Pertimbangan Masyarakat Kelurahan Asam Kumbang dalam

50 7. GERINDRA 3 12 8. HANURA 1 4 9. PDP - - 10. Lainnya Demokrat 4 16 11. Tidak Memilih GOLPUT 2 8 TOTAL 25 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang menjawab memilih partai GOLKAR pada pemilihan umum tahun 2009, yaitu sebanyak 6 responden atau sebesar 24, yang memilih PDIP sebanyak 5 responden atau sebesar 20, yang memilih PKS sebanyak 4 responden atau sebesar 16, yang memilih GERINDRA sebanyak 3 responden atau sebesar 12, yang memilih HANURA yaitu sebanyak 1 responden, yang memilih partai DEMOKRAT yaitu sebanyak 4 responden atau sebesar 16 dan yang tidak memilih atau GOLPUT yaitu sebanyak 2 orang atau sebesar 8.

5.4. Pertimbangan Masyarakat Kelurahan Asam Kumbang dalam

Memilih Anggota Legislatif Kematangan politik di Indonesia saat ini dinilai masih jauh dari harapan. Edukasi politik kepada masyarakat belum terlaksana dengan baik, sehingga pertimbangan mereka dalam menentukan pilihan belum berfokus pada visi bangsa ke depan. Sedangkan pihak-pihak yang bertangungjawab dalam memberikan edukasi politik kepada masyarakat tidak banyak berbuat dan pihak-pihak yang berkepentingan hanya mengambil keuntungan dari kondisi yang ada tanpa memberikan pemahaman 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 51 yang berarti kepada masyarakat luas akan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Informasi apapun saat ini sudah lebih mudah untuk didapatkan oleh masyarakat. Kemudahan dalam mengakses media elektronik maupun media cetak telah mempengaruhi pembaharuan informasi yang berkembang setiap saat, tidak terkecuali informasi mengenai pemilihan umum ataupun partai politik yang terlibat dalam pemilihan umum. Pengaruh informasi yang diterima juga akan menentukan masyarakat dalam memilih partai politik. Selain itu, informasi yang diterima masyarakat bisa juga didapat ketika ada interaksi dengan berbagai macam kalangan pihak. Pemilih yang banyak mendapatkan informasi dari keluarga dan lingkungannya, akan lebih besar dan lebih banyak ke partai yang ada di lingkungannya. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap dua puluh lima responden dalam penelitian ini, ketika ditanyakan bentuk kampanye apa yang paling sering dilihat sebagian besar responden menjawab bahwa kampanye yang ditampilkan di media elektronik dan cetak merupakan media yang paling sering mereka lihat. Untuk melihat persentasenya tabel di bawah ini akan memperlihatkan rinciannya. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 52 Tabel 22 Responden Berdasarkan Bentuk Kampanye Yang Paling Sering Dilihat No. Bentuk Kampanye Yang Dilihat Frekuensi Persentase 1. Media Elektronik dan Cetak 19 76 2. Sosialisasi Partai 5 20 3. Sosialisasi Non Partai 1 4 TOTAL 25 100 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa dari dua puluh lima responden sebanyak sembilan belas responden atau 76 menyatakan kampanye yang sering dilihat adalah media elektronik dan media cetak, lima responden atau 20 menyatakan kampanye yang sering dilihat adalah sosialisasi partai, dan hanya satu responden atau 4 yang menyatakan kampanye yang sering dilihat adalah sosialisasi non partai. Dari data ini dapat diambil kesimpulan bahwa melalui media elektronik dan media cetak kampanye lebih efektif untuk banyak dilihat masyarakat. Untuk bentuk kampanye yang menarik bagi responden berdasarkan media yang digunakan, mayoritas responden memilih media elektronik dan media cetak. Tabel di bawah ini akan menunjukkan rincian dari jawaban responden. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 53 Tabel 23 Responden Berdasarkan Bentuk Kampanye Paling Menarik Bagi Responden No. Bentuk Kampanye Yang Diketahui Frekuensi Persentase 1. Media Elektronik dan Cetak 21 84 2. Sosialisasi Partai 3 12 3. Sosialisasi Non Partai 1 4 TOTAL 25 100 Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ada sebanyak dua puluh satu responden atau 84 dari total responden menjawab bahwa bentuk kampanye melalui media elektonik dan cetak lebih menarik, tiga orang responden atau 12 dari total responden menjawab bentuk kampanye melalui media sosialisasi partai lebih menarik, dan satu responden atau 4 menyatakan bentuk kampanye melalui media sosialisasi non partai atau dapat dikatakan secara personal calon anggota legislatif lebih menarik. Dengan melihat perbandingan data di atas dapat disimpulkan bahwa media elektronik dan cetak telah menjadi pilihan bagi masyarakat dalam mengikuti perkembangan pemilihan umum ataupun kampanye-kampanye yang dilakukan oleh calon-calon perwakilan rakyat. Ketika ditanyakan kepada responden apakah kampanye melalui media akan mempengaruhi pilihan mereka dalam menentukan calon anggota legislatif yang akan mereka pilih, maka sebagian besar menjawab iya. Tabel berikut akan memperlihatkan hasilnya. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 54 Tabel 24 Responden Berdasarkan Pemilihan Kampanye Melalui Media No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ya 17 68 2. Tidak 8 32 TOTAL 25 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menjawab bahwa kampanye melalui media akan mempengaruhi mereka dalam memilih calon anggota legislatif sebanyak tujuh belas responden atau sebesar 68 dari total responden, sedangkan yang menjawab tidak mempengarui sebanyak delapan responden atau 32 dari total responden. Untuk itu semakin sering calon anggota tampil di media, ada kemungkinan masyarakat dapat mengenalnya dan memilihnya dalam pemilihan umum. Ketika responden telah menetapkan pilihannya sebelum hari pemilihan umum, masih ada kemungkinan pilihannya akan berubah. Perubahan keputusan pemilih bisa saja karena mengetahui adanya calon anggota legislatif yang lebih baik, latar belakang calon anggota legislatif tidak sesuai dengan kriterianya karena mendapatkan informasi terbaru dari media, partai politik calon anggota legislatif banyak terlibat kasus, ataupun bentuk kampanye calon anggota legislatif tersebut tidak menarik simpati pemilih. Berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada responden apakah adanya kampanye yang didengar, lihat atau tonton dapat mengubah keputusan pilihannya terdahulu, maka sebagian besar menjawab bahwa pilihannya dapat berubah. Untuk melihat persentase jawaban responden maka dapat dilihat pada tabel berikut. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 55 Tabel 25 Responden Berdasarkan Perubahan Keputusan Karena Kampanye yang Diikuti No. Perubahan Keputusan Akibat bentuk Kampanye Frekuensi Persentase 1. Ya 19 76 2. Tidak 6 24 TOTAL 25 100 Berdasarkan tebel di atas, sembilan belas responden atau 76 dari total responden menjawab ya, dapat berubah keputusannya setelah melihat, mendengar atau menonton kampanye-kampanye yang dilakukan oleh berbagai partai politik atau calon anggota legislatif. Sedangkan yang menjawab tidak hanya sebanyak enam responden atau sebesar 24 dari total responden. Dengan berlandaskan pada pengetahuannya dan latar belakang masyarakat, maka dalam menentukan pilihannya ada banyak faktor mempengaruhi. Adapun dalam penelitian ini, ketika responden dihadapkan pada pertanyaan faktor apa yang mempengaruhi pilihannya, maka mayoritas responden menjawab figur dari calon anggota legislatif tersebut. Tabel di bawah ini akan memperlihatkan persentasenya. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 56 Tabel 26 Responden Berdasarkan Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Memilih No. Faktor Pengaruh Frekuensi Persentase 1. Figur Caleg 20 80 2. Partai Politik Pendukung 5 20 TOTAL 25 100 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa faktor figur calon anggota legislatif lebih banyak mempengaruhi responden dalam memilih yaitu sebanyak 80 dari total responden, berdasarkan partai politik yang mendukung calon anggota legislatif tersebut hanya menjadi faktor yang mempengaruhi 20 responden. Pertimbangan lain yang mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap calon anggota legislatif adalah visi dan misi calon, citra calon, kesamaan etnis dengan calon, kesamaan agama dengan calon, hubungan kekerabatan dengan calon, ataupun imbalan yang diterima oleh masyarakat dari calon. Berdasarkan pertimbangan tersebu, ketika ditanyakan kepada responden mana yang lebih mempengaruhi responden dalam mempertimbangkan calon yang dipilihnya maka didapatkan hasil seperti pada tabel di bawah ini. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 57 Tabel 27 Responden Berdasarkan Pertimbangan Memilih Calon Legislatif No. Pertimbangan Yang Dipilih Responden Frekuensi Persentase 1. Visi Misi Calon 12 48 2. Citra Calon 2 8 3. Kesamaan Etnis dengan Calon 2 8 4. Kesamaan Agama dengan Calon 2 8 5. Hubungan kekerabatan dengan Calon 3 12 6. Memperoleh Imbalan uang, sembako, jabatan 4 16 TOTAL 25 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas menjawab visi dan misi calon lebih menjadi pertimbangan responden dalam memilih. Adapun persentase yang didapat dari pertanyaan ini yaitu 48 responden menjawab visi dan misi calon lebih menjadi pertimbangan dalam memilih, 8 responden menjawab bahwa citra calon lebih menjadi pertimbangan mereka, 8 responden menjawab kesamaan etnis dengan calon, 8 responden menjawab kesamaan agama dengan calon, 12 menjawab adanya hubungan kekerabatan yang lebih menjadi pertimbangan dan 16 responden menjawab bahwa apa yang mereka dapatkan dari calon imbalan berupa uang atau sembako lebih menjadi pertimbangan bagi mereka dalam menentukan pilihan mereka dalam pemilihan umum. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 58 Hal lainnya yang sering kali menjadi pertimbangan masyarakat adalah partai politik yang mengusung calon dalam mengikuti pemilihan umum. Adapun yang dilihat dari partai politik tersebut yaitu ideologi aliran partai, visi misi kampanye partai, dan citra partai politik. Kepada responden ditanyakan pula apa yang menjadi pertimbangannya dalam memilih partai politik, maka didapatkalah hasilnya seperti dalam tabel berikut ini. Tabel 28 Responden Berdasarkan Pertimbangan Memilih Partai Politik No. Pertimbangan Pemilihan Partai Politik Frekuensi Persentase 1. Ideologialiran partai politik 15 60 2. Visimisi kampanye partai politik 8 32 3. Citra partai politik 2 8 TOTAL 25 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab yang menjadi pertimbangan dalam memilih partai politik adalah ideology aliran dari partai politik dengan jumlah responden yang menjawab lima belas responden atau 60 dari total keseluruhan responden. Sedangkan yang menjawab visi misi kampanye partai politik sebagai pertimbangannya dalam memilih partai politik yaitu sebanyak delapan responden atau 32 dari total responden dan yang menjawab citra partai politik hanya sebanyak dua responden atau 8 dari total responden. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 59 Agar isi kampanye calon anggota legislatif diingat oleh masyarakat dan mendorong masyarakat untuk memilihnya maka isi kampanye yang disampaikan haruslah melekat di hati masyarakat dan dapat menjawab persoalan masyarakat. Selain itu bentuk dari kampanye yang dilakukan juga haruslah menarik agar masyarakat mudah mengingat setiap pesan yang disampaikan ketika calon anggota legislatif melakukan kampanye. Adapun jawaban dari reponden dalam penelitian ini ketika ditanyakan apakah masih mengingat isi dari kampanye yang telah lalu maka mayoritas dari responden menjawab sudah tidak ingat. Tabel di bawah ini akan memperlihatkan persentasenya. Tabel 29 Responden Berdasarkan Daya Ingat Isi Kampanye Caleg Yang Dipilih No. Daya Ingat Frekuensi Persentase 1. Masih ingat 8 32 2. Tidak Ingat 17 68 TOTAL 25 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang mengingat isi kampanye hanya delapan responden atau 32 dari total responden, dan jumlah responden yang tidak ingat isi kampanye dari calon anggota legislatif adalah sebanyak tujuh belas responden atau sebesar 68 dari total responden. Selain itu kepada responden juga ditanyakan mengenai apakah responden masih mengingat partai politik yang mendukung calon anggota legislatif yang dipilihnya maka sebagian besar responden juga yang menyatakan tidak ingat lebih banyak daripada yang menyatakan masih mengingatnya. Adapun hasil dari pertanyaan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 60 Tabel 30 Responden Berdasarkan Daya Ingat Parpol Pendukung Caleg Yang Dipilih No. Daya Ingat Frekuensi Persentase 1. Masih ingat 9 36 2. Tidak Ingat 16 64 TOTAL 25 100 Dari tabel di atas terdapat Sembilan responden atau 36 dari total responden yang menjawab masih mengingat partai politik yang mendukung calon anggota legislatif yang dipilihnya dan sebanyak enam belas responden atau 64 yang menjawab tidak ingat. Berdasarkan data-data ini dapat disimpulkan adalah masyarakat masih kurang menaruh perhatian terhadap siapa yang menjadi wakilnya di tingkatan legislatif dan partai politik mana yang mendukung calon mereka tersebut ketika naik sebagai anggota legislatif. Untuk melihat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap calon anggota legislatif yang akan mewakili aspirasi masyarakat, maka ditanyakan pula kepada responden mengenai kepercayaan mereka apakah calon anggota legislatif yang dipilih akan mampu membawa perubahan Medan ke arah yang lebih baik, baik dalam bidang ekonomi, politik, hokum, dan sosial budaya. Berdasarkan jawaban yang diberikan responden maka didapatkanlah hasil seperti yang terlihat pada tabel berikut. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 61 Tabel 31 Responden Berdasarkan Kepercayaan Terhadap Caleg Dalam Perubahan Medan yang Lebih Baik No. Kepercayaan Frekuensi Persentase 1. Percaya 4 16 2. Tidak Percaya 21 84 TOTAL 25 100 Berdasarkan hasil pada tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden tidak atau belum dapat percaya sepenuhnya kepada calon anggota legislatif yang dipilihnya. Persentase dari jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut adalah 16 menjawab bahwa mereka percaya dengan calon anggota legislatif yang mereka pilih dapat membuat perubahan Medan kea rah yang lebih baik dan 84 dari total responden menjawab tidak percaya. Kriteria calon anggota legislatif yang dilihat oleh masyarakat juga menjadi bahan pertimbangan khusus untuk menentukan pilihannya. Sering kali kriteria orang lain yang menjadi acuan masyarakat dalam memilih, seperti melihat pada pilihan orang tua. Jawaban yang diberikan responden ketika ditanya apa criteria yang menjadi bahan pertimbangannya dalam memilih calon anggota legislatif maka jawaban yang muncul cukup variatif. Adapun jawaban-jawaban yang diberikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 62 Tabel 32 Responden Berdasarkan Kriteria Calon Legislatif yang Dipilih No. Kepercayaan Frekuensi Persentase 1. Tokoh Figur 4 16 2. Programnya 1 2 3. Hasil Prestasinya 2 8 4. Pilihan Orang Tua 5 20 5. Kepribadian 10 40 6. Partai 3 12 TOTAL 25 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 16 responden dati total keseluruhan responden menjawab yang menjadi pertimbangan kriteria calon anggota legislatif yang dipilihnya dilihat dari ketokohan atau figur calon tersebut. Sedangkan 2 responden menyatakan melihat program dari calon anggota legislatifnya, 8 responden menyatakan melihat hasil prestasi dari calon, 20 lebih mengandalkan pilihan orang tua dalam menentukan criteria calon yang dipilihnya, 40 responden melihat dari kepribadian calon, dan 12 mempertimbangkan partai yang mengusungnya sebagai kriteria calon yang dipilihnya. Penilaian masyarakat mengenai anggota legislative yang terpilih apakah telah mewakili dari kepentingan masyarakat, maka jawabannya akan berbeda- beda. Dari dua puluh lima responden jawaban terhadap pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 63 Tabel 33 Responden Berdasarkan Penilaian Keterwakilan Kepentingan Masyarakat Oleh Anggota Legislatif No. Kepercayaan Frekuensi Persentase 1. Mewakili 14 56 2. Tidak Mewakili 11 44 TOTAL 25 100 Dari tabel di atas terlihat bahwa empat belas responden atau sebesar 56 dari total responden menjawab bahwa anggota legislatif telah dapat mewakili kepentingan masyarakat dan sebelas responden atau 44 menyatakan tidak dapat mewakili. Masyarakat memiliki pandangannya sendiri-sendiri dalam menilai anggota partai politik. Untuk melihat penilaian responden mengenai apakah mereka percaya dengan kejujuran anggota partai politik dalam menggunakan fasilitas negara, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 34 Responden Berdasarkan Penilaian Kejujuran Terhadap Anggota Parpol yang Menggunakan Fasilitas Negara No. Kepercayaan Frekuensi Persentase 1. Ya 7 28 2. Tidak 18 72 TOTAL 25 100 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 64 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak menaruh penilaian percaya terhadap anggota partai politik dalam menggunakan fasilitas negara. Ini terlihat dari data bahwa hanya tujuh responden atau 28 dari total responden yang menjawab bahwa mereka percaya anggota partai politik menggunakan fasilitas negara dengan jujur, sedangkan delapan belas responden atau 72 menjawab tidak percaya. Masyarakat punya pandangannya sendiri mengenai anggota partai politik yang ada di daerahnya ataupun di nasional, baik melalui pemberitaan yang ada ataupun mengenal mereka secara personal. Berikut pendapat responden mengenai anggota partai politik apakah memiliki moral dan kepribadian yang baik dan akan mengutamakan kepentingan masyarakat atau tidak. Tabel 35 Pendapat Responden Mengenai Anggota Parpol yang Ada Memiliki Moral dan Kepribadian yang Baik dan Akan Mengutamakan Kepentingan Masyarakat No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ya 11 44 2. Tidak 14 56 TOTAL 25 100 Berdasarkan tabel di atas jumlah responden yang menjawab bahwa anggota partai politik yang ada memiliki moral dan kepribadian yang baik dan akan mengutamakan kepentingan masyarakat adalah sebelas responden atau 44 dari total responden, sedangkan yang menjawab tidak yaitu sebanyak empat belas 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 65 responden atau 56 dari total responden menjawab tidak. Adapun perbandingan dari persentase yang ada hanya berbeda sedikit. Dalam melihat partai politik apakah telah menjalankan fungsinya dengan baik selama ini maka masyarakat memiliki pandangan yang berbeda pula. Adapun penilaian responden terhadap partai politik adalah seperti dalam tabel berikut ini. Tabel 36 Responden Berdasarkan Penilaian terhadap Parpol Telah Menjalankan Fungsinya Dengan Baik No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Ya 7 28 2. Tidak 18 72 TOTAL 25 100 Melalui tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menjawab bahwa partai politik telah menjalankan fungsinya dengan baik adalah 7 responden atau 28 dari total responden. Sedangkan jumlah responden yang menjawab bahwa partai politik tidak menjalankan fungsinya dengan baik adalah sebanyak 18 rsponden atau sebesar 72 dari total responden. Alasan masyarakat dalam memilih partai politik tentu berbeda-beda. Ada yang memang didasarkan pada kehendak sendiri ada pula yang memilih karena pengaruh orang lain. Pada masyarakat Kelurahan Asam Kumbang yang diwakili oleh responden dalam penelitian ini, mayoritas memilih partai politik karena adanya pengaruh dari orang lain. Tabel di bawah ini akan mempelihatkan persentasenya. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 66 Tabel 37 Responden Berdasarkan Alasan Memilih Salah Satu Partai Politik Pada Tahun 2009 No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Kemauan sendiri 9 36 2. Terpengaruh oleh orang lain 13 52 3. Dipaksa oleh pihak-pihak tertentu - - 4. Alasan lain 3 12 TOTAL 25 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sembilan responden atau 36 dari total responden menyatakan bahwa mereka memilih partai politik pada tahun 2009 karena kemauan sendiri, sedangkan tiga belas responden atau 52 menyatakan bahwa memilih salah satu partai politik pada pemilihan umum tahun 2009 karena ada pengaruh dari orang lain. Tiga responden atau 12 dari total responden menyatakan bahwa mereka mempunyai alasan tersendiri di luar dari kemauan sendiri dan pengaruh orang lain dan tidak ada satu pun dari responden yang menyatakan bahwa ada paksaan kepada mereka dalam memilih partai politik pada pemilihan umum pada tahun 2009. Ketika ditanyakan kepada responden apa yang menjadi daya tarik partai politik maka jawabannya berbeda-beda. Berikut ini adalah jumlah responden dengan pilihan jawaban yang ada terhadap pertanyaan yang menjadi daya tarik partai politik. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 67 Tabel 38 Responden Berdasarkan yang Menjadi Daya Tarik Partai Politik No. Jawaban Frekuensi Persentase 1. Program-program partai yang cukup bagus 10 40 2. Pengurus partainya pintar- pintar 3 12 3. Pengurus partainya orang terkenal 12 48 TOTAL 25 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sepuluh responden atau 40 dari total responden menjawab yang menjadi daya tarik partai politik adalah program- program partai yang cukup bagus, tiga responden atau 12 menjawab pengurus partai politik yang pintarlah yang menjadi daya tarik partai politik, dan dua belas responden atau 48 menjawab bahwa yang menjadi daya tarik parti politik adalah adanya pengurus partainya yang merupakan orang terkenal.

5.5. Analisis Persepsi Masyarakat Kelurahan Asam Kumbang tentang