Glikolisis Aerobik Siklus Krebs

commit to user 54

1. Glikolisis Aerobik

Tersedianya oksigen yang cukup dan asam laktat yang tidak tertimbun dalam reaksi glykolisis aerobik dikarenakan oksigen menghambat penumpukan asam laktat tetapi tidak menghalangi pembentukan ATP, oksigen membantu mengubah asam laktat menjadi piruvat setelah ATP diresintesis. Reaksi glykolisis aerobik terjadi sebagai berikut : Glukosa + 2 ADP + 2 fosfat dengan energi à 2 asam piruvat + 2 ATP + 4 H Gambar 3. Glycolysis Anaerobik dan Aerobik Fox, Bowers dan Foss, 1988:16.

2. Siklus Krebs

Siklus Krebs menyempurnakan oksidasi molekul organik penghasil energi: Glikolisis melepaskan energi kurang dari seperempat energi kimia yang tersimpan dalam dua molekul piruvat. Jika ada oksigen commit to user 55 molekuler, piruvat itu memasuki mitokondria, di mana enzim-enzim siklus krebs menyempurnakan oksidasi bahan bakar organiknya. Setelah memasuki mitokondria, piruvat mula-mula diubah menjadi suatu senyawa yang disebut asetil CoA . langkah ini merupakan junction persambungan antara glikollisis dan siklus Krebs, yang diselesaikan oleh kompleks multienzim yang mengkatalisis tiga reaksi: 1 Gugus karboksil piruvat, yang memiliki sedikit energi kimiawi, dikeluarkan dan dilepas sebagai molekul CO 2 . ini merupakan langkah pertama respirasi di mana CO 2 dilepas. 2 Fragmen berkarbon-dua yang tersisa dioksidasi untuk membuat senyawa yang dinamai asetat bentuk asam asetat terionisasi. Suatu enzim mentransfer elektron yang di ekstrasi ke NAD + , dan meyimpan energi dalam bentuk NADH. 3 Akhirnya, koenzim A, senyawa mengandung sulfur turunan dari vitamin Bm diikatkan pada asetat tadi oleh ikatan tak stabil yang membuat gugus asetil asetat terikat sangat reaktif. Produk dari pengaturan kimiawi, asetil CoA, sekarang siap memberikan asetatnya ke dalam siklus Krebs untuk oksidasi lebih lanjut. commit to user 56 Gambar 4. Pengubahan Piruvat Menjadi Asetil CoA, Persambungan antara Glikolisis dan Siklus Krebs Protein yang ada di dalam membrane dalam mitokondria mentranslokasi piruvat dari sitosol ke dalam matriks mitokondria. Kemudian 1 gugus karboksil piruvat, yang telah dioksidasi sepenuhnya, dikeluarkan sebagai molekul CO 2 , yang berdifusi keluar dari sel. 2 Fragmen berkarbon-dua yang tersisa dioksidasi sementara NAD + direduksi menjadi NADH. 3 Akhirnya, gugus asetil berkarbon-dua diikatkan pada koenzim A CoA. Koenzim ini memiliki satu atom sulfur, yang diikat pada fragmen asetil oleh ikatan yang tak stabil. Ini akan mengaktifkan gugus asetil pada reaksi pertama siklus Krebs Cambeil, Reece dan Mitchell, 2002:168 Siklus ini memiliki delapan langkah, masing-masing dikatalisis oleh suatu enzim spesifik dalam matriks mitokondria. Untuk setiap putaran siklus Krebs, dua karbon masuk dalam dalam bentuk asetat yang relative tereduksi langkah1, dan dua karbon yang berbeda keluar dalam bentuk CO 2 yang teroksidasi sempurna commit to user 57 langkah 3 dan 4. Asetat bergabung dengan siklus ini melalui penambahan enzimatiknya ke senyawa oksaloasetat, yang membentuk sitrat. Langkah-langkah berikutnya menguraikan sitrat kembali menjadi oksaloasetat, yang melepaskan CO 2 sebagai “buangan”. Regenerasi pembentukan kembali oksaloasetat inilah yang bertanggung jawab atas “siklus” dalam siklus Krebs ini. Sebagian besar energi yang dipanen oleh langkah oksidatif siklus ini disimpan dalam NADH. Untuk setiap asetat yang memasuki siklus ini, tiga molekul NAD + direduksi menjadi NADH-langkah 3, 4, dan 8. Dalam satu langkah oksidatif,6, elektron ditransfer tidak ke NAD + , tetapi ke akseptor elektron lainnya, FAD flavin adenine dinukleotida, turunan dari riboflavin, vitamin B. Bentuk tereduksinya, FADH 2 , menyumbangkan elektronnya ke rantai transpor elektron, seperti halnya NADH. Ada juga satu langkah dalam siklus Krebs ini, langkah 5, yang membentuk molekul ATP secara langsung dengan fosforilasi tingkat substrat, serupa dengan langkah glikolisis yang membentuk ATP. Tetapi sebagian besar keluaran ATP respirasi berasal dari fosforilasi oksidatif, apabila NADH dan FADH 2 yang dihasilkan oleh siklus Krebs merelai melewatkan dan menguatkan elektron yang diekstraksi dari makanan ke rantai transpor elektronnya. commit to user 58 Gambar 5. Siklus Krebs Fox, Bowers dan Foss, 1988:22.

e. Latihan Plyometrics

Asal istilah plyometrics diperkirakan dari kata bahasa Yunani “Pleythuein”, berarti “memperbesar” atau “meningkatkan”, atau dari akar kata bahasa Yunani “plio” dan “metric” , masing-masing berarti “lebih banyak” dan “ukuran” Chu 1992:5, sekarang ini plyometrics mengacu pada latihan-latihan yang ditandai dengan kontraksi-kontraksi otot yang kuat sebagai respons terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis, atau peregangan otot-otot yang terlibat. Gerakan-gerakan plyometrics dilakukan dalam berbagai cabang olahraga yang menggunakan power. Misalnya linamen pada sepakbola Amerika yang keluar dari kedudukannya. Pemain bola voli yang melompat tinggi melampaui net untuk memblokade pengembalian bola, pelompat commit to user 59 tinggi yang melenjit ke atas, dan butter baseball yang melakukan ayunan. Pemain bola basket yang menembakkan bola dan kemudian dengan cepat melompat lagi untuk mengatasi pantulan atau mengatasi tip-in , dapat mengambil manfaat dari plyometrics. Pada dasarnya latihan plyometrics adalah gerakan dari rangsangan peregangan otot secara mendadak supaya terjadi kontraksi yang lebih kuat Radcliffe Farentinos, 1985:2. Latihan plyometrics membantu para atlet dalam berbagai cabang olahraga, seperti sepakbola, bola basket, angkat berat, renang, ski skandinavia dan alpina, baseball, dan lain-lain. Setiap keterampilan olahraga yang menuntut power, yaitu kombinasi antara kekuatan dan kecepatan, dapat memperoleh manfaat dari latihan plyometrics Selain pernyataan tersebut ada beberapa kaidah latihan plyometrics yang harus dipenuhi seperti yang diungkapkan Husein Argasasmita, dkk 2007:62 “plyometrics dilakukan dengan melakukan gerakan lompat- lompat dengan satu kaki atau dua kaki, baik tanpa rintangan maupun dengan rintangan”. Kaidah latihan plyometrics adalah sebagai berikut : a. Dilakukan untuk atlet dewasa. b. Dilaksanakan setelah fase latihan kekuatan maksimal. c. Kontak anggota badan dengan tanah landasan harus sesingkat mungkin untuk mendapatkan hasil latihan yang efektif. d. Waktu pelaksanaan durasi tidak lebih dari 5 detik sejauh atlet mampu melakukan kontak tanah dengan cepat. commit to user 60 e. Pelaksanaan lebih dari 5 detik ditujukan untuk dayatahan kekuatan kecepatan power endurance bagi cabang-cabang olahraga tertentu yang memliki kebutuhan khusus. Latihan plyometrics menggunakan kekuatan gaya berat untuk meningkatkan energi elastis yang tersimpan di otot selama kontraksi eksentrik dari suatu kegiatan, beberapa energi yang disimpan itu kemudian dilepaskan pada saat kontraksi konsentrik yang menyusul dengan segera. Daya penggerak dan pengakuan plyometrics sebagai teknik yang bermanfaat untuk meningkatkan explosive power. Hopping terutama menekankan pada loncatan untuk mencapai ketinggian maksimum ke arah vertical dan kecepatan maksimum gerakan kaki, yakni mencapai jarak horizontal dengan tubuh, merupakan faktor penting kedua. Anatomi fungsional hopping meliputi 1 fleksi paha, melibatkan otot-otot sartorius, iliacus, dan gracilis : 2 ekstensi lutut, melibatkan otot-otot tensor fasciae latae, vastus lateralis, medialis, intermedius , dan rectus femoris : 3 ekstensi paha dan refleksi tungkai, melibatkan otot-otot biceps femoris, semitendinosus, dan semimembranosus serta juga melibatkan otot-otot gluteus maximus dan minimus, 4 fleksi lutut dan kaki, melibatkan otot-otot gastrocnemius, peroneus, dan soleus, dan 5 aduksi dan abduksi paha, melibatkan otot-otot gluteus medius dan minimus, dan adductir langus, brevis, magnus, minimus, dan hallucis. Radcliffe Farentinos, 1985:13 commit to user 61 a Mekanisme Kontraksi Otot Dalam melakukan gerakan plyometrics terjadi serangkaian kontraksi otot yang selanjutnya Guyton 1992:103 melukiskan mekanisme dasar yaitu pada keadaan relaksasi, ujung-ujung filamen aktin yang berasal dari dua membran Z yang berurutan satu sama lain hampir tidak tumpang tindih sedangkan pada saat yang sama filamen miosin mengadakan tumpang tindih sempurna. Sebaliknya, pada keadaan kontraksi, filamen-filamen aktin ini tertarik ke dalam di antara filamen miosin sehingga sekarang satu sama lain tumpang tindih luas. Membran Z juga tertarik oleh filamen aktin sampai ke ujung-ujung filamen miosin. Memang filamen aktin dapat ditarik bersama-sama demikian kuatnya sehingga ujung-ujung filamen miosin sebenarnya melengkung waktu kontraksi yang sangat kuat. Jadi kontraksi otot terjadi karena mekanisme “sliding filamen”. Otot skelet mendapat dua persarafan motorik, yaitu alfa motorneuron dan gamma motorneuron. Alfa motorneuron akan memberikan rangsangan motorik pada serabut otot extrafusal, sedangkan gamma motorneuron akan memberikan rangsangan motorik pada serabut intrafusal. Pengaruh kontraksi tersebut dapat timbul dari rangsangan kemauan saraf somatic alfa neuron tetapi dapat juga akibat rangsangan peregangan yang mendadak pada muscle spindle. Sehingga latihan yang disengaja serta dengan peregangan otot yang mendadak akan menyebabkan dua pengaruh pada otot baik commit to user 62 melalui gamma motorneuron maupun alfa motorneuron, sehingga akan menimbulkan pengaruh kontraksi yang lebih baik. Pengaruh refleks peregangan yang cepat dan mendadak tersebut juga menguntungkan pada organ sensorik relaksasi otot, yaitu Golgi Tendon Organ. Sehingga kontraksi yang kuat dari hasil refleks peregangan segera diikuti dengan mekanisme relaksasi dan menjaga agar tidak terjadi kerusakan pada tendon. Gambar 6. The Golgi Tendon Organ Bompa, 1994:21. Kontraksi sebuah otot berubah-ubah dalam kecepatan, kekuatan dan lamanya duration untuk menyebabkan perbedaan macam-macam gerakan. Dalam gerakan kekuatan maksimum otot agonist mover memakai kekuatan maksimum dan berkontraksi pada kecepatan maksimum, menghasilkan gerakan yang cepat dan kuat. Otot sendi yang beraneka ragam adalah menyilang lebih dari satu commit to user 63 sendi dan menyokong gerakan dalam tiap sendi yang menyilang. Kelompok hamstrings, yang dilokasikan di belakang paha membengkokkan lutut dan meluruskan panggul. Dasar – dasar proses gerak sadar maupun tak sadar yang terlibat dalam plyometrics adalah apa yang disebut “refleks peregangan” stretch reflex, juga disebut “refleks spindle” atau refleks miotatik” spindle reflex or myotatic reflex. Alat-alat atau perangkat refleks poros dan refleks regangan itu merupakan komponen- komponen utama dari kontrol keseluruhan sistem syaraf terhadap gerakan tubuh. Dalam pelaksanaan berbagai keterampilan olahraga, suatu gerakan reaktif eksplosif, otot-otot mungkin mengalami peregangan yang cepat sebagai akibat adanya semacam beban yang dikenakan pada otot-otot tersebut Radcliffe Farentinos, 1985:7. Latihan-latihan plyometrics diperkirakan menstimulasi berbagai perubahan dalam sistem neuromuskuler, memperbesar kemampuan kelompok-kelompok otot untuk memberikan lebih cepat dan lebih kuat terhadap perubahan-perubahan yang ringan dan cepat pada panjangnya otot. Salah satu ciri penting latihan plyometrics nampaknya adalah pengkondisian sistem neuromuskuler sehingga memungkinkan adanya perubahan-perubahan arah yang lebih cepat dan kuat, misalnya dari gerakan turun-naik pada lompat dan gerakan kaki arah anterior dan kemudian arah posterior pada waktu lari. Dengan mengurangi waktu yang diperlukan untuk perubahan arah ini, commit to user 64 maka kekuatan dan kecepatan dapat ditingkatkan Radcliffe Farentinos, 1985:8. Sebagian besar gerakan olahraga berasal dari pinggul dan tungkai, misalnya gerakan pada lari, lempar dan lompatloncat. Banyak energi gerakan yang dibangkitkan oleh pinggul dan tungkai, kemudian ditransfer ke atas melalui togok dengan menekuk, merentang, atau memutar, dan akhirnya diterima oleh tubuh bagian atas untuk melakukan beberapa jenis keterampilan gerak yang melibatkan bahu, dada dan lengan. Pengorganisasian latihan plyometrics ini mengikuti konsep rangkaian power. Sebagian besar latihan adalah khusus gerakan tungkai dan pinggul, karena kelompok otot ini merupakan pusat power gerakan olahraga dan memiliki keterlibatan utama dengan semua cabang olahraga. Gerakan plyometrics dirancang untuk menggerakkan otot pinggul dan tungkai, dan gerakan otot khusus yang dipengaruhi oleh bounding, hopping, jumping, leapping, skipping, dan ricochet Radcliffe Farentinos, 1985:12. Sendi pada panggul adalah jenis ball and sosket sendi peluru dan dibentuk oleh articulation persendian di antara femur tulang paha dan pelvis tulang panggul. Ia mampu melakukan gerakan membengkokkan, meluruskan, menjauhkan, mendekatkan, memutar ketengah dan kesamping, dan sirkumduksi. Pembengkokkan panggul adalah salah satu gerakan tubuh yang sangat kuat, dan ia disebabkan commit to user 65 oleh kontraksi sepuluh buah otot. Empat buah dari otot menyokong semua cara melalui luasnya daerah gerak, sementara empat buah lainnya adductor brevis, adductor longus, gracilis, dan sartorius adalah otot-otot dua sendi dan menyokong pada gerakan panggul dan lutut. Pembengkokkan panggul digunakan dalam semua daya gerak, termasuk meliputi aktivitas jalan dan lari Lukman O.T., 2006:107. b Latihan Plyometrics Angle Hop Latihan ini lebih baik dilakukan pada kotak yang memiliki banyak sudut atau peralatan serupa, yang harus dipasang dengan aman di tanah sehingga tidak bergerak atau lepas pada saat melakukan hopping. Latihan ini mengembangkan power eksplosif dan kecepatan reaksi pada abductor paha dan stabilizer ankle, dan meningkatkan keseimbangan dan gerakan menyampingl atihan ini berguna untuk olahraga ski, tenis, sepakbola, dan senam, dan juga olahraga lain Radcliffe Farentinos, 1985:52. a. Kelebihan Pada latihan plyometrics angle hop memiliki beberapa kelebihan yaitu : - gerakan yang bervariasi sehingga peserta penelitian merasa senang untuk mengikuti. - gerakan dilakukan seperti menggiring bola sesungguhnya yang mengandung fleksibilitas dan kekuatan. commit to user 66 - gerakan angle hop membutuhkan kematangan fisik sehingga peserta adalah yang sudah memiliki fisik yang baik. - gerakan rumit tapi mudah dilaksanakan oleh atlet - dapat mengembangkan power eksplosif dan kecepatan reaksi pada abductor paha dan stabilizer ankle dan meningkatkan keseimbangan dan gerakan menyamping b. Kekurangan - gerakan ini membutuhkan power sehingga tidak semua atlet boleh mengikuti terutama anak-anak yang di bawah umur karena dalam angle hop usia sangat diperhatikan - gerakan yang salah akan berakibat terjadinya cedera karena alat terbuat dari kayu dimana atlet bisa terpeleset c Latihan Plyometrics Side Hop Latihan ini menggunakan 2 buah kerucut dengan tinggi kira- kira 18-26 inci. Secara khusus gerakan ini menggunakan otot-otot abductor paha, stabilizer lutut dan ankle, serta meningkatkan power samping yang explosif di seluruh paha dan panggul. Latihan ini sangat berguna untuk semua aktivitas yang menggunakan gerakan ke samping Radcliffe Farentinos, 1985:50. a. Kelebihan Pada latihan plyometrics side hop memiliki kelebihan antara lain : - gerakan side hop mudah dilakukan karena hanya melakukan loncatan ke samping commit to user 67 - gerakan ini menggunakan otot-otot abductor paha, stabilizer lutut dan ankle, serta meningkatkan power samping yang explosif di seluruh paha dan panggul. - Latihan ini sangat berguna untuk semua aktivitas yang menggunakan gerakan ke samping b. Kekurangan - Gerakan yang monoton sehingga atlet kurang minat untuk mengikuti latihan - gerakan menggunakan rintangan apabila atlet melakukan terlalu tinggi dalam melompat akan berdampak resiko cedera pada saat kedua kaki jatuh ke tanah

d. Pengaruh Latihan Plyometrics pada Kecepatan Menggiring Bola.

Gerakan plyometrics dilakukan dalam berbagai cabang olahraga yang menggunakan power. Sebagian besar cabang olahraga dapat dilakukan dengan lebih terampil jika atlet memiliki kekuatan dan kecepatan. Plyometrics adalah salah satu cara terbaik untuk mengembangkan power eksplosif untuk berbagai cabang olahraga. Menurut Husein Argasasmita, dkk 2007:62 Plyometrics adalah metode latihan untuk kekuatan kecepatan power dengan menggunakan beban utama badan atlet itu sendiri yang bertujuan untuk menghubungkan kekuatan maksimal yang telah dimiliki ke dalam aplikasi gerakan cepat dan kuat sesuai dengan sifat cabang olahraga tertentu. Latihan plyometrics membantu para atlet dalam berbagai cabang olahraga misalnya sepakbola yang di dalamnya terdapat beberapa commit to user 68 keterampilan yang harus dikuasai yaitu menggiring bola, mengoper bola, menghentikan bola, menyundul bola, menembak bola, lemparan ke dalam dan mengecoh dan membalik. Setiap keterampilan olahraga yang menuntut power yaitu kombinasi atau perpaduan antara kekuatan dan kecepatan, dapat memperoleh manfaat dari latihan plyometrics. Pada latihan plyometrics, beban lebih resistifnya berupa perubahan arah yang cepat pada suatu anggota tubuh atau seluruh tubuh, seperti mengatasi gaya akibat terjatuh, naik anak tangga, terpental, meloncat, melangkah lebar atau melompat. Menurut Furqon dan Muchsin 2002:76 “Latihan plaiometrik berkisar di seputar mekanisme-mekanisme neuron yang rumit dan pelik. Diduga sebagai hasil latihan plaiometrik, maka terjadilah perubahan-perubahan pada tingkat otot maupun neuron yang memudahkan dan meningkatkan kinerja keterampilan-keterampilan gerakan yang lebih cepat dan lebih kuat”. Berdasarkan beberapa pendapat serta kelebihan dan kekurangan latihan plyometrics dapat dirangkum bahwa pembinaan olahraga sepakbola dalam satu prinsip yang perlu dikuasai terlebih dahulu oleh para pelatih adalah prinsip-prinsip biomekanika. Penguasaan prinsip biomekanika sangat membantu pelatih dalam meningkatkan prestasi sesuai dengan cabang olahraganya. Salah satu teknik dalam permainan sepakbola adalah menggiring bola yang tidak lepas dari biomekanika yang dilakukan. Unsur biomekanika dalam latihan fisik dengan plyometrics Angle Hop dan commit to user 69 Side Hop yang dilakukan dengan benar akan meningkatkan kecepatan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Mielke 2007:1 mengemukakan bahwa “menggiring bola dalam permainan sepakbola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat kamu bergerak di lapangan permainan”. Bila dikaitkan dengan biomekanika arah bola bisa bergerak ketika ada dorongan dari kekuatan kaki. Selanjutnya Imam Hidayat 1997:84 mengemukakan bahwa arah dari suatu gerakan tergantung dari arah yang dikerahkan oleh kekuatan yang bersangkutan. Sebuah benda yang dalam keadaan diam, akan bergerak ke arah kanan bila ada kekuatan yang menariknya dari sebelah kanan. Efek dari kekuatan selalu sesuai dengan arah dari bekerjanya kekuatan tersebut. Kecepatan menggiring bola akan dipengaruhi oleh latihan plyometrics yang merupakan latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan gerak. Menurut Sugiyanto 1998:260 kecepatan gerak adalah unsur kemampuan fisik yang memungkinkan seseorang bisa menyelesaikan gerakan dalam waktu sesingkat- singkatnya. Kecepatan gerak ditentukan oleh: frekuensi stimulus, kemauan, mobilitas syaraf, kecepatan kontraksi otot, tingkat otomasi gerak, dan power otot.

3. Kekuatan