Dewi Utami,  2014 Efektivitas Bimbingan Kelompok D engan Menggunakan Teknik Assertive Training Untuk
Meningkatkan Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja Putri Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
KATEGORI SKOR
INTERPRETASI Menunjukan  sikap  yang  kurang  positif  terhadap
perilaku  seksual  sehat,  karena  tidak  dapat  bersikap tegas  teradap  perilaku  seksual  tidak  sehat,  Siswi
belum  memiliki  pengendalian  diri  yang  cukup baik  terhadap  dorongan  perilaku  seksual  sehingga
belum
mampu untuk
menghindari diri
dari perilaku
seksual tidak
sehat karena
belum memiliki  kemampuan  sosial  kognitif  yang  cukup
mengenai  cara  menghabiskan  waktu  bersama dengan  pasangan  secara  sehat  dan  bertanggung
jawab.  Siswi  juga  belum  mampu  menghargai  diri sendiri  dan  orang  lain,  belum  mau  mempelajari
informasi  tentang  seksual  sehat  dan  mampu membatasi  diri  dari  pengaruh  negatif  media
sehingga  belum  memiliki  kemampuan  yang  cukup baik  dalam  menjaga  diri  dari  pergaulan  bebas.
Berdasarkan hasil
perhitungan kategori
diatas dapat
diketahui pengkategorian  tingkat  pemahaman  perilaku  seksual  sehat  remaja  terbagi  ke
dalam  tiga  kategori.  Siswi  yang  termasuk  dalam  kategori  tinggi  memiliki  skor lebih  besar  dari  40,  kategori  sedang  memiliki  skor  antara  28-40,  sedangkan  yang
termasuk  ke dalam  kategori  rendah  memiliki  skor kurang  dari  28.
3.7.2 Penyusunan  Program  Bimbingan  Kelompok  dengan  Menggunakan
Teknik  Assertive  Training  untuk  Meningkatkan  Pemahaman  Perilaku Seksual  Sehat  Siswi  di  SMA  Laboratorium  Percontohan  UPI
Bandung  Tahun  Ajaran  2014 2013
Penyusunan  program  bimbingan  kelompok  dengan  menggunakan  Teknik Assertive  Training  untuk  meningkatkan  pemahaman  perilaku  seksual  sehat  siswi
dikembangkan  berdasarkan  hasil  pengolahan  data  pre-test  mengenai  perilaku seksual  sehat.  Program  bimbingan  kelompok  dengan  menggunakan  teknik
assertive  training  terdiri  dari  beberapa  komponen  dapat  dilihat  pada  bagian  uji validasi  program.  Selanjutnya  komponen-komponen  program  tersebut  dinilai
oleh  penimbang  berdasarkan  unsur  penilaian  dengan  kualifikasi  Memadai  M  dan Tidak  Memadai  TM.  Komponen  yang  diberi  nilai  M  berarti  Komponen  tersebut
dapat  langsung  digunakan  dan  komponen  yang  diberi  nilai  TM  berarti  harus direvisi.
Dewi Utami,  2014 Efektivitas Bimbingan Kelompok D engan Menggunakan Teknik Assertive Training Untuk
Meningkatkan Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja Putri Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasakan  penilaian  pakar  yang  telah  dilakukan  terdapat  beberapa komponen  program  yang  direvisi.  Komponen-komponen  program  yang  direvisi
tersebut  meliputi:  deskripsi  kebutuhan,  komponen  program  dan  komponen RPLBK.  Perbaikan  yang  dilakukan  dalam  komponen  program  deskripsi
kebutuhan  siswi  yang  disesuaikan  dengan  kebutuhan  siswi  yang  akan  diberi layanan
bimbingan kelompok.
Selanjutnya perbaikan
dilakukan adalah
merampingkan  komponen  program  bimbingan  kelompok  dan  perbaikan  pada RPLBK  yang  masih  perlu  disempurnakan  dengan  mempertajam  pertanyaan-
pertanyaan  refleksi  what  happened,  so  what,  now  what  serta  ditambahkan dengan  tahap  ekspektasi  atau  output  yang  diberikan  kepada  siswi  setelah
mengikuti  kegiatan  intervensi  pada  setiap  sesi.  Secara  lebih  rinci  rekapitulatsi penilaian  pakar  terhadap  program  bimbingan  kelompok  dalam  meningkatkan
perilaku  seksual  sehat remaja  putri  dapat dilihat  pada bagian  lampiran.
3.7.3 Analisis  Data  Efektivitas  Teknik  Assertive  Training  untuk