55
4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistik
dilakukan dengan menggunakan analisis uji parsial t-test dan uji simultan F- test.
4.4.1 Uji Parsial t-test
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial.
Tabel 4.5 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
Constant ,449
,145 2,621
,001 Free Cash Flow -3,708E-005
,000 -,129 -1,135
,260 Struktur Aset
,698 ,247
,287 2,825
,006 Profitabilitas
,388 ,187
,236 2,087
,040 a. Dependent Variable: Kebijakan Utang
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2013. Berdasarkan tabel 4.5, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara
parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut.
56
�
�
: Free cash flow
�
�
berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel free cash flow diperoleh sebesar -1,135 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,98667 dan nilai signifikansi sebesar 0,228. Nilai
signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,260 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H
1
�
�
: Struktur aset
�
�
berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
ditolak dengan pengertian bahwa free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang
DER. Hal ini menunjukan bahwa free cash flow tidak dapat dijadikan sebagai pedoman didalam menentukan tinggi rendahnya tingkat kebijakan utang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2011 dan Hardiningsih
Oktaviani 2012. Akan tetapi, bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmayanti 2006, Indahningrum Handayani 2009 dan
Susilawati dkk. 2012 yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.
Nilai t hitung variabel struktur aset diperoleh sebesar 2,825 lebih besar dari t tabel sebesar 1,98667 dan nilai signifikansi sebesar 0,006. Nilai
signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,006 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
rasio struktur aset berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan utang pada
57
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Maka �
2
diterima karena didukung oleh data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Dengan demikian,
rasio struktur aset dengan proksi fix assetstotal assets dapat dijadikan sebagai variabel yang menentukan tinggi rendahnya tingkat kebijakan utang perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Rasio struktur aset memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,698 yang berarti bahwa meningkatnya struktur aset akan
berpengaruh terhadap semakin tingginya tingkat kebijakan utang, dan sebaliknya, semakin kecil struktur aset akan berpengaruh pada semakin
rendahnya tingkat kebijakan utang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dan Oktaviani 2012 serta yang
bertentangan dengan penelitian ini adalah Susilawati dkk. 2012 yang menyatakan struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
utang. �
�
: Profitabilitas
�
�
berpengaruh terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel profitabilitas diperoleh sebesar 2,087 lebih besar dari t tabel sebesar 1,98667 dan nilai signifikansi sebesar 0,04. Nilai
signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,04 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Maka
�
3
diterima didukung oleh data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Dengan demikian,
58
profitabilitas dengan proksi laba bersih setelah pajak rata-rata modal dapat dijadikan sebagai variabel yang menentukan tinggi rendahnya tingkat kebijakan
utang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Rasio profitabilitas memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,388 yang berarti bahwa meningkatnya
profitabilitas akan berpengaruh terhadap semakin tingginya tingkat kebijakan utang. Dan sebaliknya, semakin kecil profitabilitas akan berpengaruh pada
semakin rendahnya tingkat kebijakan utang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardinigsih dan Oktaviani 2012. Akan tetapi,
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indahningrum Handayani 2009 dan Susilawati dkk. 2012 yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan, serta, Kusrini 2012 yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan utang. Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = 0,449 - 3,708X
1
+ 0,698X
2
+ 0,388X
3
Dimana:
+ e
Y : Kebijakan utang debt policy X
1
X : Free Cash Flow
2
X : Struktur aset
3
e : Error tingkat kesalahan : Rasio profitabilitas ROE
59
Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda, masing-masing variabel menjelaskan bahwa:
1. konstanta sebesar 0,449 menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel bebas
maka tingkat kebijakan utang debt to equity adalah sebesar 0,449, 2.
free cash flow memiliki arah hubungan yang negatif sebesar -3,708. Dengan asumsi setiap kenaikan free cash flow 1 akan menyebabkan penurunan
pada kebijakan utang sebesar 3,708 dan sebaliknya, penurunan free cash flow sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan pada kebijakan utang sebesar
3,708 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap, 3.
struktur aset memiliki arah hubungan yang positif sebesar 0,698 dengan asumsi setiap kenaikan struktur aset sebesar 1 akan menyebabkan
peningkatan pada kebijakan utang sebesar 0,698 dan sebaliknya, penurunan struktur aset sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan pada
kebijakan utang sebesar 0,698 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap, 4.
profitabilitas memiliki arah hubungan yang positif sebesar 0,388 dengan asumsi setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 akan menyebabkan
peningkatan pada kebijakan utang sebesar 0,388 dan sebaliknya, penurunan profitabilitas sebesar 1 akan menyebabkan pula penurunan
pada kebijakan utang sebesar 0,388 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
60
4.4.2 Uji Simultan F-test