Etika Berdoa Dalam Gereja Christian Science

doa; dan kita tidak akan kehilangan sesuatu juapun dengan mempercayakan keinginan kita kepada Allah supaya dibentuk dan diluhurkan sebelum menjadi nyata dalam kata-kata dan perbuatan” • Renungan akan kebenaran Allah. Umat Christian Science dalam melakukan doanya selalu merenungkan akan kebenaran Allah. Karena “kebenaran” dalam Science and Health 2:1-6 merupakan salah satu dari alasan untuk mendoa, dan kebenaran akan Allah merupakan keimanan yang pokok sebelum melakukan doa. “Apakah yang merupakan alasan doa? Adakah kita mendoa untuk memperbaiki diri kita sendiri atau untuk mendatangkan manfaat kepada orang yang mendengar kita, untuk memberi keterangan kepada yang tidak berhingga atau untuk didengar oleh manusia? Adakah mendoa bermanfaat bagi kita?sesungguhnyalah demikian; keinginan yang keluar dari hati, haus akan kebenaran, diberkati oleh Bapa kita dan tidak akan kembali kepada kita dengan sia-sia.” Science and Health. 2:16.

C. Etika Berdoa Dalam Gereja Christian Science

Etika berdoa dalam gereja Chrstian Science menarik untuk diketahui, karena di dalamnya mengandung pelajaran-pelajaran bagaimana umat Christian Science melakukan doa. Dalam Christian Science doa bersifat mental, jarang dengan kata-kata yang diucapkan. Buku Science and Health 12:39-5 mengatakan: “Dalam Ilmupengetahuan ilahi, yang mengakui bahwa doa bersifat mental, semua dapat berpaling kepada Allah sebagai “penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” Kasih bersifat tidak berat sebelah dan universal dalam penyesuaianNya dan pemberian karuniaNya. Kasih adalah sumber terbuka yang berseru: “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air.” Sikap mental yang benar dalam berdoa menurut Christian Science adalah berusaha mengikuti sabda Yesus yang mengatakan: “Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Buku Science and Health 15:3 memberikan penjelasan mengenai sabda Yesus itu demikian: “Kamar itu melambangkan tempat kudus Roh, yang pintunya tertutup bagi penanggapan yang berdosa, tetapi membiarkan masuk Kebenaran, Hidup, dan Kasih. Jika tertutup bagi kesesatan, pintu itu terbuka bagi Kebenaran, dan demikian juga sebaliknya. Bapa yang ada di tempat tersembunyi tidak nampak bagi pancaindera jasmaniah, tetapi Ia mengetahui segala hal dan mengganjar berdasarkan alasan kita dan bukan perkataan kita. Untuk dapat masuk ke dalam inti doa, pintu pancaindera yang sesat harus ditutup. Bibir harus membisu dan sifat materialistis diam, agar manusia dapat menghadap Roh, Asas ilahi, Kasih, yang memusnahkan semua kesesatan”. Christian Science banyak menekankan berdoa dalam hati. Mengenai berdoa di muka umum, buku Science and Health 13:6 mengatakan: “Dalam berdoa di muka umum, seringkali kita melampaui batas keyakinan kita, melampaui pendirian jujur keinginan yang bersungguh- sungguh. Jika kita di dalam hati tidak sangat menginginkan dan di muka orang tidak berjuang untuk melaksanakan segala yang kita pohonkan, maka doa kita hanyalah “bertele-tele dengan sia-sia saja” sebagai yang dilakukan orang yang tidak mengenal Allah. Kalau doa kita tulus, maka kita bekerja untuk yang kita pohonkan; dan Bapa kita, yang melihat barang yang tersembunyi, akan membalas kita di muka umum. Dapatkah keinginan kita bertambah kuat hanya dengan mengucapkannya di muka orang banyak? Lebih cepatkah kita capai pendengaran Sang Mahakuasa dengan kata-kata daripada dengan pikiran? Bahkan kalau doa kita tulus, Allah mengetahui yang kita perlukan sebelum kita memberitahukan hal itu kepadaNya atau kepada sesama kita. Jika kita menaruh keinginan kita dengan jujur dan di dalam hati dan dengan rendah hati, maka tentu Allah memberkatinya, dan berkuranglah bahaya bahwa kita akan menggenangi niat kita yang sejati dengan suatu banjir perkataan”. Penulis menyimpulkan dari kutipan-kutipan di atas bahwa etika berdoa dalam Christian Science yaitu: 1. Doa bersifat mental, jarang dengan kata-kata yang diucapkan. Doa bersifat mental dan jarang dengan kata-kata yang diucapkan maksudnya yaitu dalam hal berdoa umat Christian Science selalu berusaha mengikuti sabda Yesus. Penyakit baik penyakit rohaniah maupun jasmaniah adalah suatu gambar pikiran yang dinyatakan secara lahir. Keadaan mental itu merupakan suatu keadaan kebendaan, yakni keadaan jasmaniah seseorang sebenarnya adalah cerminan suatu keadaan mental. 76 Jika seseorang menerima bahwa penyakit adalah gambar pikiran, maka orang itu dapat memulai dari keadaan mental dan bernalar secara rohaniah tentang itu. 2. Dalam berdoa seharusnya menekankan dalam hati. Etika berdoa menurut Christian Science selanjutnya adalah berdoa seharusnya menekankan dalam hati. Berdoa dalam hati bertujuan untuk menambah kekhusuan dalam melaksanakan doa, dan supaya dalam melakukan doa tidak sia-sia. 3. Dalam berdoa dianjurkan tidak dimuka umum dan tidak pula dengan suara yang keras. Gereja Christian Science menganjurkan kepada umatnya dalam berdoa untuk tidak dimuka umum, dan tidak pula dengan suara yang keras. Hal tersebut dianjurkan karena seringkali doa yang dilakukan dimuka umum 76 Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Haryono. melampaui batas keyakinan orang yang mendoa, yaitu melampaui pendirian jujur keinginan yang bersungguh-sungguh. 5. Doa yang dipanjatkan kepada Tuhan harus tulus dan penuh kegigihan. Mary Baker Eddy dalam bukunya Science and Health mengajarkan kepada umat Christian Science untuk tulus dan penuh kegigihan dalam melakukan doa kepada Tuhan dan jangan takut doa tidak terkabulkan oleh- Nya. Lynn Gray Jackson seorang guru dan Penyembuh Christian Science di Lubbock, Texas Amerika Serikat memandang penting kegigihan dalam berdoa. Pendapat Lynn menarik untuk dikutip: “…sebagai seorang penyembuh Christian Science, saya memandang penting kegigihan dalam doa, dan juga penyembuhan yang dating dari kegigihan. Yesus menasihatkan kgigihan dalam suatu perumpamaan yang diceritakannya kepada para muridnya ketika ia berbicara kepada mereka tentang doa…” 77 Etika berdoa dalam Christian Science sebenarnya memiliki kemiripan dengan Islam. Di bawah ini Penulis menuliskan adab atau etika berdoa dalam Islam dan Christian Science sebagai perbandingan antar keduanya. • Berdoa dalam Islam sebaiknya dilakukan dalam atau sesudah shalat lima waktu Sedangkan dalam Christian Science berdoa biasanya dilakukan dalam acara-acara kebaktian. • Dalam Islam doa didahului dengan tobat. Sedangkan dalam Christian Science didahului dengan keimanan pada Tuhan. 77 Lynn Gray Jakson, “Penyembuhan dapat terjadi hari ini”, Bentara Christian Science, Triwulan III, 2005 edisi Indonesia. h. 9. • Berdoa dalam Islam hendaknya dilakukan dengan suara yang rendah dan khusyu disertai dengan keyakinan penuh bahwa cepat atau lambat doa itu dikabulkan oleh Allah SWT. Berdoa dalam Christian Science dilakukan dalam hati atau dengan suara rendah sama halnya dengan Islam. • Agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tulus dan penuh istiqomah dalam berdoa kepada Allah SWT. Begitu juga sebaliknya dalam Christian Science umatnya diwajibkan untuk tulus dan penuh kegigihan dalam berdoa kepada Tuhan. Dari perbandingan di atas Penulis berpendapat bahwa adab berdoa dalam Christian Science sedikit memiliki kemiripan dengan agama Islam. Istilah ‘mirip’ disini bukan berarti harus sama. Semua yang ‘sama’ bukan berarti ‘damai’, dan semua yang ‘berbeda’ bukan berarti ‘konflik’. Karena bukan suatu hal yang mustahil dalam perbedaan ada ‘kedamaian’. Kesimpulannya walaupun agama Islam dan Christian Science berbeda pandangan terhadap konsep doa bukan berarti keduanya harus bertikai mengklaim kebenaran satu sama lainnya. Perbedaan merupakan fitrah dari Tuhan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan menuju pada-Nya.

BAB IV PERANAN DOA DALAM KEHIDUPAN