- Pelatihan Jurnalisme Warga - Pelatihan Jurnalisme Warga

BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga

46 jurnalisme warga dari tayangan televisi “I-Witness” Metro TV dan rekaman berita VOA. c. Memberikan curah pendapat dan berdiskusi mengenai tayangan televisi tersebut dan materi jurnalisme warga. PANDUAN PRESENTASI www.kinerja.or.id Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik 47 BAHAN BACAAN Artikel 1 Jurnalisme Warga dari berbagai sumber disusun oleh: Firmansyah S. Hamdani, Senior Media Specialist KINERJA - USAID Jurnalisme warga atau publik atau jurnalisme partisipatif juga dikenal dengan nama jurnalisme demokratik adalah partisipasi aktif warga dalam mengoleksi, melaporkan, menganalisis dan menyebarluaskan berita dan informasi. Jurnalisme warga adalah bentuk khusus dari media warga yang informasinya berasal dari warga itu sendiri. Citizen Journalism adalah perlawanan. Perlawanan terhadap hegemoni dalam merumuskan dan memaknai kebenaran. Perlawanan terhadap dominasi informasi oleh elit masyarakat. Akhirnya, perlawanan terhadap tatanan peradaban yang makin impersonal. Namun, lebih dari itu, Citizen Journalism adalah penemuan kembali kemanusiaan, persahabatan dan kekeluargaan. Setiap orang adalah subjek yang berhak merumuskan sendiri kebutuhannya. 4 BIARKAN PUBLIK MENYUSUN SENDIRI “BERITA” MEREKA Kemunculan jurnalisme warga dalam beberapa hal telah melahirkan kontroversi. Banyak jurnalis profesional berkeyakinan, hanya jurnalis terlatihlah yang dapat melakukan kerja-kerja jurnalistik yang sesungguhnya. Tetapi, banyak juga kalangan jurnalis profesional yang mendobrak hierarki jurnalisme tradisional dengan cara menulis dalam blog mereka sendiri. www.kinerja.or.id Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik

BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga

48 seputar pemilihan presiden AS. Oh May News mengalami sukses luar biasa juga dipicu pemilihan presiden Korsel. Lemann mencatat, situs ini merupakan media terbesar yang menerapkan Citizen Journalism. Artikel 2 “Masa Depan Pewartaan Warga untuk mendorong Transformasi Sosial” Yogyakarta, 19 Desember 2009 Latar Belakang Irama gamelan mengalunkan gending-gending Jawa. Upacara Merti Dusun di Dusun Tutup Ngisor, Magelang resmi dimulai setelah ritual pembukaan yang dipimpin sesepuh dusun. Sang dalang segera memainkan wayang kulit di panggung yang dibuat secara khusus di dalam pendopo. Warga dusun, tua, muda, maupun anak-anak duduk bersila memenuhi ruang lesehan di depan panggung. Demikian gambaran kegiatan Merti Dusun di Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumberan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang yang diunggah Ikhwadunin, pegiat radio komunitas Sutet FM yang berlokasi di Kecamatan Dukun, Magelang 962009. Tulisan berjudul Merti Dusun, Media Pelestari Budaya dan Tradisi, memberikan gambaran bagaimana warga mengelola informasi di daerahnya. Tulisan sepanjang empat paragraf itu merekam peristiwa di Dusun Tutup Ngisor secara apik dan jelas. Salah satu konsep pokok yang mendasari jurnalisme warga adalah bahwa reporter-reporter dan produser media mainstream bukanlah pusat pengetahuan tentang subjek tertentu yang bersifat ekslusif. Karenanya, sekarang banyak saluran media besar berusaha memanfaatkan pengetahuan pemirsanya melalui penyediaan kolom komentar di akhir tulisan yang dimuat online, atau membuat database kontributor jurnalis warga sebagai sumber penyampai informasi. Bentuk-bentuk Jurnalisme Warga Dalam artikel Review Jurnalisme Online tahun 2003, ke dalam beberapa tipe bentuk: 1 partisipasi pemirsa, seperti komentar dalam berita online, blog pribadi, foto atau video; 2 berita dan informasi situs-situs independen, 3 situs berita dengan partisipasi penuh, seperti OhmyNews; 4 kolaborasi situs-situs media, seperti Slashdot, Kuroshin; dan 5 “thin media”, seperti milis dan newsletter. Nicholas Lemann, profesor di Columbia University Graduate School of Journalism, New York City, Amerika Serikat, mencatat, bahwa kelahiran jurnalisme publik dimulai melalui gerakan pada Pemilu 1988. Saat itu publik mengalami erosi kepercayaan terhadap media-media mainstream www.kinerja.or.id Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik 49 Pada hari yang sama, di Makasar, pegiat Jirak Celebes, menceritakan kegiatan kampanye penghentian pekerja usia anak-anak. Kampanye itu dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah TPAS Tamangapa, Makasar, di mana banyak keluarga pemulung yang mengajak anak-anaknya mengais rezeki. Mereka meyakinkan para keluarga pemulung untuk menyekolahkan anaknya sehingga menjadi tenaga trampil. “Lewat pendidikanlah, keluarga pemulung dapat memutuskan mata rantai kemiskinan,” demikian rayuan mereka pada para pemulung. Di Kabupaten Kuningan, Pedro, warga Desa Babakanmulya, Kecamatan Jalaksana, menulis kegiatan Kelompok Taruna Tani BAINA, mengelola usaha pembenihan dan pembesaran ikan. Jenis ikan yang dikelola di antaranya ikan nila, mas, gurame, dan lele. Persediaan ikan basah di Kuningan hanya 40 prosen dari kebutuhan konsumsi ikan warga. Sisanya, 60 prosen, masih bergantung pada suplai daerah lain. Menurut Pedro, kurangnya ketersediaan ikan disebab-kan oleh sedikitnya persediaan benih ikan yang ber-mutu dalam jumlah cukup dan terus- menerus. Pelbagai tulisan seperti di atas terus-menerus dikirimkan oleh para pewarta warga di 28 kota yang difasilitasi Combine Resource Intitution CRI lewat portal suarakomunitas http:suarakomunitas. net. Umumnya, mereka adalah warga desa yang bermukim di daerah pelosok. Ada pewarta yang tinggal di lereng-lereng gunung, ada yang bermukim di daerah lembah, dan ada juga pewarta yang tinggal di daerah-daerah kepulauan yang sulit dijangkau transportasi. Di Pulau Sumatra, pewarta warga tersebar di Nangroe Aceh Darussalam, Medan, Lampung, dan Bengkulu. Di Pulau Sulawesi, ada di Makasar dan Kendari. Di Kalimantan ada pewarta warga di Pontianak dan Banjar Baru. Di Nusa Tenggara, pewarta warga tersebar di Pulau Lombok. Sementara itu, di Pulau Jawa pewarta warga ada di Jogjakarta, Cilacap, Banyumas, Wonosobo, Banjarnegara, Sidoarjo, Lumajang, Malang, Pekalongan, Cirebon, dan lain-lainnya. Kemunculan Pewarta Warga Gairah untuk membuat, menggunakan, dan menyebarluaskan informasi merupakan perkembangan yang menggembirakan. Kegiatan pewarta warga dapat dimaknai sebagai bentuk desentralisasi informasi. Sebelumnya pengelolaan informasi terpusat di tangan media. Kini, pewarta warga mampu menjadi “anjing penjaga” saat media arus utama tidak berfungsi. Dewi 2008 mengatakan kegiatan pewartaan warga memiliki dampak positif. Pertama, pewarta warga memberikan ruang bagi peran serta warga dalam pengelolaan informasi. Keterlibatan warga sebagai pewarta membuktikan adanya pergerakan yang dilakukan oleh para pelaku media dan pembacanya. Kedua, bagi media arus utama, pewartaan warga menyediakan potensi untuk meningkatkan loyalitas dan hubungan saling percaya dengan pembacanya. Pewartaan jenis ini, ungkapnya, mampu www.kinerja.or.id Panduan - Jurnalisme Warga untuk Mendorong Peningkatan Pelayanan Publik

BAB II - Pelatihan Jurnalisme Warga