Bentuk Formulasi Data Envelopment Analysis DEA

commit to user b. Keterbatasan DEA: Ø Bersifat simpel spesifik. Ø Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran dapat berakibat fatal. Ø DEA sangat bagus untuk estimasi efisiensi relatif UKE unit kegiatan ekonomi tetapi sangat lambat untuk mengukur efisiensi absolut dengan kata lain bisa membandingkan sesama UKE tetapi bukan membandingkan maksimisasi secara teori. Ø Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan. Ø Menggunakan perumusan linier programming terpisah untuk tiap UKE perhitungan secara manual sulit dilakukan apalagi untuk masalah berskala besar. Ø Bobot dan input yang dihasilkan oleh DEA tidak dapat ditafsirkan dalam nilai ekonomi.

2. Bentuk Formulasi Data Envelopment Analysis DEA

Fungsi tujuan programasi dalam model DEA akan menjadi rasio efisiensi total output tertimbangtotal input tertimbang. Rasio efisiensi tersebut akan dibandingkan dengan rasio efisiensi sampel lain yang berperan sebagai benchmarkreference set bernilai paling efisien 100. Dari hasil perbandingan tersebut didapat nilai multiplier pengganda Y shadow price. Angka shadow price tersebut digunakan sebagai dasar penyesuaian input dan output unit ekonomi yang kurang efisien menuju efisien. commit to user Permasalahan yang terdapat pada kinerja untuk usaha kerajinan batik di Desa Kauman Kota Pekalongan, pendekatan yang dapat digunakan adalah kuantitatif yang meliputi efisiensi. Efisiensi dapat dinyatakan dalam rasio antara total input tertimbang dengan total output tertimbang. DEA untuk suatu UKE dapat diformulasikan sebagai program linier fraksional yang solusinya dapat diperoleh jika model tersebut ditransformasikan ke dalam program linier dengan bobot dari input dan output UKE tersebut sebagai variabel keputusan decision variables. Metode simpleks dapat digunakan untuk menyelesaikan model yang sudah ditransformasikan ke dalam program linier. DEA memerlukan penyelesaian program linier bagi setiap UKE. Hasilnya adalah seperangkat bobot untuk suatu UKE dan angka efisiensi relatifnya Anonim, 1999. Efisiensi relatif UKE dalam DEA, juga didefinisikan sebagai rasio dari total ouput tertimbang dibagi total input tertimbang total weighted outputtotal weighted input . Inti dari DEA adalah menentukan bobot weighted atau timbangan untuk setiap input dan output UKE. Setiap UKE diasumsikan bebas menentukan bobot untuk setiap variabel-variabel input maupun output yang ada, asalkan mampu memenuhi dua kondisi yang disyaratkan Samsubar Saleh, 2000. Adapun kedua kondisi yang disyaratkan yaitu, Silkman, 1986; Nugroho, 1995 dalam Huri M. D. dan Indah Susilowati, 2004: a.Bobot tidak boleh negatif; commit to user b.Bobot harus bersifat universal. Hal ini berarti setiap UKE dalam sampel harus dapat menggunakan seperangkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya total weighted outputtotal weighted input dan rasio tersebut tidak lebih dari 1 total weighted outputtotal weighted input ≤ 1 Harjum Muharam dan Pusvitasari, 2007. DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memiliki bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya maximize total weighted ouputtotal weighted input Harjum Muharam dan Pusvitasari, 2007. Asumsi maksimisasi rasio efisiensi ini menjadikan penelitian DEA ini menggunakan orientasi output dalam menghitung efisiensi teknik. Orientasi lainnya adalah minimisasi input, namun kedua asumsi tersebut akan diperoleh hasil yang sama Adrian Sutawijaya dan Etty Puji Lestari, 2009. Setiap UKE menggunakan kombinasi input yang berbeda. Sehingga setiap UKE akan memilih seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut Harjun Muharram dan Pusvitasari, 2007. Silkman 1986; Nugroho 1995; dalam Huri M. D. dan Indah Susilowati 2004 menyebutkan bahwa setiap UKE cenderung memiliki pola penggunaan input minimum pada input yang memiliki bobot tinggi atau pola produksi output secara maksimum pada output yang memiliki bobot tinggi untuk pencapaian tingkat efisiensi yang maksimum. Bobot yang dipilih tersebut tidak semata-mata menggambarkan suatu nilai ekonomis, tetapi lebih merupakan suatu kuantitatif rencana untuk memaksimumkan efisiensi bersangkutan. Kondisi ini dapat digambarkan, apabila suatu UKE merupakan perusahaan yang berorientasi pada keuntungan profit maximizing firm dan setiap input- commit to user outputnya memiliki biaya per unit serta harga jual per unit. Hal ini menjadikan perusahaan tersebut akan menggunakan seminimal mungkin input yang biaya per unitnya termahal atau berusaha memproduksi sebanyak mungkin output yang harga jualnya tertinggi Samsubar Saleh, 2000. Suatu UKE dikatakan efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama dengan 1 nilai efisiensi 100 persen, sebaliknya apabila nilai dualnya kurang dari 1 maka UKE bersangkutan dianggap tidak efisien secara relatif Silkman, 1986; Nugroho, 1995 dalam Huri M. D. dan Indah Susilowati, 2004. commit to user

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Wilayah

1. Letak Geografis Administratif

Kota Pekalongan merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pembangunan WP II serta berada di jalur regional utara Pulau Jawa antara Jakarta-Semarang-Surabaya. Secara geografis, kota Pekalongan terletak pada posisi 109 o 37 ’ 55 ” -109 42 ’ 19 ” Bujur Timur dan 6 50 ’ 42 ” -6 55 ’ 44 ” lintang selatan. Kota Pekalongan memiliki luas wilayah 45,25 Km 2 yang terbagi ke dalam 47 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 sebesar 276.158 jiwa. Wilayah Kota Pekalongan dibatasi oleh: 1. Sebelah utara : laut jawa 2. Sebelah barat : Kabupaten Pekalongan 3. Sebelah selatan : Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang 4. Sebelah timur : Kabupaten Batang Sejalan dengan perkembangan wilayah Jawa Tengah, Kota Pekalongan pun juga menunjukkan perkembangan yang cukup berarti, yang dapat dilihat dari skala kegiatan. Ragam kegiatan tentunya masih