction, is generally consumed at the time it is produced, and provided added value in forms (such as convenience, amusement, timeliness, comfort, or health) that are essentially intangible concerns of its first purchaser”.

Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.

Kesimpulan yang dimaksud industri jasa otomotif disini adalah suatu usaha atau kegiatan yang memberikan pelayanan dan tindakan yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang berupa perawatan dan perbaikan kendaraan ringan. Industri jasa otomotif yang dimaksud dalam penelitian ini bisa juga kita artikan/sebut sebagai bengkel motor umum.


(48)

commit to user

B. Kerangka Bepikir

AFTA persaingan antar bangsa akan berjalan semakin ketat, arus globalisasi pun semakin luas, serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK) akan berkembang semakin pesat, untuk itu dituntut adanya pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, agar SDM yang ada nantinya dapat bersaing dan menjadi tokoh utama di dalam negeri sendiri.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum mempunyai kedudukan sendiri dalam seluruh proses pendidikan dan juga mengarah segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan tersebut secara jelas dirumuskan dan dicantumkan dalam kurikulum, juga disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

Penerapan KTSP menuntut adanya pengembangan dan kreatifitas dari sekolah masing-masing dalam penentuan kompetensi dan indikator pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pada daerah masing-masing. Ketentuan ini ditujukan agar tercapai sumber daya manusia yang berkualitas, sebab sumber daya manusia merupakan potensi yang besar dalam pembangunan nasional. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dikembangkan melalui jalur pendidikan, yaitu melalui kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat maupun lapangan pekerjaan, oleh sebab itu untuk memberi masukan kepada sekolah mengenai kompetensi yang dibutuhkan bengkel sepeda motor di Surakarta, untuk selanjutnya dapat dirancang guna menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pada Program Studi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK, sebagai bahan acuan bagi sekolah dalam menyusun kurikulum, dan untuk pengembangan kurikulum dan amanat KTSP, maka perlu dikaji lebih lanjut mengenai kebutuhan-kebutuhan industri dan diteliti kesesuaiannya dengan kurikulum yang ada pada saat ini akhirnya diharapkan penerapan kurikulum yang ada benar-benar terlaksana sesuai kebutuhan daerah, sehingga proses belajar mengajar yang baik serta dukungan penuh


(49)

commit to user

31

dari masyarakat dan dunia industri akan mempermudah tercapainya tujuan Pendidikan Nasional, yaitu menghasilkan lulusan yang berkompeten serta menjadi sumber daya manusia yang berkualitas pada akhirnya diharapkan para lulusan dapat masuk di dunia usaha dan industri sesuai dengan program keahlian yang ditekuni yaitu Teknik Otomotif dan khususnya kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor.

Memperjelas pelaksanan dari uraian diatas dirumuskan gambar sebagai berikut :

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Standar Kompetensi KTSP SMK

Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor

Kebutuhan Tenaga Bengkel Sepeda Motor

Relevansi KTSP SMK Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor dengan Kebutuhan Tenaga Bengkel Sepeda Motor

Kepercayaan masyarakat

SDM berkualitas

Bahan Pedoman Pembentukan KTSP


(50)

commit to user

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada industri jasa otomotif yang menangani perawatan dan perbaikan Sepeda Motor (bengkel motor umum) di wilayah kodya Surakarta dan sekitarnya.

2. Waktu Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:

a. Studi literatur pada tanggal 03 Juni 2010 s/d 14 Juni 2010

b. Penyusunan proposal pada tanggal 01 Juli 2010 s/d 03 Agustus 2010 c. Seminar proposal penelitian pada tanggal 06 Agustus 2010

d. Revisi proposal penelitian pada tanggal 07 Agustus 2010 s/d 09 Agustus 2010 e. Perijinan proposal penelitian pada tanggal 09 Agustus 2010 s/d 25 Agustus

2010

f. Pelaksanaan penelitian pada tanggal 29 Agustus 2010 s/d 11 Oktober 2010 g. Analisis data pada tanggal 14 Oktober 2010 s/d 18 Oktober 2010

h. Penyusunan laporan hasil penelitian 20 Oktober s/d selesai

B.Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (L. J. Moleong, 2007 : 4).

Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Penelitian kualitatif adalah


(51)

commit to user

33

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci Sugiyono (2005).

Penelitian Deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini diarahkan pada latar dan individu objek penelitian secara utuh, dan hasilnya akan menggambarkan kondisi yang sebenarnya/alamiah secara sitematis, faktual, dan akurat.

C.Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini diambil langsung berdasarkan peristiwa di lokasi, dan arsip/dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian. Selain itu ada 2 kelompok informan yang akan dijadikan sebagai sumber data utama dalam penelitian ini, yaitu kelompok mekanik (sebagai pekerja teknis) dan kelompok kepala bengkel.

D.Teknik Sampling 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga mekanik yang ada di Kodya Surakarta, dan seluruh kepala bengkel yang ada di dalamnya.

2. Sampel Penelitian

Teknik sampling yang digunakan yaitu sampel bertujuan (purposive sampling), data ditentukan secara purposive berdasarkan karakteristik bengkel. Bengkel yang diambil adalah bengkel motor umum (bengkel motor yang menangani semua merek kendaraan) di Kodya Surakarta. Jumlah bengkel motor umum yang ada di surakarta yang di ambil dalam penelitian ini sebanyak 28 bengkel dengan total 82 mekanik.


(52)

commit to user

E.Teknik Pengumpulan Data

Ada 4 metode yang penulis gunakan untuk pengumpulan data dalam penilitian ini, yaitu:

1. Metode Observasi

Metode Observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai bengkel yang dipilih, dan pengamatan langsung terhadap job/pekerjaan yang dilakukan para mekanik.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan industri terhadap keahlian para mekanik.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi Standar Kompetensi yang terdapat pada KTSP SMK Spektrum 2008, dan data-data yang berhubungan dengan masalah.

4. Metode Angket

Metode angket adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Dengan demikian dalam metode ini peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden tetapi peneliti hanya memberikan kousioner pada responden.


(1)

commit to user

Semua kompetensi yang telah disebutkan diatas, masih ada kompetensi lain yang dibutuhkan dari para pelaku industri. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi Perbaikan transmisi otomatis

Pada masyarakat pada saat ini sudah banyak kita temukan sepeda motor automatic, setiap pabrikan sepeda motor pun telah bersaing mengeluarkan berbagai jenis model dan bentuk sepeda motor automatic tersebut. Dengan banyaknya sepeda motor dengan transmisi otomatis ini mengakibatkan semakin tinggi juga permintaan dalam hal perbaikan dan perawatan komponen-komponen yang mengikutinya, dan kompetensi ini sendiri ternyata belum ada di salah satu daftar kompetensi yang telah ditetapkan Kemendiknas.

2. Kompetensi perawatan dan perbaikan sistem injeksi bensin atau yang sering dikenal dengan sebutan sistem EFI (Electronic Fuel Injection).

Sistem EFI awal mulanya banyak digunakan pada kendaraan roda 4/mobil, namun pada saat ini sistem EFI juga sudah merambah sepeda motor. Oleh sebab itu, kemampuan perawatan dan perbaikan sistem EFI merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan para pelaku industri pada saat ini. Hal ini juga yang sering dikeluhkan oleh para kepala bengkel, kebutuhan yang tinggi ini masih belum sejalan dengan kemampuan para mekaniknya. Mereka para mekanik ini, masih banyak yang belum paham dan belum menguasai cara kerja komponen-komponen yang mendukung dalam sistem injeksi bensin.

3. Kompetensi pelayanan pelanggan.

Kemampuan besosialisasi dengan pelanggan merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting dalam bidang usaha jasa, seperti kita ketahui jenis pekerjaan yang berkaitan dengan sepeda motor ini kebanyakan jenis usaha jasa. Sehingga sangat diperlukan kemampuan dalam bersosialisasi dengan orang lain, agar usaha yang telah didirikan dapat bertahan dan banyak peminatnya

4. Kompetensi pengelolaan manajemen bengkel

Kemampuan mengatur dan mengorganisasikan bengkel merupakan dasar berdirinya suatu bengkel.


(2)

commit to user

Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan kompetensi yang juga dibutuhkan oleh industri jasa otomotif di Kodya Surakarta, oleh sebab itu diharapkan juga di pelajari oleh siswa SMK.

2. Kritik dan Saran Dunia Kerja

a. Pada Pemilik Kendaraan

Sejatinya motor merupakan kendaraan yang lebih awet dibandingkan kendaraan lain, karena hanya memerlukan sedikit perawatan agar setiap komponen yang ada dapat bertahan sesuai masa umurnya. Penanganan pada sepeda motor kebanyakan hanya servis ringan, kerusakan yang terjadi pada sepeda motor lebih banyak disebabkan oleh kelalaian dari pemilik kendaraan itu sendiri, oleh sebab itu berikut saran dan kritik dari pemilik bengkel agar sepeda motor selalu dalam kondisi bagus:

a. Lakukan penggantian oli secara teratur, usahakan selalu menggunakan merk yang sama.

b. Lakukan pemeriksaan kekencangan tali rantai

c. Selalu cek air aki, jangan sampai kurang atau melewati garis minimum

d. Panaskan motor setiap pagi sebelum digunakan (1-2 menit). e. Lakukan pembersihan karburator 2 bulan 1x

f. Jaga kecepatan hindari jalan berlubang agar tidak merusak velg

b. Pada Dunia Pendidikan

Bagi dunia kerja pendidikan informal dan nonformal merupakan satu elemen penting dalam menciptakan sumber daya yang berkualitas, sehingga sinkronisasi/kecocokan dan upaya saling dukung sangat diperlukan antara dunia kerja dengan dunia pendidikan. Berikut saran dan kritik yang disampaikan dari para pelaku industri yang bergerak di bidang uisaha jasa bengkel umum sepeda motor di Kodya Surakarta :


(3)

commit to user

a. Setiap materi yang disampaikan dari SMK harus sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan baik itu secara teori maupun praktek.

b. Pihak sekolah harus banyak menerima masukan dari dunia kerja melalui siswa yang magang/ praktek pada dunia industri.

c. Perlu diperhatikan dan dibimbing keseriusan siswa sewaktu melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan).

d. Diperbanyak materi mengenai injeksi dan sepeda motor automatic. e. Siswa SMK diharapkan memperbanyak praktek di industri.

f. Alat-alat praktek di sekolah harus lengkap dan sesuai dengan kebutuhan industry.

g. Materi teori dan praktek harus sesuai dan seimbang.

h. Guru juga sedapat mungkin harus mempunyai latar belakang teknik di industri.

i. Dunia pendidikan banyak ketinggalan dari perkembangan tekhnologi, sebaiknya para pelajar maupun pengajar kreatif mencari info di luar dunia pendidikan.


(4)

commit to user

54 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

1. Bidang usaha yang ada di masyarakat pada saat ini sudah membentuk suatu kekhususan/spesialiasi, dimana satu bidang usaha hanya menangani satu jenis pekerjaan.

2. Standar Kompetensi yang telah dibuat Mendikdasmen sudah “Sangat tinggi/sangat sesuai” dengan kebutuhan industri jasa otomotif di Kodya Surakarta.

3. Dari enam belas komponen yang ada tingkat kebutuhan bengkel umum terhadap Standar Kompetensi tersebut adalah sepuluh komponen standar kompetensi dinyatakan kebutuhannya sangat tinggi yaitu melakukan perbaikan sistem hidrolik, memelihara baterai, melakukan perbaikan sistem bahan bakar bensin, melakukan perbaikan unit kopling berikut komponen-komponen sistem pengoprasiannya, melakukan perbaikan sistem rem, melaksanakan pekerjaan servis roda, ban dan rantai, melakukan perbaikan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan dan instrumen, melakukan perbaikan sistem starter, melakukan perbaikan sistem pengisian, melakukan perbaikan sistem pengapian. Empat komponen dinyatakan tinggi yaitu memperbaiki sistem gas buang, melakukan overhoul kepala silinder, melakukan perbaikan engine berikut komponen-komponennya, melakukan perbaikan sistem suspensi, satu komponen dinyatakan cukup tinggi yaitu melakukan perbaikan pada transmisi manual, dan satu komponen dinyatakan sangat rendah yaitu melakukan overhoul sitem pendingin berikut komponen-komponennya. 4. Standar Kompetensi Teknik Sepeda Motor KTSP SMK sebesar 95,43%

dari 28 bengkel dengan 82 mekanik sesuai dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang ada di kodya Surakarta, dan sebesar 4,57% dari 28 bengkel dengan 82 mekanik tidak sesuai dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang ada di kodya Surakarta.


(5)

commit to user

Ketidaksesuaian sebesar 4,57% yang ada bukan karena disebabkan kecilnya kebutuhan industri jasa otomotif akan kompetensi tersebut, akan tetapi lebih disebabkan karena adanya faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor tersebut adalah adanya keterbatasan kemampuan pada mekanik dan juga sudah banyak unit usaha jasa yang secara khusus menangani suatu bidang tertentu (misal khusus kenteng velg, pengecatan/ air brush, dan khusus pengelasan.

5. Selain Standar kompetensi yang sudah ditetapkan masih ada kompetensi lain yang dibutuhkan dari para pelaku industri jasa otomotif yaitu kompetensi perbaikan transmisi otomatis, kompetensi perawatan dan perbaikan sistem injeksi bensin atau yang sering dikenal dengan sebutan sistem efi (electronic fuel injection), kompetensi pelayanan pelanggan, dan kompetensi pengelolaan manajemen bengkel.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang didukung oleh landasan teori, maka penelitian ini dapat diterapkan ke dalam beberapa implikasi yang dikemukakan sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak sekolah mengenai kompetensi Teknik Speda Motor yang di butuhkan oleh dunia industri jasa otomotif di Kodya Surakarta.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar rujukan teoritis untuk pengembangan kurikulum dan amanat KTSP, baik yang menyangkut aspek perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasinya.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi dan bahan acuan dalam penelitian yang berkaitan.


(6)

commit to user

2. Implikasi Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan wacana bagi para lulusan SMK yang ingin memasuki dunia kerja, khususnya industri jasa otomotif.

b. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari unit usaha jasa di Kodya Surakarta.

C. Saran

1. Kompetensi perawatan dan perbaikan transmisi otomatis dapat dimasukkan dalam KTSP sekolah sebagai Kompetensi Dasar pada Standar Kompetensi yang sesuai.

2. Mengingat begitu pentingnya Program keahlian Teknik Sepeda Motor, sehingga sangat perlu diadakan pembukaan program ini di SMK khususnya di Kodya Surakarta mengingat pada saat ini masih sangat sedikit SMK yang membuka program ini.

3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai modifikasi motor yang berkembang di masyarakat dan juga efek yang di timbulkan.

4. Pembukaan program pendidikan di SMK diharapkan harus responsif dan relevan terhadap perubahan dan kebutuhan dunia kerja, agar program pendidikan yang dilaksanakan dapat benar-benar memenuhi kepentingan daerah dan masyarakat luas.