BAB IV PERANAN DOA DALAM KEHIDUPAN
UMAT CHRISTIAN SCIENCE
A. Doa Sebagai Sarana Penyembuhan Segala Penyakit
Doa sebagai sarana penyembuhan segala penyakit merupakan hal pertama dalam peranan doa dalam kehidupan umat Christian Science. Doa menurut umat
Christian Science merupakan usaha dan ihtiar dalam penyembuhan penyakit, sehingga mereka dalam mengobati segala penyakit tidak menggunakan hal-hal
yang mereka nilai mempunyai unsur kebendaan seperti obat-obatan atau medis.
78
Dalam Science and Health 1:1-4 disebutkan:
“Doa yang membaharui orang berdosa dan menyembuhkan orang sakit adalah suatu iman yang mutlak, bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah –
suatu pengertian rohaniah tentang Dia, suatu kasih yang bebas dari diri”.
Jadi menurut ajaran Christian Science, doa akan efektif dalam penyembuhan kalau mencakup ketiga unsur ini:
79
a Pengertian yang rohaniah tentang Allah
b Iman yang mutlak bahwa segala sesuatu mungkin bagi Allah yang kita
pahami secara rohaniah tersebut c
Kasih yang bebas dari diri
78
Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya, Pegurus Gereja Christian Science Jakarta, Jakarta, tanggal 20 Juli 2006.
79
Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Suharyono, Jakarta, tanggal 20 Desember 2006.
Dalam memecahkan segala masalah, Christian Science mengajarkan untuk mulai dengan pengertian yang benar tentang Allah. Bukan dari masalah yang
ingin dipecahkan. Christian Science mengajarkan bahwa manusia tidak akan pernah dapat menyembuhkan penyakit, kalau manusia tersebut mengakui bahwa
penyakit itu diciptakan oleh Allah, dan bersifat sejati.
80
Umat Christian Science memahami dan merasakan bahwa Allah itu Mahasempurna, Mahakuasa,
Mahapengasih, dan Mahapenyayang, maka kita akan memahami bahwa segala macam penyakit, dari masuk angin sampai AIDS, tidak pernah diciptakan oleh
Allah, dan karena itu penyakit tidak perlu dialami oleh manusia.
81
Doa Penyembuh dalam Christian Science adalah berusaha untuk merasakan dan mengalami kebenaran ini. Iman yang mutlak kepada kebenaran akan
merasakan kasih Allah. Doa adalah menyelaraskan keadaan mental kita dengan kebenaran ilahi. Penemu dan Pendiri Christian Science, dalam Science and Health
mengatakan 261:4: “Tujukanlah pikiran dengan tetap kepada yang kekal, yang baik, dan yang
hakiki, maka makin dipenuhi pikiran kita dengan hal itu, makin banyak kita akan mengalaminya dalam kehidupan kita.”
Dalam kegiatan penyembuhan, Christian Science mempunyai beberapa istilah seperti, Penyembuh Christian Science yaitu: seorang yang dengan penuh
kasih mengabdikan hidupnya untuk menyembuhkan orang lain melalui do’a. Penyembuh Christian Science bertugas untuk membantu dalam hal
mengatasi berbagai masalah melalui doa. Kebanyakan penyembuh mempunyai
80
Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Suharyono.
81
Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati Suharyono.
jam-jam kerja secara teratur ditempat praktek, dan mereka dapat dihubungi melalui telepon, email atau fax dan sebagainya.
Selain Penyembuh Christian Science ada juga Perawat Christian Science
82
yaitu: seorang Ahli Ilmupengetahuan Kristen yang berpengalaman yang telah dipersiapkan untuk memberikan dukungan rohaniah serta perawatan fisik sesuai
keahliannya kepada mereka yang semata-mata menggantungkan diri kepada Allah dalam memperoleh penyembuhan dan yang menerapkan asas-asas Christian
Science.
83
Penyakit jasmani dan rohani menurut Christian Science dapat disembuhkan melalui ‘penyembuhan kristiani’, yaitu berdoa dengan tulus dan berpedoman pada
Alkitab serta buku karangan Mary Baker Eddy yaitu Science and Health with Key to the Scriptures. Umat Christian Science diajarkan agar selalu beranggapan baik
kepada Tuhan, bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat tempat bergantung manusia, Allah merupakan pencipta yaitu Roh; Budi kecerdasan; Asas yang menghidupkan
dan ilahi akan segala sesuatu yang sejati.
84
Keyakinan umat Christian Science terhadap penyembuhan dengan doa bukanlah isapan jempol belaka, hal tersebut telah dibuktikan oleh pendiri
Christian Science yaitu Mary Baker Eddy. Ia ketika itu mengalami kecelakaan yang berakibat dirinya sakit parah. Sehingga dokter memvonis ia tidak akan
sembuh dari sakitnya. Dalam keadaan sakit parah ia bangkit dan membuka Alkitab. Seluruh hidupnya ia pasrahkan kepada Tuhan. Ia selalu berdoa dengan
82
Wawancara Pribadi dengan Sri Umiyati.
83
BENTARA CHRISTIAN SCIENCE. Triwulan II, 2005 edisi Indonesia
84
Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya.
keyakinan bahwa Allah tidaklah memberikan sakit pada manusia, sakit bukanlah dari Tuhan, ia berusaha mencari pengertian yang benar tentang Tuhan.
85
Dengan kegigihannya yang luar biasa, penyakit Mary Baker Eddy akhirnya berangsur-angsur hilang. Karena kesembuhan yang dialaminya itu ia bertambah
yakin bahwa semua permasalahan dapat di atasi dengan ‘Doa Kristiani ‘.
86
Mary Baker Eddy mengatakan, “penyakit selalu diakibatkan oleh suatu paham yang salah, yang diberi tumpangan di dalam pikiran dan tidak
dimusnahkan. Penyakit adalah suatu gambar pikiran yang dinyatakan secara lahir. Keadaan mental itu disebut suatu keadaan kebendaan”.
87
Kalimat terakhir berarti bahwa apa yang sebagian orang sebut keadaan jasmaniah seseorang sebenarnya
adalah cerminan suatu keadaan mental. Jika seseorang menerima bahwa sakit adalah gambaran dari pikiran, maka jasmaninya mengalami apa yang ada dalam
pikirannya tersebut. Maka untuk kesembuhan jasmaninya dia harus mencerminkan pikiran-pikiran Allah yaitu kecerdasan Budi Ilahi.
Umat Christian Science berkeyakinan bahwa doa yang benar berdasarkan kemahakuasaan yang tidak berhingga, menangkal dan merintangi semua
kepercayaan palsu kepada kekuasaan yang kebendaan. Ron Ballard Seorang penyembuh rohaniah dan guru Christian Science
dari Ashland, Oregon, Amerika Serikat.
88
berpendapat bahwa, Fakta dasar dalam penyembuhan Christian Science adalah sebagai berikut:
85
Wawancara Pribadi dengan Musa Natawiyogya.
86
Wawancara Pribadi dengan Musa Natawyogya.
87
BENTARA CHRISTIAN SCIENCE. Triwulan II, 2005, edisi Indonesia.
88
BENTARA CHRISTIAN SCIENCE, Triwulan III, 2005, edisi Indonesia, h. 6.
• Allah ada dimana-mana; kita tidak pernah berada di luar penjagaan dan penguasaan-Nya yang cerdas.
• Allah itu baik dan karenanya hanya menyatakan kebaikan dalam ciptaan- Nya.
• Jatidiri yang sejati bersifat rohaniah, dan pasien “tidak tersusun dari otak, darah, tulang, dan anasir, kebendaan lainnya.
• Pengakuan akan kekuasaan ilahi memusnahkan ketakutan dan
menyembuhkan dengan sempurna • Tidak seorangpun dapat kehilangan kemampuan untuk disembuhkan,
apapun yang nampak secara jasmaniah. Dan setiap orang dapat tanggap terhadap kebenaran tentang jatidiri rohaniahnya.
Dari keterangan di atas Penulis mencoba menganalisis bahwa doa menurut Christian Science mempunyai fungsi sebagai alat penyembuhan segala macam
penyakit rohani maupun jasmani. Mereka begitu percaya bahwa penyakit dapat di atasi dengan doa. Melakukan doa disini yaitu mereka selalu berusaha mencari
pengertian yang benar tentang Allah. Bilamana mereka sudah mendapatkan kebenaran tentang Allah maka dengan sendirinya penyakit yang diderita hilang
dengan sendirinya. Sama halnya dengan Christian Science, dalam Islampun ada istilah ‘fadhilah
doa’. Umat Islam sangat percaya bahwa doa dapat menyembuhkan segala penyakit. Maka tidak heran dalam kalangan umat Islam, khususnya di Indonesia
banyak yang berobat kepada Thabib, Ustadz atau Kyiai yang menjalankan praktek pengobatan dengan metode doa, dzikir, tahlil dan sebagainya.
Doa penyembuhan dalam Gereja Christian dan Fadilah Doa dalam Islam sekilas mempunyai kemiripan, akan tetapi keduanya memiliki konsep yang
berbeda. Perbedaan konsep tersebut sebaiknya disikapi dengan bijaksana. Karena harus kita sadari bahwa manusia terlahir dalam perbedaan.
B. Doa Sebagai Kekuatan Moral dan Perisai Diri