commit to user
14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perilaku Konsumtif 1. Pengertian Perilaku Konsumtif
Tambunan 2001 mendefinisikan perilaku konsumtif sebagai keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara
berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Menurut Zebua dan Nurdjayadi 2001, perilaku konsumtif menggambarkan suatu tindakan yang
tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan inefisiensi biaya. Individu dengan tindakan tidak rasional dan
kompulsif selalu merasa belum lengkap dan mencari kepuasan dengan membeli barang-barang yang baru.
Mengacu pada pendapat dari Engel, dkk. 2008 yang menyatakan bahwa gaya hidup merupakan suatu refleksi dari aktivitas, minat, dan opini
individu, maka perilaku konsumtif sering dikaitkan dengan gaya hidup individu. Dapat dikatakan individu dengan gaya hidup yang menghabiskan
banyak waktu dan uang untuk hal-hal tidak berguna, berlebihan, atau tidak sesuai dengan kebutuhan, dapat dikategorikan sebagai perilaku konsumtif.
Fransisca dan Suyasa 2005 memberi pengertian perilaku konsumtif sebagai tindakan membeli barang bukan untuk mencukupi kebutuhan tetapi
untuk memenuhi keinginan, yang dilakukan secara berlebihan sehingga menimbulkan pemborosan dan inefisiensi biaya. Anggasari dalam Fransisca
commit to user
dan Suyasa, 2005 berpendapat perilaku konsumtif adalah tindakan membeli dan mengkonsumsi barang yang tidak bermanfaat secara berlebihan untuk
memenuhi keinginannya. Pada umumnya, manusia akan memenuhi kebutuhan primer sebelum
memenuhi kebutuhan sekunder dan keinginannya. Maslow dalam Sobur, 2003 menyatakan bahwa kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan fisiologis
seperti makanan, pakaian, dan tempat berteduh. Ia akan menahan kebutuhan dan keinginan lain, sebelum kebutuhan primer terpenuhi. Tetapi, individu
dengan perilaku konsumtif dapat menekan kebutuhannya hanya sekedar untuk memenuhi hasrat dan keinginannya semata.
Pembelian barang individu tidak lagi dilihat dari nilai pakainya yaitu untuk mencukupi kebutuhan tetapi digunakan untuk memenuhi keinginannya.
Individu tidak lagi mengenali kebutuhan sesungguhnya, namun justru selalu tergoda untuk memuaskan keinginan sesaatnya.
Remaja yang sedang berada dalam masa peralihan dari masa kanak- kanak dengan suasana hidup penuh ketergantungan pada orang tua menuju
masa dewasa yang bebas, mandiri dan matang Santrock, 2003. Termasuk bagaimana remaja terutama remaja putri berusaha menampilkan diri secara
fisik, hal ini agar sesuai dengan komunitas mereka. Atau bisa juga dengan pengaruh iklan, karena akan timbul keinginan untuk berbelanja seperti halnya
iklan yang ditayangkan di televisi. Keinginan ini mendorong remaja untuk cenderung berperilaku konsumtif.
commit to user
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumtif merupakan tindakan individu untuk membeli atau
mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan yang bukan merupakan prioritas kebutuhannya dan tanpa pertimbangan yang rasional, demi kepuasan
fisik dan dorongan untuk memuaskan hasrat kesenangan.
2. Karakteristik-karakteristik Perilaku Konsumtif
Menurut Sumartono dalam Fransisca dan Suyasa, 2005 terdapat delapan karakteristik perilaku konsumtif. Seperti halnya aspek, karakteristik
dapat dijadikan sebagai dasar perumusan indikator perilaku yang operasional Azwar, 2009. Karakteristik-karakteristik perilaku konsumtif tersebut, yaitu:
a. Membeli karena ingin mendapatkan hadiah menarik. Pembelian tidak lagi melihat manfaatnya akan tetapi tujuannya hanya
untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan. b. Membeli karena kemasan produk menarik.
Individu tertarik untuk membeli suatu produk karena kemasannya yang berbeda dari yang lain. Kemasan produk yang menarik dan unik dapat
membuat individu tertarik untuk membeli produk tersebut. c. Membeli karena ingin menjaga penampilan diri dan gengsi.
Gengsi membuat individu lebih membeli produk yang dianggap dapat menjaga penampilan diri, dibandingkan membeli barang lain yang lebih
dibutuhkan.