ekstremitas diposisikan tergantung menjuntai sehingga perfusi akan membaik dengan gravitasi.
Pemeriksaan fisik dari gangguan pembuluh darah disebut sangat kritis bila ditemukan: tanda-ptanda klasik
″5 P’s″: yaitu pulselessness, paralysis, paraesthesia, pain, dan pallor. Kita sangkakan sudah terjadi iskemia kaki yang sangat kritis dan
keharusan untuk dilakukan evaluasi dan konsultasi bila dijumpai paralysis dan paraesthasia. Desah dari jantung yang tak normal juga dinilai. Semua pembuluh
darah perifer termasuk carotid, abdominal, dan femoral diperiksa untuk kualitas pols dan adanya bruit. Dikatakan pada a. dorsalis pedis bisa tidak dijumpai adanya pols
pada 5-8 subjek, tapi a.tibial posterior ada. Keduanya bisa tidak dijumpai pada 0.5 pasien. Kulit bisa atropi, dan nampak bersinar, hal ini bisa menunjukkan tanda
perubahan pertumbuhan, termasuk alopesia; kering, scaly, atau kulit erythematous perubahan pigmentasi. “Fishnet pattern” livedo reticularis, pulselessness, numbness
atau cyanosis adalah manifestasi PAP lanjut. Penyembuhan yang sangat sukar juga dari ulkus pada ekstremitas bisa kita sangkakan kemungkinan PAP Mc Gee S,
Boyko E, 1998.
2.3.6 Penegakan Diagnosis dari Penyakit Arteri Perifer PAP
Komponen pertama dari penilaian PAP adalah anamnesis Meijer WT et al. 2007. Anamnesis ditujukan untuk mengetahui keberadaan gejala seperti adanya rasa
sakit pada kaki waktu berjalan, apakah rasa sakit muncul pada perobahan posisi dari duduk ke berdiri atau sebaliknya, demikian juga untuk mengetahui lokasi rasa sakit
dan apakah rasa sakit ini masih dijumpai setelah istirahat. Penyebab alternatif nyeri tungkai saat berjalan banyak, termasuk stenosis spinal, artritis, saraf yang tertekan,
sindrom kompartemen kronis, sehingga hal-hal ini harus disingkirkan Meijer WT et al, 2007.
Dua komponen yang penting dalam pemeriksaan fisik yaitu inspeksi kaki dan palpasi denyut nadi perifer. Pada inspeksi diamati adanya tanda tanda rubor, palor,
Universitas Sumatera Utara
tidak adanya bulu kaki, distrophia kuku ibu jari kaki dan rasa dingin pada tungkai bawah, kulit yang kering, fisura pada kulit, hal-hal ini merupakan tanda insufisiensi
vaskular. Di antara jari- jari kaki harus diamati adanya fissura, ulserasi dan infeksi Budiono B, 2006.
Palpasi denyut nadi merupakan komponen rutin yang harus dinilai. Penilaian meliputi arteri femoralis, poplitea dan dorsalis pedis. Pulsasi dicatat dengan angka 0-
2, dimana tidak ada pulsasi, berkuranglemah dan normal. Lemah atau tidak adanya pulsasi merupakan indikasi PAP. Denyut arteri dorsalis pedis akan menghilang pada
8,1 populasi normal, sedangkan arteri tibialis posterior pada 2,0 populasi normal. Diduga kuat adanya penyakit vaskular apabila tidak dijumpai kedua denyut nadi pada
kaki. Khan dkk menyimpulkan pemeriksaan fisik haruslah dibarengi dengan tes diagnostik untuk memastikan adanya PAP Lysen S, Joseph D, 2006
Diagnostik untuk menegakkan penyakit arteri perifer haruslah akurat, murah, diterima secara luas, mudah, dan non-invasif. Terdapat beberapa teknik pemeriksaan
yang tersedia untuk mendeteksi PAP yaitu menilai adanya stenosis, tingkat keparahan, evaluasi pasien terhadap progresivitas penyakit atau respon dari terapi.
Variasi untuk diagnosa dan evaluasi penyakit arteri perifer :
a. Ankle Brachial Index ABI