akan   dilanjutkan   dengan   proses   perhitungan   kuantitas   setiap item   pekerjaan.   Prinsip   utama   dalam   menghitung   kuantitas
pekerjaan   adalah   selama   pekerjaan   itu   berbeda   maka   harus dipisahkan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi uang
akurat dalam kalkulasi biaya bangunan. Pengetahuan   yang   dibutuhkan   dalam   menghitung   kuantitas
pekerjaan   adalah   ilmu   matematika   sederhana,   misalnya: menghitung   luas,   menghitung   isivolume   dari   berbagai   bentuk
benda,   menghitung   tembereng.   Selain   matematika,   estimator yang   akan   menghitungkuantitas   pekerjaan   juga   berbekal
“kemampuan membayangkan”, utamanya dalam melihat gambar rencana  yang  berupa   gambar  dua  dimensi  dan  harus   mampu
mengubahnya   menjadi   bayangan   bentuk   yang   sesungguhnya dalam nuansa tiga dimensi. Kemampuan ini mutlak diperlukan,
selain juga harus mampu membaca gambar-gambar struktur dari berbagai   pekerjaan.   Kemampuan   dalam   menginterpretasikan
gambar-gambar   struktur,   misalnya   struktur   beton   beserta tulangannya,   gambar   struktur   baja,   struktur   kayu   dan   lain
sebagainya,   menjadi   syarat   mutlak   bagi   seorang   estimator. Tanpa pengetahuan dan kemampuan  ini maka estimator  akan
mengalami   kesulitan   untuk   menghitung   kuantitas   setiap   item pekerjaan secara akurat.
Saat   ini   bnayak   dikembangkanperangkat   komputer   untuk kepentingan   ini,   seperti  software  CAD,   yang   berguna   untuk
enggambar bangunan secara detail dan presisi, yang kompatibel dengan software untuk menghitung rencana anggaran biaya.
f. Gambar Perencanaan
Untuk   dapat   menghitung   volume   pekerjaan   dari   sebuah bangunan maka dibutuhkan satu set gambar rencana. Gambar
98
yang   harus   tersedia   adalah   denah,   tampak   dari   berbagai   sisi beserta potongan di beberapa tempat yang diperlukan, rencana
atap,   rencana   sanitasi,   detail   pintu   dan   jendela,   dan   lain sebagainya.   Berikut   contoh   sebuah   gambar   denah   dan
potongan.
Gambar
29
.  Denah bangunan
g. Pekerjaan Lantai Dan Dinding
Gambar
30
.  Rencana penutup lantai
Volume   penutup   lantai   dihitung   berdasarkan   luas   ruangan, termasuk juga luasan yang akan dipasng plin. Sebagai contoh
ruang dengan ukuran lebar 3 m dan panjang   4 m, maka luas lantai adalah 3 x 4 = 12 m². Selain penutup lantai, umumnya juga
dipasang plin setinggi 10 cm yang terletak di sekeliling ruang. Fungsi   utamanya   adalah   untuk   melindungi   dinding   agar   tidak
basah pada saat lantai dipel. Kebutuhan plin pada ruangan 3 x 4 m adalah 0,1 x 4 + 3 + 4 + 3 = 1,4 m². Perlu diingat bahwa
99
kebutuhan   plin   disesuaikan   dengan   ukuran   penutup   lantainya. Batas antara plin dengan dinding sering diberi takikan sedalam
0,5 cm yang disebut dengan tali air.
h. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan   plesteran   dihitung   berdasarkan   luasan   bata   yang rencananya akan diplester, dengan satuan m². Pada umumnya
dalam kondisi normal tebal plesteran 1,5 sampai dengan 2,5 cm. Jenis plesteran ini dapat dibedakan berdasarkan fungsinya,
yaitu direncanakan mampu menahan rembesan air kedap air atau   tidak.   Hal   ini   lebih   ditentukan   oleh   komposisi   bahan
pembentuknya.
Gambar
31
.  Pekerjaan Plesteran
Berbagai   komposisi   kebutuhan   material   untuk   berbagai ketebalan plesteran seperti diuraikan dalam tabel-tabel berikut :
Tabel 1.  Koefisien material pekerjaan plesteran tebal 1,5 cm
BAHAN Portland Cement PC : Pasir, tebal 1,5 cm
1 : 1 1 : 2
1 : 3 1 : 4
1 : 5 1 : 6
1 : 8 PC, Sak
11,9927 8,9724 7,1673 5,9669 5,1109 4,4697 3,5731 Pasir, m³ 0,0134
0,0201 0,0241 0,0267 0,0286 0,0300 0,0320 Tabel 2.  Koefisien material pekerjaan plesteran tebal 2 cm
100
BAHAN Portland Cement PC : Pasir, tebal 2 cm
1 : 1 1 : 2
1 : 3 1 : 4
1 : 5 1 : 6
1 : 8 PC, Sak
0,3998 0,2991 0,2389 0,1989 0,1704 0,1490 0,1191 Pasir, m³
0,0179 0,0268 0,0321 0,0356 0,0382 0,0400 0,0427 Tabel 3.  Koefisien material pekerjaan plesteran tebal 3 cm
BAHAN Portland Cement PC : Pasir, tebal 3 cm
1 : 1 1 : 2
1 : 3 1 : 4
1 : 5 1 : 6
1 : 8 PC, Sak
0,5996 0,4486 0,3584 0,2983 0,2555 0,2235 0,1787 Pasir, m³
0,0269 0,0402 0,0482 0,0535 0,0572 0,0601 0,0640 Kebutuhan upah untuk berbagai jenis komposisi dapat diambil sama
besarnya.   Besarnya   upah   yang   dialokasikan   untuk   plesteran   dapat diambil seperti berikut :
1 m³ Pekerjaan Plesteran 1 : 2, Tebal 1,5 cm
UPAH :
0,4000 org Pekerja x Rp.20.000,00 =
Rp.    8.000,00 0,1500 org Tukang x Rp.25.000,00
= Rp.    3.750,00
0,0150 org Kepala tukang x Rp.27.500,00 =
Rp.       412,00 0,0200 org Mandor x Rp.32.500,00
= Rp.       650,00
JUMLAH =
Rp.  12.812,50 Interpretasi dari koefisien tersebut adlah sebagai berikut : Seandainya
terdapat volume plesteran seluas 50 m² dan direncanakan diselesaikan dalam   waktu   satu   hari,   maka   jumlah   tukang   yag   harus   disediakan
adalah sebagai berikut : 0,4000 org Pekerja
x 50 m³ = 20,00 0,1500 org Tukang
x 50 m³ =  7,5 ≈ 8 0,0150 org Kepala tukang
x 50 m³ = 0,75 ≈ 1 0,0200 org Mandor
x 50 m³ =1,00
101
Berdasarkan hasil hitungan dibutuhkan sebanyak 1 mandor, 1 kepala tukang, 8 tukang dan 20 pekerja.
Kebutuhan bahannya adalah sebagai berikut : 1 m  Pekerjaan Plesteran 1 : 2, Tebal 1,5 cm
BAHAN :
8,9724 Sak Semen PC xRp.   750,00 =
Rp.    6.729,30 0,0201 m³ Pasir x Rp.40.000,00
= Rp.        804,00
JUMLAH =
Rp.     7.533,30 Dengan demikian besarnya satuan pekerjaan untuk membentuk 1 m²
plesteran 1 : 2 adalah Rp.12.812,50 + Rp.7.533,30 = Rp.20.345,80.
i. Pekerjaan Plamir