commit to user
karena masalah kelangkaan bahan baku dan kelompok industri kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastic KLUI 33 pada tahun 1999
terjadi karena deregulasi tentang tariff impor yang relative tinggi. 4. Penelitian Agus setiawan 2010 yang mengukur tingkat efisiensi
usaha kerajinan sangkar burung di Krajan, Mojosongo, Surakarta. Variabel yang digunakan terdiri dari variabel input bambu, kayu, lem,
tiang, dan tenaga kerja, dan variabel output produksi sangkar burung. Hasil penghitungan dengan menggunakan DEA dari 32
responden menunjukkan sebanyak 4 pengrajin sangkar burung sudah efisien secara teknis, sedangkan 28 pengrajin sangkar burung lainnya
belum efisien. Secara revenue sebanyak 7 pengrajin sangkar burung sudah efisien, sedangkan 25 pengrajin sangkar burung lainnya belum
efisien. 1 pengrajin sangkar burung sudah efisien secara alokatif sedangkan 31 pengrajin sangkar burung yang lainnya belum efisien.
Sebanyak 5 pengrajin sangkar burung sudah efisien secara ekonomis sedangkan 27 pengrajin sangkar burung yang lain belum efisien.
Sumber-sumber yang menyebabkan inefisiensi pada usaha kerajinan sangkar burung yang inefisien berasal dari variabel input dan output.
D. KERANGKA PEMIKIRAN
Peningkatan produksi yang berhubungan dengan peningkatan pendapatan dipengaruhi oleh efisiensi faktor produksi efisiensi teknis,
commit to user
efisiensi pada harga produk efisiensi alokatif dan pemasarannya efisiensi ekonomis serta efisiensi revenue. Dari faktor-faktor tersebut dapat disusun
sebuah kerangka pemikiran. Kerangka tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran
Produksi Batik Faktor Produksi
· Tenaga Kerja
· Kain
· Malam
Lilin batik ·
Obat Pewarna
Efisiensi
Ekonomis
Efisiensi
Alokatif
Efisiensi
Revenue
Efisiensi Teknis
commit to user
E. HIPOTESIS
Penelitian ini merupakan studi kasus pada usaha kecil menengah batik desa Kauman Kota Pekalongan. Berdasarkan latar belakang, diskripsi teoritis
serta hasil penelitian terdahulu tersebut diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Diduga penggunaan faktor-faktor produksi usaha kecil menengah batik belum memenuhi efisiensi secara teknis, efisiensi revenue, efisiensi
ekonomi dan efisiensi alokatif. 2. Diduga sumber inefisiensi masing-masing pengusaha batik berasal dari
variabel bahan baku yang digunakan.
commit to user
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Kauman Kota Pekalongan. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah untuk mengukur sejauh mana efisiensi produksi dan
analisis pengaruh beberapa faktor tertentu terhadap efisiensi produksi UKM batik di Desa Kauman Kota Pekalongan. Untuk dapat mengetahui analisis efisiensi ini dapat
dilihat dari perbandingan besarnya pemakaian berbagai faktor produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan selama kurun waktu satu bulan.
Studi yang dilakukan adalah dengan studi lapangan dengan menggunakan data primer sebagai data utama yakni data yang diperoleh secara langsung dari responden
dengan instrumen kuesioner. Sedangkan data sekunder yang diperoleh dari beberapa instansi terkait dan berbagai sumber kepustakaan lainnya adalah untuk mendukung
data primer tersebut. Adapun lokasi yang diambil adalah Desa Kauman Kota Pekalongan.
B. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini merupakan studi empiris mengenai analisis efisensi usaha kecil menengah UKM batik di Desa Kauman Kota Pekalongan. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diambil melalui wawancara secara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar
pertanyaan.