Latar Belakang Masalah PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan olahraga prestasi di berbagai cabang yang dipertandingkan tidak lepas dari berbagai latihan yang diterapkan oleh seorang pelatih. Peningkatan olahraga prestasi melalui latihan yang terus menerus dan berulang- ulang akan berdampak positif terhadap aktivitas fisik serta meningkatkan kebugaran jasmani seorang atlet dan dampak positif yang lain adalah gerakan yang sulit akan mudah dilakukan tanpa harus memikirkan gerakan yang akan dilakukan. Prestasi sepakbola Indonesia yang semakin terpuruk di peringkat dunia menunjukkan pembinaan sepakbola yang kurang baik. Kegagalan demi kegagalan yang diderita tim nasional sepakbola Indonesia di beberapa turnamen yang diikuti tim nasional selalu berakhir dengan kekecewaan. Di berbagai even membuat pecinta sepakbola Indonesia semakin menghela nafasnya, minimnya pengetahuan pelatih tentang ilmu kepelatihan yang menyebabkan gagalnya sepakbola dalam setiap kejuaraan yang diikuti. Rata-rata pelatih sepakbola berasal dari mantan pemain yang kaya akan pengalaman namun dari segi ilmu pengetahuan lain yang mendukung sangatlah kurang. Disadari atau tidak, faktor pembinaan berjenjang yang dimiliki PSSI hanya untuk mencapai prestasi instan. Bahkan karut marutnya pembinaan pemain muda sudah sejak dulu tidak mengalami perubahan yang lebih baik. Pembinaan yang commit to user 2 tidak berpola yang dijalankan oleh pelatih terhadap atletnya serta tidak terukurnya pembinaan menjadi penyebab gagalnya prestasi sepakbola secara umum. Pembinaan di tingkat sekolah sepakbola atau akademi di setiap klub dan berjenjang yang kompetitif di tingkat kelompok usia memberikan pilihan untuk pembinaan para pemain muda dan sistem kompetisi yang ideal bagi pemain muda. Setiap sekolah sepakbola yang dibentuk oleh klub harus memiliki tingkatan pembinaan sendiri, seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan umum, serta reward dan punishment. Dengan pola pembinaan ini orang tua para pemain harus dilibatkan dalam pembinaan dan juga mendukung biaya selama berada di sekolah sepakbola atau akademi. Kemampuan keterampilan serta mental bertanding harus diutamakan dalam bermain sepakbola. Sekolah sepakbola Pratama yang ada di Kota Madiun merupakan bentukan sebuah klub sepakbola yang bernama Pattimura yang memiliki banyak siswa mulai dari usia yunior dengan berbagai kelompok umur sampai senior. Metode latihan plyometrics tidak pernah diberikan pelatih kepada siswa sekolah sepakbola Pratama usia 15-17 tahun, ini yang menyebabkan penulis ingin mengadakan penelitian berbeban yang berupa latihan plyometrics angle hop dan side hop. Penggunaan metode latihan plyometrics yang tepat dan benar akan meningkatkan kekuatan dan kecepatan menggiring bola. Dengan kemampuan keterampilan menggiring bola yang kuat dan cepat disetiap pemain, maka sulit bagi lawan mengambil bola saat dikuasai. commit to user 3 Pencapaian prestasi di berbagai macam olahraga misalnya sepakbola, faktor kekuatan memegang peranan yang sangat dominan dalam penggunaannya. Untuk sepakbola kekuatan berperan untuk menendang, menggiring, passing dan melompat saat menyundul bola heading. Kekuatan dalam permainan sepakbola harus dimiliki oleh semua pemain baik pemain depan, pemain tengah maupun pemain belakang. Berbagai keterampilan yang harus dikuasai pemain sepakbola tidak lepas dari tingkat kebugaran jasmani pemain. Tingkat kesegaran jasmani yang baik serta latihan yang berkelanjutan dan terprogram akan memudahkan seseorang untuk menjadi atlet yang berprestasi di cabang olahraga yang diminati sesuai dengan kondisi tubuh. “Adapun unsur-unsur kebugaran jasmani tersebut antara lain: kekuatan, kecepatan, daya tahan otot jantung dan paru-paru, kelincahan, daya ledak power dan kelentukan” Muhajir 2004:3. Sedangkan pengertian kebugaran jasmani menurut Suparno dan Suwandi 2008:50 adalah” kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas keseharian tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih mempunyai cadangan sisa tenaga untuk melakukan aktivitas yang lain”. Kebugaran ada hubungannya dengan kesehatan, karena kesehatan merupakan suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Konsep kebugaran fisik dapat dibedakan antara kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan unjuk kerja performance Menurut Toho Cholik M. dan Ali Maksum 2007:53 ”seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik dengan sendirinya juga akan memiliki kekuatan atau strength yang relatif lebih baik dibandingkan dengan mereka yang commit to user 4 tidak bugar”. Kebugaran sendiri adalah kemampuan otot skeletal tubuh untuk melakukan kontraksi atau tegangan maksimal sewaktu menerima beban tertentu. Peningkatan kekuatan tidak dapat dicapai dengan baik apabila dalam melakukan latihan tidak dilakukan secara intensif dan terprogram berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang benar. Latihan yang dilakukan tersebut harus bersifat khusus, yaitu khusus mengembangkan model latihan yang dapat mendukung dalam peningkatan kekuatan sesuai dengan cabang olahraga yang diikutinya. Peningkatan kualitas dalam pelatihan dan pembinaan olahraga tersebut dapat dicapai dengan penerapan berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang terkait dalam pelatihan dan pembinaan olahraga. Upaya untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga harus melalui latihan yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu yang terkait. Berbagai ilmu yang berkaitan dengan olahraga, menurut Nossek 1982:1 antara lain adalah “fisiologi latihan, biomekanik olahraga, paedagogi di bidang olahraga, sosiologi, olahraga tersebut tidak terlepas dari dukungan dan masyarakat dan insan olahraga serta para pakar di bidang olahraga”. Kecepatan menggiring bola dengan kuat dan lincah untuk menghindari dari halangan lawan tidak dapat tercapai dengan spekulatif, tetapi harus melalui latihan secara intensif dengan program latihan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Meningkatkan suatu tingkat keterampilan dan prestasi, prinsip ini adalah spesifik dan terutama berhubungan dengan proses latihan. Semua prinsip latihan adalah bagian dan semua konsep serta tidak dipandang sebagai unit terpisah walaupun untuk suatu maksud tertentu dan diambil dari banyak commit to user 5 pengertian akan tetapi disajikan dan digambarkan secara terpisah. Penggunaan yang tepat dari prinsip latihan ini oleh pelatih akan menghasilkan organisasi yang lebih baik, dan lebih banyak kegunaan yang dapat memuaskan, pengertian, metode, dan komponen, dari latihan. Pencapaian tingkat keterampilan menggiring bola yang baik diperlukan berbagai metode dalam latihan. Latihan olahraga adalah suatu proses yang direncanakan yang mengembangkan penampilan olahraga yang komplek dengan memakai isi latihan, metoda-metoda latihan, tindakan-tindakan organisasional yang sesuai dengan maksud dan tujuan-tujuan. Pengertian latihan menurut Nossek 1982:13 “latihan adalah suatu proses atau, dinyatakan dengan kata lain, periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun, sampai olahragawan atau olahragawati tersebut mencapai standart penampilan yang tinggi”. Latihan yang modern harus secara berhati-hati direncanakan. Sebuah rencana latihan mencakup semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai sasaran – sasaran latihan. Ada rencana jenis jangka pendek, jenis jangka menengah, dan rencana jangka panjang. Latihan disusun untuk khusus latihan satu sesi latihan, mingguan, bulanan, tahunan, dan jangka waktu yang panjang. Faktor penentu dan penunjang dalam prestasi menggiring bola dalam permainan sepakbola adalah kekuatan. Kekuatan merupakan kualitas yang sangat komplek, karena semua gerakan merupakan hasil dalam hubungannya dengan alat-alat susunan otot tubuh. commit to user 6 Kualitas keterampilan gerak yaitu kekuatan dan keterampilan bekerja sama satu dengan yang lain. Latihan kekuatan dipraktekkan dengan berbagai kombinasi latihan yang lain, latihan tersebut hendaknya dimulai pada usia sangat muda dan berbakat pada cabang olahraga yang disukainya. Latihan–latihan yang khusus yang cocok untuk cabang olahraga sepakbola khususnya, kualitas–kualitas kondisional; dan teknik olahraga harus dianalisis secara hati-hati. Untuk itu seorang pelatih harus memiliki dan menguasai pengetahuan anatomi fungsional, fisiologi, biomekanik dan sebagainya. Latihan plyometrics berusaha untuk menggunakan berat badan sendiri atau menggunakan beberapa alat untuk meningkatkan rangsangan latihan. Sebagian besar cabang olahraga dapat dilakukan dengan lebih terampil jika atlet memiliki power yang merupakan gabungan dari kekuatan dan kecepatan. Latihan plyometrics membantu para atlet dalam berbagai cabang olahraga, sepakbola, bola basket, bolavoly dan sebagainya. Latihan plyometrics membantu mengembangkan seluruh sistem neuro muskuler untuk gerakan-gerakan power, tidak hanya jaringan yang berkontraksi. Latihan plyometrics adalah gerakan dari rangsangan peregangan otot secara mendadak supaya terjadi kontraksi yang lebih kuat. Peningkatan kontraksi otot merupakan perbaikan fungsi refleks peregangan stretch reflex dari muscle spindle. Program latihan plyometrics harus diberikan beban lebih yang resestif, temporal dan spesial. Beban lebih yang tepat ditentukan dengan mengontrol ketinggian turun atau jatuhnya atlet, beban yang digunakan dan jarak tempuh. commit to user 7 Beban lebih yang tidak tepat dapat mengganggu keefektifan latihan atau bahkan menyebabkan cidera. Jadi dengan menggunakan beban yang melampaui tuntutan beban yang resestif dari gerakan-gerakan plyometrics tertentu dapat meningkatkan kekuatan tetapi tidak selalu meningkatkan power explosif. Beban lebih resestif pada kebanyakan latihan plyometrics adalah berupa gaya momentum dari gravitasi dengan menggunakan beban berat tubuh. Bicara masalah momentum hasil kali massa dan kecepatan suatu benda yang jatuh semakin tinggi akan semakin cepat, sehingga momentumnya akan semakin besar. Berbagai jenis dan macam latihan plyometrics yang dapat dirancang imajinasi dan rasa ingin, serta pemahaman dasar tentang proses neuromuskuler yang terlibat, memungkinkan kita mengembangkan latihan-latihan plyometrics yang bermanfaat. Namun demikian tidaklah praktis untuk menganalisis setiap pola gerakan keterampilan olahraga dan setiap rangsangan latihan plyometrics untuk keterampilan olahraga tersebut. Pelatih dan atlet segera dapat mengetahui mana diantara latihan-latihan plyometrics yang lebih cocok atau tepat untuk kebutuhan latihan. Adapun bentuk-bentuk latihan plyometrics adalah melangkah, melompat, melayang, melompat dengan satu kaki, meloncat dengan menempuh jarak, skiping, mengayun, dan memutar” Bompa, 1994:77. Kemampuan meloncat bisa digunakan sebagai prediktor kekuatan tubuh dan juga bisa merupakan tes diagnostik dalam hal koordinasi gerak. Perkembangan kemampuan meloncat berkaitan erat dengan peningkatan kekuatan dan koordinasi tubuh. Koordinasi tubuh yang berkembang dengan baik dan disertai peningkatan commit to user 8 kekuatan yang baik akan menghasilkan perkembangan kemampuan meloncat yang baik pula Sugiyanto, 1998:155. Menurut Sugiyanto 1998:187 “pertumbuhan yang cepat pada laki-laki memberikan keuntungan dalam ukuran dan bentuk tubuh, kekuatan dan fungsi fisiologis yang memberikan kemudahan dalam penampilan fisik selama masa adolesensi”. Masa Adolesensi membutuhkan aktivitas yang dapat meningkatkan pengalaman dalam berbagai kegiatan, terutama yang sesuai untuk usia dewasa. ”Bentuk kegiatan yang digemari, meliputi olahraga beregu, kegiatan yang menguji keterampilan tingkat tinggi, permainan perorangan maupun ganda dan pengembangan program latihan” Sugiyanto, 1998:200. Pada permasalahan ini untuk peserta penelitian yang mengikuti latihan adalah anak-anak pada usia 15-17 tahun pada salah satu sekolah sepakbola pratama Kota Madiun, hal tersebut sesuai dengan Peraturan PSSI 2004 pasal 32 tentang kelompok usia pemain yang menyebutkan bahwa ”dalam pembinaan pemain amatir PSSI mengenal klasifikasi pemain dalam kelompok usia dibawah usia 15 tahun, dibawah usia 17 tahun, dibawah usia 19 tahun, dan dibawah usia 23 tahun”. Pada umur berapakah orang sudah boleh latihan beban? Lebih lanjut Harsono 1988:203 berpendapat akan cukup aman kalau weight training pada umur 14 tahun, asal mulai dengan beban-beban yang ringan, oleh karena a tulang-tulang masih lunak dan belum sempurna perkembangannya dan b sendi- sendi anak-anak muda belum tumbuh secara sempurna serta belum stabil. commit to user 9 Sebelum umur 14 tahun sebaiknya anak dilatih strength dengan menggunakan berat badannya sendiri dahulu sebagai tahanannya resistence, misalnya push up, sit ups, squat thrusts, dan sebagainya. Dari beberapa pendapat tersebut untuk anak usia 15-17 tahun sudah memenuhi syarat untuk mengikuti latihan plyometrics yang merupakan latihan dengan menggunakan beban pada tubuhnya sendiri. Penggunaan metode latihan yang benar dan secara khusus terkait dengan pola gerak keterampilan menggiring bola pada sepakbola perlu mempertimbangkan inovasi dalam bidang latihan, penemuan hasil penelitian yang relevan yang selaras dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka perlunya mengkaji sejauh mana pengaruh latihan plyometrics angle hop dan side hop dan kekuatan terhadap peningkatan kecepatan menggiring bola dalam sepakbola pada anak laki-laki usia 15-17 tahun, latihan tersebut adalah bentuk pengembangan latihan plyometrics yang dipergunakan untuk melatih power, kekuatan dan kecepatan.

B. Identifikasi Masalah