Doa dalam gereja Christian Science

(1)

DOA DALAM GEREJA CHRISTIAN SCIENCE

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Theologi Islam (STh. I)

Oleh:

WAHYUDI ARIF 102032124655

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1428 H/2007 M


(2)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Doa dalam Gereja Christian Science”, telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 19 Februari 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) pada Jurusan Perbandingan Agama.

Jakarta, 19 Februari 2007

Sidang Munaqosah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Hamid Nasuhi, M.A. H. Maulana, M.A.

NIP. 150 241 817 NIP. 150 293

Penguji I, Penguji II,

Dra. Hermawati, M.A Drs. M. Nuh Hasan, M.A

NIP. 150 227 408 NIP. 150 240 090

Di Bawah Bimbingan,

Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer


(3)

DOA DALAM GEREJA CHRISTIAN SCIENCE

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh:

WAHYUDI ARIF

102032124655

Di bawah Bimbingan,

PROF. DR. KAUTSAR AZHARI NOER

NIP. 150 209 685

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1428 H / 2007 M


(4)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Puja dan puji hanya untuk Allah SWT. Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Pengasih. Kasih dan sayang-Nya tak dibatasi ruang dan waktu, diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membebaskan umat dari zaman kegelapan kepada zaman yang terang benderang.

Menggarap skripsi bagi Penulis merupakan sesuatu yang berat dan melelahkan, walau begitu akhirnya terselesaikan juga, semuanya berkat bantuan banyak pihak.

Penulis sangat menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini, bukan semata-mata dari buah tangan sendiri, akan tetapi dari hamba Allah yang senantiasa mendermakan kemampuannya dengan tulus hati. Oleh karena itu, tidak berlebihan kiranya pada kesempatan ini Penulis menyampaikan rasa terimakasih, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Hj. Hermawati, M.A., selaku Ketua Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Syaiful Azmi, S.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

4. Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar serta bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan konsultasi serta bimbingan sehingga terselesaikan skripsi ini.

5. Ayahanda H. Moh. Ilyas dan Ibunda tercinta Hj. Muhaya. Atas pengorbanan dan cinta kasihnya, baik berupa moril maupun materil serta doanya yang tak terhingga sepanjang masa untuk keberhasilan studi penulis. Sembah sujud untuk kedua orang tuaku.

6. Para dosen yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Sri Umiyati Haryono selaku Ketua Dewan Penyelenggara Gereja Christian Science Jakarta, dengan rasa toleransi dan keterbukaan yang sangat tinggi telah memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi dan juga mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di Gereja Christian Science.

8. Bapak Musa Natawiyogya selaku Ketua Ruang Baca (Librarian) Gereja Christian Science Jakarta, yang telah meluangkan waktunya untuk wawancara dan memberikan data-data yang berkaitan dengan skripsi. 9. Ibu Lynn Noerhadi selaku Sekretaris Dewan penyelenggara Christian

Science Jakarta, yang telah memberikan makalah yang berkaitan dengan tema skripsi.

10.Seluruh Jemaat Gereja Christian Science dengan keramahannya menerima penulis dalam mengikuti segala acara kebaktian di gereja.


(6)

11.Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

12.Keluarga besar, kakanda, dan sanak saudara yang telah memberikan motivasi dan memberikan kehangatan dalam keluarga.

13.Buat calon pendamping hidupku ‘Sheril’ yang dengan sabar membantu dalam penulisan skripsi ini, serta memberikan motivasi selama pembuatan skripsi.

14.Buat temanku M. Rasyid atas jasanya yang telah meminjamkan komputernya dalam pengetikan skripsi ini. Kawan-kawan satu kosan di Villa Sedap Malam IV, yaitu: Addy Hasan, Kuntum, Toni Sultoni, Maman, atas masukan dan sarannya dalam pembuatan skripsi ini.

15.Kawan-kawan di Villa Bank V Kemang, yaitu Taufan Mursani, Andru Taqwa, Taufani kecil, Mas Tope, Mbak Asih, terima kasih atas jamuannya selama pembuatan Skripsi.

16.Semua kawan-kawan di Jurusan Perbandingan Agama angkatan 2002 terutama buat Taufan, Makmun, Acun, Nunu, Phei, Eha, Dini, Dadan, Ina, dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi yang haus ilmu pengetahuan dan bagi yang mengerti arti ‘kedamaian dalam perbedaan’.

Jakarta, 25 Januari 2007


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….………i

DAFTAR ISI……….……….…iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang………...………1

B. Perumusan Masalah………...……3

C. Tujuan Penelitian………...………3

D. Metodologi Penelitian………...……….4

E. Sistematika Penulisan………5

BAB II : SEJARAH KELAHIRAN GEREJA CHRISTIAN SCIENCE POKOK-POKOK PRAKTEK AJARANNYA A. Sejarah Lahirnya………...………….…………...…….6

B. Sejarah dan Latar Belakang Perkembangan Gereja Christian Science di Indonesia……….10

C. Pokok-pokok Ajaran Christian Science……….…..12

D. Praktek Ajaran Christian Science………..………..19

BAB III : KONSEP GEREJA CHRISTIAN SCIENCE TENTANG DOA A. Pengertian Doa 1. Pengertian Doa Secara Umum……….……….…27


(8)

B. Jenis-jenis Doa dalam Gereja Christian Science………….…33

C. Etika Berdoa dalam Gereja Christian Science…………..35

BAB IV : PERANAN DOA DALAM KEHIDUPAN UMAT CHRISTIAN SCIENCE A. Doa Sebagai Sarana Penyembuhan Segala Penyekit………...40

B. Doa Sebagai Kekuatan Moral dan Perisai Diri………....45

C. Keajaiban Kekuatan Doa di Luar Logika Manusia……….….47

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan………..50

B. Saran-saran………...51

DAFTAR PUSTAKA………...…53


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Doa adalah seruan dari yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi.1 Doa tidak ditujukan kecuali kepada yang kekuasaannya lebih tinggi dan lebih besar dari kekuasaan orang yang memohonkannya.

Doa dalam Chritian Science sangat berbeda dengan agama Kristen Protestan pada umumnya. Perbedaan tersebut terletak pada cara melakukan dan pemaknaan terhadap doa. Mereka berusaha menghayati dan mempraktekan ajaran Yesus dalam kehidupan sehari-hari dengan penekanan khusus kepada ‘Doa Kristiani’ yang mereka yakini bersumber dari ‘Kristus Sang Ahli Ilmupengetahuan’.2

Mary Baker Eddy sebagai pendiri Gereja Christian Science melihat sekelumit kebenaran saat ia mendapat kesembuhan dari sakit yang dideritanya. Ia sembuh setelah membaca salah satu penyembuhan yang dilakukan Yesus dalam

Alkitab.

Pada tahun 18663 suatu penyembuhan dari kecelakaan yang fatal telah membuka pikiran Mary Baker Eddy, ia merasa mencapai pengetahuan Allah dari

Alkitab. Sesudah itu dia mulai membuat catatan-catatan yang didasarkan pada dalil-dalil Alkitab, yang disusun dalam bukunya yang berjudul Science and Health

1

M. Mutawalli Asy-Sya’arawi, “Doa yang Dikabulkan” , (Jakarta: Penerbit Akbar Media Eka Sarana, 2001), h. 1.

2

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono, Jakarta, tanggal 20 Desember 2006.

3

Makalah Lyin Noerhadi (Pengurus Gereja Christian Science Kesatu di Jakarta, tt), Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science.


(10)

with Key to the Scriptures (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci). Dengan ajaran-ajaran yang ditulisnya dalam buku tersebut, maka menjadi terkenallah namanya dalam dunia Kristen dan banyak orang menaruh perhatian kepada ajaran atau kepercayaannya.4

Pengikut Christian Science berdoa dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami kebenaran dengan lebih baik.5 Berdoa menurut Christian Science adalah membiarkan kebaikan Allah membanjiri kesadaran dengan cahaya Kasih yang menghalau kegelapan penderitaan.6 Doa yang terbaik menurut mereka bukanlah terletak pada gerak tubuh yang baik. Berlutut, duduk dengan mata tertutup, menyanyikan lagu gereja, bermeditasi, atau mengosongkan pikiran bukanlah suatu jaminan bahwa orang tersebut sudah berdoa. Mereka berpendapat bahwa doa yang terbaik bukan semata-mata dimulai dengan apa yang manusia lakukan dengan tubuhnya, melainkan apa yang manusia lakukan secara mental dan spiritual. Hal yang terpenting dalam berdoa menurut mereka adalah, menundukkan pikiran kepada kemauan Budi atau Ilahi.7

Keyakinan Gereja Christian Science terhadap ‘Doa Kristiani’ sangatlah menarik untuk dikaji. Akan tetapi, pada umumnya respon di kalangan gereja-gereja terhadap cara ritualnya dipandang negatif. Di Indonesia sendiri, tampaknya pandangan negatif terhadap aliran ini masih tertanam di kalangan gereja-gereja

4

Jans S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1996), h. 380.

5

Evan Mehlenbacher, “ABC dalam Mendoa”, Bentara Christian Science,triwulan I, 2006, h. 5.

6

Evan Mehlenbacher, “ABC dalam Mendoa”, h. 6.

7

Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya, (Pegurus Gereja Christian Science Jakarta), Jakarta, tanggal 20 Juli 2006.


(11)

meskipun pemerintah sudah mengakui keberadaan Christian Science sebagai salah satu bagian dari ke-Kristenan.

Sesuai dengan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, Penulis tertarik untuk mengupas salah satu keyakinan mereka tentang ‘Doa’, karena menurut ajaran mereka doa adalah faktor yang mempengaruhi seluruh dinamika kehidupan mereka. Maka untuk lebih jelasnya Penulis membuat judul penelitian skripsi ini adalah: “Doa dalam Gereja Christian Science”.

B. Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini Penulis hanya membahas tentang doa dalam Gereja Christian Science. Perumusan masalah dari skripsi ini yaitu: apa konsep doa menurut Gereja Christian Science? dan sejauh manakah peranan doa bagi kehidupan umat Christian Science?.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk memahami lebih jauh tentang ajaran Christian Science terutama tentang peranan doa pada umatnya.

2. Kegunaan dari penelitian ini dimaksudkan sebagai pengetahuan dalam rangka hubungan antar agama, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menganut ajaran masing-masing, sehingga akan terbentuklah suatu kehidupan yang harmonis dalam menjalankan agama yang mereka anut.


(12)

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan

Fenomenologis. Maksudnya adalah pendekatan yang menggunakan perbandingan sebagai sarana interpretasi utama untuk memahami arti ekspresi-ekspresi keagamaan.8 Pendekatan ini mencoba menemukan struktur yang mendasari fakta keagamaan dan memahami makna yang lebih dalam, sebagaimana dimanifestasikan melalui struktur tersebut dengan hukum-hukum dan pengertian khas.9 Bidang studinya meliputi fakta religius yang bersifat subjektif, seperti pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan maksud-maksud dari seseorang, yang diungkapkan dalam tindakan-tindakan luar. Tujuan dari metode ini, ialah untuk menangkap makna lebih dalam dan intensionalitas dari data religius seseorang yang merupakan ekspresi-ekpresi dari pengalaman religius dan imannya yang lebih dalam.10 Metode ini mengungkapkan wilayah spiritual dan intelektual manusia, meskipun disadari bahwa batas-batasnya memasuki kedalaman pengalaman dari suatu jiwa religius.

Sedangkan penulisan skripsi ini disusun berdasarkan pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2006/2007.

8

Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama (Persfekif Ilmu Perbandingan Agama), (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), Cet. ke-1, h. 55.

9

Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1995), h. 42.

10


(13)

E. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini dibagi lima bagian, yaitu:

BAB I : Merupakan bab Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Bab kedua membahas: Sejarah Kelahiran Gereja Christian Science Pokok-pokok serta Praktek Ajarannya, dengan sub bab: Sejarah Lahirnya, Sejarah dan Latar Belakang Perkembangan Gereja Christian Science di Indonesia, Pokok-Pokok Ajaran Christian Science dan Praktek Ajaran Christian Science.

BAB III : Bab ketiga membahas: Konsep Gereja Christian Science Tentang Doa, dengan sub bagian: Pengertian Doa Secara Umum, Pengertian Doa Menurut Gereja Christian Science, Jenis-Jenis Doa dalam Gereja Christian Science, Etika Berdoa dalam Gereja Christian Science.

BAB IV : Bab keempat membahas Peranan Doa dalam Kehidupan Umat Christian Science, dengan sub bab: Doa Sebagai Sarana Penyembuhan Segala Penyakit, Doa Sebagai Kekuatan Moral dan Perisai Diri, Keajaiban Kekuatan Doa di Luar Logika Manusia. BAB V : Penutup yang isinya Kesimpulan dan Saran-Saran.


(14)

BAB II

SEJARAH KELAHIRAN GEREJA CHRISTIAN SCIENCE POKOK-POKOK PRAKTEK AJARANNYA

A. Sejarah Kelahiran Gereja Christian Science

Gereja Christian Science berdiri tahun 1879 di Boston Amerika Serikat. Gereja tersebut bernama The Church of Christ, Scientist (Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan) Pendiri Gereja Christian Science adalah Mary Morse Baker.11 Ia lahir pada tanggal 16 Juli 182112 di New Hampshire, di selatan kota Concord sebagai anak bungsu dari enam bersaudara. Pada tahun 1836 mereka sekeluarga pindah ke Tilton, sekitar 75 mil dari kota Portland.13

Sejak kecil Mary sering sakit-sakitan, termasuk lumpuh, pingsan, histeria, kurang penglihatan, dan radang gusi kronis.14 Karena itu pendidikan formalnya sering terganggu. Namun ia mengaku mendapat pelajaran dari sejumlah guru Privat, termasuk untuk mata pelajaran Bahasa Yunani, Ibrani dan Latin, serta Filsafat, Logika dan Pengetahuan Moral. Semua itu didukung oleh kecerdasan dan daya ingatnya yang luar biasa, serta minat dan bakatnya dalam hal tulis menulis. Tetapi belakangan ia mengatakan bahwa setelah menemukan Christian Science, semua pengetahuan tadi bukanlah Ilmupengetahuan yang sesungguhnya.15

11

Nama kecil dari Mary Baker Eddy.

12

Makalah Lyin Noerhadi, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science. (Jakarta: Gereja Christian Science, 2002), h. 1.

13

Makalah Lyin Noerhadi, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science, h. 1.

14

Jans S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1996), h. 380.

15


(15)

Pada tahun 1842 Mary Baker Eddy belajar di Sanbornton Academy. Kemudian ia menikah dengan seorang pria bernama George Washington Glover pada tahun 1843, akan tetapi setahun kemudian suaminya meninggal dan ia pada waktu itu dalam keadaan hamil.16

Setelah suaminya meninggal Mary kembali ke rumah orang tuanya dan melahirkan anak yang diberi nama mirip dengan nama suaminya yaitu George Washington Glover II, akan tetapi diusia anaknya yang ke-4 tahun, ia dipisahkan darinya.17

Sepeninggal suaminya Mary kembali sakit-sakitan, namun keinginan untuk mendalami spiritualistik-metafisik bertambah kuat, hal tersebut dilatar-belakangi ketidakberhasilan Ilmu Kedokteran dalam penyembuhan sakitnya, sehingga ia cenderung berhubungan dengan para “Penyembuh Rohani”.18

Pada tahun 185319 Mary menikah kembali dengan seorang dokter gigi, Daniel Patterson. tetapi pernikahan tersebut tidak berlangsung lama. Pada tahun 1867 Daniel meninggalkanya, dan enam tahun kemudian Mary menceraikan suaminya.20

Pada tanggal 1 Februari 1866,21 Mary mengalami kecelakaan terpeleset di jalan berlapis es di kota Lynn, Massacusetts. Dokter yang memeriksa Mary menyatakan lukanya cukup fatal dan tidak mungkin disembuhkan. Tetapi ternyata tiga hari kemudian, ia sembuh tanpa perawatan medis. Kesembuhannya tersebut ia

16

Makalah Lyin Noerhadi, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science, h. 1.

17

Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 380.

18

Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 381.

19

Makalah Lyn, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science, h. 2.

20

Makalah Lyn, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science, h. 2.

21


(16)

mengaku berasal dari Tuhan setelah membaca Matius 9:22. Demikian kesaksiannya “setelah membaca Matius 9:22 tentang mujizat penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus, kebenaran yang menyembuhkan itu turun”.22 Bersamaan dengan ‘mujizat’ itu ia menyampaikan pernyataan bahwa ia telah menemukan ‘Ilmu’ dan keyakinan baru ‘Christian Science’.

Kesembuhan Mary tanpa perawatan medis membuat pola kepercayaannya berubah, ia beranggapan bahwa kesembuhannya merupakan hasil dari kesadaran yang sangat nyata dan terasa akan kehadiran Allah.

Pada tahun 1868 Mary mulai menulis buku dan artikel untuk memasyarakatkan penyembuhan murni secara rohaniah. Kemudian tahun 1870 Mary kembali ke kota Lynn dan tinggal di kota tersebut selama 12 tahun.23

Setelah bercerai dengan suaminya yaitu Dr. Patterson, ia membeli rumah di jalan Broad Street No. 8, di kota Lynn.24 Pada tahun 1870 Mary menjalin kerjasama dengan seorang yang yang berkiprah di bidang ‘mind- cure’

(Penyembuh-pikiran). Orang tersebut bernama Richard Kennedy. Mereka membuka praktek sekaligus sekolah atau kursus. Ia juga giat menuangkan penemuan yang disebutnya sebagai ‘Ilmupengetahuan Kristiani’. Penemuan tentang ‘Ilmupengetahuan Kristiani’ ia tulis dalam bukunya Science and Health, yang diterbitkan pada tahun 1875 (kelak judul buku tersebut ditambah dengan

with Key to the Scriptures).25 Buku ini menurut Mary, sama seperti Alkitab dalam

22

Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 380.

23

Makalah Lyin, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science. h. 1.

24

Sekarang dibuka untuk umum sebagai rumah yang bersejarah.

25


(17)

bentuk aslinya, ‘sama sekali tidak mengandung pikiran manusia’ dan ‘bebas dari teori buatan manusia’.

Kendati pada terbitan tahun-tahun berikutnya terdapat sejumlah revisi, tetapi gagasan dasar dari buku ini tidak berubah. Dalam buku ini Mary Baker Eddy memang menandaskan bahwa Alkitab adalah otoritas satu-satunya bagi kebenaran agamawi dan penuntun yang lengkap menuju kehidupan yang kekal.

Pada tahun 1875, juga diseleggarakan kebaktian Minggu khusus oleh Mary dan para pengikutnya, yang diisi dengan khotbah Mary, doa dan nyanyian. Pada tahun berikutnya 1876, dibentuklah Christian Science Association (CSA), sebagai persekutuan bagi murid-murid Mary. Pada tahun 1877 Mary kembali menikah dengan Asa Gilbert Eddy. Nama suaminya inilah diabadikan Mary sebagai nama akhir dirinya. Tetapi lima tahun kemudian, 1882, Asa G. Eddy meninggal.26 Pada tahun 187927 Mary Baker Eddy bersama 26 orang pengikutnya secara resmi membentuk gereja baru yaitu The Church of Christ, Scientist (Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan). Dua tahun kemudian Mary ditahbiskan oleh murid-muridnya menjadi pendeta.

Untuk menyalurkan lonjakan perhatian masyarakat Christian Science sekaligus meningkatkan jangkauan gerakan ini, tahun 188328 Gereja Christian Science menerbitkan majalah The Christian Science Journal. Majalah tersebut terbit dua bulan sekali, kemudian menjadi sebulan sekali. Pada tahun 1895,29 Mary Baker Eddy menerbitkan Manual of The Mother Church (buku pedoman

26

Makalah Lyin, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science. h. 1.

27

Makalah Lyn, Mengenal Penemu dan Pendiri Christian Science. h. 1.

28

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono, Jakarta, tanggal 20 Desember 2006.

29


(18)

Gereja Induk). Sejak 1898 diterbitkan pula majalah mingguan baru, Christian Sentinel. Bahkan kemudian, sejak tahun 1908 Christian Science menerbitkan harian The Christian Science Monitor yang sangat terkemuka.30

Pada akhir tahun 1890-an31 Mary Baker Eddy mengundurkan diri dari keorganisasian dan pelayanan gerejawi. Kemudian ia meninggal dunia di Chestnut Hill tanggal 3 Desember 1910 dengan meninggalkan 100.000 ribuan penganut Christian Science dan meninggalkan kata-kata terakhir yang ditulisnya yaitu: ‘God is My Life’.32

B. Sejarah dan Latar Belakang Perkembangan Gereja Christian Science di Indonesia

Perkembangan Christian Science di Indonesia dimulai tahun 1920, yang awalnya berkedudukan di Jalan Kramat no.57 dan masih berupa kelompok kecil. Seiring dengan bertambah waktu, gereja ini berkembang menjadi sidang Jemaat Christian Science. Gereja ini disahkan dengan akta pemerintah pada tanggal 18 Juni 1925 nomor 38, dan diakui sebagai gereja dengan akta pemerintah tanggal 28 Agustus 1933 nomor 31 (Lembaran Negara no 342). Kemudian melalui Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Protestan Departemen Agama No.2 tahun 1988 menetapkan Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan Indonesia (Church of Christ, Scientist Indonesia) yang

30

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono.

31

Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 388.

32


(19)

berkedudukan atau berpusat di Jalan Cik Di Tiro nomor 48, Jakarta, sebagai Lembaga Keagamaan Kristen Protestan yang bersifat gereja.33

Perkembangan Christian Science di Indonesia tidak lepas dari seorang wanita Belanda yang bernama Adele Blok. Pada jaman pendudukan Jepang kegiatan Christian Science sempat terhenti. Banyak orang Belanda yang ditangkap dan dibawa ke kamp-kamp tawanan Jepang (termasuk Adele Blok dan saudara perempuannya).

Pada tahun1945, banyak orang Belanda penganut aliran Christian Science yang dilepaskan dari kamp tawanan Jepang dan meninggalkan Indonesia. Selama periode ini, Adele Blok bertemu dengan para penganut Christian Science di Jakarta untuk membentuk kembali Gereja Christian Science di kota ini. Kebaktian pertama diadakan pada bulan Mei 1946 di sekolah dansanya, meskipun mereka kemudian berpindah-pindah tempat. Adele Blok dengan tidak mengenal lelah melanjutkan ajaran Christian Science di Indonesia. Salah satunya dengan menyumbangkan rumahnya di Jalan Cik Di Tiro no.48 Jakarta untuk dijadikan tempat beribadah bagi para penganut Christian Science. Beliau wafat tahun 1979 di Jakarta.34

Sekarang ini Gereja Christian Science di Indonesia telah ada di tujuh kota yaitu Jakarta, Bandung, Bogor, Yogyakarta, Solo, Karang Anyar dan Pematang Siantar.35 Tiap minggunya mereka mengadakan kebaktian. Khusus di Jakarta kebaktian diadakan dengan dua bahasa, yaitu bahasa Inggris (jam 08.30 pagi) dan

33

Berdasarkan Arsip yang ada di Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan Indonesia, Jln. Cik Di Tiro 38. Jakarta-Pusat. 1988.

34

Rosalie E. Dumbar, A Women Who Made Difference dalam The Christian Science Journal, Februari 2003, Vol. 121, No. 2.

35


(20)

bahasa Indonesia (jam 10 pagi).36 Setiap hari Rabu jam 18.30 diadakan kebaktian yang diisi dengan pengalaman, kesaksian, pernyataan tentang Christian Science (Ilmupengetahuan Kristen).37 Selain itu sejak tahun 1962 Majalah triwulanan The Herald of Christian Science edisi Indonesia dengan nama Bentara Christian Science untuk pertama kali diterbitkan.38

C. Pokok-Pokok Ajaran Christian Science

Dalam Gereja Christian Science, Alkitab dan tulisan Mary Baker Eddy yaitu Science and Health with Key to The Scriptures (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci) merupakan pedoman utama dalam ajaran Gereja Christian Science. Dalam buku Science and Health Mary Baker Eddy telah merumuskan pokok-pokok ajaran Gereja Christian Science sebagai berikut:

1. Allah

Allah adalah yang agung; yang maha mengetahui, maha melihat, maha bekerja, maha bijaksana, maha pengasih, dan abadi; Asas; Budi; Jiwa; Roh; Hidup; Kebenaran; Kasih; segala subtansi; kecerdasan. Allah adalah satu Allah, tidak berhingga dan sempurna, dan tidak mungkin Ia berubah menjadi berhingga dan tidak sempurna. 39

36

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono.

37

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono.

38

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono.

39

Mary Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, Penerjemah Tim Gereja Christian Science Jakarta (Boston: Gereja Pertama Kristus, edisi Indonesia cetakan tahun 1975), h. 587.


(21)

Istilah Budi, Roh, Jiwa, Asas, Hidup, menurut Christian Science merupakan satu arti, yaitu menunjukan kepada satu Allah yang mutlak.40

Bagi Verkuyl pernyataan-pernyataan Mary Baker Eddy dalam ajarannya sangat samar-samar sehingga membingungkan orang yang akan mempelajari ajarannya. Ungkapan Verkuyl (seorang tokoh Pendeta Kristen yang mengkritisi ajaran Christian Science) menarik untuk dikutip.

“Pernyataan-pernyataan Mary Baker Eddy sangat samar-samar. Ia selalu berikhtiar dalam ajarannya meloloskan diri dari pantheisme, dan dalam bukunya itu tidak ada terdapat suatu kesaksian tentang Allah yang didasarkan pada Alkitab. dalam uraiannya tentang Allah, Mary Baker Eddy memakai filsafat spekulatif tentang yang ada dan yang tidak ada. Mary Baker Eddy adalah seorang ‘Theomonist’, artinya seorang yang hanya mengakui adanya Allah”.41

Perbedaan pandangan antara Verkuyl dan Mary dalam mendefinisikan Allah, menurut pandangan Penulis adalah hal yang wajar. Karena setiap orang berhak mendefnisikan hasil dari pikirannya masing-masing, selama buah pikirannya tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

Gambaran Allah dalam Christian Science menurut Penulis mirip dengan sifat-sifat dan nama-nama Allah (Asma’ul Husna) dalam agama Islam. Tetapi kalau kita cermati dari tafsiran Christian Science tentang Allah ada perbedaan yang signifikan antara Islam dan Christian Science. Islam tidak mengenal Tri Tunggal (Trinitas) dalam dzat Allah seperti yang digambarkan oleh Christian Science.

40

Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya, Jakarta, tanggal 20 Desember 2006.

41


(22)

2. Yesus

Menurut aliran Christian Science, Yesus adalah nama manusia, yang lebih dari sekalian manusia; yang lain menyatakan Kristus. Ide yang benar akan Allah, yang menyembuhkan orang sakit, orang berdosa dan memusnahkan kekuasaan maut. Yesus adalah manusia yang insani, dan Kristus adalah ide yang Ilahi; karena itu ada kedwitunggalan, Yesus Sang Kristus.42 Yesus didefinisikan sebagai konsep tertinggi yang dibutuhkan manusia mengenai gagasan Ilahi, yang menghardik dan menghancurkan kesalahan serta membawa kebakaan manusia pada terang.43

3. Kristus

Menurut aliran Christian Science Kristus adalah pernyataan ilahi Allah, yang datang kepada daging untuk memusnahkan kesesatan yang berwujud daging.44

4. Roh Kudus

Roh Kudus adalah Ilmupengetahuan ilahi; perkembangan akan hidup, kebenaran, serta kasih yang abadi.45

Bagi Jans S. Aritonang, penjelasan Mary Baker Eddy tentang gambaran Allah Bapa, Yesus, Kristus dan Roh Kudus sangat membingungkan. Menurutnya:

“…Membaca penjelasan ini kita tentu bisa bingung (tentang Allah Bapa, Yesus, Kristus, dan Roh Kudus), apa yang dimaksudkan. Namun menurut

42

Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 473.

43

Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 473.

44

Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 583.

45


(23)

para pengamat, setidak-tidaknya penjelasan ini telah memuat sejumlah kata-kata kunci yang nantinya juga digunakan untuk menjelaskan banyak hal, baik mengenai Allah maupun mengenai hal-hal lain. Mary sangat menekankan bahwa Allah Bapa dan Yesus kristus sama seperti Roh Kudus, adalah Roh atau Prinsip yang rohani; karena itu hakekat ciptaan-Nya pun adalah roh atau rohani. Baginya benda atau materi adalah sesuatu yang semu.Lebih lanjut digambarkan juga bahwa Allah bukan hanya sebagai Bapa, melainkan Ibu, atau Ibu Bapa…”.46

Roh Kudus digambarkan sebagai Ilmupengetahuan Ilahi, pengembangan dari Kehidupan, Kebenaran, dan Kasih. Berdasarkan itu Science and Health

Menjelaskan “tritunggal Ilahi” sebagai berikut:

“Hidup, Kebenaran dan Kasih merupakan Oknum tritunggal yang kita sebut Allah – yaitu asas yang bersifat ilahi rangkap tiga, Kasih. Ketiga nama itu menggambarkan suatu trinitas dalam kesatuan, tiga dalam satu – satu dalam wujud, meskipun bermacam-macam dalam jabatan: Allah, Ibu-Bapa; Kristus, ide rohaniah akan anak Allah; Ilmupengetahuan ilahi atau Penghibur Yang Kudus. Ketiganya ini menyatakan dalam Ilmupengetahuan ilahi sifat rangkap tiga dan hakiki wujud yang tidak berhingga. Ditunjuknya juga kepada Asas ilahi wujud ilmiah, kepada hubungan yang cerdas di antara Allah dengan manusia dan alam semesta”.47

5. Manusia

Konsep Manusia dalam Gereja Christian Science adalah manusia bukanlah zat; ia tidak tersusun dari otak, darah, tulang, dan anasir kebendaan, yang lain. Kitab Suci mengajarkan kepada kita, bahwa manusia dijadikan menurut gambar dan keserupaan Allah. Zat bukanlah keserupaan itu. Manusia bersifat rohaniah dan sempurna. Manusia ialah paduan ide akan Allah, yang meliputi sekalian ide yang benar.48

46

Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 391.

47

Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, h. 331-332.

48


(24)

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Science and Health di atas yaitu tentang definisi manusia, menurut Penulis ada perbedaan antara Christian Science dan Protestan pada umumnya. Konsep manusia menurut Christian Science merupakan sebagai citra Allah dan memiliki keserupaan dengan Allah, karena Allah adalah Roh maka manusia pada hakikatnya bersifat rohaniah.. Christian Science berpendapat bahwa dalam diri manusia tidak ada keburukan baik jasmani dan rohani, yang ada hanyalah kesempurnaan Allah yang dipancarkan padanya. Mereka tidak percaya kepada hal-hal kebendaan yang ada hanya ciptaan Allah yang bersifat rohaniah.

Manusia bukan Allah, tetapi suatu “expression of His being”,49 artinya penyataan dari wujud-Nya. Manusia - rohani itu merupakan cerminan atau refleksi dari Allah dan dalam cerminan atau refleksi ini ‘Allah dan manusia’ satu. Manusia bersifat rohaniah. Ia bukan materi, ia tidak badani, ia tidak jatuh dalam dosa, tidak sakit, tidak fana dan tidak akan binasa. Ia berada di dalam dan kekal beserta Allah.

6. Keselamatan

Keselamatan dalam Christian Science adalah Hidup, Kebenaran dan Kasih dipahami dan dibuktikan sebagai mahakuasa atas segala-galanya; dosa, penyakit dan maut dimusnahkan.50

Dalam memahami ‘keselamatan’ Christian Science berpendapat bahwa seluruh dosa, penyakit, bahkan maut sekalipun dapat dihilangkan atau dimusnahkan melalui pemahaman yang benar tentang Allah, karena keselamatan

49

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono.

50


(25)

selalu ada pada kasih Allah dan doa kristiani merupakan salah satu cara dalam mendapatkan kasih tersebut.

7. Zaman Akhir

Mary Baker Eddy memberikan penjelasan tentang konsep zaman akhir dalam bukunya Science and Health with Key to The Scriptures (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci) halaman 291: 32-36 sebagai berikut:

“Tidaklah ada penghakiman yang terakhir yang menantikan manusia fana, karena hari penghakiman oleh kebijaksanaan ilahi dating dari saat ke saat dan terus menerus – yaitu penghakiman yang menaggalkan semua kesesatan kebendaan dari manusia fana. Mengenai kesesatan rohaniah – tidaklah ada hal demikian.”

Jan S. Aritonang berpendapat bahwa Christian Science menyangkal setiap pokok utama pengakuan iman Kristen tentang akhir zaman, takkan ada kedatangan Kristus kedua kali; tak ada kerajaan maut atau neraka; tak ada sorga; tak ada kebangkitan tubuh; tak ada penghakiman akhir; dan takkan ada langit dan bumi baru. Pendek kata, tidak ada wawasan tentang akhir zaman bersifat universal atau berlaku untuk semua orang, yang ada hanyalah ‘akhir zaman individual’. Kematian yang terjadi atas setiap orang, dipahami sebagai perubahan, yang menghantar seseorang kepada kehidupan baru yang bebas dari unsur dan sifat kebendaan. Menurutnya,

“…Ketika seseorang mati, ia harus menjalani ‘masa percobaan’ dalam rangka membebaskan manusia dari pikirannya yang fana itu, sekaligus menghancurkan angan-angannya tentang keberadaan materi, penyakit dan dosa. Jadi lewat masa percobaan itu manusia harus memperlihatkan kemajuan rohani. Itu berarti bahwa setelah ia mati, berbagai kekeliruan dan


(26)

dosa masih melekat pada kesadarannya, sehingga ia – sesudah mati – masih berjuang mengalahkannya…”51

Kutipan Aritonang tentang zaman akhir merupakan ‘akhir zaman individual’, dibenarkan oleh Ibu Haryono (Ketua Dewan Peyelenggara Gereja Christian Science Jakarta) ketika Penulis wawancara dengannya. Maka, Penulis berpendapat bahwa zaman akhir menurut Christian Science tidak ada batasnya, artinya manusia harus berusaha untuk selalu memperbaiki kehidupannya.

Perbandingan antara konsep zaman akhir dalam Christian Science dengan konsep zaman akhir dalam ajaran Islam, menurut pandangan Penulis ada perbedaan yang signifikan. Islam begitu percaya bahwa zaman akhir merupakan peristiwa yang wajib diimani oleh umatnya. Pada zaman akhir tersebut umat Islam mempertanggung-jawabkan segala amalan yang telah dilakukannya selama di dunia. Tidak ada kesempatan kedua kali untuk memperbaiki segala perbuatannya setelah hari akhir. Sedangkan Christian Science berpendapat bahwa penghakiman Ilahi datang dari saat ke saat dimana manusia mendapat kesempatan untuk mengalahkan kejahatan.52

8. Sakramen

a. Perjamuan Suci (Kudus)

Kebaktian Perjamuan Suci diadakan oleh gereja-gereja cabang setiap tahun, yaitu tepatnya pada hari Minggu kedua bulan Januari dan Juli, dan dalam kebaktian ini harus dibacakan Rukun Iman Gereja Induk.53

51

Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 395-396.

52

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono.

53

Mary Baker Eddy, Buku Pedoman Gereja, Penerjemah Tim Gereja Christian Science (Boston: Gereja Pertama Kristus, 1990), h. 61.


(27)

Perjamuan Suci dalam Christian Science tidak menggunakan anggur dan roti (yang biasa digunakan oleh Gereja Arus Utama). Menurut mereka jika perjamuan suci dibatasi dengan makan roti dan minum anggur saja, maka hilanglah paham yang benar dalam arti yang rohani.54

b. Baptisan

Arti baptisan dalam aliran Christian Science ialah pemurnian dari segala kesesatan.55

Dari keterangan di atas, Penulis berpendapat bahwa sakramen dalam Gereja Christian Science berbeda dengan sakramen yang biasa dilakukan oleh agama Kristen umumnya. Perjamuan Suci yang dilakukan oleh Gereja Arus Utama biasanya selalu menggunakan “anggur” dan “roti”, sebagai tanda kejadian yang telah dialami Yesus ketika menebus dosa manusia, sedangkan dalam Christian Science sebaliknya tidak menggunakan roti dan anggur. Perbedaan makna dan tata cara sakramen dalam Christian Science dengan agama Kristen umumnya, tentu mempunyai arti dan tujuan tersendiri bagi Christian Science. Christian Science selalu menghindarkan istilah “kebendaan” dalam keimanannya, hal tersebut dapat kita lihat dari konsep ajarannya yang telah dijelaskan di atas.

D. Praktek Ajaran Christian Science

Dalam melaksanakan ibadah, gereja Christian Science mempunyai beberapa praktek ajaran, diantaranya:

1. Kebaktian hari minggu

54

Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, h. 391.

55


(28)

Kebaktian ini dilaksanakan setiap hari minggu secara rutin dan teratur. Kebaktian hari minggu di Gereja Christian Science Jakarta dibagi dalam dua waktu, yaitu : pertama jam 8.30 pagi, menggunakan bahasa Inggris dan kedua, dilaksanakan pada jam 10.00 pagi berbahasa Indonesia. Kebaktian ini berupa:56

a) Nyanyian

b) Pembacaan Pilihan Ayat-ayat Kitab Suci

c) Doa dalam Hati, disusul dengan mengucapkan Do’a Bapa Kami dengan tafsiran rohaniahnya. Doa tersebut sebagai berikut:

DOA BAPAK KAMI

Doa ini, yang diberikan kepada dunia oleh Kristus Yesus, yang merupakan bagian Kebaktian Hari Minggu pada semua Gereja-Gereja Kristus, Ahli Ilmupengetahuan.

Sang Guru kita bersabda: “karena itu berdoalah demikian”, lalu diberikannya doa yang memenuhi semua keperluan insani...Baiklah saya kemukakan di sini makna rohaniah Doa Tuhan, sebagai yang saya pahami:...

Bapa kami yang ada di sorga,

(Bapa-Ibu kami Allah, serba-selaras)

Dikuduskanlah nama-Mu.

(Yang sungguh menawan hati)

Datanglah Kerajaan-Mu,

56

Mary Baker Eddy, Buku Pedoman Gereja, Penerjemah Tim Gereja Christian Science (Boston: Gereja Pertama Kristus, 1990), h. 120.


(29)

(Kerajaan-Mu selalu datang; Engkau adalah selalu-hadir) Jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga.

(Mampukanlah kami mengenal, -di bumi seperti di sorga,- Allah adalah maha-hadir, mengungguli segalanya)

Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya;

(Berilah kami kasih-karunia untuk hari ini; berilah makan orang-orang yang menderita kelaparan)

Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

(Dan kasih dipantulkan di dalam kasih)

Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.

(Dan Allah tidak membawa kita kepada pencobaan, melainkan melepaskan kita dari dosa, penyakit dan maut)

Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama lamanya.

(Karena Allah tak terbatas, penuh kuasa, penuh kehidupan, Kebenaran, Kasih atas semua dan Semua).

d) Nyanyian

e) Pengumuman-pengumuman yang perlu f) Nyanyian Solo

g) Pembacaan Kata Penjelasan pada lembaran pertama Buku Triwulanan


(30)

h) Pemberitahuan pokok Khotbah-Pelajaran dan pembacaan Ayat Emas.

i) Pembacaan Pilihan Ayat-ayat Kitab Suci yang disebut “Pembacaan Bergilir” oleh Pembaca Pertama dan kedua serta seluruh jemaat berganti-ganti

j) Pembacaan Khotbah-Pelajaran k) Pemungutan Sumbangan l) Nyanyian

m) Pembacaan Pernyataan Ilmiah tentang Wujud, dan Ayat-Ayat Kitab Suci yang sesuai dari I Yohanes 3:1-3

n) Ucapan Berkat. 2. Pertemuan Hari Rabu

Selain kebaktian hari minggu, Gereja Christian Science melaksanakan kebaktian pada hari Rabu. Gereja Christian Science di Jakarta melaksanakan kebaktian tersebut pada jam 18.30 yang diisi dengan pengalaman, kesaksian, dan pernyataan tentang Christian Science yang dilaksanakan di Gereja Christian Science.

Adapun tata cara kebaktian tersebut adalah:57 a) Nyanyian

b) Pembacaan dari al-Kitab dan pembacaan bagian-bagian yang sesuai dari Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci

57


(31)

c) Dosa dalam hati, disusul dengan mengucapkan Doa Bapa Kami tanpa tafsiran rohaniahnya.

d) Nyanyian

e) Pengumuman-pengumuman yang perlu.

f) Pengalaman, kesaksian, dan pernyataan tentang

Ilmupengetahuan Kristen. g) Nyanyian Penutup.

Dianjurkan dalam kebaktian ini didahului dan diakhiri dengan musik yang cocok dari organ atau piano.

2. Hari Bersyukur

Tata cara hari bersyukur ini sebagai berikut:58 a) Nyanyian

b) pembacaan pernyataan syukur dari Presiden Amerika Serikat atau dari Gubernur Negara bagian, atau dari kedua-duanya.(di Indonesia, karena kebaktian bersyukur biasanya diadakan pada hari natal, yang dibacakan adalah pesan Natal dari Dirjen. Bimas Kristen Protestan Departemen Agama.

c) Pembacaan pilihan ayat-ayat kitab suci

d) Doa dalam hati, disusul dengan mengucapkan Doa Bapak Kami dengan tafsiran rohaniahnya.

e) Nyanyian

58


(32)

f) Pembacaan Kata Penjelasan pada lembaran pertama Buku Triwulanan.

g) Pemberitahuan pokok Khotbah-Pelajaran dan pembacaan Ayat Emas

h) Pembacaan bergilir oleh pembaca pertama dan seluruh jemaat. i) Pembacaan Khotbah-Pelajaran yang dipersiapkan oleh Panitia

Pelajaran Alkitab. j) Nyanyian Solo

k) Kesaksian-kesaksian yang cocok untuk kesempatan ini oleh para Ahli Ilmupengetahuan Kristen

l) Nyanyian

m) Pembacaan pernyataan Ilmiah tentang Wujud, dan Ayat-Ayat Kitab Suci yang sesuai dari I Yohanes 3:1-3

n) Ucapan Berkat

3. Acara Kebaktian Perjamuan Suci

Tata cara kebaktian ini sebagai berikut:59 a) Nyanyian

b) Pembacaan Pilihan Ayat-ayat Kitab Suci

c) Doa dalam Hati, disusul dengan mengucapkan Doa Bapa Kami dengan tafsiran rohaniahnya.

d) Nyanyian

e) Pengumuman-pengumuman yang perlu

59


(33)

f) Pembacaan Rukun Iman Gereja Induk g) Pemungutan Sumbangan dan Nyanyian Solo

h) Pembacaan kata penjelasan pada lembaran pertama Buku Triwulanan

i) Pemberitahuan pokok Khotbah-Pelajaran dan Pembacaan Ayat Emas

j) Pembacaan Pilihan Ayat-Ayat Kitab Suci yang disebut “Pembacaan Bergilir”, oleh pembaca Pertama dan seluruh jemaat berganti-ganti

k) Pembacaan Khotbah-Pelajaran. (sesudah Pembaca Kedua membacakan petikan-petikan al-kitab pada Penggal pertama dari Khotbah-Pelajaran.

l) Pembaca Pertama secara ringkas mengajak seluruh jemaat untuk berlutut dalam persatuan dengan Allah di dalam hati. Ini menutup dengan mengucapkan Doa Bapa Kami (tanpa tafsiran rohaniahnya).

m) Menyanyikan Kidung Puji: “Tuhan, bagiMu pujian, LangitMu p’nuh kemuliaan, Biar dunia ikut menyembah, Pada hukumMu berserah,”

n) Pembacaan Pernyataan Ilmiah tentang Wujud, dan Ayat-ayat Kitab Suci yang sesuai dari I Yohanes 3:1-3.


(34)

o) Ucapan Berkat

Konsep ajaran Christian Science yang telah dijelaskan di atas, umumnya mendapatkan respon negatif dari kalangan gereja-gereja. Padahal di tempat asalnya yaitu Amerika Serikat, aliran ini cukup mendapat respon positif, antara lain pada tahun 2002 yang lalu, website dan acara program TV mereka mendapatkan penghargaan. Website mereka yang bernama Spirituality.com

memenangkan penghargaan “The Best online Community 2002” pada sevenths annual Massachusetts Interactive Media Council (MMC) Award. Kemudian program TV mereka yang bernama “The Christian Science Weekly Bible Lesson” meraih juara pertama untuk “The Best Technical Produktion” pada second annual

Atlanta Interfaith Broadcasters (AIB) Allen Awards.60

Di Indonesia sendiri, tampaknya pandangan negatif terhadap konsep ajaran Christian Science masih tertanam di kalangan gereja-gereja, meskipun pemerintah sudah mengakui keberadaan Christian Science sebagai salah satu bagian dari ke-Kristenan tetapi sepertinya itu belum cukup kuat untuk menghapus predikat Christian Science sebagai salah satu aliran sesat atau bidat dalam ke-Kristenan.

Menurut Penulis, apa yang dilakukan oleh mahasiswa dan tokoh-tokoh pluralis seperti Nurcholis Madjid dan lainnya yang membuka dialog antar agama merupakan respon positif. Yaitu sebagai suatu usaha untuk membuka wawasan para mahasiswa agar dapat melihat dengan bijak keberadaan aliran-aliran tersebut.

60


(35)

BAB III

KONSEP GEREJA CHRISTIAN SCIENCE TENTANG DOA

A. Pengertian Doa

I.A.1 Pengertian Doa Secara Umum

Doa dalam istilah agama secara umum adalah permohonan seorang hamba kepada Tuhannya.61Syarat doa dalam agama diantaranya adalah harus terdapat pemohon, yaitu hamba. Kemudian ada zat yang mengabulkan permohonan yang lebih tinggi dari hamba, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya adalah permohonan itu sendiri, yaitu sesuatu yang diminta oleh manusia.62

Dalam agama Kristen pengertian doa secara umum adalah suatu gejala keagamaan yang umum dan dapat dirumuskan sebagai tindakan manusia yang menyapa kekuasaan adikodrati yang dianggap kekal, berpribadi dan dapat mendengarkan apa yang disampaikan dalam perkataan, gerakan dan sikap hormat (mengatupkan tangan, berlututut, membungkuk, bernyanyi). Doa bersifat permohonan, pengakuan, syukur atau pujian.63

Dalam Alkitab Perjanjian Lama disebutkan:

“Manusia berbicara dengan Tuhan, mengakui dosanya, menyembah dan bersyukur kepadaNya. Percakapan dengan Tuhan, yang muncul dari

61

M. Mutawalli As-Sya’rawi, Doa yang Dikabulkan, (Jakarta: Akbar Media Eka sarana, 2002), h. 7.

62

As-Sya’rawi, Doa yang Dikabulkan, h. 8.

63

Adolf Heuken S. I, (ed.), “Doa”, Ensiklopedi Gereja, (Jakarta: Yayasan Loka Caraka, 1991), Jilld I A-G, h. 248.


(36)

hubungan erat denganNya, dinamakan doa, yang mengandung banyak unsur: Doa dapat berupa Doa Kurban Syukur “(mis. Mz 50, 14.23; 107,22)

Doa dalam agama Kristen biasanya diawali dengan pengakuan dosa. Setelah itu memanjatkan apa yang diinginkan yaitu berupa permohonan.64 Berdoa merupakan kewajiban bagi umat Kristen. Perintah berdoa bagi umat Kristen telah disebutkan dalam Perjanjian Baru sebagai berikut:

“Tetaplah berdoa. Mengucap Syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”. (1 Tes 5, 17-18).65

Semua hal yang berhubungan dengan doa mengandaikan kesadaran diri akan adanya kebutuhan untuk menyendiri dengan Tuhan, dan mengesampingkan kehendak sendiri sehingga dapat bertemu dengan Tuhan Yang Maha Agung. Tertera dalam Perjanjian Baru surat Roma 8:26, yang berbunyi: “kebanyakan orang tidak tahu, bagaimana sebenarnya mereka harus berdoa”.

Dalam agama Islam pengertian doa secara umum adalah: Ucapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT dengan cara-cara tertentu.66 Doa disebutkan dalam Alquran dengan beberapa pengertian, yakni doa berarti permintaan (QS.40:60), permohonan (QS.7:55 dan QS.2:186), panggilan (QS.17:52), dan pujian (QS.17:111).67 Doa merupakan suatu ibadah yang tidak menuntut syarat dan rukun yang ketat. Berdoa merupakan ibadah bahkan dapat merupakan intisari ibadah.

64

Heuken S. I,(ed.), “Doa”, Ensiklopedi Gereja, (Jakarta; Yayasan loka Caraka, 1991),h. 249.

65

Bersumber dari Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, th. 2000,.h. 248.

66

Kafrawi Ridwan, et al., (ed.), “Doa”, Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), Jilid I, h. 317.

67


(37)

Doa dalam Islam dianjurkan di mana saja dan kapan saja, karena doa adalah penyambung antara hamba dan Tuhannya. Bila seseorang berdoa kepada Allah SWT dan meminta pertolongan-Nya kapan saja maka Dia selalu berada dalam hatinya, lalu orang tersebut tidak akan tersesat dan menderita.

Dalam agama Kristen doa biasanya diawali dengan pengakuan dosa, sedangkan dalam agama Islam doa hendaknya diawali dengan tobat, kemudian berdoa kepada Allah SWT sesuai dengan yang diinginkan.

Dilihat dari beberapa pengertian umum di atas, Penulis menganalisis bahwa doa terdiri dari dua tujuan. Pertama, untuk menyampaikan permohonan dan harapan kepada Tuhan. Kedua, menyampaikan pujian dan syukur kepada Tuhan.

Doa dan harapan disampaikan sebagai ungkapan kerinduan manusia kepada Tuhan agar hadir dan berkarya dalam kehidupan manusia. Doa pujian dan syukur adalah ungkapan terimakasih kepada Tuhan atas segala berkat dan kasih karunia yang telah diterima. Di tinjau dari aspek-aspek tersebut di atas baik agama Kristen maupun Islam sebenarnya mempunyai kemiripan dalam hal berdoa, hanya saja dilihat dari segi ritualnya yang membedakan antara Kristen maupun Islam.

I.A.2. Pengertian Doa Menurut Gereja Christian Science

Pengertian doa menurut gereja Christian Science tak jauh berbeda dengan agama lainnya. Tetapi kalau dilihat secara khusus, doa dalam gereja Christian Science mempunyai makna yang tersendiri bagi penganutnya.


(38)

Pengertian doa dalam Christian Science adalah komunikasi dengan Allah. Komunikasi ini bersifat dua arah,68 pertama kita menyampaikan komunikasi kepada Allah dan kedua, menerima komunikasi tersebut dari-Nya. Doa yang terpenting menurut Christian Science adalah menerima komunikasi dari Allah. Dalam Science and Health [284:38-1]disebutkan:

“Pikiran memancar dari Allah kepada manusia; akan tetapi tidak ada penanggapan atau pemberitahuan yang berasal dari tubuh kebendaan yang mencapai Budi. Dalam perhubungan di antara Allah dan manusia, pikiran selalu datang dari Allah kepada ideNya, manusia”.

Allah yang dimaksud di sini adalah Pencipta alam semesta, Dzat yang ada karena diri-Nya sendiri, yang melingkupi semua yang sungguh-sungguh ada, yang Esa, yang tidak berhingga.69

Menurut Christian Science berdoa berarti kembali kepada pribadi sendiri.70 Kembali kepada pribadi sendiri maksudnya adalah suatu cara belajar berpikir tentang wujud Allah, Manusia dan Alam. Berdoa adalah ihtiar yang tidak terbatas untuk mengamati sesuatu sebagaimana Tuhan mengamati sesuatu.

Doa dalam Christian Science merupakan hal penting dalam ‘Penyembuhan Kristiani’ sehingga hal-hal yang bersifat kebendaan sebagai penunjang ‘Doa Kristiani’ dihilangkan. Contohnya orang yang sakit kanker akan disembuhkan melalui doa tanpa membutuhkan pertolongan medis, asalkan doa tersebut dilakukan secara benar melalui ketentuan yang telah ditentukan dalam Christian Science.

68

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono, Jakarta, tanggal 20 Desember 2006.

69

Konsep tentang Allah dalam Christian Science telah dijelaskan pada bab terdahulu. Pada bab ini Penulis tidak akan membahas kembali tentang konsep tersebut.

70


(39)

Penganut Christian Science melakukan doa dimana saja dan kapan saja. Doa Christian Science secara resmi dan bersama-sama biasanya dilaksanakan pada acara-acara kebaktian di Gereja.71

Menurut Christian Science barometer untuk mengetahui benar dan tidaknya doa yang dilakukan oleh manusia, yaitu dengan menjawab pertanyaan yang ada pada buku karangan Mary Baker Eddy dalam Science and Health with Key to the Scriptures ( 9:7) yaitu:

“Batu ujian bagi semua doa terletak dalam jawaban atas pertanyaan yang berikut: Adakah kita lebih banyak mengasihi sesama kita sebagai akibat doa kita? Teruskah kita mementingkan diri sendiri seperti dahulu, sudah puas karena telah berdoa memohonkan sesuatu yang lebih baik, meskipun kita tidak membuktikan ketulusan permohonan kita dengan hidup sesuai dengan doa kita? Kalau sekiranya sifat mementingkan diri sendiri telah meluangkan tempat kepada kemurahan hati, maka kita akan memandang sesama kita dengan tidak mementingkan diri sendiri dan memberkati orang yang mengutuk kita; tetapi kita tidak pernah akan memenuhi kewajiban yang luhur ini hanya dengan memohonkan, supaya hal itu dapat terjadi. Ada salib yang harus kita pikul, sebelum kita dapat menikmati hasil pengharapan dan iman kita”.

Maksud dari kutipan di atas adalah orang yang telah berdoa menurut Christian Science tidak merasa puas dengan doa yang telah dilakukan olehnya, akan tetapi orang yang telah berdoa selalu mengasihi sesamanya, tidak egois artinya tidak mementingkan kepentingan pribadi, dan makna kata ‘salib’ dalam kutipan terakhir adalah kewajiban manusia terhadap alam semesta yang ditinggalinya. Manusia bertanggungjawab dalam mengolah alam sekitarnya.

71

Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya, (Pegurus Gereja Christian Science Jakarta), Jakarta, tanggal 20 Juli 2006.


(40)

Orang yang telah berdoa diharuskan peka terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di Bumi.72

Penulis menganalisis dari kutipan di atas bahwa Mary Baker Eddy mencoba memberikan gambaran tentang manusia yang melakukan doa secara benar. Gambaran tersebut adalah sebagai berikut.

Orang yang telah berdoa secara benar seharusnya: 1. Lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya.

2. Selalu berbuat dermawan tidak mementingkan diri pribadi dan selalu bersikap baik kepada orang yang telah menyakitinya.

3. Selalu sabar dan tidak pernah berhenti berdoa meskipun doanya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

Penulis berpendapat bahwa, secara umum pengertian doa menurut Christian Science dengan pengertian doa menurut agama Kristen (umumnya) dan Islam memiliki kemiripan, tetapi dilihat secara khusus ketiga pengertian tersebut terdapat perbedaan. Perbedaan pandangan dalam hal pengertian doa dari ketiga agama tersebut dapat dilihat dari cara pandang mereka terhadap Allah, manusia, dan dosa. Dalam pandangan Islam manusia bukan hanya terdiri dari unsur roh saja melainkan terdiri dari rohani jasmani, dan doa merupakan suatu kewajiban sebagai jalan untuk mendapatkan karunia-Nya. Sedangkan Christian Science memandang bahwa manusia adalah roh, dan doa merupakan cara belajar berpikir tentang wujud Allah, manusia dan alam. Setelah mereka membenarkan cara pandang mereka terhadap Allah, maka mereka terhindar dari segala kesulitan,

72


(41)

penyakit, dan sebagainya. Perbedaan pandangan dalam hal ini pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama yaitu ingin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan mendapatkan kebahagiaan hidup.

Adanya perbandingan-perbandingan di atas, bukan berarti Penulis bermaksud untuk membenarkan salah satu agama dan menyalahkan yang lain, melainkan hanya kepentingan studi Ilmu Pengetahuan dan agar lebih memahami pemahaman agamanya masing-masing saling hormat menghormati dalam hal perbedaan.

B. Jenis-Jenis Doa Dalam Gereja Christian Science

Semua bentuk komunikasi yang tulus dengan Allah adalah doa, dan doa dalam Christian Science memiliki beberapa jenis seperti halnya dalam agama-agama lain. Jenis-jenis doa tersebut diantaranya:73

x puji-pujian dan rasa syukur

x permohonan dan keinginan

x renungan akan kebenaran Allah

Dalam Science and Health 8:12-21 disebutkan:

“Jikalau seseorang, meskipun kelihatannya bersungguh-sungguh dalam agama dan sering berdoa, tidak murni, dan karena itu tidak tulus, maka apakah yang harus dikatakan tentang orang itu? Jika kehidupannya menyatakan tinggi isi doanya, maka tidak ada alasan untuk mengatakan sesuatu tentang dia. Jika kita merasakan keinginan, kerendahan hati, syukur dan kasih yang dinyatakan oleh perkataan kita – maka tentu diterima Allah, dan bijaksanalah kalau kita tidak mencoba menipu diri sendiri atau orang lain, karena “tidak ada sesuatu yang tertutup yang tidak akan dibuka.”

73


(42)

Para anggota Christian Science mempunyai kewajiban untuk berdoa tiap harinya. Kewajiban berdoa tersebut bertujuan agar dilepaskan dari semua yang jahat, dari meramalkan, menghakimi, menghukum, menasihati, mempengaruhi, ataupun dipengaruhi secara sesat. Doa yang dilakukan oleh pengikut Christian Science pada tiap hari disebut dengan ‘Doa Harian’. Disamping ‘doa harian’ adapula macam doa lain yaitu ‘Doa di Gereja’.74 Doa di gereja harus dipanjatkan bersama-sama dan semata-semata bagi jemaat

Bacaan dari doa harian tersebut selalu dibacakan ‘puji-pujian dan rasa syukur’ yaitu:

“Datanglah kerajaan-Mu”; baiklah pemerintahan kebenaran, hidup dan Kasih ilahi menetap di dalam diriku dan menjauhkan segala dosa dariku; dan kiranya Firman-Mu memperkaya kasih sayang seluruh umat manusia serta menguasai mereka!”.75

Penulis mencoba menganalisis dari penjelasan di atas bahwa umat Christian Science dalam berdoa, baik doa harian maupun doa dalam gereja selalu melakukan dengan jenis-jenis doa yang telah disebutkan di atas yaitu:

Puji-pujian dan rasa syukur. Puji-pujian ini biasanya menyanyikan lagu-lagu religius yang isinya mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan.

Permohonan dan keinginan. Umat Christian Science selalu menyampaikan permohonan dan keinginannya kepada Tuhan dalam doa. Baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Doa menurut Mary Baker Eddy dalam Science and Health 1:12-15 disebutkan bahwa: “keinginan adalah

74

Mary Baker Eddy, Buku Pedoman Gereja, Penerjemah Tim Gereja Christian Science (Boston: Gereja Pertama Kristus, 1990), h. 41-42.

75

Mary Baker Eddy, Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, Penerjemah Tim Gereja Christian Science Jakarta (Boston: Gereja Pertama Kristus, edisi Indonesia cetakan tahun 1975), h. 30.


(43)

doa; dan kita tidak akan kehilangan sesuatu juapun dengan mempercayakan keinginan kita kepada Allah supaya dibentuk dan diluhurkan sebelum menjadi nyata dalam kata-kata dan perbuatan”

Renungan akan kebenaran Allah. Umat Christian Science dalam melakukan doanya selalu merenungkan akan kebenaran Allah. Karena “kebenaran” dalam Science and Health 2:1-6 merupakan salah satu dari alasan untuk mendoa, dan kebenaran akan Allah merupakan keimanan yang pokok sebelum melakukan doa.

“Apakah yang merupakan alasan doa? Adakah kita mendoa untuk memperbaiki diri kita sendiri atau untuk mendatangkan manfaat kepada orang yang mendengar kita, untuk memberi keterangan kepada yang tidak berhingga atau untuk didengar oleh manusia? Adakah mendoa bermanfaat bagi kita?sesungguhnyalah demikian; keinginan yang keluar dari hati, haus akan kebenaran, diberkati oleh Bapa kita dan tidak akan kembali kepada kita dengan sia-sia.”(Science and Health. 2:16).

C. Etika Berdoa Dalam Gereja Christian Science

Etika berdoa dalam gereja Chrstian Science menarik untuk diketahui, karena di dalamnya mengandung pelajaran-pelajaran bagaimana umat Christian Science melakukan doa.

Dalam Christian Science doa bersifat mental, jarang dengan kata-kata yang diucapkan. Buku Science and Health (12:39-5) mengatakan:

“Dalam Ilmupengetahuan ilahi, yang mengakui bahwa doa bersifat mental, semua dapat berpaling kepada Allah sebagai “penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” Kasih bersifat tidak berat sebelah dan universal dalam penyesuaianNya dan pemberian karuniaNya. Kasih adalah sumber terbuka yang berseru: “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air.”


(44)

Sikap mental yang benar dalam berdoa menurut Christian Science adalah berusaha mengikuti sabda Yesus yang mengatakan:

“Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Buku Science and Health (15:3) memberikan penjelasan mengenai sabda Yesus itu demikian:

“Kamar itu melambangkan tempat kudus Roh, yang pintunya tertutup bagi penanggapan yang berdosa, tetapi membiarkan masuk Kebenaran, Hidup, dan Kasih. Jika tertutup bagi kesesatan, pintu itu terbuka bagi Kebenaran, dan demikian juga sebaliknya. Bapa yang ada di tempat tersembunyi tidak nampak bagi pancaindera jasmaniah, tetapi Ia mengetahui segala hal dan mengganjar berdasarkan alasan kita dan bukan perkataan kita. Untuk dapat masuk ke dalam inti doa, pintu pancaindera yang sesat harus ditutup. Bibir harus membisu dan sifat materialistis diam, agar manusia dapat menghadap Roh, Asas ilahi, Kasih, yang memusnahkan semua kesesatan”.

Christian Science banyak menekankan berdoa dalam hati. Mengenai berdoa di muka umum, buku Science and Health (13:6) mengatakan:

“Dalam berdoa di muka umum, seringkali kita melampaui batas keyakinan kita, melampaui pendirian jujur keinginan yang bersungguh-sungguh. Jika kita di dalam hati tidak sangat menginginkan dan di muka orang tidak berjuang untuk melaksanakan segala yang kita pohonkan, maka doa kita hanyalah “bertele-tele dengan sia-sia saja” sebagai yang dilakukan orang yang tidak mengenal Allah. Kalau doa kita tulus, maka kita bekerja untuk yang kita pohonkan; dan Bapa kita, yang melihat barang yang tersembunyi, akan membalas kita di muka umum. Dapatkah keinginan kita bertambah kuat hanya dengan mengucapkannya di muka orang banyak? Lebih cepatkah kita capai pendengaran Sang Mahakuasa dengan kata-kata daripada dengan pikiran? Bahkan kalau doa kita tulus, Allah mengetahui yang kita perlukan sebelum kita memberitahukan hal itu kepadaNya atau kepada sesama kita. Jika kita menaruh keinginan kita dengan jujur dan di dalam hati dan dengan rendah hati, maka tentu Allah memberkatinya, dan berkuranglah bahaya bahwa kita akan menggenangi niat kita yang sejati dengan suatu banjir perkataan”.


(45)

Penulis menyimpulkan dari kutipan-kutipan di atas bahwa etika berdoa dalam Christian Science yaitu:

1. Doa bersifat mental, jarang dengan kata-kata yang diucapkan.

Doa bersifat mental dan jarang dengan kata-kata yang diucapkan maksudnya yaitu dalam hal berdoa umat Christian Science selalu berusaha mengikuti sabda Yesus. Penyakit (baik penyakit rohaniah maupun jasmaniah) adalah suatu gambar pikiran yang dinyatakan secara lahir. Keadaan mental itu merupakan suatu keadaan kebendaan, yakni keadaan jasmaniah seseorang sebenarnya adalah cerminan suatu keadaan mental.76 Jika seseorang menerima bahwa penyakit adalah gambar pikiran, maka orang itu dapat memulai dari keadaan mental dan bernalar secara rohaniah tentang itu.

2. Dalam berdoa seharusnya menekankan dalam hati.

Etika berdoa menurut Christian Science selanjutnya adalah berdoa seharusnya menekankan dalam hati. Berdoa dalam hati bertujuan untuk menambah kekhusuan dalam melaksanakan doa, dan supaya dalam melakukan doa tidak sia-sia.

3. Dalam berdoa dianjurkan tidak dimuka umum dan tidak pula dengan suara yang keras.

Gereja Christian Science menganjurkan kepada umatnya dalam berdoa untuk tidak dimuka umum, dan tidak pula dengan suara yang keras. Hal tersebut dianjurkan karena seringkali doa yang dilakukan dimuka umum

76


(46)

melampaui batas keyakinan orang yang mendoa, yaitu melampaui pendirian jujur keinginan yang bersungguh-sungguh.

5. Doa yang dipanjatkan kepada Tuhan harus tulus dan penuh kegigihan.

Mary Baker Eddy dalam bukunya Science and Health mengajarkan kepada umat Christian Science untuk tulus dan penuh kegigihan dalam melakukan doa kepada Tuhan dan jangan takut doa tidak terkabulkan oleh-Nya. Lynn Gray Jackson (seorang guru dan Penyembuh Christian Science di Lubbock, Texas Amerika Serikat) memandang penting kegigihan dalam berdoa. Pendapat Lynn menarik untuk dikutip:

“…sebagai seorang penyembuh Christian Science, saya memandang penting kegigihan dalam doa, dan juga penyembuhan yang dating dari kegigihan. Yesus menasihatkan kgigihan dalam suatu perumpamaan yang diceritakannya kepada para muridnya ketika ia berbicara kepada mereka tentang doa…”77

Etika berdoa dalam Christian Science sebenarnya memiliki kemiripan dengan Islam. Di bawah ini Penulis menuliskan adab atau etika berdoa dalam Islam dan Christian Science sebagai perbandingan antar keduanya.

• Berdoa dalam Islam sebaiknya dilakukan dalam atau sesudah shalat lima waktu Sedangkan dalam Christian Science berdoa biasanya dilakukan dalam acara-acara kebaktian.

• Dalam Islam doa didahului dengan tobat. Sedangkan dalam Christian Science didahului dengan keimanan pada Tuhan.

77

Lynn Gray Jakson, “Penyembuhan dapat terjadi hari ini”, Bentara Christian Science, Triwulan III, 2005 (edisi Indonesia). h. 9.


(47)

• Berdoa dalam Islam hendaknya dilakukan dengan suara yang rendah dan khusyu disertai dengan keyakinan penuh bahwa cepat atau lambat doa itu dikabulkan oleh Allah SWT. Berdoa dalam Christian Science dilakukan dalam hati atau dengan suara rendah sama halnya dengan Islam.

• Agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tulus dan penuh istiqomah dalam berdoa kepada Allah SWT. Begitu juga sebaliknya dalam Christian Science umatnya diwajibkan untuk tulus dan penuh kegigihan dalam berdoa kepada Tuhan.

Dari perbandingan di atas Penulis berpendapat bahwa adab berdoa dalam Christian Science sedikit memiliki kemiripan dengan agama Islam. Istilah ‘mirip’ disini bukan berarti harus sama. Semua yang ‘sama’ bukan berarti ‘damai’, dan semua yang ‘berbeda’ bukan berarti ‘konflik’. Karena bukan suatu hal yang mustahil dalam perbedaan ada ‘kedamaian’. Kesimpulannya walaupun agama Islam dan Christian Science berbeda pandangan terhadap konsep doa bukan berarti keduanya harus bertikai mengklaim kebenaran satu sama lainnya. Perbedaan merupakan fitrah dari Tuhan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan menuju pada-Nya.


(48)

BAB IV

PERANAN DOA DALAM KEHIDUPAN UMAT CHRISTIAN SCIENCE

A. Doa Sebagai Sarana Penyembuhan Segala Penyakit

Doa sebagai sarana penyembuhan segala penyakit merupakan hal pertama dalam peranan doa dalam kehidupan umat Christian Science. Doa menurut umat Christian Science merupakan usaha dan ihtiar dalam penyembuhan penyakit, sehingga mereka dalam mengobati segala penyakit tidak menggunakan hal-hal yang mereka nilai mempunyai unsur kebendaan seperti obat-obatan atau medis.78 Dalam Science and Health (1:1-4) disebutkan:

“Doa yang membaharui orang berdosa dan menyembuhkan orang sakit adalah suatu iman yang mutlak, bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah – suatu pengertian rohaniah tentang Dia, suatu kasih yang bebas dari diri”. Jadi menurut ajaran Christian Science, doa akan efektif dalam penyembuhan kalau mencakup ketiga unsur ini:79

a) Pengertian yang rohaniah tentang Allah

b) Iman yang mutlak bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah yang kita pahami secara rohaniah tersebut

c) Kasih yang bebas dari diri

78

Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya, (Pegurus Gereja Christian Science Jakarta), Jakarta, tanggal 20 Juli 2006.

79


(49)

Dalam memecahkan segala masalah, Christian Science mengajarkan untuk mulai dengan pengertian yang benar tentang Allah. Bukan dari masalah yang ingin dipecahkan. Christian Science mengajarkan bahwa manusia tidak akan pernah dapat menyembuhkan penyakit, kalau manusia tersebut mengakui bahwa penyakit itu diciptakan oleh Allah, dan bersifat sejati.80 Umat Christian Science memahami dan merasakan bahwa Allah itu Mahasempurna, Mahakuasa, Mahapengasih, dan Mahapenyayang, maka kita akan memahami bahwa segala macam penyakit, dari masuk angin sampai AIDS, tidak pernah diciptakan oleh Allah, dan karena itu penyakit tidak perlu dialami oleh manusia.81

Doa Penyembuh dalam Christian Science adalah berusaha untuk merasakan dan mengalami kebenaran ini. Iman yang mutlak kepada kebenaran akan merasakan kasih Allah. Doa adalah menyelaraskan keadaan mental kita dengan kebenaran ilahi. Penemu dan Pendiri Christian Science, dalam Science and Health

mengatakan (261:4):

“Tujukanlah pikiran dengan tetap kepada yang kekal, yang baik, dan yang hakiki, maka makin dipenuhi pikiran kita dengan hal itu, makin banyak kita akan mengalaminya dalam kehidupan kita.”

Dalam kegiatan penyembuhan, Christian Science mempunyai beberapa istilah seperti, Penyembuh Christian Science yaitu: seorang yang dengan penuh kasih mengabdikan hidupnya untuk menyembuhkan orang lain melalui do’a.

Penyembuh Christian Science bertugas untuk membantu dalam hal mengatasi berbagai masalah melalui doa. Kebanyakan penyembuh mempunyai

80

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Suharyono.

81


(50)

jam-jam kerja secara teratur ditempat praktek, dan mereka dapat dihubungi melalui telepon, email atau fax dan sebagainya.

Selain Penyembuh Christian Science ada juga Perawat Christian Science82

yaitu: seorang Ahli Ilmupengetahuan Kristen yang berpengalaman yang telah dipersiapkan untuk memberikan dukungan rohaniah serta perawatan fisik sesuai keahliannya kepada mereka yang semata-mata menggantungkan diri kepada Allah dalam memperoleh penyembuhan dan yang menerapkan asas-asas Christian Science.83

Penyakit jasmani dan rohani menurut Christian Science dapat disembuhkan melalui ‘penyembuhan kristiani’, yaitu berdoa dengan tulus dan berpedoman pada

Alkitab serta buku karangan Mary Baker Eddy yaitu Science and Health with Key to the Scriptures. Umat Christian Science diajarkan agar selalu beranggapan baik kepada Tuhan, bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat tempat bergantung manusia, Allah merupakan pencipta yaitu Roh; Budi kecerdasan; Asas yang menghidupkan dan ilahi akan segala sesuatu yang sejati.84

Keyakinan umat Christian Science terhadap penyembuhan dengan doa bukanlah isapan jempol belaka, hal tersebut telah dibuktikan oleh pendiri Christian Science yaitu Mary Baker Eddy. Ia ketika itu mengalami kecelakaan yang berakibat dirinya sakit parah. Sehingga dokter memvonis ia tidak akan sembuh dari sakitnya. Dalam keadaan sakit parah ia bangkit dan membuka

Alkitab. Seluruh hidupnya ia pasrahkan kepada Tuhan. Ia selalu berdoa dengan

82

Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati.

83

BENTARA CHRISTIAN SCIENCE. Triwulan II, 2005 (edisi Indonesia)

84


(51)

keyakinan bahwa Allah tidaklah memberikan sakit pada manusia, sakit bukanlah dari Tuhan, ia berusaha mencari pengertian yang benar tentang Tuhan.85

Dengan kegigihannya yang luar biasa, penyakit Mary Baker Eddy akhirnya berangsur-angsur hilang. Karena kesembuhan yang dialaminya itu ia bertambah yakin bahwa semua permasalahan dapat di atasi dengan ‘Doa Kristiani ‘.86

Mary Baker Eddy mengatakan, “penyakit selalu diakibatkan oleh suatu paham yang salah, yang diberi tumpangan di dalam pikiran dan tidak dimusnahkan. Penyakit adalah suatu gambar pikiran yang dinyatakan secara lahir. Keadaan mental itu disebut suatu keadaan kebendaan”.87 Kalimat terakhir berarti bahwa apa yang sebagian orang sebut keadaan jasmaniah seseorang sebenarnya adalah cerminan suatu keadaan mental. Jika seseorang menerima bahwa sakit adalah gambaran dari pikiran, maka jasmaninya mengalami apa yang ada dalam pikirannya tersebut. Maka untuk kesembuhan jasmaninya dia harus mencerminkan pikiran-pikiran Allah yaitu kecerdasan Budi Ilahi.

Umat Christian Science berkeyakinan bahwa doa yang benar berdasarkan kemahakuasaan yang tidak berhingga, menangkal dan merintangi semua kepercayaan palsu kepada kekuasaan yang kebendaan.

Ron Ballard (Seorang penyembuh rohaniah dan guru Christian Science dari Ashland, Oregon, Amerika Serikat).88 berpendapat bahwa, Fakta dasar dalam penyembuhan Christian Science adalah sebagai berikut:

85

Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya.

86

Wawancara Pribadi dengan Musa Natawyogya.

87

BENTARA CHRISTIAN SCIENCE. Triwulan II, 2005, (edisi Indonesia).

88


(52)

• Allah ada dimana-mana; kita tidak pernah berada di luar penjagaan dan penguasaan-Nya yang cerdas.

• Allah itu baik dan karenanya hanya menyatakan kebaikan dalam ciptaan-Nya.

• Jatidiri yang sejati bersifat rohaniah, dan pasien “tidak tersusun dari otak, darah, tulang, dan anasir, kebendaan lainnya.

• Pengakuan akan kekuasaan ilahi memusnahkan ketakutan dan

menyembuhkan dengan sempurna

• Tidak seorangpun dapat kehilangan kemampuan untuk disembuhkan, apapun yang nampak secara jasmaniah. Dan setiap orang dapat tanggap terhadap kebenaran tentang jatidiri rohaniahnya.

Dari keterangan di atas Penulis mencoba menganalisis bahwa doa menurut Christian Science mempunyai fungsi sebagai alat penyembuhan segala macam penyakit (rohani maupun jasmani). Mereka begitu percaya bahwa penyakit dapat di atasi dengan doa. Melakukan doa disini yaitu mereka selalu berusaha mencari pengertian yang benar tentang Allah. Bilamana mereka sudah mendapatkan kebenaran tentang Allah maka dengan sendirinya penyakit yang diderita hilang dengan sendirinya.

Sama halnya dengan Christian Science, dalam Islampun ada istilah ‘fadhilah doa’. Umat Islam sangat percaya bahwa doa dapat menyembuhkan segala penyakit. Maka tidak heran dalam kalangan umat Islam, khususnya di Indonesia banyak yang berobat kepada Thabib, Ustadz atau Kyiai yang menjalankan praktek pengobatan dengan metode doa, dzikir, tahlil dan sebagainya.


(53)

Doa penyembuhan dalam Gereja Christian dan Fadilah Doa dalam Islam sekilas mempunyai kemiripan, akan tetapi keduanya memiliki konsep yang berbeda. Perbedaan konsep tersebut sebaiknya disikapi dengan bijaksana. Karena harus kita sadari bahwa manusia terlahir dalam perbedaan.

B. Doa Sebagai Kekuatan Moral dan Perisai Diri

Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita mendengar cerita seseorang yang sukses dalam kariernya karena ada kekuatan moral yang tidak diduga sebelumnya. Kekuatan moral tersebut disadari atau tidak berasal dari doa yang dipanjatkan ketika ia melakukan aktifitas karirnya. Christian Science berkeyakinan doa merupakan sebagai kekuatan moral dan perisai diri dalam melakukan aktifitasnya. Di bawah ini Penulis mengutip bagaimana buku pedoman Science and Health

menjelaskan tentang doa sebagai kekuatan moral dan perisai diri. Dalam Science and Health (11:34) disebutkan:

“Doa tidak dapat mengubah Kebenaran yang bersifat tidak berubah-ubah, demikian juga doa saja tidak dapat memberi kita pengertian akan Kebenaran; tetapi doa, yang disertai dengan suatu keinginan-yang sungguh-sungguh dan tetap untuk mengetahui dan melakukan kehendak Allah, akan memimpin kita ke dalam seluruh Kebenaran. Keinginan yang demikian tidak perlu diucapkan dengan perkataan. Keinginan itu dinyatakan dengan sebaik-baiknya dalam pikiran dan dalam kehidupan kita”.

Doa yang tulus memurnikan pikiran manusia, sehingga manusia dapat mengetahui dan merasakan pesan-pesan Allah yang selalu disampaikan kepada manusia tesebut, serta melakukan tindakan yang benar sesuai dengan pesan-pesan itu.89 Dengan meningkatkan kemampuannya untuk mendengar bimbingan Allah,

89


(54)

maka akan menjadi manusia yang lebih baik dan arif. Senantiasa berada dalam perlindungan dan pemeliharaan-Nya. Christian Science percaya akan apa yang dikatakan Daud dalam Mazmur 91:1

“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercaya”

Umat Christian Science selalu optimis dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena mereka percaya dan yakin bahwa dengan doa dan penyembuhan akan terhindar dari segala masalah yang dihadapi oleh mereka. Doa dan penyembuhan merupakan sebagai kekuatan moral dan perisai diri dalam menghadapi kejamnya dunia.90

Analisis Penulis terhadap doa Christian Science sebagai kekuatan moral dan perisai diri merupakan suatu hal yang masuk akal, karena doa dalam agama manapun (Kristen, Islam, Hindu, Budha, Khonghucu dan sebagainya), merupakan sebagai kekuatan moral ketika manusia merasa dirinya lemah, tidak percaya diri, takut terhadap tantangan hidup, dan sebagainya.

Selain doa sebagai kekuatan moral, doa juga merupakan sebagai perisai diri. Perisai diri di sini maksudnya adalah doa merupakan perisai atau pelindung manusia ketika menghadapi segala cobaan di dunia. Cobaan-cobaan tersebut dapat berupa jabatan, tahta, kecantikan, keperkasaan dan sebagainya. Manusia dapat terhindar dari cobaan tersebut melalui doa yang benar, dan dengan doa pula menjadikan manusia lebih baik dan arif. Maka, tidak aneh kalau Gereja Christian

90


(55)

Science menempatkan doa sebagai kekuatan moral dan perisai diri. Manusia yang tidak percaya terhadap kekuatan ‘doa’ (kekuasaan Sang Pencipta), manusia tersebut dikategorikan kedalam manusia-manusia sombong, takabur.

Menurut Penulis percaya terhadap doa merupakan suatu kewajiban, karena kita lihat dalam Alkitab bagaimana kisah Yesus memberikan pertolongan kepada umat-Nya. Serta dalam Alquran bagaimana Allah SWT, menolong nabi Muhammad dan kaumnya keluar dari kejaran musuh.

C. Keajaiban Kekuatan Doa di Luar Logika Manusia.

Keajaiban dalam kehidupan manusia kadang dialami oleh manusia. Kita sering melihat kejadian-kejadian secara logika tidak mungkin terjadi. Contohnya ada seseorang yang selamat dari kobaran api, bencana tsunami dan sebagainya. Secara kasat mata kejadian-kejadian tersebut merupakan suatu keajaiban, tetapi menurut Tuhan semua itu bukanlah hal yang mustahil.

Christian Science berpendapat bahwa bagi logika insani yang didasarkan kepada kesaksian pancaindera, kebenaran ilahi yang menyembuhkan merupakan suatu keajaiban. Penalaran yang didasarkan pada kesaksian pancaindera disebut budi fana. Christian Science mengajak pengikutnya agar dalam bernalar selalu mulai dengan kebenaran Allah dan hanya menerima kesimpulan dari penalaran yang demikian.91 Seringkali pancaindera memberi kesaksian yang bertentangan, tetapi penalaran ilahi mengatakan bahwa kesaksian tersebut tidak didukung oleh kebenaran ilahi. Akibatnya kesaksian tesebut tidak sejati dan dapat dimusnahkan.

91


(56)

Pengikut Christian Science diajak untuk berlatih melakukan hal ini. Sehingga secara bertahap, dengan bimbingan ilahi tesebut akhirnya membuktikan kebenaran Allah. Kemudian memuliakanNya.

Dalam Christian Science, keselarasan yang dihasilkan oleh doa yang benar bukanlah sesuatu yang ajaib, melainkan sesuatu yang sangat wajar secara ilahi.92 Dalam Science and Health (259:14) tertulis:

“Pengertian yang bersifat Kristus tentang wujud yang ilmiah serta penyembuhan ilahi meliputi suatu Asas dan ide yang sempurna – Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna – sebagai dasar dasar pikiran dan pembuktian”.

Selanjutnya di halaman 261:8 tertulis:

“Pengaruh budi fana atas kesehatan dan kebahagiaan ternyata dari yang berikut: Jika kita berpaling dari tubuh karena dengan asyik sekali kita memperhatikan sesuatu yang lain sehingga lupa akan tubuh, maka tubuh tidak merasa sakit. Didorong oleh keinginan yang kuat untuk tetap memainkan peranannya, seorang pemain sandiwara yang masyhur naik panggung tiap-tiap malam, dan sedang ia melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, ia bergerak sama giatnya seperti anggota yang termuda dalam perkumpulan itu. Orang laki-laki itu sebenarnya sudah sangat lemah, sehingga tiap-tiap hari ia berjalan dengan sukar sekali ke gedung kesenian, dan duduk di kursinya dengan perasaan sakit yang hebat sampai didengarnya kata-kata yang merupakan tanda baginya untuk bermain – suatu tanda, yang menjadikannya sama sekali lupa akan penderitaan tubuhnya………….

Pada halaman 302:16 juga dikatakan:

“Melanjutkan uraian kita tentang manusia, baiklah kita ingat, bahwa manusia yang selaras dan baka sudah senantiasa ada, dan bahwa ia selalu ada di luar dan di atas khayalan fana tentang suatu hidup, substansi, dan kecerdasan di dalam zat. Pernyataan ini didasarkan fakta, bukan dongeng. Ilmupengetahuan tentang wujud menyatakan, bahwa manusia adalah sempurna, seperti Sang Bapa sempurna adanya, karena Jiwa atau Budi manusia yang rohaniah adalah Allah, Asas ilahi segala wujud, dank arena manusia yang sejati ini diperintahi oleh Jiwa dan bukan oleh pancaindera,

92


(57)

oleh hukum Roh dan bukan oleh yang disebutkan sebagai hukum-hukum zat”.

Dari beberapa kutipan di atas Penulis menguraikan keajaiban kekuatan doa diluar logika manusia hanya dalam pandangan kasat pancaindera. Keajaiban doa bukanlah suatu yang ajaib (aneh) bagi orang yang paham dan sadar akan kebenaran Tuhan. Keajaiban tersebut dianggap hal biasa bagi orang-orang yang yang berpikir dan bernalar mulai dengan kebenaran Allah dan hanya menerima kesimpulan dari penalaran yang demikian.

Keajaiban doa dalam Islam seringkali disebut dengan mujizat, karomah dan maunah. Orang-orang yang mendapatkan mujizat biasanya manusia pilihan Allah SWT, yaitu para Nabi dan Rasul. Orang-orang yang mendapatkan karomah bisanyanya orang-orang yang tingkatannya di bawah Nabi dan Rasul yaitu para Ulama yang berjuang dijalan Allah. Dan yang terakhir yaitu maunah biasanya dialami oleh orang-orang yang mengalami kesusahan atau dalam keadaan terjepit.

Analisis Penulis peranan doa bagi umat Christian Science memiliki berbagai aspek dalam kehidupannya, di antara aspek-aspek tersebut adalah, doa sebagai sarana penyembuhan segala penyakit, doa sebagai kekuatan moral dan perisai diri dan doa merupakan suatu keajaiban di luar logika manusia.


(1)

Gooding, Jill, “Doa yang Memenuhi Semua Keperluan Insani”. Bentara Christian Science, Triwulan I, 2006.

Kahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama (Perspektif Ilmu Perbandingan Agama). Bandung: Pustaka Setia, 2000.

Mehlember, Evan, “ABC dalam Mendoa”. Bentara Christian Science, Triwulan I, 2006.

---Bentara Christian Science, triwulan II, 2005.

Moleong, Lexy, J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya, 2000.

Moleong, lexy, J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya, 2000.

Noerhadi, Lynn, Makalah, “Mengenal Pendiri dan Penemu Christian Scince”. Bandung, 2002.

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2006.

Ridwan, Kafrawi, et al., (ed.), “Doa”, Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999, Jilid I.

Romdon, Drs, MA., Metodologi Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo, 1996.

Sya’arawi, M. Mutwall “Doa yang Dikabulkan” . Jakarta: Penerbit Akbar Media Eka Sarana, 2001.

Spencer James, “Dua Tanda Rohaniah dalam Penyembuhan”, Bentara Christian Science, Triwulan II, 2004.


(2)

HASIL WAWANCARA

Wawancara dilakukan dengan pengurus Gereja Pertama Kristus, Ahli Ilmupengetahuan di Jakarta. Yaitu:

Nama : Sri Umiyati Suharyono

Jabatan : Ketua Dewan Peyelenggara Gereja Christian Science Jakarta Waktu : 27 Desember 2006, Jam 14.00-17.00 WIB

Tempat : Gereja Pertama Kristus, Ahli Ilmupengetahuan di Jakarta

T: Apa pengertian doa menurut Gereja Christian Science?

J: Pengertian doa dalam Gereja Christian Science adalah komunikasi dengan Allah. Komunikasi ini bersifat dua arah, pertama kita menyampaikan komunikasi kepada Allah dan kedua, menerima komunikasi tersebut dari-Nya. Doa yang terpenting menurut Christian Science adalah menerima komunikasi dari Allah.

T: Bagaimanakah umat Christian Science melakukan doa?

J: Umat Christian Science melakukan doa kembali kepada pribadi sendiri maksudnya suatu cara belajar berpikir tentang wujud Allah, manusia dan alam. Berdoa adalah ihtiar yang tidak terbatas untuk mengamati sesuatu sebagaimana Tuhan mengamati sesuatu. Berdoa bukannya suatu cara meminta keampunan. Orang yang berdoa dengan bersujud, menyanyikan lagu-lagu gereja, menengadahkan tangan bukan suatu jaminan mereka tersebut telah melakukan doa.


(3)

J: Penganut Christian Science melakukan doa dimana saja dan kapan saja, tidak dibatasi dengan ruang dan waktu. Doa Christian Science secara resmi dan bersama-sama biasanya dilaksanakan pada acara-acara kebaktian di Gereja. T: Apa saja jenis-jenis doa dalam Gereja Christian Science?

J: Doa dalam Christian Science memiliki beberapa jenis. Diantaranya: x puji-pujian dan rasa syukur

x permohonan dan keinginan x renungan akan kebenaran Allah x ratapan

T. Bagaimanakah etika berdoa dalam Christian Science?

J: Etika Berdoa dalam Christian Science yaitu berusaha mengikuti sabda Yesus dan dalam berdoa seharusnya menekankan dalam hati. Doa dilakukan seharusnya jangan dimuka umum dan jangan pula dengan suara yang keras. Doa yang dipanjatkan kepada Tuhan harus tulus dan penuh kegigihan, tanpa takut doa tidak akan terkabulkan oleh Allah.

T. Sejauhmanakah peranan doa dalam umat Christian Science?

J. Peranan doa dalam umat Christian Science sangat penting sekali, baik itu dalam keadaan sakit yaitu untuk penyembuhan, atau segala permasalahan yang dialami umat Christian Science dalam hidup di dunia. Misalnya: ingin sukses dalam belajar, selamat dalam perjalanan, ingin keluar dari kemiskinan dan sebagainya. Karena doa merupakan suatu usaha bagi umat Christian Science dalam menghadapi hidup di Dunia ini.


(4)

Interviewee Interviewer

Sri Umiyati Suharyono Wahyudi Arif

HASIL WAWANCARA

Wawancara dilakukan dengan pengurus Gereja Pertama Kristus, Ahli Ilmupengetahuan di Jakarta. Yaitu:

Nama : Musa Natawiyogya

Jabatan : Ketua Perpustakaan (Librarian) Gereja Christian Science Jakarta Waktu : 27 Desember 2006, Jam 14.00-17.00 WIB

Tempat : Gereja Pertama Kristus, Ahli Ilmupengetahuan di Jakarta

T: Apa barometer untuk mengetahui benar dan tidaknya doa yang dilakukan oleh manusia, menurut Christian Science?

J: Sebagai barometer benar dan tdaknya doa yang dilakukan oleh manusia menurut Christian Science yaitu dengan menjawab pertanyaan yang ada pada buku karangan Mary Baker Eddy dalam Science and Health with Key to the Scriptures ( 9:7) yaitu:

“Batu ujian bagi semua doa terletak dalam jawaban atas pertanyaan yang berikut: Adakah kita lebih banyak mengasihi sesama kita sebagai akibat doa kita? Teruskah kita mementingkan diri sendiri seperti dahulu, sudah puas karena telah berdoa memohonkan sesuatu yang lebih baik, meskipun kita tidak membuktikan ketulusan permohonan kita dengan hidup sesuai dengan doa kita? Kalau sekiranya sifat mementingkan diri sendiri telah meluangkan tempat kepada kemurahan hati, maka kita akan memandang sesama kita dengan tidak mementingkan diri sendiri dan memberkati orang yang mengutuk kita; tetapi kita tidak pernah akan memenuhi kewajiban yang luhur ini hanya dengan memohonkan, supaya hal itu dapat terjadi. Ada salib yang harus kita pikul, sebelum kita dapat menikmati hasil pengharapan dan iman kita”.


(5)

J: Kata ‘salib dalam kutipan di atas adalah: permasalah-permasalahan yang ada di Bumi. Manusia wajib menyelesaikan permasalahan-prmasalahan tersebut. Orang yang telah berdoa diharuskan peka terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di Bumi. Orang yang berdoa dituntut untuk, menolong orang-orang yang membutuhkan, tidak tamak, tidak sombong, dan sebagainya. Mungkin itu sekiranya yang dapat saya jelaskan.

T: Bagaimana menurut bapak peranan doa dalam kehidupan umat Christian Science?

J: Menurut saya umat Christian Science begitu percaya bahwa doa merupakan suatu ikhtiar dan usaha dalam menyelesaikan segala masalah yang mereka hadapi, mulai dari penyembuhan terhadap penyakit sampai permasalahan dalam rumah tangga dan sebagainya. Fungsi doa sudah teruji, lihat saja pada buku Science and Health disitu dijelaskan bagaimana Mary Baker Eddy sembuh dari sakit yang dideritanya.

Jakarta, 27 Desember 2006

Interviewee Interviewer


(6)