- Penutup 198e8947 8ee9 4450 89e6 805e4fc52e66

BAB III - Penutup

190

C. Pendampingan Jurnalis Warga

S etelah mengikuti pelatihan selama dua hari tidak secara otomatis eks-peserta pelatihan dapat langsung mempraktikkan teori yang diterima serta dapat memproduksi konten jurnalistik. Secara umum gambaran para eks-peserta pelatihan jurnalisme warga yang ditemui adalah “kebingungan” dan “kegamangan” dalam melakukan kerja jurnalistik. Alhasil mereka mengalami kesulitan saat mulai menyusun tulisan atau produk jurnalistik seperti yang diharapkan. Beberapa penjelasan yang didapat saat berdialog dengan mereka antara lain disebabkan oleh: a. Keraguan untuk menulis, karena belum memiliki keberanian untuk memulai. b. Eks-peserta pelatihan merasa ragu-ragu dan tidak memahami benar apa isu yang perlu dan harus diangkat. c. Ada kekuatiran jika tulisan yang diangkat akan menimbulkan protes pihak-pihak tertentu, karena jurnalis warga sampai saat ini masih belum memiliki “identitas” yang cukup jelas. d. Merasa seperti ada beban untuk mengungkapkan sesuatu yang kritikal mengkritik suatu kondisi dari pelayanan publik. Oleh karenanya, perlu dilakukan pendampingan terhadap ex peserta pelatihan untuk menjadi jurnalis warga agar mereka dapat menghasilkan tulisan atau produk jurnalistik. Sehingga hasil akhir yang diharapkan adalah kefasihan para eks-peserta pelatihan jurnalisme warga untuk memproduksi konten jurnalistik yang didasari oleh pemahaman teknis penulisan dan jurnalistik serta isu yang akan diangkat. Di dalam uraian pendampingan kepada JW ini pertama akan diuraikan apa saja prasyarat yang harus terpenuhi dari seorang jurnalis warga dan apa saja prasyarat yang harus terpenuhi di dalam diri seorang fasilitator. Fasilitator yang dimaksud disini adalah tim mitra pelaksana media. Selanjutnya, akan dijelaskan pula pola pendampingan yang dikembangkan melalui tiga jenis interaksi antara mitra pelaksana media dengan jurnalis warga, yakni: a. Pertemuan regular minimal sebulan sekali. b. Interaksi melalui akun media sosial. c. Interaksi langsung di dalam proses penyuntingan produk jurnalistik.

1. Prasyarat Dasar

a. Membangun semangat jurnalis warga. Tidak semua eks-peserta pelatihan langsung memahami apa yang harus dilakukan paska pelatihan. Oleh karenanya mitra pelaksana harus memastikan bahwa di dalam semua kepala eks-peserta sudah tertanam pemahaman yang sama mengenai peran jurnalis warga di dalam mendorong terjadinya perubahan. Ada dua hal yang perlu didorong oleh mitra pelaksana agar eks-peserta pelatihan memiliki cara pandang dan semangat yang memotivasi mereka memulai suatu proses perubahan. www.kinerja.or.id Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik 191

i. Membangun Visi sebagai jurnalis warga.

Menjadi jurnalis warga dalam konteks program Kinerja sedikit banyak berperan menjadi agent of change yang sederhana melalui tulisan atau produk jurnalistiknya. Proses membangun visi sebagai jurnalis warga ini idealnya dilaksanakan pada saat pertemuan pertama setelah pelatihan dilaksanakan. Untuk membangun pemahaman sebagai agent of change diperlukan beberapa tahapan dan teknik yang perlu dilakukan yakni sebagai berikut:  Mitra pelaksana perlu menggali persepsi masing-masing calon yang tertarik menjadi jurnalis warga, termasuk peran perubahan apa yang ingin dihasilkan oleh calon tersebut dan dengan alat apa yang bersangkutan melakukan perubahan. Di dalam menggali persepsi dengan menggunakan alat tersebut, hasilperubahan apa yang menurut calon dapat terjadi. Mitra pelaksana perlu menggali lebih jauh dengan pertanyaan-pertanyaan kunci untuk memastikan bahwa calon tersebut mengetahui apa yang menjadi tujuan yang bersangkutan menjadi jurnalis warga dan perubahan apa yang ingin dicapai.  Mitra pelaksana perlu memastikan apa yang diutarakan oleh calon jurnalis warga tersebut dapat menjadi semangat bagi calon untuk menghasilkan produk jurnalistik yang dapat memberikan perubahan kepada yang mengaksesnya publik.  Mitra pelaksana harus meyakinkan bahwa calon dengan pelatihan teknis yang telah diberikan mampu menghasilkan produk yang dapat membawa ke arah perubahan. ii. Memanfaatkan pengalaman selama pelatihan. Pengalaman selama pelatihan singkat selama dua hari singkat tidaklah banyak. Namun mitra pelaksana harus meyakinkan calon jurnalis warga bahwa pengalaman tersebut adalah cukup bagi calon untuk mulai melakukan sesuatu yang dapat secara bertahap untuk mendorong terjadinya perubahan. Pemahaman semacam ini perlu secara terus menerus – terutama di awal sesi paska pelatihan – dilakukan oleh mitra pelaksana kepada calon jurnalis warga.

b. Kapasitas mitra pelaksana media. i. Kapasitas dasar jurnalistik. Mitra

pelaksana perlu memiliki standar minimum untuk dapat bertindak sebagai seorang jurnalis. Kapasitas minimum yang harus dimiliki antara lain: kemampun menulis berita, mencari berita dengan prinsip-prinsip jurnalistik yang sederhana, memahami angle dalam tulisan, mampu melakukan riset awal dan observasi. Jika mitra pelaksana kurang www.kinerja.or.id Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik

BAB III - Penutup