Dewi Utami, 2014 Efektivitas Bimbingan Kelompok D engan Menggunakan Teknik Assertive Training Untuk
Meningkatkan Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja Putri Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Penyebaran instrument dilakukan dua kali yang pertama pretest untuk mendapatkan gambaran umum pemahaman perilaku seksual sehat siswi kelas XI
di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung, kemudian hasilnya digunakan untuk menjadi acuan pemberian intervensi bimbingan kelompok, dan yang kedua
posttest tujuannya untuk mengetahui perbedaan setelah diberikan intervensi bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik assertive training untuk
meningkatkan pemahaman perilaku seksual sehat remaja putri. Adapun proses pengumpulan data dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.8 Tabel Proses Pengumpulan Data
No Kegiatan
Waktu
1. Pretest
Senin, 11 Agustus 2014
2. Pelaksanaan intervensi dengan
teknik assertive training untuk meningkatkan pemahaman
perilaku seksual sehat remaja putri.
Senin, 19 September 2014
3. Posttest
Senin, 7 Oktober 2014
3.7 Analisis Data
3.7.1 Analisis data Gambaran Awal Pemahaman Perilaku Seksual Sehat
Siswi Kelas XI di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2014 2015
Analisis data untuk mengetahui gambaran awal pemahaman perilaku seksual sehat siswi adalah proses yang dilakukan setelah seluruh data awal
penelitian pre-test terkumpul dan diolah. Hasil analisis data penelitian selanjutnya dijadikan sebagai landasan dalam program bimbingan kelompok
dengan teknik assertive training untuk meningkatkan pemahaman perilaku seksual sehat siswi kelas XI di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung
Tahun Ajaran 2014 2015. Selanjutnya data-data yang diperoleh dari intrumen diolah untuk menetapkan kategori pemahaman perilaku seksual sehat siswi
berdasarkan kategori rendah, sedang dan tinggi.
Dewi Utami, 2014 Efektivitas Bimbingan Kelompok D engan Menggunakan Teknik Assertive Training Untuk
Meningkatkan Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja Putri Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tahapan-tahapan yang ditempuh dalam menentukan siswa ke dalam tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut.
1 Menentukan
x
mean, yakni rata-rata perilaku seksual sehat siswi
2 Menentukan S
d
Standar deviasi, yakni simpangan baku perilaku seksual sehat siswi.
3 Data instrumen ditransformasikan ke dalam data interval, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi Kategori Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Siswi
No Kriteria
Kategori 1
x µ + 1,0σ Tinggi
2 µ -
1,0σ ≤ x ≥ µ + σ1,0 Sedang
3 x µ -
1,0σ Rendah
Setelah mengkategorikan pemahaman perilaku seksual sehat siswi, maka akan diperoleh deskripsi dan interpretasi yang dapat dilihat dalam Tabel 3.10 dan
Tabel 3.11 sebagai berikut:
Tabel 3.10 Interpretasi Kategori Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Siswi
KATEGORI SKOR
INTERPRETASI Tinggi
x 40 Siswi
telah memiliki
pencapaian tingkat
pemahaman yang
sangat baik tentang cara
pemenuhan kebutuhan seksual yang baik dan bertanggung jawab dalam semua aspek perilaku
seksual sehat, menunjukan siswi sudah dapat memelihara kondisi fisik, kesehatan fisik dan
organ reproduksi dengan baik dan benar. Siswi memiliki
pengetahuan mengenai
perkembangan seksual remaja dan menunjukan sikap yang sangat
positif terhadap perilaku seksual sehat. Siswi sudah mampu menerima kondisi fisiknya dengan
baik, memiliki pengendalian diri yang sangat baik terhadap
dorongan perilaku seksual sehingga mampu menghindari diri dari perilaku seksual
tidak sehat karena sudah memiliki kemampuan sosial
kognitif mengenai
cara menghabiskan
waktu bersama dengan pasangan secara sehat dan bertanggung
jawab. Siswi
juga mampu
Dewi Utami, 2014 Efektivitas Bimbingan Kelompok D engan Menggunakan Teknik Assertive Training Untuk
Meningkatkan Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja Putri Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
KATEGORI SKOR
INTERPRETASI menghargai diri sendiri dan orang lain, mau
mempelajari informasi tentang seksual sehat dan mampu membatasi diri dari pengaruh negatif
media sehingga sudah memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga diri dari pergaulan bebas.
Sedang 28 ≤ x ≥ 40 Siswi memiliki pencapaian tingkat pemahaman
yang cukup
baik tentang
cara pemenuhan
kebutuhan seksual yang baik dan bertanggung jawab dalam semua aspek perilaku seksual sehat,
dalam artian akan mendekati tinggi. Hal ini menunjukan
siswi sudah
dapat memelihara
kondisi fisik, kesehatan fisik dan organ reproduksi dengan cukup baik dan cukup benar. Siswi
memiliki pengetahuan
mengenai perkembangan
seksual remaja, tetapi terbatas pada pengetahuan yang belum mendalam. Menunjukan sikap yang
cukup positif terhadap perilaku seksual sehat, namun sikap ini masih bisa digoyahkan. Siswi
sudah mampu menerima kondisi fisiknya dengan baik, namun masih dapat berubah pikiran ketika
melihat fisik idaman idealnya. Siswi memiliki pengendalian diri yang cukup baik terhadap
dorongan perilaku seksual sehingga cukup mampu untuk menghindari diri dari perilaku seksual tidak
sehat karena sudah memiliki kemampuan sosial kognitif yang cukup mengenai cara menghabiskan
waktu bersama dengan pasangan secara sehat dan bertanggung
jawab, namun
pengendalian ini
terbatas karena siswa belum memiliki sikap asertif yang cukup kuat. Siswi juga mampu menghargai
diri sendiri dan orang lain, mau mempelajari informasi tentang seksual sehat dan mampu
membatasi diri dari pengaruh negatif media sehingga memiliki kemampuan yang cukup baik
dalam menjaga diri dari pergaulan bebas, namun terbatas karena siswi masih mengikuti perilaku
yang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan bergaul sehari-hari.
Rendah x 28
Siswi memiliki pencapaian tingkat pemahaman yang
kurang baik
tentang cara pemenuhan
kebutuhan seksual yang baik dan bertanggung jawab dalam semua aspek perilaku seksual sehat.
Hal ini
menunjukan siswi
belum dapat
memelihara kondisi fisik, kesehatan fisik dan organ reproduksi dengan cukup baik dan cukup
benar. Siswi
belum memiliki
pengetahuan mengenai
perkembangan seksual
remaja.
Dewi Utami, 2014 Efektivitas Bimbingan Kelompok D engan Menggunakan Teknik Assertive Training Untuk
Meningkatkan Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja Putri Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
KATEGORI SKOR
INTERPRETASI Menunjukan sikap yang kurang positif terhadap
perilaku seksual sehat, karena tidak dapat bersikap tegas teradap perilaku seksual tidak sehat, Siswi
belum memiliki pengendalian diri yang cukup baik terhadap dorongan perilaku seksual sehingga
belum
mampu untuk
menghindari diri
dari perilaku
seksual tidak
sehat karena
belum memiliki kemampuan sosial kognitif yang cukup
mengenai cara menghabiskan waktu bersama dengan pasangan secara sehat dan bertanggung
jawab. Siswi juga belum mampu menghargai diri sendiri dan orang lain, belum mau mempelajari
informasi tentang seksual sehat dan mampu membatasi diri dari pengaruh negatif media
sehingga belum memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menjaga diri dari pergaulan bebas.
Berdasarkan hasil
perhitungan kategori
diatas dapat
diketahui pengkategorian tingkat pemahaman perilaku seksual sehat remaja terbagi ke
dalam tiga kategori. Siswi yang termasuk dalam kategori tinggi memiliki skor lebih besar dari 40, kategori sedang memiliki skor antara 28-40, sedangkan yang
termasuk ke dalam kategori rendah memiliki skor kurang dari 28.
3.7.2 Penyusunan Program Bimbingan Kelompok dengan Menggunakan