Epidemiologi Klasifikasi Penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronik PGK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Ginjal Kronik PGK

Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, yang umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Sedangkan gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, dimana akan memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal Suwitra, 2009. Kriteria PGK dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kriteria Penyakit Ginjal Kronik 1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus LFG, dengan manifestasi: a. Kelainan patologis b. Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan 2. LFG60mlmnt1,73m² selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal

2.1.1. Epidemiologi

Di Amerika Serikat, data tahun 1995-1999 menyatakan insidensi PGK diperkirakan 100 kasus perjuta penduduk pertahun, dan angka ini meningkat sekitar 8 setiap tahunnya. Di Malaysia, dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru gagal ginjal pertahunnya. Di negara- negara berkembang lainnya, Universitas Sumatera Utara insidensi ini diperkirakan sekitar 40-60 kasus perjuta penduduk pertahun Suwitra, 2009. Laporan USRDS The United States Renal Data System tahun 2008 menunjukkan adanya peningkatan populasi penderita PGTA di Amerika Serikat yaitu 1.5891.000.000 penduduk tahun 2005 menjadi 1.6411.000.000 penduduk tahun 2006. Susalit 2009 menyebutkan di Indonesia prevalensi rate penderita PGTA yang menjalani dialisis adalah 10,2 per satu juta penduduk pada tahun 2002, 11,7 per satu juta penduduk pada tahun 2003, 13,8 per satu juta penduduk pada tahun 2004, 18,4 per satu juta penduduk pada tahun 2005, dan 23,4 per satu juta penduduk pada tahun 2006.

2.1.2. Klasifikasi

PGK diklasifikasikan atas dua hal, yaitu atas dasar derajat stage penyakit dan dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan mempergunakan rumus Kockcorft-Gault sebagai berikut Suwitra, 2009: LFG mlmenit1,73m² = 140-umurx berat badan 72x kreatinin plasma mgdl pada perempuan dikalikan 0,85 Tabel 2. Laju filtrasi glomerulus LFG dan stadium penyakit ginjal Stadium Deskripsi LFG mLmenit1.73m² 1 Kerusakan ginjal disertai LFG normal atau meninggi ≥90 2 Penurunan ringan LFG 60-89 3 Penurunan moderat LFG 30-59 4 Penurunan berat LFG 15-29 Universitas Sumatera Utara 5 Gagal ginjal 15 atau dialisis

2.1.3. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan PGK meliputi Suwitra, 2009 a. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya b. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid c. Memperlambat perburukan fungsi ginjal d. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular e. Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi f. Terapi pengganti ginjal Terapi Pengganti Ginjal Renal Replacement Therapy diperlukan pada penderita PGK stadium terminal, ketika LFG15mlmnt1,73m², dimana ginjal tidak dapat mengkompensasi kebutuhan tubuh untuk mengeluarkan zat-zat sisa hasil metabolisme yang dikeluarkan melalui pembuangan urin, mengatur keseimbangn asam-basa dan keseimbangan cairan serta menjaga kestabilan lingkungan dalam. Tujuan terapi pengganti ginjal untuk mempertahankan kehidupan, meningkatkan kualitas hidup sehingga penderita dapat beraktifitas seperti biasa serta mempersiapkan transplantasi ginjal apabila memungkinkan. Terapi pengganti ginjal yang tersedia saat ini ada 2 pilihan: dialisis dan transplantasi ginjal. Ada 2 metode dialisis yaitu Hemodialisis dan Peritoneal Dialisis Suwitra, 2009

2.1.4. Komplikasi

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Feritin Serum dengan Inflamasi, Nutrisi dan Besi pada Pasien-pasien Hemodialisis Reguler di Medan, Sumatera Utara

2 45 67

HUBUNGAN ANTARA DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT ARTERI PERIFER DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN PUCANGAN Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Penyakit Arteri Perifer Di Posyandu Lansia Kelurahan Pucangan.

0 2 19

HUBUNGAN ANTARA KADAR KALSIUM, FOSFAT DAN PRODUK KALSIUM-FOSFAT DENGAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK PRADIALISIS.

0 2 20

HUBUNGAN ANTARA STATUS DIABETES MELITUS DENGAN STATUS PENYAKIT ARTERI PERIFER (PAP) PADA PASIEN HIPERTENSI ipi364961

0 0 11

Hubungan antara Kadar Kalsium, Fosfor dan Produk Kalsium Fosfor Serum dengan Skor Pruritus pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 2 13

Hubungan antara Kadar Kalsium, Fosfor dan Produk Kalsium Fosfor Serum dengan Skor Pruritus pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 2

Hubungan antara Kadar Kalsium, Fosfor dan Produk Kalsium Fosfor Serum dengan Skor Pruritus pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 5

Hubungan antara Kadar Kalsium, Fosfor dan Produk Kalsium Fosfor Serum dengan Skor Pruritus pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 27

2. Anggota PKPMI 3. Anggota KKIM - Hubungan Antara Perkalian Produk Kalsium dan Fosfat Serum dengan Penyakit Arteri Perifer Pada Pasien Hemodialisis Reguler

0 1 38

Hubungan Antara Perkalian Produk Kalsium dan Fosfat Serum dengan Penyakit Arteri Perifer Pada Pasien Hemodialisis Reguler

0 0 15