commit to user 83
Dalam pencapaian kecepatan menggiring bola kekuatan otot tungkai sangat berpengaruh. Karena otot merupakan faktor pendukung
kemampuan seseorang untuk melangkahkan kaki. Besar kecilnya otot benar-benar berpengaruh terhadap kekuatan otot. Para ahli fisiologi
berpendapat bahwa pembesaran otot itu disebabkan oleh bertambah luasnya serabut otot akibat suatu latihan. Makin besar serabut- serabut otot
seseorang, makin kuat pula otot tersebut M.Sajoto, 1988:111. Kekuatan otot tungkai berperanan dalam kemampuan menggiring bola
sehingga sulit bagi lawan untuk merebutnya. Kecepatan menggiring bola merupakan gerakan yang sangat komplek karena dalam menggiring bola
terdapat unsur - unsur : 1. Melindungi bola adalah cara untuk menjaga bola ketika dalam
tekanan. 2. Melindungi bola dengan menempatkan tubuhnya di antara bola dan
lawan. 3. Melakukan gerakan lanjutan dan mengumpan bola dengan sisi
kakinya kepada temannya Gifford, 2007:20.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan dalam mendukung kajian teori yang dikemukakan, sehingga dapat dipergunakan sebagai kajian untuk hipotesis. Hasil
penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwi Cahyo Kartiko 2008. Yang berjudul : Beda pengaruh latihan
commit to user 84
plyometrics konvensional dan modifikasi terhadap daya ledak otot dan kelincahan. Hasil kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah :
1. Latihan plyometrics konvensional dan modifikasi dapat meningkatkan daya ledak otot dan kelincahan
2. Latihan plyometrics modifikasi lebih meningkatkan daya ledak otot dan kecepatan dibanding latihan plyometrics konvensional
Dapat disimpulkan bahwa latihan dapat meningkatkan kelincahan dan kecepatan serta daya ledak yang merupakan dampak peningkatan adaptasi
fungsional neuromuscular. Penelitian yang relevan lainnya yaitu Lokananta Teguh HW 2007, yang
berjudul “ Pengaruh latihan pliometrik stride jump crossover dan single leg stride jump terhadap daya ledak, kekuatan dan kelincahan otot tungkai pada anak laki-
laki usia 11-13 tahun” penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh latuhan pliometrik stride jump crossover dan single leg stride jump terhadap daya
ledak, kekuatan dan kelincahan otot tungkai pada anak usia 11-13 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa latihan pliometrik stride jump crossover dapat lebih
meningkatkan kemampuan daya ledak daripada latihan pliometrik single leg jump, latihan pliometrik single leg stride jump dapat lebih meningkatkan kemampuan
kekuatan otot tungkai daripada latihan pliometrik stride jump crossover dan antara latihan pliometrik stride jump crossover dengan leg stride jump tidak mempunyai
perbedaan pengaruh terhadap peningkatan kelincahan.
commit to user 85
C. Kerangka Pemikiran
Dari hasil kajian teori tentang pengertian latihan, tujuan latihan, prinsip- prinsip latihan, pengaruh latihan dan kekuatan terhadap peningkatan kecepatan
menggiring bola dalam permainan sepakbola, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran sebagai berikut :
1. Perbedaan latihan plyometrics angle hop dan side hop terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola.
Plyometrics angle hop dalam pelaksanaannya loncatlah ke samping kotak ke kotak berikutnya secara berurutan, dengan menekankan pada gerakan
cepat. Beberapa kemungkinan dapat berpengaruh sebagai akibat dari latihan angle hop terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola.
a. Kelebihan Pada latihan plyometrics angle hop memiliki beberapa kelebihan
yaitu : a. gerakan yang bervariasi sehingga peserta penelitian merasa senang
untuk mengikuti. b. gerakan dilakukan seperti menggiring bola sesungguhnya yang
mengandung fleksibilitas dan kekuatan. c. gerakan angle hop membutuhkan kematangan fisik sehingga peserta
adalah yang sudah memiliki fisik yang baik. d. gerakan rumit tapi mudah dilaksanakan oleh atlet.
commit to user 86
e. dapat mengembangkan power eksplosif dan kecepatan reaksi pada abductor paha dan stabilizer ankle, dan meningkatkan keseimbangan
dan gerakan menyamping. f. Banyaknya jumlah ulangan loncatan akan meningkatkan daya tahan
anaerobik otot tungkai. g. Sangat cocok bagi atlet yang memiliki kekuatan tinggi.
b. Kekurangan a. gerakan ini membutuhkan power sehingga tidak semua atlet boleh
mengikuti terutama anak-anak yang di bawah umur karena dalam angle hop usia sangat diperhatikan.
b. gerakan yang salah akan berakibat terjadinya cedera karena alat terbuat dari kayu di mana atlet bisa terpeleset.
c. Membutuhkan kesiapan yang lebih serius pada kemampuan otot-otot yang terlibat.
d. Membutuhkan pengerahan tenaga yang banyak. Adapun pelaksanaan side hop adalah dari posisi awal, loncatlah ke
samping melewati kerucut pertama, kemudian kerucut kedua. Tanpa ragu- ragu, bergantilah meloncat ke belakang melewati kerucut kedua, kemudian
kerucut pertama. a. Kelebihan
Pada latihan plyometrics side hop memiliki kelebihan antara lain : a. gerakan side hop mudah dilakukan karena hanya melakukan loncatan
ke samping.
commit to user 87
b. gerakan ini menggunakan otot-otot abductor paha, stabilizer lutut dan ankle, serta meningkatkan power samping yang explosif di seluruh
paha dan panggul. c. Latihan ini sangat berguna untuk semua aktivitas yang menggunakan
gerakan ke samping. d. Banyaknya jumlah ulangan loncatan akan meningkatkan daya tahan
anaerobik otot tungkai. e. Dapat dilakukan dengan mudah oleh atlet yang memiliki kekuatan
rendah, karena hanya meloncat kesamping. b. Kekurangan
a. Gerakan yang monoton sehingga atlet kurang minat untuk mengikuti latihan.
b. gerakan menggunakan rintangan apabila atlet melakukan terlalu tinggi dalam melompat akan berdampak resiko cedera pada saat kedua kaki
jatuh ke tanah. c. Membutuhkan kesiapan yang lebih serius pada kemampuan kekuatan
dan daya tahan otot yang terlibat. d. Membutuhkan pengerahan tenaga yang banyak.
Dari kedua kelebihan dan kekurangan antara latihan plyometrics Angle Hop dan Side Hop, maka diduga ada perbedaan dari kedua latihan tersebut
terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola. 2. Perbedaan peningkatan kecepatan menggiring bola antara pemain yang
memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah.
commit to user 88
Kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola sangat dipengaruhi oleh kekuatan seorang pemain dengan tingkat penguasaan
keterampilan yang baik pula. Atlet yang memiliki kekuatan yang baik secara otomatis akan sulit direbut bolanya pada saat menggiring bola karena lawan
akan kesulitan untuk mengejar bola dengan tingkat kekuatan yang tinggi dan sebaliknya seorang atlet sepakbola yang kekuatan rendah akan mudah dikejar
oleh lawannya serta direbut bolanya. Sehingga penguasaan menggiring bola dalam permainan sepakbola sangatlah penting dan harus didukung dengan
kekuatan yang tinggi. Semakin tinggi tingkat kekuatan seseorang semakin mudah untuk mencapai peningkatan kecepatan menggiring bola. Sebaliknya
tingkat kekuatan yang rendah akan menghambat saat melakukan gerak menggiring bola pada permainan sepakbola, sehingga peningkatan kecepatan
menggiring bola menjadi kurang baik. Dalam hal ini untuk mencapai peningkatan kecepatan yang baik tentunya seseorang yang memiliki kekuatan
yang tinggi berbeda dengan yang memiliki kekuatan yang rendah. 3. pengaruh interaksi antara latihan plyometrics angle hop dan side hop dengan
tinggi dan rendahnya kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola.
Dengan melihat karakteristik latihan plyometrics angle hop bahwa gerakan loncat dengan variasi pendek dan jauh pada kotak maka dibutuhkan
kekuatan otot tungkai yang tinggi. Artinya latihan angle hop akan lebih baik dalam meningkatkan kekuatan bagi atlet sepakbola yang memiliki kekuatan
tinggi. Dengan meningkatnya kekuatan juga akan peningkatan kecepatan
commit to user 89
menggiring bola. Dan sebaliknya, atlet yang memiliki kekuatan rendah tidak akan meningkat dengan baik kekuatannya jika latihannya menggunakan
Angle Hop, dan peningkatan kecepatan menggiring bola juga akan berkurang. Latihan Angle Hop memiliki karateristik yang hampir sama dengan
menggiring bola. Penggunaan latihan Side Hop, dimana loncatannya yang monoton ke
kanan dan kiri yang tidak banyak variasi loncatan akan mudah dilakukan bagi atlet yang memiliki kekuatan rendah, sehingga diduga akan terjadi
peningkatan kekuatan yang lebih baik. Jika kekuatannya meningkat, maka juga akan terjadi peningkatan kecepatan menggiring bola. Sebaliknya, atlet
yang memiliki kekuatan yang tinggi dalam melakukan latihan Side Hop yang kurang variasi gerakan dalam merangsang otot abductor paha dan stabilizer
ankle, dan meningkatkan keseimbangan dan gerakan menyamping sehingga diduga hanya terjadi sedikit peningkatan kekuatan. Dengan tingkat
peningkatan kekuatan yang rendah, maka diduga akan terjadi peningkatan kecepatan menggiring bola yang juga hanya sedikit.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada dugaan terdapat pengaruh interaksi antara latihan plyometrics Angle Hop dan Side Hop dengan
tinggi rendahnya kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola
commit to user 90
D. Perumusan Hipotesis