Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja

Dewi Utami, 2014 Efektivitas Bimbingan Kelompok D engan Menggunakan Teknik Assertive Training Untuk Meningkatkan Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja Putri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Asumsi dari model ini adalah peserta didik akan belajar perilaku baru dan mulai mentransfernya atau mengaplikasikan ke situasi kehidupan nyata mereka. Dalam tahap keempat ini, akan diberlakukan umpan balik antara target dan kelompok pengamat. Umpan balik ini terkait dengan komitmen dalam berekspresi. 5 Memindahkan pada situasi nyata Konselor perlu menyadari tidak semua konsekuensi akan positif. Beberapa peserta didik akan menemukan mereka bisa lebih nyaman meminta pergi dari situasi ini. Orang lain akan mengekspresikan perasaan mereka dengan seseorang dan kemungkinan akan ditolak.

3.4.2 Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja

Perilaku seksual remaja merupakan bagian dari tahapan perkembangan manusia dari anak-anak menuju remaja, pengaruh internal dan eksternal berupa kurangnya pengarahan dan informasi mengenai perilaku seksual memiliki dampak pada remaja untuk melakukan perilaku seksual tidak sehat yang merupakan salah satu perilaku menyimpang yang dilakukan sebelum menikah. Perilaku ini berdampak negatif untuk remaja yang melakukannya sehingga remaja harus memiliki pemahaman mengenai perilaku seksual sehat agar tidak terjerumus untuk melakukan perilaku seksual tidak sehat. Untuk dapat mencapai tahap pemahaman terhadap perilaku seksual sehat siswi harus mempunyai pengetahuan terhadap konsep perilaku seksual tersebut. Dalam penelitian ini pemahaman perilaku seksual sehat yang dimaksud adalah mengerti dengan tepat serta mampu mempertahankan pemahamannya yang tepat mengenai perilaku seksual sehat yang dilakukan siswi kelas XI SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung untuk memenuhi dorongan seksual yang dilakukan berdasarkan pertimbangan sehat menurut aspek fisik, psikologis, sosial. Dorongan seksual tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal yang merupakan faktor penyebab munculnya perilaku seksual. Perilaku seksual sehat secara fisik, psikologis, dan sosial yang di maksud adalah: Sehat secara fisik, artinya tidak tertular dari penyakit, tidak menyebabkan kehamilan sebelum menikah, tidak menyakiti dan merusak kesehatan diri sendiri dan orang lain. Sehat secara psikologis, artinya mempunyai integrasi yang kuat Dewi Utami, 2014 Efektivitas Bimbingan Kelompok D engan Menggunakan Teknik Assertive Training Untuk Meningkatkan Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja Putri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kesesuaian antara nilai, sikap dan perilaku, percaya diri, menguasai informasi yang benar tentang seksualitas manusia. Selain itu, sehat secara sosial artinya mampu mempertimbangkan nilai-nilai sosial dan norma-norma agama yang ada di sekitarnya dalam menampilkan perilaku tertentu, menunjukan adanya penghargaan baik terhadap diri sendiri ataupun orang lain, mampu mengendalikan dan mengontrol diri, mempertahankan diri dari tekanan teman sebaya atau pacar dari hal-hal negatif dan memahami konsekuensi tingkah laku dan siap menerima resiko tingkah lakunya bertanggung jawab. Adapun indikator pemahaman perilaku seksual adalah sebagai berikut: 1 Sehat secara fisik a. Memelihara kondisi fisik untuk menarik lawan jenis. b. Memelihara kesehatan fisik dan organ reproduksi. c. Bagaimana menjaga fisik saat libido seksualitas meningkat. 2 Sehat secara Psikologis a. Merasakan perubahan psikologis berkaitan dengan perkembangan seksual remaja. b. Memiliki pengetahuan berkaitan dengan perkembangan seksual remaja. c. Memiliki integrasi yang kuat antara sikap yang dikembangkan dengan perilaku yang dimunculkan berdasarkan nilai yang benar tentang seks. d. Menerima kondisi fisik. e. Memiliki pengendalian diri terhadap dorongan seksual. f. Menghindari diri dari perilaku seksual yang menyimpang. g. Memiliki kemampuan sosial kognitif 3 Sehat secara sosial a. Menghargai diri sendiri. b. Menghargai orang lain. c. Menerima segala resiko sosial yang ditimbulkan akibat dari keputusan seksual yang diambil. d. Penundaan usia perkawinan e. Menghindari pembicaraan tentang seks f. Mempelajari informasi tentang seksual sehat g. Menjaga diri dari pergaulan bebas Dewi Utami, 2014 Efektivitas Bimbingan Kelompok D engan Menggunakan Teknik Assertive Training Untuk Meningkatkan Pemahaman Perilaku Seksual Sehat Remaja Putri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu h. Membatasi diri dari pengaruh negatif media

3.5 Pengembangan Instrumen Penelitian dan Program Bimbingan