21 Tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein dalam Harahap
2006:19 adalah : a.
Screening, analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan.
b. Understanding, memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil
usahanya. c.
Forecasting, analisa yang digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan dating.
d. Diagnosis, analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya
masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.
e. Evaluation, analisa dilakukan untuk melihat prestasi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Horne
2005
Rasio-rasio keuangan yang ada pada umumnya digunakan terdiri atas dua jenis, jenis pertama meringkas beberapa aspek dari “kondisi keuangan”
perusahaan untuk satu periode dengan neraca yang telah dibuat balance sheet ratio
, karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa
aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu , biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi income
statement ratio
.
Universitas Sumatera Utara
22 Secara umum rasio-rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi empat
jenis kelompok rasio keuangan antara lain: a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.
Perusahaan yang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tepat waktu berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran
berupa aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Ada 4 rasio likuiditas, yaitu :
1. Rasio Lancar Current Ratio
Rasio lancar, yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rumusnya
sebagai berikut:
CR = x 100
Darsono dan Ashari,2005:52
2. Quick Test Ratio
Quick Test Ratio, yaitu kemampuan aktiva lancar minus persediaan untuk
membayar kewajiban lancar. Rumusnya sebagai berikut :
QTR = x 100
Darsono dan Ashari,2005:52 3.
Rasio Modal Kerja Bersih Net Working Capital Rasio modal kerja bersih digunakan untuk mengetahui rasio modal bersih
terhadap kewajiban lancar. Rumusnya sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
23 NWC =
x 100
Darsono dan Ashari,2005:52 4.
Cash Ratio Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya
dengan kas atau yang setara kas. Penggunaan cash ratio juga mengasumsikan piutang sebagai komponen yang kurang liquid.
Cash Ratio =
x 100
Sawir, 2005:10
Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Lancar Current Ratio
yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas
jangka pendek ini penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut. Current ratio yang baik adalah antar
100 sampai dengan 200. Diatas 200 berarti banyak aktiva yang menganggur. Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar
kemampuan perusahaan untuk mambayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk
atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam akiva lancar seharusnya digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang jangka panjang, atau untuk
investasi yang bisa menghasilkan tingkat kembalian lebih. Dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan
perusahaan seperti rencana manajemen, sektor industri, dan kondisi ekonomi makro secara umum.
Universitas Sumatera Utara
24 b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut
dilikuidasi. Rasio ini disebut juga rasio leverage, yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang. Rasio solvabilitas yang baik adalah
maksimal 100. Artinya perusahaan banyak mengandalkan modal dari dalam bukan hutang. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
solvabilitas perusahaan adalah sebagai berikut : 1.
Debt to asset ratio
Debt to asset ratio , yaitu total kewajiban terhadap asset. Rasio ini
menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rumusnya sebagai
berikut:
DAR = x 100
Darsono dan Ashari,2005:54 2.
Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan
perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rumusnya sebagai berikut :
DER = x 100
Darsono dan Ashari,2005:54 3.
Long Term Debt to Equity Ratio
Universitas Sumatera Utara
25
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri. Hutang jangka panjang didefenisikan sebagai
hutang yang masa jatuh tempo pembayarannya diatas 1 tahun, umumnya 5 tahun atau lebih. Semakin tinggi angka rasio ini, semakin besar pula resiko
yang dihadapi oleh para kreditur jangka panjang.
LTDER = x 100
Harahap,2006:135 Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Debt to equity ratio
DER, yaitu total kewajiban terhadap equitas. Tinggi rendah DER akan mempengaruhi tingkat pencapaian laba yang dicapai oleh perusahaan. Jika
biaya yang ditimbulkan oleh pinjaman cost of debt lebih kecil daripada biaya modal sendiri cost of equity, maka sumber dana yang berasal dari
pinjaman atau hutang akan lebih efektif dalam menghasilkan laba meningkatkan return on equity, demikian sebaliknya Brigham, 2009.
Perusahaan yang pertumbuhan labanya rendah akan berusaha menarik dana dari luar, untuk mendapatkan investasi dengan mengorbankan sebagian besar
labanya. Sehingga perusahaan dengan pertumbuhan laba rendah akan semakin memperkuat hubungan antara DER yang berpengaruh negatif
dengan profitabilitas. Dimana peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi semua kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena
semakin besar penggunaan utang maka semakin besar kewajibannya.
Universitas Sumatera Utara
26 Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar beban perusahaan terhadap
pihak luar, hal ini sangat memungkinkan menurunkan kinerja perusahaan, karena tingkat ketergantungan dengan pihak luar semakin tinggi.
c. Rasio Profitabilitas Profitabilitas kemampulabaan merupakan hasil akhir bersih dari
berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan gambaran tentang efektivitas manajemen perusahaan dan
tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah:
1. Gross Profit Margin
Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor dicari dengan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dibagi penjualan bersih.
Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Rumusnya sebagai berikut:
GPM =
x 100 Darsono dan Ashari,2005:56
2. Net Profit Margin
Laba bersih dibagi penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan
yang dilakukan. Rasio ini tidak menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan
karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional. Kelemahan
Universitas Sumatera Utara
27 dari rasio ini adalah memasukkan pos atau item yang tidak berhubungan
langsung dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan dan biaya pajak penghasilan. Rumusnya sebagai berikut:
NPM = x 100
Darsono dan Ashari,2005:56 3.
Return On Assets Return on assets menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini
efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas
profitabilitas perusahaaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
ROA = x 100
Darsono dan Ashari,2005:57 4.
Return On Equity Return on equity adalah laba bersih dibagi rata-rata ekuitas. Rasio ini
berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rumusnya sebagai
berikut: ROE =
x 100 Darsono dan Ashari,2005:57
Universitas Sumatera Utara
28 Rasio ini menunjukan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan
tingkat pengembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar
pada pemegang saham. Dalam penelitian ini rasio profitiblitas yag dipakai adalah net profit
margin, return on assets, dan return on equity , dimana menurut penulis
ketiga jenis rasio ini sudah cukup baik untuk menilai perubahan laba perusahaan.
d. Rasio aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Rasio ini digunakan
dengan membandingkan penjualan dengan berbagai investasi dalm aktiva sehingga kita dapat mengetahui seberapa lancar jalannya kegiatan
operasional perusahaan sehari-hari. Jenis-jenis rasio aktvitas, yaitu : 1.
Receivable Turn Over
Receivable turnover adalah penjualan bersih dibagi rata-rata piutang
dagang. Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Rumusnya
sebagai berikut:
RTE = x 100
Darsono dan Ashari,2005:59 2.
Rata-rata Penerimaan Piutang
Universitas Sumatera Utara
29
Rata-rata penerimaan piutang adalah jumlah hari dalam setahun 365 dibagi receivable turnover. Dengan melihat rasio ini, kita bisa melihat dalam
jangka waktu berapa hari piutang akan bisa diubah menjadi kas atau ditagih. Rumusnya sebagai berikut:
RPP = x 100
Darsono dan Ashari,2005:59 3.
Total Assets Turnover
Total assets turnover adalah penjualan dibagi rata-rata total aktiva.
Kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini. Rumusnya sebagai
berikut:
TATO = x 100
Darsono dan Ashari,2005:60 Rasio aktivitas yang digunakan dalam peneitian ini adalah total assets
turnover , adalah penjualan dibagi rata-rata total aktiva. Kemampuan
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan digambarkan dalam rasio ini. Dengan melihat rasio ini, kita bisa
mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
4. Perubahan Laba