dan seterusnya menjadi juvenile serta akhirnya tumbuh menjadi udang dewasa Mochizuki, 1978.
Menurut Suyanto dan Mujiman 2002 teknik budidaya udang windu sebagai berikut :
1. Tradisional Menggantungkan seluruh makanan organik yang tersebar di seluruh
tambak baik dengan pemupukan atau tidak. Padat penebaran sebesar 1.000-10.000 ekorhamusim.
2. Semi Intensif Menggunakan makanan tambahan, untuk melengkapi makanan alami serta
menggunakan pompa air sebagai tambahan untuk mengganti air pasang surut. Sistem ini digunakan pintu-pintu pembuangan pada setiap petakan
sebagai pintu tambahan. Padat penebaran sebesar 10.000-50.000 ekorhamusim.
3. Intensif Semua sarana produksi tidak tergantung pada alam serta menggunakan
aerasi. Padat penebaran sebesar 100.000-600.000 ekorhamusim.
2.2.3. Teknik Budidaya Udang Windu Organik
Teknik pembudidayaan udang windu organik adalah sebagai berikut : 1 proses persiapan lahan, seperti pembersihan bedengan, lumut ganggang,
pengeringan, pengisian air melalui paralon atau pintu air, memberikan saponen jika dalam air banyak bakteri dan bibit penyakit indikator banyak buih di sudut-
sudut petakan tambak. 2 Persiapan dan Penebaran benih, melakukan sortasi terhadap kualitas dan ukuran benih, padatan tebar benih udang 15.000 – 40.000
Universita Sumatera Utara
ekor per ha, padatan tebar benih bandeng 500 – 1000 ekor per ha. 3 Perawatan, seperti pemberian pakan, pupuk air, pembuangan ganggang. 4 Pemanenan,
setelah berumur 3-4 bulan.
2.2.4. Teknik Budidaya Udang Windu Non Organik
Teknik pembudidayaan udang windu non organik adalah sebagai berikut :
1 Proses persiapan lahan, fisik tambak seperti bedengan, pemupukan serta bahan-bahan lain yang bertujuan untuk meningkatkan unsur hara sebagai pakan
alami udang. Pupuk yang digunakan adalah pupuk buatankimia Urea, SP atau
pupuk organic; 2 persiapan benih; 3 Penebaran benih, dengan padatan tebar 20.000 – 60.000 ekor per ha; 4 Sarana produksi seperti pompa air, kincir dan,
berujuan meningkatkan suplai air dan kadar oksigen dalam tambak; 5 Perawatan, seperti pemberian pakan buatan dan obat-obatan; 6 Pemanenan,
setelah berumur 3-4 bulan.
2.2.5. Tambak Organik dan Non Organik
Tambak merupakan suatu perairan buatan pada ekosistem pesisir yang kaya akan organisme dan nutrisi yang berguna bagi perkembangan ikan dan
udang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Martosudarmo dan Ranoemiharjo 1992
dalam Noor, M. N. 2006 menyatakan bahwa tambak adalah kolam yang terdapat pada daerah pasang surut dan biasanya diusahai dengan
membudidayakan ikan bandeng Chanos chanos dan udang laut Penaeus sp. dan organisme air lainnya yang bisa hidup pada perairan payau.
Universita Sumatera Utara
Noor 2006 menyatakan bahwa “tambak non organik identik dengan sistem budidaya tambak intensif dan semi intensif. Teknik dasar budidaya ini
adalah memberikan perlakuan tambahan dalam input produksi dari kondisi alamiah seperti pakan buatan, obat-obat kimia dan kincir air dengan tujuan
meningkatkan kuantitas produksi. Dengan asumsi daya dukung alamiah lingkungan kurang berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga diperlukan faktor
input tambahan yang efisien dan dapat dikontrol dalam kurun waktu tertentu”. Christianti 2006 dalam Noor 2006 menyatakan ciri-ciri tambak non
organik semi intensif dan intensif sebagai berikut : 1. Luas petakan tambak kecil
2. Tidak tergantung padapasang surut air laut 3. Padat tebar tinggi tinggi
4. Menggunakan pakan, pupuk, dan obat-obatan sintetik. Tambak organik adalah suatu cara pembudidayaan perikanan secara
alamiah. Hal ini merupakan alternatif untuk mengurangi kejenuhan lingkungan terhadap siklus tambak non organik. Jenis pakan alami yang digunakan seperti
klekap dan detritus. Sehingga metode penumbuhan klekap merupakan tahap utama sebagai jaminan kelangsungan hidup udang.
Menurut Christianti 2006 dalam Noor 2006 menyatakan ciri-ciri tambk tradisionalorganik sebagai berikut :
1. Luas petakan tambak besar 2. Bergantung pada pasang surut air laut
3. Padat tebar randah 4. Tidak diberi pakan tambahan
Universita Sumatera Utara
5. Keadaan lingkungan masih baik dan bebas polusi.
2.2.6. Pendapatan