commit to user
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumtif merupakan tindakan individu untuk membeli atau
mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan yang bukan merupakan prioritas kebutuhannya dan tanpa pertimbangan yang rasional, demi kepuasan
fisik dan dorongan untuk memuaskan hasrat kesenangan.
2. Karakteristik-karakteristik Perilaku Konsumtif
Menurut Sumartono dalam Fransisca dan Suyasa, 2005 terdapat delapan karakteristik perilaku konsumtif. Seperti halnya aspek, karakteristik
dapat dijadikan sebagai dasar perumusan indikator perilaku yang operasional Azwar, 2009. Karakteristik-karakteristik perilaku konsumtif tersebut, yaitu:
a. Membeli karena ingin mendapatkan hadiah menarik. Pembelian tidak lagi melihat manfaatnya akan tetapi tujuannya hanya
untuk mendapatkan hadiah yang ditawarkan. b. Membeli karena kemasan produk menarik.
Individu tertarik untuk membeli suatu produk karena kemasannya yang berbeda dari yang lain. Kemasan produk yang menarik dan unik dapat
membuat individu tertarik untuk membeli produk tersebut. c. Membeli karena ingin menjaga penampilan diri dan gengsi.
Gengsi membuat individu lebih membeli produk yang dianggap dapat menjaga penampilan diri, dibandingkan membeli barang lain yang lebih
dibutuhkan.
commit to user
d. Membeli karena program potongan harga. Pembelian suatu produk bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya, akan
tetapi produk dibeli karena harga yang ditawarkan menarik. e. Membeli produk demi menjaga status sosial.
Individu menganggap produk yang digunakan adalah suatu simbol dari status sosialnya.
f. Memakai produk karena pengaruh model yang mengiklankan produk. Individu membeli produk karena tertarik untuk bisa mirip seperti model
iklan tersebut, ataupun karena model yang diiklankan adalah seorang idola dari pembeli.
g. Penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.
Individu membeli produk bukan berdasarkan kebutuhan tetapi karena memiliki harga yang mahal sehingga dapat menambah kepercayaan
dirinya. h. Membeli lebih dari dua produk sejenis dengan merek yang berbeda.
Membeli produk sejenis dengan merek berbeda akan menimbulkan pemborosan karena sebenarnya individu sudah cukup dengan memiliki
satu produk saja. Konsumtif menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang
secara berlebihan yang sebenarnya kurang diperlukan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Berdasarkan definisi tersebut, maka Tambunan
commit to user
2001 mengemukakan bahwa terdapat dua aspek mendasar dalam perilaku konsumtif, yaitu:
1. Adanya suatu keinginan mengkonsumsi secara berlebihan. Hal ini akan menimbulkan pemborosan dan bahkan inefisiensi biaya,
apalagi bagi remaja yang belum mempunyai penghasilan sendiri. a. Pemborosan
Perilaku konsumtif yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produknya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan
pokok. Perilaku ini hanya berdasarkan pada keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan
secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. b. Inefisiensi biaya
Pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja yang biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis,
dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya sehingga menimbulkan inefisiensi biaya.
2. Perilaku tersebut dilakukan bertujuan untuk mencapai kepuasan semata.
Kebutuhan yang dipenuhi bukan merupakan kebutuhan yang utama melainkan kebutuhan yang dipenuhi hanya sekedar mengikuti arus mode,
ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial tanpa memperdulikan apakah memang dibutuhkan atau tidak. Padahal hal ini
justru akan menimbulkan kecemasan. Rasa cemas di sini timbul karena
commit to user
merasa harus tetap mengikuti perkembangan dan tidak ingin dibilang ketinggalan mode.
a. Mengikuti mode Pada kalangan remaja yang memiliki orang tua dengan kelas ekonomi
yang cukup berada, terutama di kota-kota besar, pusat-pusat perbelanjaan seperti mall sudah menjadi rumah kedua. Mereka ingin
menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja
tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. b. Memperoleh pengakuan sosial
Perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri.
Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan
menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut yang sedang trend.
Berdasarkan karakteristik-karakteristik perilaku konsumtif yang dikemukakan Sumartono dalam Fransisca dan Suyasa, 2005 yang bersifat
penjelasan terhadap tindakan individu yang melakukan pembelian karena keinginan dan bukan karena kebutuhan, peneliti menggunakan karakteristik-
karakteristik dari Sumartono untuk pengukuran skala perilaku konsumtif dalam penelitian ini.
commit to user
Karakteristik-karakteristik perilaku konsumtif dari Sumartono dalam Fransisca dan Suyasa, 2005 yang digunakan sebagai landasan dalam
penyusunan skala perilaku konsumtif dalam penelitian ini, meliputi: a. membeli karena ingin mendapatkan hadiah menarik, b. membeli karena
kemasan produk menarik, c. membeli untuk menjaga penampilan diri dan gengsi, d. membeli karena potongan harga, e. membeli demi menjaga status
sosial, f. memakai produk karena pengaruh model yang mengiklankan produk, g. penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan
rasa percaya diri yang tinggi, serta h. membeli lebih dari dua produk sejenis dengan merek berbeda.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif