tidak adanya bulu kaki, distrophia kuku ibu jari kaki dan rasa dingin pada tungkai bawah, kulit yang kering, fisura pada kulit, hal-hal ini merupakan tanda insufisiensi
vaskular. Di antara jari- jari kaki harus diamati adanya fissura, ulserasi dan infeksi Budiono B, 2006.
Palpasi denyut nadi merupakan komponen rutin yang harus dinilai. Penilaian meliputi arteri femoralis, poplitea dan dorsalis pedis. Pulsasi dicatat dengan angka 0-
2, dimana tidak ada pulsasi, berkuranglemah dan normal. Lemah atau tidak adanya pulsasi merupakan indikasi PAP. Denyut arteri dorsalis pedis akan menghilang pada
8,1 populasi normal, sedangkan arteri tibialis posterior pada 2,0 populasi normal. Diduga kuat adanya penyakit vaskular apabila tidak dijumpai kedua denyut nadi pada
kaki. Khan dkk menyimpulkan pemeriksaan fisik haruslah dibarengi dengan tes diagnostik untuk memastikan adanya PAP Lysen S, Joseph D, 2006
Diagnostik untuk menegakkan penyakit arteri perifer haruslah akurat, murah, diterima secara luas, mudah, dan non-invasif. Terdapat beberapa teknik pemeriksaan
yang tersedia untuk mendeteksi PAP yaitu menilai adanya stenosis, tingkat keparahan, evaluasi pasien terhadap progresivitas penyakit atau respon dari terapi.
Variasi untuk diagnosa dan evaluasi penyakit arteri perifer :
a. Ankle Brachial Index ABI
Tes ini mudah dalam mendeteksi penyakit arteri perifer dengan menghitung rasio tekanan darah sistolik pembuluh darah arteri pergelangan kaki dibanding pembuluh
darah arteri lengan. Pengukuran ABI dilakukan sesudah pasien berbaring 5-10 menit. Test ini mencatat TD sistolik kedua arteri brachialis dan kedua arteri dorsalis pedis
serta arteri tibialis posterior. ABI dihitung pada masing-masing tungkai dengan pembagian nilai tertinggi TD sistolik pergelangan kaki dibagi nilai tertinggi TD
sistolik lengan, yang dicatat nilai dengan 2 angka desimal.
Universitas Sumatera Utara
Interpretasi nilai ABI menurut:
American College of Cardiology American Diabetes Association ACCADA :
1,3 : dugaan kalsifikasi arteri 0,91 – 1,3 : normal
0,9 – 0,8 : ringan 0,79- 0,5 : sedang
0,5 : berat
Hiatt dkk : 1,30 : dugaan kalsifikasi arteri
0,91 – 1,30 : normal 0,41 – 0,90 : ringan- sedang
0,00 – 0,5 : berat
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Pengukuran dan interpretasi ankle-brachial index ABI. DP =
dorsalis pedis; PT = posterior tibial. Hiatt WR 2001
ABI dapat mendeteksi lesi stenosis paling sedikit 50 pada tungkai. Pembuluh darah yang kaku bila didapati adanya kalsifikasi arteri. Hal ini sering dijumpai pada pasien
diabetes, orang tua, gagal ginjal kronik dengan HD reguler dan pasien yang mendapat terapi steroid kronis Regelmen S, Jaff M, 2006.
Petunjuk praktis penanganan PAP menurut ACCAHA merekomendasikan test ABI dilakukan pada :
Universitas Sumatera Utara
• Individu yang diduga gangguan arteri perifer karena adanya gejala exertional leg atau luka yang tidak sembuh.
• Usia ≥ 70 tahun
• Usia 50 -70 tahun yang mempunyai riwayat merokok atau DM Sebagai tambahan, ADA menyarankan skrining ABI dilakukan pada penderita DM
dengan usia 50 tahun yang mempunyai faktor resiko penyakit arteri perifer seperti merokok, hipertensi, hiperlipidemia, lamanya menderita DM 10tahun.
b. Segmental Limb Pressure dan Pulse Volume Recording