Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Keterangan Frekuensi“常常” (cháng cháng) dan “往往” (wǎng wǎng) Dalam Kalimat Bahasa Mandarin

(1)

LAMPIRAN Angket

฀用“常常”或“往往”填空. A 表示“常常”, B表示“往往”

Silahkan gunakan “Chang Chang” dan “Wang Wang” untuk mengisi. “A” berarti “Chang Chang” “B” berarti “Wang Wang”

1. 你以后要( )来我฀家玩啊!

Kelak kamu harus sering datang ke rumah saya ya!

2. 无聊的฀候,他( )会听音฀。

Pada waktu bosan, saya sering mendengarkan musik.

3. ฀婚之前,我( )到฀儿散散步放松心情,฀在根本就没

฀฀了。

Sebelum menikah, saya sering kesini untuk jalan santai sambil menenangkan suasana hati, sekarang sama sekali tidak ada waktu lagi.

4. 不要哭了!我一定会( )฀你寄信的。

Jangan menangis lagi! Saya pasti akan sering mengirimkan surat untukmu.

5. 你( )和฀出去逛街呢?

Kamu sering keluar jalan-jalan dengan siapa?

6. ฀力( )是取决฀฀的关฀.

Kemampuan sebenarnya sering ditentukan oleh kemenangan dan kekalahan.

7. 人生气฀( )不按情理看事情。

Pada saat manusia marah, sering tidak sesuai dengan kebenaran melihat sebuah perkara.

8. ฀来得容易( )也花得容易。

Uang yang didapatkan dengan gampang, menghabiskannya seringkali juga gampang.


(2)

Dia adalah Paman Zhang yang sering kita bahas.

10. 你是第一次฀到他฀?他฀他( )在火฀站看到你。

Kamu pertama kali bertemu dengannya? Dia mengatakan sering bertemu denganmu di stasiun kereta api.

฀判断下面句子是否฀或฀,฀的฀,฀把฀的答案写在下面。

Silahkan menentukan apakah kalimat dibawah ini benar atau salah. Jika salah, mohon menuliskan jawaban yang benar dibawahnya.

1. 小฀候,因฀฀得฀฀,我不往往去฀฀班。

Pada saat kecil, karena malas membaca buku, saya sering tidak pergi ke kursus.

2. ฀然跟他฀了好几次,他฀是常常没把฀฀来。

Meskipun sudah mengatakannya beberapa kali, dia masih sering tidak mengambil buku.

3. 你以前也往往在房฀不在客฀吃฀?

Apakah kamu dulu sering makan di kamar, tidak makan di ruang tamu?

4. 他星期六回家฀常常฀฀。

Pada hari minggu dia sering pulang ke kampung halaman untuk memancing.

5. 我往往看฀。

Saya sering membaca buku.

6. 他常常一个月洗一次澡而已。

Dia sering mandi satu kali dalam sebulan.

7. 以后,我要往往来看你和你฀฀!

Kelak, saya akan sering datang melihat kamu dan ibu.

8. ฀不往往独自一个人在深夜里大哭一฀?

Siapa yang tidak sering menyendiri di kegelapan malam dan menangis sekeras-kerasnya?


(3)

9. 麻฀你฀他常常打฀自己的房฀。

Tolong kamu beritahu dia untuk sering membersihkan kamar sendiri.

10. ฀是他来的信, 那个我常常思念的人。


(4)

Daftar Pustaka

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Corder, S.P. 1981. Error Analysis and interlanguage. New York: Oxford University Press

Edy. 2011. Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menggunakan Kata Depan xiàng, duì dan cháo. Medan : Universitas Sumatera Utara.

GuiLi, Shen. 2006. Differences between Chang Chang and Wang Wang. ChenZhou : Journal of XiangNan University.

HongJun, Wang. 2006. Waiji jiaoshi zai woguo de yingyu jiaoxue touxi. Jiaxing.

James, Carl. 1998. Errors in Language and Use. London and New York : Longman.

Kushartanti, Yuwono, Multamia. 2005. Pesona Bahasa. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama.

Lin, Li. 2007. Hai Wai Hua Wen Jiao Yu. Cong San Ge Ping Mian Kan Chang Chang Yu Wang Wang De Yi Tong.


(5)

Miyanti. 2011. Analisis Kontrastif Pola Kalimat Tanya dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Parera, Jos Daniel. 1994. Morfologi Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Ramlan, M. 1967. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi Suatu Tindjauan

Deskriptif. Jogja: U.P. Indonesia.

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Proses belajar mengajar pragmatik. Bandung: Angkasa.

Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Press.

Suparto. 2003. Tata Bahasa Mandarin itu Mudah. Jakarta: Puspa Swara.

Walija. 1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP. Muhammadiyah Jakarta Press.

Xue Li. 2012. yǔ yán yán jiū. chángcháng wǎngwǎng de bǐ jiào fēn xī jí qí yǔ fǎ jiào xué.

Yong Ming, Shou. 2002. Chang Chang Yu Wang Wang De Yu Yi Yu Fa Te Zheng. ZheJiang : Journal of ZheJiang Normal University.


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tentang “Analisis Kesalahan Penggunaan Kata keterangan Frekuensi 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng dalam Kalimat Bahasa Mandarin” ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif, penulis mengutip definisi metodologi kualitatif Lexy J. Moleong (1975:5) sebagai “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.”

Di sisi lain, penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif. Komponen dalam metode ini adalah mendeskripsi, menganalisis, dan menafsirkan temuan dalam istilah yang jelas tepat (Sulistyo-Basuki 2006, 111). Menurut Umar (2008:22) metode ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab dari gejala tertentu.

Bisa disimpulkan dari definisi di atas, penelitian deskriptif kualitatif memanfaatkan wawancara terbuka, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen, untuk memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu.


(7)

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pada penelitian analisis kesalahan ini adalah Program Studi Sastra China Sekolah Tinggi Bahasa Asing – Persahabatan Internasional Asia (STBA-PIA) yang terletak di Jalan K.L. Yos Sudarso Lorong 12 Lingkungan XI Glugur Kota, Medan.

3.3. Data dan Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah mahasiswa semester 6 Sastra China STBA-PIA. Pada penelitian ini, penulis memperoleh data melalui angket yang berisi pernyataan tentang penggunaan kata keterangan frekuensi. Angket dibagi menjadi dua bagian:

1. Bagian pertama yakni pilihan mengisi dengan menggunakan dua pilihan kata keterangan frekuensi, 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng,

2. Bagian kedua berupa pilihan benar dan salah.

Pada bagian pertama, akan diberikan sepuluh kalimat dengan isian berupa dua pilihan常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng.. Bagian kedua akan diberikan sepuluh buah kalimat berupa pilihan benar dan salah. Informan akan menentukan apakah kalimat yang diberikan benar atau salah, jika salah maka informan akan diminta untuk memperbaiki menjadi kalimat yang benar sesuai dengan penggunaan tata bahasa Mandarin yang tepat. Soal-soal pertanyaan diambil dari


(8)

buku 使 用฀ 代 ฀฀฀ 法 shǐ yòng xiàn dài hàn yǔ yǔ fǎ (2001) , 中 学฀ 文 zhōng xué huá wén (2009),berbagai artikel mingguan dari internet dan buku pelajaran lainnya, lalu digabungkan dan disesuaikan dengan tingkatan mahasiswa yang bersangkutan. Angket yang telah diisi akan kemudian dikumpulkan kembali dan dipilah lalu diambil kesimpulannya.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pada pengumpulan data digunakan tiga jenis metode penelitian:

3.4.1. Metode wawancara

Pada teknik wawancara, penulis mendesain isntrumen untuk angket dan wawancara terbuka kepada informan (mahasiswa STBA-PIA) untuk mengetahui penyebab kesalahan yang dilakukan dalam menggunakan kata keterangan frekuensi常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng.

3.4.2. Metode observasi

Observasi lapangan dilakukan dengan cara membagikan angket. Observasi adalah melaksanakan pengamatan langsung ke tempat penelitian, yaitu STBA-PIA untuk memperoleh data yang diperlukan, setelah melakukan observasi dengan mengamati mahasiswa semester 6 STBA-PIA, instrumen berupa angket didisain dan selanjutnya dibagikan kepada mahasiswa semester 6 STBA-PIA. Data ini disebut juga dengan data primer. Angket yang dibagi adalah 100 buah


(9)

dan angket yang berhasil dikumpulkan kembali dan layak dipakai berupa 77 angket.

3.4.3. Teknik Dokumentasi

Studi kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data, teori tentang kata keterangan frekuensi yang sesuai dengan kaidah tatabahasa, dan contoh-contoh kalimat yang ada di buku฀฀教程hàn yǔ jiào chéng,使用฀代฀฀฀ 法shǐ yòng xiàn dài hàn yǔ yǔ fǎ,中学฀文 zhōng xué huá wén , Tata Bahasa Mandarin itu Mudah, serta berbagai artikel dan jurnal mengenai tata bahasa Mandarin yang didapatkan dari berbagai media cetak dan elektronik lainnya. Data ini disebut sebagai data sekunder. Adapun data sekunder ini digunakan untuk mendukung data primer (hasil angket).

3.4.4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data primer berupa hasil jawaban angket yang dibagikan kepada mahasiswa dianalisis. Analisis kesalahan dilakukan untuk mengetahui kesalahan peletakan serta tata bahasa yang digunakan pada kata keterangan frekuensi常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut

1. Memeriksa angket yang telah diisi.

2. Mencari kesalahan penggunaan kata keterangan frekuensi 常 常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng yang dibuat oleh mahasiswa.


(10)

3. Mengklasifikasikan kesalahan yang dibagi atas dua bagian: yaitu bentuk kesalahan dan letak kesalahan.

4. Mengurutkan kesalahan penggunaan berdasarkan jenis dan letak kesalahan. 5. Menganalisis penyebab terjadinya kesalahan dengan menggunakan teori

analisis kesalahan.

6. Mencari penyebab kesalahan penggunaan kata keterangan frekuensi常常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng yang dilakukan oleh mahasiswa semester 6 sastra China STBA-PIA didukung oleh temuan hasil wawancara.


(11)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

”ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN FREKUENSI “常常” (cháng cháng) DAN “往 往” (wǎng wǎng) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN”

Bab empat ini berisi analisis kesalahan penggunaan kata keterangan frekuensi 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng dalam kalimat Bahasa Mandarin. Analisis kata keterangan 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng difokuskan pada bentuk dan faktor kesalahan penggunaan 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng

4.1. Bentuk kesalahan penggunaan kata keterangan 常常 chángcháng

4.1.1. Kesalahan Struktur Kalimat

Pada penelitian ini tidak terjadi kesalahan penempatan penggunaan kata keterangan 常 常 chángcháng, hal ini disebabkan karena tata bahasa penenempatan kata 常常 chángcháng dalam kalimat lebih bebas.

4.1.2. Kesalahan Tata Bahasa

Kata keterangan 常常 chángcháng dalam Bahasa Mandarin merupakan kata keterangan frekuensi yang pemakaiannya dalam kalimat lebih bebas, tidak terikat oleh persyaratan tertentu yang mempunyai makna “sebuah kejadian yang


(12)

kalimat yang tedapat di dalam angket dapat diisi dengan 常 常 chángcháng . Meskipun demikian, ada beberapa bentuk kalimat yang lebih cocok diisi dengan 往往 wǎngwǎng. Berikut adalah beberapa bentuk kesalahan pemakaian kata常常 chángcháng :

4.1.2.1. 常常 chángcháng + kesimpulan pengalaman umum

(10)

人 生气 时 常常 不 按情理 看 事情

rén shēngqì shí chángcháng bù ànqínglǐ kàn shìqíng Manusia marah saat sering tidak sesuai kebenaran melihat masalah

Dari segi struktur kalimat, pada kalimat di atas tidak salah jika digunakan kata chángcháng . Namun jika ditinjau kembali dari makna kalimat, lebih tepat jika diisi dengan menggunakan 往 往 wǎngwǎng. Hal ini disebabkan karena kalimat di atas termasuk dalam kalimat yang menyimpulkan pengalaman umum yang terjadi pada masyarakat. Bagian ini merupakan bagian khusus yang hanya boleh diisi dengan kata keterangan frekuensi往往 wǎngwǎng. Beberapa contoh berikut dapat dijadikan contoh kalimat penggunaan 往 往 wǎngwǎng dalam kalimat yang menyatakan pengalaman umum yang sudah diketahui oleh masyarakat luas.

(11)

实力 往往 取决 胜利 的 关键。

shílì wǎngwǎng qujué shènglì de guānjiàn


(13)

(12)

人 生气时 往往 不按 情理 看事情。

rén shēngqìshí wǎngwǎng Bù’àn qínglǐ kànshìqíng

Manusia saat marah sering tidak sesuai kebenaran melihat perkara (13)

钱 来得 容易 往往 也 花得 容易。

qián láide róngyì wǎngwǎng huāde róngyì

Uang didapatkan gampang sering juga dihabiskan gampang

Salah satu tata bahasa dari penggunaan kata keterangan 往往 wǎngwǎng adalah, 往往 wǎngwǎng boleh digunakan jika sebuah kejadian tertentu, dimana kejadian tersebut sesuai dengan pengalaman umum, akan menghasilkan kondisi yang sama, 往往 wǎngwǎng menegaskan hasil yang terjadi dalam sebuah kejadian tertentu. Sehingga dalam sebuah kondisi yang hasil nya sudah dketahui secara umum, tidak boleh menggunakan kata keterangan 常常 chángcháng. Maka untuk kalimat (11), (12), dan (13) tidak boleh menggunakan keterangan 常 常 chángcháng karena berdasarkan kesimpulan dari pengalaman umum. Contoh kalimat (11) : “Kemampuan sering menjadi kunci penentu keberhasilan” merupakan suatu kondisi yang sudah diketahui secara umum.


(14)

4.1.2.1. 常 常 chángcháng + kejadian dengan jeda waktu panjang dan beraturan

(14)

他 往往 一个月 洗 一次 澡 而已。

wǎngwǎng yīgèyuè yīcì zǎo éryǐ

Dia sering satu bulan cuci satu kali mandi saja.

Kalimat (14) jika dilihat secara sekilas boleh diisi dengan menggunakan 常 常 chángcháng. Namun penggunaan kata keterangan 常 常 chángcháng menekankan frekuensi terjadinya suatu kejadian adalah banyak, memiliki selang waktu yang pendek. Sementara 往 往 wǎngwǎng menekankan kepada suatu kejadian yang terjadi yang mempunyai aturan, tidak berhubungan dengan apakah kejadian tersebut mempunyai jeda waktu panjang ataupun pendek, oleh karena itu, pada kalimat (14) dengan persyaratan jeda waktu yang panjang, paling tepat diisi dengan kata 往往 wǎngwǎng. Berikut adalah contoh kalimat sesuai dengan tata bahasa yang benar

他们 一家人 往往 好几年

tāmen yījiārén wǎngwǎng hǎojǐnián Mereka satu keluarga sering beberapa tahun

才能 聚到 一起。

cáinéng jùdào yīqǐ


(15)

4.2. Bentuk Kesalahan Penggunaan Kata Keterangan往往 wǎngwǎng

Kata Keterangan 往 往 wǎngwǎng dalam Bahasa Mandarin mempunyai makna, “sebuah kejadian yang terjadi atau mungkin terjadi di bawah kondisi situasi tertentu.” Oleh sebab itu, penggunaan 往 往 wǎngwǎng harus memperhatikan persyaratan (kondisi) tertentu sehingga penggunaannya dalam kalimat lebih terbatas, kesalahan-kesalahan yang terjadi juga lebih beragam. Berikut adalah bentuk kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penggunaan kata往往 wǎngwǎng:

4.2.1. Kesalahan Struktur Kalimat

4.2.1.1. Di belakang kata negasi

Kesalahan penempatan kata keterangan 往往 wǎngwǎng pada kalimat (15) yang diambil dari pertanyaan angket nomor 11.

(15)

小时候, 因为 懒得 读书 我 不 往往 去 补习班。

xiǎoshíhòu yīnwéi lǎnde dúshū wǒ bù wǎngwǎng qù bǔxíbān Sewaktu kecil karena malas sekolah saya tidak sering pergi les.

Kalimat (15) di atas diambil dari jawaban yang telah diisi oleh mahasiswa, dari tata bahasa Bahasa Indonesia, struktur kalimat tersebut adalah benar. Pada kalimat bahasa Indonesia, penempatan kata keterangan frekuensi tidak bermasalah jika diletakkan di depan atau belakang kata negasi. Namun mengingat kaidah tata


(16)

bahasa Bahasa Mandarin, kalimat (15) adalah salah, hal ini disebabkan karena往 往 wǎngwǎng tidak boleh digunakan di belakang kata negasi, tetapi harus diletakkan di depan kata negasi. Jika penggunaan kalimat (15) diganti menjadi常 常 chángcháng , maka kalimat (15) adalah benar, karena常常 chángcháng boleh digunakan di depan dan di belakang kata negasi.

4.2.2. Kesalahan Tata Bahasa

Tata bahasa pada setiap bahasa adalah berbeda, tentu saja Bahasa Mandarin mempunyai tata bahasa yang mengatur penggunaan kata 往往 wǎngwǎng. Berikut adalah beberapa bentuk kesalahan yang terjadi yang diambil dari jawaban angket yang diisi oleh mahasiswa:

4.2.2.1. Konteks masa depan + 往往 wǎngwǎng

(16)

你 以后 要 往往 来 我们 家 玩。

nǐ yǐhòu yào wǎngwǎng lái wǒmen jiā wán Kamu kelak harus sering datang kami rumah main

Kalimat (16) adalah salah, karena往往 wǎngwǎng tidak boleh digunakan bersama dengan konteks waktu masa depan. Kesalahan seperti ini jarang terjadi pada mahasiswa, karena kebanyakan mengisi dengan 常 常 chángcháng. Bisa ditarik kesimpulan bahwa hampir semua mahasiswa mengetahui syarat pemakaian


(17)

往往 wǎngwǎng tidak boleh digunakan pada konteks masa depan, hanya boleh digunakan untuk konteks masa lalu.

4.2.2.2. Kesimpulan penutur + 往往 wǎngwǎng

(17)

你是 第一次 见到 他 吗?

nǐ shì dì yī cì jiàn dào ma Kamu pertama kali bertemu dia kata tanya

他说 他 往往 在火车站 看到你。

tā shuō wǎngwǎng zài huǒ chē zhàn kàn dào nǐ Katanya dia sering di stasiun melihatmu

Kalimat (17) merupakan salah satu kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Sesuai dengan tata bahasa, 往往 wǎngwǎng tidak boleh digunakan untuk menerangkan kesimpulan pengalaman dari penutur, misalnya:

(18)

小时候 他说 他 往往 去 那家店 买东西

xiǎo shí hòu tā shuō wǎng wǎng qù nà jiā diàn mǎi dōng xī

Saat kecil katanya dia sering pergi toko itu membeli barang Pada kalimat (18) penutur mengambil sebuah kesimpulan yang hanya berlaku pada penutur saja sehingga tidak boleh menggunakan 往 往 wǎngwǎng. Dalam


(18)

konteks ini, kalimat hanya boleh diisi menggunakan 常常 chángcháng. Berikut adalah contoh (19) untuk kalimat yang benar.

(19)

小时候 他说 他 常常 去 那家店 买东西。

xiǎo shí hòu tā shuō cháng cháng nà jiā diàn mǎi dōng xī

Saat kecil katanya dia sering pergi toko itu membeli barang

4.2.2.3. Permintaan tolong kepada pihak lain + 往往 wǎngwǎng

(19)

麻烦 你 请他 常常 打扫 自己的 房间。

má fán qǐng tā cháng cháng dǎ sǎo zì jǐ de fángjiān Tolong kamu suruh dia sering sering membersihkan sendiri Kamar

Konteks pada kalimat (19) merupakan konteks di mana penutur melakukan sebuah permintaan tolong kepada pihak lain, pada konteks ini, kalimat tidak boleh diisi menggunakan 往 往 wǎngwǎng. Di satu sisi karena kalimat mempunyai konteks membahas masa depan (agar di masa mendatang...), di sisi lain, kalimat mempunyai konteks meminta tolong kepada orang lain. Penggunaan 往 往 wǎngwǎng tidak diizinkan untuk konteks kalimat (19). Maka kalimat (19) harus menggunakan kata常常 chángcháng.


(19)

4.2.2.4. Kata kerja kerelaan +往往 wǎngwǎng

(20)

不要 哭! 我 一定 往往 给你 寄信的。

búyào yīdìng wǎngwǎng gěinǐ jìxìnde

Jangan Menangis! Saya pasti sering kepadamu kirim surat.

Kalimat (20) adalah kalimat yang salah. Salah satu tata bahasa 常 常 chángcháng adalah digunakan untuk melengkapi kalimat yang mempunyai fungsi kata kerja yang menunjukkan kerelaan pada kalimat tersebut. Contoh kata kerja yang menunjukkan kerelaan adalah : 能 néng (mampu) , huì (bisa) , (harus), 可 能 kěnéng (mungkin), 可 以 kěyǐ (boleh), 得 déi (harus), 想 要 xiǎngyào (mau), 愿意yuànyì(bersedia), yào (mau), 应该yīnggāi (seharusnya), 肯定 kěndìng (pasti). Poin ini merupakan salah satu keleluasaan yang dimiliki oleh tata bahasa 常 常 chángcháng, sehingga pada kalimat dengan konteks tersebut tidak boleh diisi dengan menggunakan kata 往 往 wǎngwǎng. Contoh pada kalimat (21) adalah penggunaan kata 常常 chángcháng yang diikuti kata kerja kerelaan yang benar.

(21)

我 肯定 常常 帮上 你的忙。

kěndìng cháng cháng bāngshàng nǐ de máng.


(20)

4.2.2.5. 往往 wǎngwǎng+ kata kerja + objek berbentuk sederhana

Berikut adalah contoh kalimat yang diambil dari jawaban angket nomor 5:

(22)

我 往往 看 书。

wǎngwǎng kàn shū

Saya sering membaca buku.

Kalimat (22) merupakan kalimat yang sangat mempunyai ciri khas tata bahasa penggunaan 往 往 wǎngwǎng: 往 往 wǎngwǎng tidak boleh digunakan dengan kata kerja + objek berbentuk sederhana dalam sebuah kalimat. Namun jika di belakang kata kerja terdapat kata keterangan yang menerangkan objek, maka 往 往 wǎngwǎng boleh digunakan dalam kalimat, berikut adalah contoh kalimat yang benar:

(23)

我 往往 看 妈妈 送给我 的 书。

wǎngwǎng kàn māmā sònggěiwǒ de shū

Saya sering membaca ibu berikan kepada saya kepunyaan buku. Pada kalimat (23), “yang diberikan oleh mama” merupakan frase yang menerangkan objek pada kalimat, sehingga penggunaan kata keterangan 往 往 wǎngwǎng untuk menerangkan kebiasaan membaca buku ini adalah benar.


(21)

4.2.2.7. Kalimat tanpa persyaratan +往往 wǎngwǎng

Berikut adalah contoh kalimat yang diambil dari jawaban angket nomor 4:

(24)

他 星期六 回家乡 常常 钓鱼。

xīngqīliù huíjiāxiāng chángcháng diàoyú

Dia hari Sabtu pulang kampung sering memancing

常常 chángcháng merupakan kata yang bisa digunakan secara bebas, di depan tanpa harus diikuti oleh persyaratan apapun. Fungsi 往 往 wǎngwǎng berbanding terbalik dengan 常 常 chángcháng, sedangkan penggunaan 往 往 wǎngwǎng harus diikuti dengan persyaratan yang konkrit di depan, apakah menerangkan waktu, tempat, cara, ataupun hasil.

(25)

生病 的时候 我 往往 没有 胃口。

shēngbìng deshíhòu wǎngwǎng méiyǒu wèikǒu

Sakit pada saat saya sering tidak punya nafsu makan. (26)

我 常常 没有 胃口。

chángcháng méiyǒu wèikǒu saya sering tidak punya nafsu makan. (27)

我 星期天 晚上 往往 去 海边 散步。


(22)

Persyaratan pada kalimat (25) adalah “ketika saya sakit”, karena adanya persyaratan ini, dapat digunakan kata keterangan 往往 wǎngwǎng pada kalimat tersebut, namun jika tidak terdapat persyaratan tersebut, maka hanya 常 常 chángcháng yang boleh digunakan. Misalnya pada kalimat (26), karena dalam kalimat tidak terdapat persyaratan kapan penutur tidak mempunyai nafsu makan, maka tidak boleh diisi dengan menggunakan kata往往 wǎngwǎng. Pada kalimat (27), persyaratannya adalah “Hari Minggu malam” dan kata 往 往 wǎngwǎng menerangkan “pergi ke tepi pantai”, sehingga boleh menggunakan 往 往 wǎngwǎng untuk melengkapi kalimat tersebut.

4.2.2.8. 往往 wǎngwǎng + kalimat pertanyaan + kata negasi

Berikut adalah contoh kalimat yang diambil dari jawaban angket nomor 3:

(28)

你 以前 也 往往 在 房间 不在 客厅 吃 吗?

yǐqián wǎngwǎng zài fángjiān bùzài kètīng chī ma Kamu dulu juga sering di kamar tidak di ruang tamu makan kata tanya

(29)

你 往往 和 谁 出去 逛街 呢?

wǎngwǎng hé shéi chūqù guàngjiē ne


(23)

(30)

谁 不 往往 独自 一个人 在 深夜里 大哭一场?

shéi wǎngwǎng dúzì yīgèrén zài shēnyèlǐ dàkūyīcháng Siapa tidak sering menyendiri seorang di tengah malam menangis keras?

Pada kalimat (28) di atas, penulis sengaja mendesain kalimat pertanyaan dengan konteks masa lalu untuk melihat apakah mahasiswa salah dalam menggunakan 往 往 wǎngwǎng, oleh karena sesuai dengan tata bahasa, 往 往 wǎngwǎng tidak boleh digunakan dalam kalimat pertanyaan. Oleh sebab itu, tidak cocok menggunakan 往往 wǎngwǎng dalam kalimat (29). Kalimat (30) juga salah, karena melanggar dua bentuk tata bahasa, yang pertama adalah 往往 wǎngwǎng tidak boleh digunakan di belakang kata negasi. Yang kedua adalah 往 往 wǎngwǎng tidak boleh digunakan dalam kalimat pertanyaan.

4.3. Faktor Kesalahan

Pada subbab sebelumnya, penulis telah menjabarkan kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menggunakan kata keterangan 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng. Setiap kesalahan diakibatkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penggunaan kedua kata tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal: (1) Faktor internal, meliputi: kurangnya perhatian mahasiswa STBA-PIA terhadap kaidah tata bahasa; dan (2) Faktor eksternal, yang meliputi : Materi Pengajaran dan Kondisi Belajar-Mengajar


(24)

4.3.1. Faktor Internal

4.3.1.1. Kurangnya perhatian mahasiswa STBA-PIA terhadap kaidah tata bahasa

Mahasiswa tidak memperhatikan tata bahasa kata keterangan 常常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng yang tepat ketika sedang mempelajari tata bahasa Mandarin, dengan demikian mahasiswa sering melakukan kesalahan penggunaan kata keterangan 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng. Dalam pembelajaran sebuah bahasa hendaknya mahasiswa memperhatikan penggunaan kaidah tata bahasa dan makna kalimat secara bersamaan. Terutama kata 往 往 wǎngwǎng yang penggunaannya sangat dibatasi oleh aturan-aturan. Mahasiswa STBA-PIA hendaknya lebih memperhatikan penggunaan tata bahasa, terutama kata yang artinya hampir sama.

4.3.2.Faktor Eksternal

4.3.2.1. Materi Pengajaran

Bahan pengajaran merupakan salah satu alasan terpenting yang menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan saat mempelajari kata keterangan 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng. Buku-buku yang digunakan sebagai materi pengajaran (฀梯฀฀)sama sekali tidak membahas penggunaan kata常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng, sehingga pada saat menggunakan kedua


(25)

kata tersebut, mahasiswa kurang dapat membedakan kapan harus menggunakan kedua kata keterangan常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng.

4.3.2.2. Proses Belajar-Mengajar

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa mahasiswa yang dipilih secara acak, dapat dinyatakan bahwa pada saat proses pembelajaran, tata bahasa 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng jarang sekali ditekankan. Mahasiswa hanya memperhatikan penggunaan tata bahasa secara umum, kurangnya penguasaan akan tata bahasa yang mendalam membuat mahasiswa sulit menggunakan kedua kata ini secara baik dan benar. Dalam proses mengajar, pengajar juga jarang menitikberatkan kepada pentingnya penguasaan tata bahasa 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng. Meskipun dari segi mendengar, menulis, berbicara dan membaca, mahasiswa mempunyai kemampuan yang cukup tinggi, namun dalam proses pembelajaran sebuah bahasa asing, tata bahasa adalah bagian yang tidak boleh dihilangkan untuk menciptakan sebuah kalimat yang utuh.

Dari hasil wawancara penulis dengan tujuh mahasiswa STBA-PIA yang dipilih secara acak, lima orang menyatakan bahwa tata bahasa kata keterangan常 常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng tidak pernah disinggung dalam proses belajar. Hal ini mungkin disebabkan karena pengajar menganggap mahasiswa sudah menguasai dengan baik penggunaan ata keterangan常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng sehingga pengajar tidak terlalu memfokuskan kepada tata bahasa kedua kata tersebut.


(26)

Tabel 1. Persentase Kesalahan Penggunaan Kata Keterangan Frekuensi 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng pada Pertanyaan Nomor 1-10

5.19

0 1.33

9.33

1.33

22.67

14.67

5.33 4 9.33

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Persentase Kesalahan Penggunaan Kata

Keterangan Frekuensi

常常

chángcháng

dan

往往

w

ǎngwǎng pada pertanyaan nomor 1

-

10

Tingkat Kesalahan (dalam persen)


(27)

Pada tabel 1 terlihat tingkat kesalahan mahasiswa STBA-PIA dalam menggunakan kata keterangan 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng. Pertanyaan nomor 1 sampai 10 merupakan pertanyaan yang mengisi dengan pilihan isian kata keterangan 常常 chángcháng atau 往往 wǎngwǎng. Terutama dalam penggunaan kata往往 wǎngwǎng karena tata bahasa往往 wǎngwǎng lebih terbatas. Sehingga bisa disimpulkan sebagian besar kesalahan yang terjadi dalam pengisian angket adalah kesalahan dalam menggunakan kata往往 wǎngwǎng.

Pada tabel 1 terlihat pertanyaan nomor 6, 7, dan 8 merupakan pertanyaan dengan tingkat kesalahan yang cukup tinggi yaitu 22,68%, 14,67%, dan 5,33%. Ketiga pertanyaan ini sengaja didesain hanya bisa diisi dengan menggunakan往 往 wǎngwǎng, sehingga banyak mahasiswa yang melakukan kesalahan dalam pengisian, karena mahasiswa menganggap penggunaan kata 常 常 chángcháng lebih bebas sehingga hampir semua kalimat bisa diisi dengan menggunakan kata 常常 chángcháng . Meskipun pertanyaan nomor 6, 7, dan 8 dapat diisi dengan kata 往往 wǎngwǎng, namun dari segi makna kalimat, akan lebih tepat jika diisi dengan kata 往往 wǎngwǎng dibandingkan kata 常常 chángcháng .

Tingkat kesalahan yang cukup tinggi adalah pertanyaan nomor 4, dengan tingkat kesalahan 9,33%. Penulis mendesain pertanyaan dengan kata kerja kerelaan 会 huì (bisa). Sesuai dengan tata bahasa, kata 往 往 wǎngwǎng tidak boleh diletakkan di belakang penggunaan kata kerja kerelaan. Mahasiswa


(28)

STBA-Pertanyaan dengan tingkat kesalahan yang sama, 9,33%, adalah pertanyaan nomor 10 yang menyatakan kesimpulan penutur terhadap suatu kejadian. Dari segi tata bahasa, jika penutur menyimpulkan sebuah kejadian dan disertai keterangan waktu yang jelas (misalnya, pada bulan September, dua tahun yang lalu, dsb.), maka boleh menggunakan kata 往往 wǎngwǎng untuk mengisi kalimat tersebut. Mahasiswa STBA-PIA masih belum menguasai sepenuhnya bagian tata bahasa ini.

Selanjutnya ada pertanyaan nomor 1 dengan tingkat kesalahan 5,19%. Pertanyaan didesain dengan konteks masa depan. Dari tingkat kesalahan yang rendah, bisa disimpulkan mahasiswa STBA-PIA menguasai bagian tata bahasa penggunaan 往 往 wǎngwǎng di mana 往 往 wǎngwǎng tidak dapat digunakan untuk konteks masa depan.

Pertanyaan nomor 3, 5, dan 9 dengan tingkat kesalahan yang sangat rendah menandakan mahasiswa STBA-PIA menguasai bagian tata bahasa pada kalimat tersebut yaitu : kata 往往 wǎngwǎng tidak bisa digunakan pada kalimat permintaan tolong, pada kalimat pertanyaan, dan kalimat tanpa persyaratan diikuti objek berbentuk sederhana.

Pertanyaan nomor 2 mempunyai tingkat kesalahan 0% karena didesain untuk bisa diisi dengan kedua kata keterangan, yaitu kata 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng.


(29)

Tabel 2. Persentase Kesalahan Penggunaan Kata Keterangan Frekuensi 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng pada Pertanyaan Nomor 11-20

16.07

6.85

44.07

0

19.3

49.18

22.41 56.9

5.63

26.09

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Persentase Kesalahan Penggunaan Kata

Keterangan Frekuensi

常常

chángcháng

dan

往往


(30)

Dari Tabel 2 bisa terlihat bahwa pertanyaan nomor 11-20 mempunyai tingkat kesalahan yang jauh lebih tinggi daripada pertanyaan nomor 1-10. Pertanyaan nomor 11-20 merupakan pertanyaan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, karena mahasiswa STBA-PIA harus menganalisis apakah tata bahasa dan struktur kalimat dari pertanyaan yang diberikan adalah benar atau salah. Jika salah, maka mahasiswa harus mengubah pertanyaan menjadi jawaban yang benar. Sehingga apabila mahasiswa salah menganalisis kalimat dalam pertanyaan, maka akan dianggap salah, juga apabila mahasiswa salah membenarkan kesalahan pada pertanyaan juga akan dianggap salah.

Dari tabel 2 terlihat tingkat kesalahan paling tinggi terjadi pada pertanyaan nomor 18. Lebih dari setengah mahasiswa yang menjawab masih menguasai tata bahasa penggunaan kata 往 往 wǎngwǎng secara sepenuhnya, di mana ketika pertanyaan menggabungkan dua bagian tata bahasa, banyak mahasiswa yang masih belum bisa melakukan analisis kedua bagian tata bahasa ini secara benar, sehingga mahasiswa banyak yang melakukan kesalahan baik pada satu bagian tata bahasa (往往 wǎngwǎng diletakkan pada kata negasi ataupun kalimat petanyaan), maupun kedua bagian tata bahasa sekaligus.

Pertanyaan nomor 16 dengan tingkat kesalahan 49,18%, merupakan kalimat yang didesain dengan konteks kejadian yang terjadi secara beraturan, sehingga lebih tepat jika diisi dengan menggunakan 往往 wǎngwǎng. Mahasiswa STBA-PIA masih belum bisa membedakan bahwa 常常 chángcháng tidak dapat


(31)

digunakan pada kalimat dengan konteks kejadian yang terjadi secara beraturan dan kalimat dengan konteks jeda waktu yang panjang.

Pertanyaan nomor 13 dan 18 merupakan pertanyaan dengan kalimat pertanyaan. Pada saat menjawab pertanyaan dengan bentuk isian, mahasiswa mampu menggunakan kedua kata keterangan 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng dengan baik. Namun pada bentuk pertanyaan true or false, pertanyaan sengaja didesain dalam kalimat yang bisa diterima secara logika, namun salah dari segi penggunaan tata bahasanya, sehingga banyak mahasiswa yang melakukan kesalahan ketika menjawab bentuk pertanyaan true or false bagian tata bahasa ini.

Pada pertanyaan nomor 20, tanpa adanya persyaratan apapun dalam konteks kalimat, kata 往 往 wǎngwǎng tidak boleh digunakan, namun tingkat kesalahan masih mencapai 26,09%. Hal ini menandakan mahasiswa masih belum menguasai bagian tata bahasa penggunaan kata keterangan 往往 wǎngwǎng secara utuh.

Pada pertanyaan dengan bentuk kalimat isian, mahasiswa terhadap penggunaan “往往 wǎngwǎng digunakan pada konteks masa depan” dan “往往 wǎngwǎng digunakan sebelum atau setelah kata kerja kerelaan” mempunyai tingkat kesalahan yang cukup rendah, tidak mencapai 10%. Ketika kedua bagian tata bahasa tersebut digabung dalam satu pertanyaan, tingkat kesalahan yang terjadi cukup signifikan, yakni mencapai 22,41%. Hal ini menunjukkan bahwa ketika mahasiswa menjawab pertanyaan dengan satu bagian tata bahasa saja akan


(32)

lebih mudah dibandingkan dengan menjawab pertanyaan dengan dua atau lebih bagian tata bahasa yang digabung dalam satu kalimat.

Pada pertanyaan nomor 11, tingkat kesalahan yang terjadi cukup tinggi mencapai 16,07.%. Jenis kesalahan yang terjadi adalah kesalahan penempatan kata 往往 wǎngwǎng pada kalimat. Mahasiswa menganggap kedua kata keterangan 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng dapat saling menggantikan. Dikarenakan 常 常 chángcháng dapat diletakkan di belakang kata negasi, mahasiswa menganggap langsung dapat mengganti 常常 chángcháng dengan 往 往 wǎngwǎng, padahal sesuai dengan bagian tata bahasa, ketika pergantian dari kata 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng terjadi, maka kata 往往 wǎngwǎng harus diletakkan sebelum kata negasi.

Pertanyaan nomor 12 dan 19 merupakan pertanyaan dengan tingkat kesalahan yang cukup rendah, kurang dari 10%. Hal ini menandakan mahasiswa sudah menguasai penggunaan bagian tata bahasa kedua kalimat tersebut dengna baik.


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan analisis terhadap kesalahan penggunaan kata keterangan 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bentuk kesalahan penggunaan kata keterangan 常常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng yakni kesalahan struktur kalimat dan kesalahan tata bahasa. 2. (1) Faktor internal, meliputi: kurangnya perhatian mahasiswa STBA-PIA

terhadap kaidah tata bahasa; dan (2) Faktor eksternal, yang meliputi : Materi Pengajaran dan Kondisi Belajar-Mengajar

2.2.Saran

Melalui penelitian ini, penulis telah menjabarkan bentuk kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Sastra China STBA-PIA dalam menggunakan kata keterangan 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng. Penulis menyarankan kepada penulis berikutnya untuk dapat mengupas penggunaan kata keterangan 常 常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng lebih mendalam, karena penggunaannya tidak hanya sebatas apa yang penulis paparkan dalam penelitian ini. Buku-buku yang dipakai dalam penulisan skripsi ini hanya menjabarkan penggunaan kata keterangan 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng secara umum, namun tidak


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

李 雪 Lǐ Xuě dalam jurnal yǔ yán yán jiū dengan judul chángcháng wǎngwǎng de bǐjiào fēnxī jíqí yǔfǎ jiào xué menyatakan tiga faktor utama yang menjadi perbedaan pemakaian 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng dalam kalimat bahasa Mandarin: 往往 wǎngwǎng adalah menunjukkan keadaan frekuensi yang terjadi secara teratur dalam kondisi atau persyaratan tertentu, maka di dalam kalimat harus terdapat kata yang menunjukkan persyaratan yang konkrit, sementara 常常 chángcháng hanya berarti ‘sering’, jadi, 常常 chángcháng tidak selamanya bisa menggantikan 往 往 wǎngwǎng. Perbedaan lainnya, 常 常 chángcháng bisa digunakan untuk menjelaskan kondisi dulu, saat ini, dan yang akan datang, sementara 往往 wǎngwǎng hanya bisa digunakan untuk menjelaskan kondisi dulu dan saat ini, tidak bisa digunakan untuk menjelaskan kondisi yang akan datang, lalu 常常 chángcháng bisa digunakan untuk merefleksikan sudut pandang penutur, sedang 往往 wǎngwǎng tidak bisa, 往往 wǎngwǎng biasanya menerima kondisi atau persyaratan dari pihak ketiga. 李 雪 Lǐ Xuě juga memberikan masukan-masukan tentang pengajaran kedua kata keterangan frekuensi ini kepada pembelajar Bahasa Mandarin di luar negeri China. Tulisan


(35)

ini memberikan kontribusi berupa lebih jelasnya batasan-batasan penggunaan常 常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng dalam kalimat Bahasa Mandarin.

ǎo Lù dalam jurnal yǔ yán yán jiū berjudul shí jiān fù cí chángcháng hé wǎngwǎng de bǐ jiào menyatakan perbandingan antara 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng dari arti dasar yang telah dipilah, masing-masing 常cháng yang berarti keteraturan, dan wǎng yang menunjukkan waktu yang telah berlalu. Juga memilah perbedaan kedua kata keterangan frekuensi ini berdasarkan penempatannya pada kalimat, misalnya dengan cara menambah atau mengurangi bagian kalimat, baik berupa kata keterangan waktu, kata keterangan tempat dan sebagainya untuk melihat apakah kalimat bisa berdiri sendiri atau tidak. Tulisan ini memberikan kontribusi berupa pemahaman tatabahasa yang lebih mendalam, juga sebagai referensi tatabahasa untuk mendesain angket pada penelitian ini.

李 琳 Lǐ Lín (2007) dalam jurnal elektronik hǎi wài huá wén jiào yù dengan judul cóng sān gè píng miàn kàn chángcháng hé wǎngwǎng menyatakan empat perbedaan antara 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng, yakni dari sudut pandang penutur dan perbedaan waktu, jenis dan bentuk kalimat, serta keterbatasan penggunaannya. Tulisan ini memberikan kontribusi berupa lebih jelasnya letak penggunaan常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng dalam kalimat.


(36)

2.2. Konsep

“Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata” (Malo dkk., 1985: 46). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588), “konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. “

Berikut ini adalah konsep tentang analisis kesalahan, kata, kata keterangan, dan kata keterangan frekuensi yang akan dijelaskan secara singkat.

2.2.1. Analisis Kesalahan

Corder (1981) menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: Lapses, Error, and Mistake. Masing-masing istilah mewakili wilayah kesalahan yang berbeda:

1. Lapses

Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat pembicara beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum pembicara menyelesaikan seluruh kalimat yang ada. Dalam bahasa lisan, sering disebut ‘slip of the tongue’, sedangkan dalam bahasa tulis, kesalahan ini disebut ‘slip of the pen’. Kesalahan ini terjadi karena ketidaksengajaan.


(37)

2. Error

Error adalah kesalahan berbahasa akibat pembicara tidak menaati kaidah tata bahasa yang ada. Kesalahan ini sering terjadi karena tata bahasa asal penutur dengan bahasa target tidak sama, sehingga berdampak kepada kekurangan atau ketidaksempurnaan pembicara dalam berbahasa target.

3. Mistake

Mistake adalah kesalahan yang terjadi karena pembicara tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan dalam situasi tertentu. Kesalahan ini lebih mengacu kepada ketidaktepatan pembicara menguasai kaidah yang diketahui benar, dan bukan karena kurangnya penguasaan bahasa target.

Di luar itu semua, kesalahan berbahasa dianggap sebagai proses pembelajaran berbahasa. Sehingga kesalahan berbahasa ini dianggap menjadi bagian yang integral dari pemerolehan dan pengajaran bahasa.

2.2.2. Kata

“Kata adalah bagian yang terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan kalimat”.(Suparto, 2003:21).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata: “1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. 2. konversasi, bahasa


(38)

yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan).”

Demikianlah dapat kita ketahui bahwa, tanpa adanya kata, bahasa tidak akan terbentuk. (diperbanyak)

2.2.3. Kata Keterangan

“Kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk memberi penjelasan pada kalimat lain, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.” (Chaer, 2008:162).

“Kata keterangan dapat digunakan untuk menerangkan kata kerja atau kata sifat, untuk menyatakan waktu, ruang lingkup, derajat, kepastian, pengulangan, negasi, dan penekanan nada.” (Suparto 2003 :127).

2.2.4. Kata Keterangan Frekuensi

Kata keterangan frekuentatif adalah kata yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat keseringan/kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan oleh kata tersebut (Alwi 2003:205)

Kata keterangan frekuensi dalam Bahasa Indonesia contohnya, lagi, masih, jarang, sering, sekali, dua kali, dan sebagainya. Dalam Bahasa Mandarin, terdapat beberapa kata keterangan yang menyatakan frekuensi, misal. 又yòu,再zài,฀ hai,也,常常cháng cháng,往往wǎngwǎng,反复fǎn fù,dan lain-lain。


(39)

2.3. Landasan Teori

Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan adalah teori analisis kesalahan berbahasa.

Analisis kesalahan berbahasa berasumsi bahwa pembelajaran sebuah bahasa hendaknya lebih difokuskan kepada frekuensi terbesar kesalahan berbahasa, serta penelusuran faktor-faktor penyebab kesalahan dan bentuk kesalahn yang dilakukan, karena dapat dipergunakan untuk memperbaiki kesalahan berbahasa dan pembelajar.

Menurut James (1:1998), “analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang alami maupun tidak, sebab dan akibat dari suatu kesalahan berbahasa.”

Sementara itu, Corder (1981) membagi kesalahan berbahasa menjadi dua jenis yakni mistake dan error. Berikut penjelasan tentang kedua jenis kesalahan:

1. Mistake, yaitu penyimpangan yang disebabkan oleh faktor-faktor performance seperti keterbatasan ingatan, mengeja dalam lafal, tekanan emosional dan sebagainya. Kesalahan seperti ini mudah diperbaiki jika pembelajar bahasa diingatkan mengenai kesalahan yang dilakukan.

2. Error, yaitu penyimpangan yang sistematis dan konsisten dan menjadi ciri khas pembelajar pada tingkat tertentu.


(40)

Analisis kesalahan bertujuan untuk menganalisis kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar bahasa kedua. Hasil analisis diharapkan dapat membantu pembimbing dalam hal menentukan urutan bahan pengajaran, penjelasan bahan yang diajarkan, memberikan latihan-latihan, dan memilih butir-butir bahasa kedua untuk keperluan tes kemahiran pembelajar (Tarigan 1990:69).

Pendapat Corder dapat diaplikasikan untuk penelitian tentang kesalahan penggunaan kata keterangan, yakni penyimpangan (mistake) yang dilakukan secara terus-menerus dan konsisten yang muncul dalam hasil penelitian dikategorikan sebagai error. Dari error inilah penulis menyimpulkan tingkat kesalahan dan kemampuan mahasiswa dalam menggunakan kata keterangan frekuensi常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng.


(41)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting yang digunakan oleh umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya.

Definisi bahasa dapat dijabarkan sebagai berikut. Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa sebagai “komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.”

Bahasa adalah sistem yang tunduk pada kaidah-kaidah tertentu baik fonetik, fonemik, dan gramatik. Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas tetapi terikat kepada kaidah-kaidah tertentu (Kushartanti, 2003:5)

Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1) memberikan dua pengertian tentang bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.


(42)

Dari beberapa penjabaran dan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yang menjadi alat penghubung antar manusia untuk menyampaikan ide dan gagasan satu sama lain.

Chaer (2006:2) menyatakan,”fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat.” Sebenarnya manusia bisa menggunakan cara-cara lain untuk berkomunikasi satu sama lain, misalnya dengan lambang-lambang gambar, atau kode-kode tertentu, namun dengan bahasa, komunikasi dapat berlangsung lebih sempurna.

Bahasa Mandarin merupakan bahasa standar yang digunakan oleh masyarakat di Republik Rakyat Cina (RRC), baik secara lisan maupun tulisan. Seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi negara Republik Rakyat Cina (RRC) dengan hampir seluruh negara di seluruh dunia, maka semakin banyak pula masyarakat yang tertarik untuk mempelajari bahasa nasional negara tersebut, termasuk bangsa Indonesia. Maka dengan bertambahnya keterampilan masyarakat Indonesia terutama dalam berbahasa, tentu lebih besar pula kemungkinan masyarakat untuk bisa eksis pada dunia kelak.

Dalam proses pembelajaran bahasa Mandarin, biasanya akan ditekankan kepada empat bidang besar, yakni 听 ฀ ฀ 写 tīng, shuō, dú xiě (mendengar, berbicara, membaca, dan menulis) dengan memperhatikan tata bahasa yang terdapat di dalam Bahasa Mandarin, karena terdapat perbedaan tata bahasa antara bahasa asal khususnya bahasa Indonesia dengan bahasa Mandarin. Menurut


(43)

Suparto (2003, iii) “tata bahasa merupakan suatu pembentukan kalimat dengan kata yang ada. Tanpa adanya tata bahasa, tidak akan muncul bahasa.”

Dari sudut tata bahasa, terdapat beberapa jenis kata. “Kata adalah satu kesatuan penuh dan komplit dalam ujaran sebuah bahasa, kecuali partikel. Sebuah kata dalam kalimat dapat dipisahkan dari yang lain.” (Parera, 1994:4). Dalam Bahasa Mandarin, terdapat beberapa jenis kata, diantaranya 名฀míngcí ,฀฀ dòngcí,形容฀xíngróngcí,副฀fùcí,量฀liàngcí,数฀shùcí,代฀dàicí, (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata bantu bilangan, kata bilangan, kata ganti), dan sebagainya.

Chaer (2006:163) menuliskan beberapa jenis kata keterangan, diantaranya “kata keterangan frekuensi, sikap batin, perkenan, frekuensi, kualitas, kuantitas dan jumlah, penyangkalan, dan pembatasan”. Sedangkan Alwi (2003:204) membagi kata keterangan (adverbia) menjadi adverbia kualitatif, kuantitatif, limitatif, frekuentatif, kewaktuan, kecaraan, kontrastif, dan keniscayaan.

Kata keterangan merupakan salah satu jenis kata yang sangat sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari dalam kalimat Bahasa Mandarin, oleh sebab itu penggunaan kata keterangan yang baik dan benar dalam komunikasi sehari-hari sangat penting. Menurut Chaer (2006), “kata keterangan adalah kata-kata yang digunakan untuk memberi penjelasan pada kata-kata atau kalimat lain, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.”


(44)

Beberapa contoh kata keterangan dalam Bahasa Indonesia adalah jarang, sering, kadang-kadang, selalu, dan lain-lain. Sedangkan dalam Bahasa Mandarin, kata keterangan frekuensi diantaranya : 又yòu ,再zài ,常常 chángcháng , 往往 wǎngwǎng, dan sebagainya.

Yang menjadi objek penelitian skripsi ini adalah kata keterangan frekuensi 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng. Kata 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng merupakan dua buah kata keterangan frekuensi yang cukup sering digunakan dari semua kata keterangan frekuensi yang ada. Setelah membaca dan membandingkan kalimat-kalimat pada buku-buku pelajaran yang digunakan di Medan, penulis menemukan bahwa 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng memepunyai arti yang hampir sama namun tidak bisa digantikan penggunaannya pada semua situasi.

Juga banyak pembelajar Bahasa Mandarin yang melakukan kesalahan dalam pemakaian kata常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng, tidak terkecuali pembelajar Bahasa Mandarin di Medan. Inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti bentuk kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar Bahasa Mandarin di kota Medan dalam penggunaan kata 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng.


(45)

常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng sama-sama memiliki arti ‘dilakukan secara berulang-ulang dalam jumlah yang banyak’, terlebih lagi penggunaan konkrit di dalam kalimat, ketika kedua kata keterangan frekuensi ini saling ditukar, tidak akan menimbulkan perbedaan arti yang terlalu jauh, misalnya:

1. 每逢假期,我常常来฀里看฀

měi féng jiǎqī wǒ chángcháng lái zhèlǐ kànshū

Setiap hari libur, saya sering datang kesini untuk membaca buku.

2. 每逢假期,我往往来฀里看฀。

měi féng jiǎqī wǒ wǎngwǎng lái zhèlǐ kànshū

Setiap hari libur, saya sering datang kesini untuk membaca buku.

Sekilas dilihat, contoh kalimat (1) dan (2) sama-sama mempunyai arti “sering” dalam kalimat. Jika dipilah lebih lanjut, dari konteks makna tata bahasa, kalimat (1) mempunyai makna “Setiap bertemu dengan hari libur, saya (sampai sekarang masih) sering kesini untuk membaca buku”, sedangkan kalimat (2) mempunyai makna “Setiap bertemu dengan hari libur, saya (dulu) sering kesini untuk membaca buku”. Jika dilihat penggunaan 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng dalam kalimat, maka terdapat perbedaan konteks, berikut adalah contoh:

3. 他常常睡午฀。

tā chángcháng shuìwǔjiào Dia sering tidur siang.

4. 他往往睡午฀。 (X)

tā wǎngwǎng shuìwǔjiào Dia sering tidur siang.


(46)

Bentuk kalimat (3) adalah kalimat yang benar, karena penggunaan 常 常 chángcháng dalam kalimat tidak memerlukan kata keterangan waktu setelah/ sebelumnya. Berbeda dengan bentuk kalimat (4) yang salah, karena penggunaan 往 往 wǎngwǎng dalam kalimat harus disertai dengan waktu yang konkrit, misalnya:

5. 每星期六,我常常和我朋友去看฀影。

měi xīngqīliù wǒ chángcháng hé wǒ péngyǒu qù kàndiànyǐng Setiap hari Sabtu, saya sering pergi ke bioskop dengan teman saya.

6. 我常常和我朋友去看฀影。

wǒ chángcháng hé wǒ péngyǒu qù kàndiànyǐng Saya sering pergi ke bioskop dengan teman saya.

Dalam kalimat (5), “Setiap hari Sabtu” menjadi sebuah persyaratan jika “saya pergi ke bioskop dengan teman saya”, maka pada kalimat (5), 常 常 chángcháng bisa diganti dengan 往往 wǎngwǎng。Namun pada kalimat (6), tidak ada kata yang menunjukkan adanya keteraturan, sehingga 常常 chángcháng tidak bisa diganti dengan 往往 wǎngwǎng. Kalimat (4) dan (6) bisa menggunakan 往往 wǎngwǎng jika di depannya terdapat persyaratan, contoh “Setiap hari Sabtu”, “Setiap kali saya bosan”, “Setiap akhir minggu”, “Setiap akhir tahun”, dan sebagainya.

Dalam contoh kalimat berikut ini akan tampak perbedaan dari segi maksud, harapan, dan keinginan dari sudut pandang penutur. Pada kalimat berikut ini, pembicara mempunyai sebuah harapan dari sudut pandang penutur, sehingga kata 常常 chángcháng dalam kalimat tidak bisa diganti oleh 往往 wǎngwǎng.


(47)

7. 你要常常到我฀家里来!

nǐ yào chángcháng dào wǒmen jiālǐ lái

Kamu harus sering-sering datang ke rumah kami!

8. 你要往往到我฀家里来! (X)

nǐ yào wǎngwǎng dào wǒmen jiā lǐ lái

Kamu harus sering-sering datang ke rumah kami!

Penulis kembali menemukan perbedaan yang lain,常 常 chángcháng mempunyai arti hanya sebatas pengulangan dari sebuah gerakan ataupun tindakan, sedangkan 往 往 wǎngwǎng merupakan kristalisasi, kesimpulan dari apa yang sudah pernah terjadi sebelumnya.

9. 勇气属于青年,而智慧往往属于฀฀ .

yǒngqì shǔyú qīngnián, ér zhìhuì wǎngwǎng shǔyú zhǎngbèi

Keberanian adalah milik anak muda, namun kebijaksanaan adalah milik orang yang lebih tua (senior).

Dari uraian tata bahasa di atas, dapat dipahami bahwa, baik dalam segi ruang lingkup penggunaan dalam kalimat, bentuk kalimat, ataupun dari segi sudut pandang penutur, penggunaan 常常 chángcháng terkesan lebih bebas daripada 往往 wǎngwǎng. Dari kalimat-kalimat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan, penggunaan 往往 wǎngwǎng dibatasi oleh banyak persyaratan, sehingga dari segi tata bahasa juga tidak bisa digunakan secara sembarangan.

Dalam Bahasa Mandarin, kesalahan-kesalahan seperti ini cukup sering ditemukan dalam penggunaan kalimat secara lisan maupun tertulis oleh banyak mahasiswa sastra China Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persahabatan Internasional Asia (STBA-PIA). Hal ini dapat dilihat dari data awal penelitian yang berhasil


(48)

membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang kata keterangan frekuensi tersebut.

Penulis dengan menyebarkan angket dan wawancara, demi mendapatkan hasil yang lebih akurat, berharap hasil penelitian dapat mmebantu pembelajar bahasa Mandarin terutama mahasiswa semester 6 Sastra China STBA-PIA mengurangi kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan penggunaan kata keterangan frekuensi 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng. Penelitian skripsi ini menggunakan mahasiswa semester 6 Sastra China STBA-PIA karena diharapkan mahasiswa mampu menguasai penggunaan tatabahasa yang baik dan benar.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tadi, maka yang permasalahan penelitian adalah sebagai berikut ini:

1. Bentuk kesalahan apa sajakah yang dilakukan oleh mahasiswa STBA-PIA dalam menggunakan kata keterangan frekuensi 常常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng?

2. Apa yang menjadi faktor-faktor kesalahan penggunaan kata keterangan frekuensi 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng?


(49)

1.3. Tujuan penelitian.

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan bentuk kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa STBA PIA dalam menggunakan kata keterangan frekuensi 常常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng.

2. Menjelaskan faktor-faktor kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa STBA-PIA dalam menggunakan kata keterangan frekuensi 常 常 chángcháng dan 往往 wǎngwǎng.

1.4. Ruang lingkup penelitian

Pada penelitian kali ini, penulis membatasi ruang lingkup dengan berupa penggunaan kata 常 常 chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng dalam kalimat yang digunakan oleh mahasiswa Sastra China STBA-PIA. Penulis secara khusus memilih mahasiswa pada semester 6 dikarenakan mahasiswa semester tersebut telah mempelajari dan diharapkan menguasai tata bahasa yang baik dan benar.


(50)

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

1. Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi siapa saja yang mempelajari bahasa Mandarin khususnya mahasiswa-mahasiswi Prodi Sastra Cina FIB USU.

2. Dapat membantu siapa saja yang mempelajari bahasa Mandarin guna menghindari kesalahan penggunaan kata keterangan frekuensi常常

chángcháng dan 往 往 wǎngwǎng dalam penggunaan kalimat Bahasa Mandarin.

3. Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang linguistik/ kebahasaan terhadap kata keterangan frekuensi dalam kalimat bahasa Mandarin.

1.5.2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala mahasiswa Sastra China untuk dapat melakukan penelitian tentang tata bahasa Mandarin lebih lanjut secara umum, dan kata keterangan yang lainnya secara khusus.


(51)

ABSTRACT

The title of this thesis is ”ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN FREKUENSI “常常” (cháng cháng) DAN “往往” (wǎng wǎng) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN”. chángcháng and wǎngwǎng is often translated as “often” in English and is used widely in Chinese conversation nowadays. They have similarities in meaning that most students have difficulties in using chángcháng and wǎngwǎng. Writer focuses on the usages and grammar characteristics of chángcháng and wǎngwǎng to find out types and causes of error in using both words, and uses a descriptive qualitative as a method, and datas are collected by distributing questioners to the students. The result shows that students make errors in using chángcháng and wǎngwǎng, being not able to master the sentence structure and grammar point.

Key words: chángcháng, wǎngwǎng, Chinese grammar, descriptive qualitative


(52)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN FREKUENSI“常常

(cháng cháng) DAN “往往” (wǎng wǎng) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN

副฀“常常”与“往往”的偏฀分析

(fù cí cháng cháng yǔ wǎng wǎng de piān wù fēn xī)

SKRIPSI

Oleh: HARRY NIM : 090710008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI S-1 SASTRA CHINA

MEDAN 2013


(53)

ABSTRACT

The title of this thesis is ”ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN FREKUENSI “常常” (cháng cháng) DAN “往往” (wǎng wǎng) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN”. chángcháng and wǎngwǎng is often translated as “often” in English and is used widely in Chinese conversation nowadays. They have similarities in meaning that most students have difficulties in using chángcháng and wǎngwǎng. Writer focuses on the usages and grammar characteristics of chángcháng and wǎngwǎng to find out types and causes of error in using both words, and uses a descriptive qualitative as a method, and datas are collected by distributing questioners to the students. The result shows that students make errors in using chángcháng and wǎngwǎng, being not able to master the sentence structure and grammar point.

Key words: chángcháng, wǎngwǎng, Chinese grammar, descriptive qualitative


(54)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, berkat perlindungan-Nya dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan masa perkuliahan di Sastra China USU dan menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi dengan judul ”ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN FREKUENSI“常常” (cháng cháng) DAN “往往” (wǎng wǎng) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN”. Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu persyaratan ujian Sarjana dalam bidang ilmu Sastra China.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan dan doa kepada penulis. Pada kesempatan ini penlis dengan tulus dan ikhlas ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A., selaku Ketua Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara, dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing 1 yang telah bersedia menjadi pembimbing penulis dan yang telah banyak memberikan masukan dan kritik dalam penyusunan skripsi.


(55)

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Shen Mi, M.A., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi masukan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan berlangsung.

6. Seluruh dosen dari Universitas Jinan GuangZhou, RRC yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama di perkuliahan. 7. Seluruh teman penulis yang berada di kampus sastra China khususnya Angkatan 2009 Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas kerja sama dan dukungannya, semoga persahabatan kita tetap terjaga sampai selama-lamanya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi yang disajikan masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis berdoa dan berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua.


(56)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ... 7

1.3 TUJUAN PENELITIAN ... 8

1.4 RUANG LINGKUP PENELITIAN ... 8

1.5 MANFAAT PENELITIAN ... 9

1.5.1 MANFAAT TEORITIS ... 9

1.5.2 MANFAAT PRAKTIS ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.2 KONSEP ... 12

2.2.1 ANALISIS KESALAHAN ... 12

2.2.2 KATA ... 13

2.2.3 KATA KETERANGAN ... 14

2.2.4 KATA KETERANGAN FREKUENSI ... 14

2.3 LANDASAN TEORI ... 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDEKATAN ... 17

3.2 LOKASI PENELITIAN ... 18

3.3 DATA DAN SUMBER DATA ... 18

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA ... 19

3.4.1. METODE WAWANCARA ... 19

3.4.2. METODE OBSERVASI ... 19

3.4.3. METODE DOKUMENTASI ... 20

3.5. TEKNIK ANALISIS DATA ... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


(57)

常常chángcháng ... 22

4.1.1 KESALAHAN STRUKTUR KALIMAT ... 22

4.1.2 KESALAHAN TATA BAHASA ... 22

4.2. BENTUK KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN 往往wǎngwǎng ... 26

4.2.1 KESALAHAN STRUKTUR KALIMAT ... 26

4.2.2 KESALAHAN TATA BAHASA ... 27

4.3. FAKTOR KESALAHAN ... 34

4.3.1. FAKTOR INTERNAL ... 35

4.3.1.1. KURANGNYA PERHATIAN MAHASISWA STBA-PIA TERHADAP KAIDAH TATA BAHASA ... 35

4.3.2. FAKTOR EKSTERNAL ... 35

4.3.2.1. MATERI PENGAJARAN ... 35

4.3.2.2. PROSES BELAJAR-MENGAJAR ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN ... 44

6.2 SARAN ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(1)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN FREKUENSI“常常 (cháng cháng) DAN “往往” (wǎng wǎng) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN

副฀“常常”与“往往”的偏฀分析

(fù cí cháng cháng yǔ wǎng wǎng de piān wù fēn xī)

SKRIPSI

Oleh: HARRY NIM : 090710008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI S-1 SASTRA CHINA

MEDAN 2013


(2)

ABSTRACT

The title of this thesis is ”ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN FREKUENSI “常常” (cháng cháng) DAN “往往” (wǎng wǎng) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN”. chángcháng and wǎngwǎng is often translated as “often” in English and is used widely in Chinese conversation nowadays. They have similarities in meaning that most students have difficulties in using chángcháng and wǎngwǎng. Writer focuses on the usages and grammar characteristics of chángcháng and wǎngwǎng to find out types and causes of error in using both words, and uses a descriptive qualitative as a method, and datas are collected by distributing questioners to the students. The result shows that students make errors in using chángcháng and wǎngwǎng, being not able to master the sentence structure and grammar point.

Key words: chángcháng, wǎngwǎng, Chinese grammar, descriptive qualitative


(3)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa, berkat perlindungan-Nya dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan masa perkuliahan di Sastra China USU dan menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi dengan judul ”ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN FREKUENSI“常常” (cháng cháng) DAN “往往” (wǎng

wǎng) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN”. Skripsi ini diajukan

kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu persyaratan ujian Sarjana dalam bidang ilmu Sastra China.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan dan doa kepada penulis. Pada kesempatan ini penlis dengan tulus dan ikhlas ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A., selaku Ketua Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara, dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing 1 yang telah bersedia menjadi pembimbing penulis dan yang telah banyak memberikan masukan dan kritik dalam penyusunan skripsi.


(4)

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Shen Mi, M.A., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi masukan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan berlangsung.

6. Seluruh dosen dari Universitas Jinan GuangZhou, RRC yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama di perkuliahan. 7. Seluruh teman penulis yang berada di kampus sastra China khususnya Angkatan 2009 Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas kerja sama dan dukungannya, semoga persahabatan kita tetap terjaga sampai selama-lamanya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi yang disajikan masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Penulis berdoa dan berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ... 7

1.3 TUJUAN PENELITIAN ... 8

1.4 RUANG LINGKUP PENELITIAN ... 8

1.5 MANFAAT PENELITIAN ... 9

1.5.1 MANFAAT TEORITIS ... 9

1.5.2 MANFAAT PRAKTIS ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.2 KONSEP ... 12

2.2.1 ANALISIS KESALAHAN ... 12

2.2.2 KATA ... 13

2.2.3 KATA KETERANGAN ... 14

2.2.4 KATA KETERANGAN FREKUENSI ... 14

2.3 LANDASAN TEORI ... 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDEKATAN ... 17

3.2 LOKASI PENELITIAN ... 18

3.3 DATA DAN SUMBER DATA ... 18

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA ... 19

3.4.1. METODE WAWANCARA ... 19

3.4.2. METODE OBSERVASI ... 19

3.4.3. METODE DOKUMENTASI ... 20

3.5. TEKNIK ANALISIS DATA ... 20


(6)

常常 chángcháng ... 22

4.1.1 KESALAHAN STRUKTUR KALIMAT ... 22

4.1.2 KESALAHAN TATA BAHASA ... 22

4.2. BENTUK KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KETERANGAN 往往 wǎngwǎng ... 26

4.2.1 KESALAHAN STRUKTUR KALIMAT ... 26

4.2.2 KESALAHAN TATA BAHASA ... 27

4.3. FAKTOR KESALAHAN ... 34

4.3.1. FAKTOR INTERNAL ... 35

4.3.1.1. KURANGNYA PERHATIAN MAHASISWA STBA-PIA TERHADAP KAIDAH TATA BAHASA ... 35

4.3.2. FAKTOR EKSTERNAL ... 35

4.3.2.1. MATERI PENGAJARAN ... 35

4.3.2.2. PROSES BELAJAR-MENGAJAR ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN ... 44

6.2 SARAN ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45