akhirnya dikenal bentuk-bentuk baru yang disebut uap yang tekanannya bisa mencapai ratusan atmosfir. Uap tersebut telah
terbukti memberikan sangat banyak manfaat bagi manusia, tetapi ketel uap itupun mengandung bahaya yang maha
dahsyat. Bila suatu ketel meledak, peledakan yang seperti bom itu dapat memusahkan seluruh pabrik dan lingkungan
sekelilingnya. Selanjutnya menyusul revolusi listrik dan revolusi tenaga atom.
Kesemua penemuan baru dibidang teknik dan teknologi tersebut mempunyai konsekuensi kepada umat manusia untuk
segera merencanakan dan melaksanakan program keselamatan kerja yang lebih rumit bagi para pekerja yang
telibat di dalam proses industri tersebut. Program tersebut akan mencakup segala bidang persoalan keselamatan kerja yang
memerlukan keahlian, kecerdasan, keterampil- an, ketekunan dalam menelaah membahas dan melaksanakannya.
b. Falsafah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja memiliki arti dan tujuan yang dapat diuraikan dalam perumusan sebagai berikut:
“Menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan
budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya”.
Falsafah tersebut dirumuskan secara singkat dan jelas serta senantiasa harus dipakai sebagai dasar dan titik tolak dari tiap
usaha keselamatan kerja. Dalam falsafah tersebut tercakup pandangan serta pemikiran filosofis, sosial teknis dan sosial
ekonomis.
c. Sasaran Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
16
Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mene-kankan bahwa program kegiatan keselamatan kerja pada
suatu unit organisasi diarahkan untuk dapat mencapai sasaran keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi kegiatan :
1 Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan; 2 Mencegah dan mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3 Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; 4 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
5 Memberi pertolongan pada kecelakaan; 6 Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
7 Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
8 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi, dan
penularan; 9 Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10 Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; 11 Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban;
12 Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses kerjanya;
13 Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang;
14 Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
15 Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
17
16 Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi; 17 Mengamankan material, konstruksi, pemakaian,
pemeliharaan bangunan-bangunan, alat-alat kerja, mesin- mesin dsb;
18 Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya;
19 Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan dan
semangat kerja. Kesemua sasaran ruang lingkup kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja tersebut jika direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, maka pada akhirnya tujuan akhir yang akan
dicapai adalah adanya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh umat manusia di muka bumi ini.
d. Pentingnya Upaya Pencegahan Kecelakaan kerja