Defenisi dan Batasan Operasional 1. Defenisi
j. Secara sederhana dapat dikatakan model klasik mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur
gangguan disturbance yang berhubungan dengan pengamatan lain yang manapun. Tetapi jika ada ketergantungan antara unsur gangguan yang
berhubungan dengan observasi dipengaruhi oleh unsur disturbansi atau gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain, terdapat autokorelasi yang
disimbolkan dengan F μi, μj 0; i j. Dan untuk menguji autokorelasi tersebut digunakan Lagrange Multiplier Test LM-test, jika nilai LM-test nilai X2 tabel
maka hipotesis nol Ho diterima, artinya tidak ada autokorelasi. Namun jika nilai LM-test nilai X2 tabel maka hipotesis nol Ho ditolak, artinya ada autokorelasi.
Uji Kesesuaian test of goodness of fit
Uji kesesuaian test of goodness of fit dilakukan berdasarkan perhitungan nilai koefisien determinasi R
2
1. Penilaian terhadap koefisien determinasi R yang kemudian dilanjutkan dengan uji F f-test
dan Uji T t-test, yaitu :
2
2. Uji - F over all test, uji ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara bersama-sama serentak.
, yang bertujuan untuk melihat kekuatan variabel bebas independent variable dalam mempengaruhi
kekuatan variabel terikat dependent variable.
3. Uji- t partial test, uji ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi parsial.
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Defenisi
Universita Sumatera Utara
Untuk memudahkan penafsiran dan memberikan batasan yang jelas mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka disusun batasan
operasional sebagai berikut : 1. Usahatani udang windu nonorganik adalah budidaya udang windu dengan
menggunakan bahan-bahan kimia sintetik, seperti pupuk dan pestisida kimia, pakan sintesis, dan peralatan-peralatan yang menggunakan mesin seperti
jenset, kincir, dan pompa air atau disebut juga usahatani intensif. 2. Usahatani udang windu organik adalah budidaya udang windu tanpa
menggunakan bahan kimia sintetik, seperti pupuk dan pestisida kimia, serta dilakukan secara alami atau disebut juga usahatani tradisional.
3. Produksi adalah hasil dari usahatani udang windu organik dan nonorganik dalam bentuk udang segar dengan satuan kg. Penerimaan adalah perkalian
antara produksi udang windu organik dan nonorganik dalam bentuk udang segar yang dijual dengan harga jual per kg.
4. Harga komoditi adalah harga udang windu organik dan nonorganik yang diterima petani saat dijual ke pabrik. Harga ini ditentukan oleh pabrik
penerima RpKg 5. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga
komoditi Rphamt 6. Pendapatan usahatani adalah total penerimaan yang diperoleh petani dari hasil
usahatani udang windu organik dan nonorganik dikurangi total biaya produksi.
7. RC rasio adalah perbandingan antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.
Universita Sumatera Utara
8. Uji beda adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan pendapatan usahatani udang windu organik dan nonorganik dengan menggunakan alat uji
independent sample t-test yang hasilnya dapat diperoleh melalui program spss.
9. Luas lahan adalah luas area yang digunakan untuk berusahatani ha 10. Biaya bibitbenur adalah biaya pembelian benurbibit udang windu Rp
11. Biaya pakan adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pakan Rp 12. Biaya pupukpestisida adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian
pupukpestisida pupuk organik dan anorganik, saponin, ursal, dolomit Rp. 13. Biaya peralatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian alat-alat
usahatani udang windu organik dan nonorganik Rp 14. Biaya bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan
bakar Rp 15. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja
Rp 3.5.2. Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Batang Kilat, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara.
2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2013. 3. Jenis komoditi yang diteliti adalah udang windu organik dan nonorganik.
4. Responden yang akan dijadikan sebagai sampel adalah petani udang windu organik dan nonorganik di Batang Kilat, Kecamatan Medan Labuhan, Kota
Medan, Propinsi Sumatera Utara.
Universita Sumatera Utara