commit to user
Tabel 4.9 Banyaknya jumlah produksi yang dihasilkan
selama satu bulan potong
Sumber: data primer 2011, diolah
C. Analisis Data Dengan Metode DEA
Penenlitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui wawancara satu per satu dengan para pemilik usaha pengusaha batik di desa
Kauman Kota Pekalongan. Adapun alasan pemilihan teknik wawancara ini dimaksudkan agar diperoleh data yang valid karena diperoleh langsung dari
para pengusaha batik. Data yang diambil langsung dari responden sebagai bahan penelitian sangat banyak. Adapun data-data tersebut yang digunakan
dalam pengukuran adalah: 1. Efisiensi Teknis
a. Variabel input : 1 Tenaga kerja TK
2 Malam lilin batik Mlm 3 Kain
4 Obat pewarna OP
No Jumlah
Produksi Jumlah
Responden
1 0-500
20 2
501-1000 11
3 1001-1500
2 4
1501-2000 1
5 2001-2500
6 2500-3000
1 Total
35
commit to user
b. Variabel output: Produk batik PROD 2. Efisiensi Revenue
a. Variabel input 1 Tenaga Kerja TK
2 Upah Tenaga Kerja 3 Malam Mlm
4 Harga Malam H.Mlm 5 Kain
6 Harga Kain H.Kain 7 Obat Pewarna OP
8 Harga Obat Pewarna H.OP b. Variabel output
1 Produk batik Prod 2 Harga Jual Produk Batik HJ. PROD
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode DEA Data Envelopment Analysis, diperoleh hasil sebagai berikut ini:
commit to user
Tabel 4.10 efisiensi teknis dan revenue
No Responden Efisiensi
Teknis Efisiensi
Revenue 1
1 100
100 2
2 100
100 3
3 89,32
100 4
4 100
100 5
5 100
100 6
6 100
100 7
7 68,67
93,22 8
8 90,16
90,20 9
9 67,50
77,17 10
10 64,60
100 11
11 69,85
85,78 12
12 100
100 13
13 100
100 14
14 100
100 15
15 96,15
96,96 16
16 82,78
89,09 17
17 100
100 18
18 100
100 19
19 100
100 20
20 66,05
69,02 21
21 100
100 22
22 99,56
99,69 23
23 96,63
96,67 24
24 96,94
100 25
25 96,35
100 Bersambung ke halaman berikutnya
commit to user
No Responden Efisiensi
Teknis Efisiensi
Revenue 21
21 100
100 22
22 99,56
99,69 23
23 96,63
96,67 24
24 96,94
100 25
25 96,35
100 26
26 71,37
72,56 27
27 95,08
96,13 28
28 59,74
64,23 29
29 61,29
75,06 30
30 60,43
87,74 31
31 56,64
78,22 32
32 61,06
80,19 33
33 41,95
59,58 34
34 53,90
100 35
35 61,88
69,87 Sumber: data primer 2011, diolah
Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 12 pengusaha batik pelaku UKM yang sudah dinyatakan efisien secara teknis.
Hal ini dapat dilihat dari skor efisiensi sebesar 100 . Artinya penggunaan input oleh pengusaha batik untuk menghaslkan output sudah optimal. Selain
itu dalam proses produksi tidak terdapat pemborosan pemakaian input sehingga output yang dihasilkan dapat optimal. Adapun ke-12 pengusaha
yang telah mencapai efisien tersebut adalah 1, 2, 4, 5, 6, 12, 13,14, 17, 18, 19, 21. Sedangkan pengusaha yang belum dinyatakan efisien sebanyak 23
responden. Hal ini dapat dilihat dari skor efisiensi kurang dari 100 . Artinya penggunaan input oleh pengusaha batik dalam menghasilkan output belum
optimal. Selain itu dalam proses produksi tidak terdapat pemborosan
commit to user
pemakaian input sehingga output yang dihasilkan belum optimal. Adapun ke- 23 pengusaha yang belum mencapai efisien tersebut adalah 3, 7, 8, 9, 10, 11,
15, 16, 20, 22, 23, 24, 25 ,26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35. Bila dipersentase pengusaha yang telah mencapai efisien sebanyak 35 dan yang
belum mencapai efisien sebanyak 65 . Berarti jumlah pengusaha yang belum mencapai efisien lebih banyak bila dibandingkan jumlah pengusaha
yang telah mencapai efisien. Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 17
pengusaha batik pelaku UKM yang sudah dinyatakan efisien secara revenue. Hal ini dapat dilihat dari skor efisiensi sebesar 100 . Artinya penggunaan
input dan balas jasa harga input yang dikeluarkan oleh pengusaha batik untuk menghasilkan output sudah optimal. Selain itu dalam proses produksi
tidak terdapat pemborosan pemakaian input dan balas jasa harga yang dikeluarkan sehingga dapat menghasilkan output yang optimal. Adapun ke-17
pengusaha yang telah mencapai efisien tersebut adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 17, 18,19, 21, 24, 25, 34. Sedangkan pengusaha yang belum
dinyatakan efisien sebanyak 18 responden. Hal ini dapat dilihat dari skor efisiensi kurang dari 100 .artinya penggunaan input balas jasa harga input
yang dikeluarkan oleh pengusaha batik dalam menghasilkan output berupa produk batik belum optimal. Selain itu dalam proses produksi terdapat
pemborosan pemakaian input dan kelebihan balas jasa harga yang dikeluarkan sehingga output yang dihasilkan belum optimal. Adapun ke-18
pengusaha yang belum mencapai efisien tersebut adalah 7, 8, 9, 11, 15, 16, 20
commit to user
, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35. Bila dipersentase pengusaha yang telah mencapai efisien sebanyak 48 dan yang belum mencapai efisien
sebanyak 64 . Berarti jumlah pengusaha yang belum mencapai efisien lebih banyak bila dibandingkan jumlah pengusaha yang telah mencapai efisien. Bila
dipersentase pengusaha yang telah mencapai efisien sebanyak 48 dan yang belum mencapai efisien sebanyak 52 . Berarti jumlah pengusaha yang
belum mencapai efisien lebih banyak bila dibandingkan jumlah pengusaha yang telah mencapai efisien.
D. Sumber Inefisiensi dan Pemecahannya