parasit, kualitas bibit udang windu, kualitas pakan dan pupukpestisida, serta kualitas air yang digunakan.
Untuk menguji hipotesis secara serempak dilakukan dengan uji F, dan secara parsial dengan uji t, dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini
menggunakan α 5 atau 0,05. Hasil pengujian hipotesis diuraikan dalam bagian berikut.
4.8.1.2 Uji pengaruh variabel secara serempak
Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F, menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar 0,000. Nilai ini diperoleh
lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolelir, yaitu α 5 atau dapat diketahui melalui uji F. Hal ini menunjukkan bahwa H
o
ditolak atau H
1
diterima, yaitu variabel jumlah produksi X
1
, luas lahan X
2
, biaya tenaga kerja X
3
, biaya bibitbenur X
4
, biaya pakan X
5
, biaya pupukpestisida X
6
, harga komoditi X
7
dan tekonologi D
1
Setelah dilakukan uji variabel secara serempak, pembahasan dilanjutkan dengan pengaruh variabel secara parsial. Hasil uji pengaruh variabel secara parsial
dengan menggunakan uji t, adapun hasilnya sebagai berikut : , secara serempak berpengaruh nyata terhadap
variabel pendapatan usahatani udang windu organik dan nonorganik Y.
4.8.2. Pengaruh Jumlah Produksi X
1
terhadap Pendapatan Y Usahatani Udang Windu Organik dan Nonorganik
Tabel 16 menunjukkan bahwa jumlah produksi X
1
memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,242 lebih besar dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
H ditolak atau H
1
diterima, yaitu jumlah produksi X
1
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan udang windu organik dan nonorganik Y.
Universita Sumatera Utara
Nilai koefisien regresi sebesar 0,098 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan jumlah produksi X
1
sebesar 1 , maka akan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 0,098 . Sebaliknya jika terjadi penurunan jumlah produksi
X
1
Hal ini sesuai pendapat Soekartawi 1995 yang menyatakan bahwa untuk memperoleh peningkatan pendapatan maka petani harus berusaha meningkatkan
hasil-hasil produksinya dengan memaksimalkan input-input faktor yang mempengaruhi. Sehingga semakin meningkat jumlah produksi maka pendapatan
akan semakin tinggi. akan menyebabkan penurunan pendapatan usahatani udang windu organik
dan nonorganik Y.
4.8.3. Pengaruh Luas Lahan X
2
terhadap Pendapatan Y Usahatani Udang Windu Organik dan Nonorganik
Tabel 16 menunjukkan bahwa luas lahan X
2
memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,014 lebih kecil dari
α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak
atau H
1
diterima, yaitu luas lahan X
2
Nilai koefisien regresi sebesar 0,207 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan luas lahan X
secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani udang windu organik dan nonorganik Y.
2
sebesar 1 , maka akan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 0,207 . Sebaliknya jika terjadi penurunan luas lahan X
2
Hal ini sesuai pendapat Suratiyah 2006 yang menyatakan bahwa dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas suatu lahan yang diusahakan maka
semakin tinggi pendapatan per kesatuan luasnya. akan menyebabkan penurunan pendapatan usahatani udang windu organik dan
nonorganik Y.
Universita Sumatera Utara
4.8.4. Pengaruh Biaya Tenaga Kerja X
3
terhadap Pendapatan Y Usahatani Udang Windu Organik dan Nonorganik
Tabel 16 menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja X
3
memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,002 lebih kecil dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
H ditolak atau H
1
diterima, yaitu biaya tenaga kerja X
3
Nilai koefisien regresi sebesar -0.274 menunjukkan bahwa setiap adanya penambahan biaya tenaga kerja X
secara parsial berpengaruh nyata terhadap pendapatan udang windu organik dan nonorganik Y.
3
1 maka akan terjadi penurunan pendapatan sebesar 0,274 . Sebaliknya, jika terjadi penurunan biaya tenaga kerja
X
3
Hal ini sesuai pendapat Prawirokusumo 1990 yang menyatakan bahwa akan terjadi penurunan penambahan hasil pada setiap menambahkan biaya input
berikutnya. Dalam hal ini biaya inputnya adalah biaya tenaga kerja pada usahatani udang windu organik dan nonorganik.
akan menyebabkan meningkatnya pendapatan usahatani udang windu organik dan nonorganik Y.
4.8.5. Pengaruh Biaya Benur X