51
4.3.2 Uji Multikolienaritas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2005 : 91. Untuk melihat ada tidaknya gejala
multikolinearitas, peneliti melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir yaitu : tolerance
0,10 dan VIF Variance Inflation Factor 10. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.3
berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolienaritas
Model Unstandardized Coefficients
Collinearity Statistics
B Std. Error
Tolerance VIF
Constant ,449
,145 Free Cash Flow
-3,708E-005 ,000
,798 1,253
Struktur Aset ,698
,247 ,991
1,009 Profitabilitas
,389 ,187
,800 1,249
Dependent Variable: Kebijakan Utang Sumber: Diolah dengan SPSS, 2013.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya gejala multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance
dan VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian
52
ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Untuk free cash flow memiliki nilai tolerance 0,798; struktur aset memiliki nilai tolerance 0,991; dan
profitabilitas memiliki nilai tolerance 0,800. Jika dilihat dari VIF, masing- masing variabel independen lebih kecil dari 10 yaitu free cash flow memiliki
VIF 1,253; struktur aset memiliki VIF 1,009; dan profitabilitas memiliki VIF 1,249. Kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas
dalam variabel independennya.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variabel residual tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi
yang baik adalah homokedastisitas Ghozali, 2005 : 105. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan dasar analitis sebagai
berikut: 1.
jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada akan membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas, 2.
jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
53
Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditunjukan pada gambar 4.3 berikut
ini:
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2013. Dari grafik scatterplot pada gambar 4.3, terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal tersebut menunjukkan
bahwa tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi pengaruh free cash flow, struktur aset dan profitabilitas terhadap
kebijakan utang perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
54
4.3.4 Uji Autokorelasi