Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas

commit to user kemampuannya, maka kecenderungan untuk mengikuti penilaian kelompok akan semakin tinggi. 2 Rasa Takut terhadap Celaan Sosial Individu merasa takut terhadap penyimpangan karena takut akan sanksi celaan sosial dari kelompok Sears, 2006. Rasa takut akan dianggap berbeda dalam situasi sosial, membuat individu menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Individu menginginkan agar kelompok menyukainya, diperlakukan dengan baik, dan diterima. Individu menyesuaikan diri untuk menghindari selisih paham dan tidak disukai oleh kelompoknya. Berdasarkan uraian di atas, aspek-aspek konformitas yang dikemukakan oleh Myers 2002 dapat memrepresentasikan definisi konformitas secara lengkap. Oleh karena itu, aspek-aspek konformitas dari Myers yaitu pengaruh normatif dan pengaruh informasional, digunakan sebagai dasar penyusunan skala konformitas dalam penelitian ini.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas

Menurut Rakhmat 2009, konformitas adalah produk interaksi antara faktor-faktor situasional dan faktor-faktor personal. Faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas tersebut, yaitu: a Faktor-faktor Situasional Faktor-faktor situasional yang menentukan konformitas adalah kejelasan situasi, konteks situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok. commit to user 1 Kejelasan situasi Penelitian Sheriff dalam Rakhmat, 2009 menyimpulkan bahwa semakin tidak jelas dan makin tak berstruktur situasi yang dihadapi, maka semakin besar kecenderungan individu untuk mengikuti kelompok. 2 Konteks situasi Individu akan melakukan konformitas pada kelompok, bila individu tersebut sadar bahwa kelompok akan semakin menyukainya jika individu sepakat dengan pendapat dan keyakinan kelompoknya. 3 Cara menyampaikan penilaian Cara individu menyatakan penilaian dan perilakunya juga berkaitan dengan konformitas. Umumnya, individu akan melakukan konformitas bila ia harus menyatakan responsnya secara terbuka dibandingkan dengan mengungkapkannya secara rahasia. 4 Karakteristik sumber pengaruh Individu yang menyatakan pendapat atau keyakinan berpengaruh pula pada konformitas. Bila yang menyatakan pendapat adalah orang yang dihormati dalam kelompok, maka kecenderungan konformitas akan semakin tinggi. 5 Ukuran kelompok Semakin besar ukuran kelompok, berarti semakin banyak orang yang berperilaku dengan cara-cara tertentu, sehingga semakin banyak orang yang mengikutinya Sarwono dan Meinarno, 2009. commit to user 6 Tingkat kesepakatan kelompok Pengaruh norma kelompok pada konformitas anggota-anggotanya bergantung pada ukuran mayoritas anggota kelompok yang menyatakan penilaian. Semakin besar anggota yang setuju, maka semakin tinggi tingkat konformitasnya. b Faktor-faktor Personal Faktor-faktor personal yang erat kaitannya dengan konformitas antara lain usia, jenis kelamin, stabilitas emosional, kecerdasan, motivasi, dan harga diri. 1 Usia. Pada umumnya, semakin tinggi usia individu, maka ia akan semakin mandiri, tidak bergantung pada orang lain, dan semakin mengurangi kecenderungan konformitasnya, 2 Jenis kelamin. Wanita biasanya lebih cenderung melakukan konformitas dibanding pria. 3 Stabilitas emosional. Individu yang emosinya kurang stabil, lebih mudah mengikuti kelompok daripada individu yang emosinya stabil. 4 Kecerdasan. Kecerdasan berkolerasi negatif dengan konformitas Rakhmat, 2009. Semakin tinggi kecerdasan individu, maka kecenderungan melakukan konformitas akan semakin rendah. 5 Motivasi. Menurut Rakhmat 2009, motivasi berprestasi, motivasi aktualisasi diri, dan konsep diri yang positif dapat menghambat konformitas. Makin tinggi hasrat berprestasi individu, akan diikuti commit to user dengan meningkatnya kepercayaan diri, dan makin sukar untuk dipengaruhi tekanan kelompok. 6 Harga diri. Individu dengan harga diri yang tinggi, umumnya memiliki tingkat konformitas yang rendah. Sears, dkk. 2007 mengemukakan pula bahwa konformitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Kekompakan Kelompok. Semakin besar rasa suka anggota yang satu dengan anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok, serta semakin besar kesetiaan mereka, akan makin meningkatkan kekompakan kelompok. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi. Alasannya karena bila individu merasa dekat dengan anggota kelompok lain, akan semakin menyenangkan bagi kelompok untuk mengakui individu, dan semakin menyakitkan bila anggota lain mencela karena individu tersebut tidak mengikuti norma kelompok. b. Kesepakatan Kelompok. Individu yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat akan mendapat tekanan yang kuat untuk meyesuaikan pendapatnya. Namun, bila kelompok tidak bersatu, akan tampak adanya penurunan tingkat konformitas Sears, dkk., 2006. commit to user c. Ukuran Kelompok. Sears, dkk. 2006 menjelaskan bahwa ukuran besar kelompok dapat mempengaruhi konformitas. Semakin besar kelompok, maka akan semakin meningkatkan konformitas pada individu. Baron dan Byrne 2005 menjelaskan tiga faktor yang mempengaruhi konformitas sebagai berikut: a. Kohesivitas Kelompok Menurut Baron dan Byrne 2005, kohesivitas dapat didefinisikan sebagai derajat ketertarikan yang dirasakan oleh individu terhadap suatu kelompok sosial tertentu dan ingin menjadi bagian darinya. Semakin menarik suatu kelompok bagi individu, maka akan semakin besar kemungkinan individu untuk melakukan konformitas terhadap norma dan keyakinan kelompok tersebut. b. Ukuran Kelompok Besar ukuran kelompok dapat mempengaruhi konformitas individu. Semakin besar ukuran suatu kelompok, maka semakin besar pula kecenderungan individu untuk mengikuti norma kelompok, meskipun norma tersebut tidak sesuai dengan keyakinan individu Baron dan Byrne, 2005. c. Tipe Norma Sosial Menurut Baron dan Byrne 2005, terdapat dua sifat norma sosial yaitu norma deskriptif atau himbauan decriptive norms dan norma injungtif atau perintah injunctive norms. Norma deskriptif adalah norma yang commit to user hanya mendeskripsikan apa yang sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu. Norma injungtif adalah norma yang menetapkan apa yang harus dilakukan, tingkah laku apa yang diterima dan tidak diterima dalam situasi tertentu. Individu akan lebih patuh apabila suatu norma relevan dan signifikan untuk individu tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor- faktor yang dapat mempengaruhi konformitas individu, meliputi usia, jenis kelamin, kecerdasan, motivasi, harga diri, kejelasan situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, kesepakatan kelompok, kekompakan kelompok, kohesivitas kelompok, dan tipe norma sosial.

D. Hubungan antara Body Image dan Konformitas dengan Perilaku Konsumtif