34 2
Reaksi kognitif, yaitu ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruh terhadap kemampuan berpikir jernihsehingga mengganggu dalam
memecahkan masalah dan mengatasi tuntutan lingkungan sekitarnya. 3
Reaksi fisiologis, yaitu reaksi yang ditampilkan oleh tubuh terhadap sumber ketakutan dan kekhawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan sistem
syaraf yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh sehingga timbul reaksi dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas bergerak
lebih cepat, dan tekanan darah meningkat. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa yang menjadi aspek pada kecemasan ialah fisik, psikis, dan perilaku.
c. Jenis-jenis Kecemasan
Dalam Yustinus Semium 2006 : 334-335, Freud menyebutkan bahwa kecemasan dibagi menjadi tiga macam, antara lain :
1 Kecemasan Objektif
Suatu kecemasan yang disebabkan oleh ancaman-ancaman dari dunia eksternal seperti penyakit, masalah keuangan, dan kegagalan. Selain itu
kecemasan ini juga dapat mengakibatkan perasaan tidak senang yang hebat. Kecemasan objektif ini disebut juga dengan kecemasan realitas.
2 Kecemasan Moral
Kecemasan ini disebabkan oleh konflik internal terhadap ungkapan impuls-
impuls “id”. Menurut Freud konflik dan kecemasan terjadi apabila “id” mencari pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhannya, tetapi
dihalangi oleh “ego” dan “super ego”. Misalnya, seorang pemuda ingin
35 bersetubuh dengan wanita yang menjadi pacarnya, tetapi perbuatan yang
demikian tidak dapat diterima oleh “super ego”, dan konflik tersebut mengakibatkan kecemasan. Sehingga kecemasan yang disebabkan oleh
ketakutan akan dihukum oleh super ego disebut juga sebagai kecemasan moral. Selain itu, Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, 2009 : 54
kecemasan moral merupakan rasa takut kepada hati, individu yang super egonya berkembang dengan baik cenderung merasa bersalah jika mereka
melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma moral di mana individu tersebut dibesarkan.
3 Kecemasan Neruotik
Kecemasan ini disebabkan karena “super ego” tidak efektif dalam mengekang “ego” dan akan terjadi tingkah laku yang tidak dapat
diterima. Disamping itu, Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, 2009 : 54 kecemasan neurotik merupakan rasa takut apabila insting-
insting akan dilepas dari kendali dan menyebabkan individu berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum. Kecemasan neurotik bukanlah
ketakutan terhadap insting-insting itu sendiri, melainkan ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika suatu insting dipuaskan.
Selain itu, menurut Spilberger Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra, 2009 : 53-54 menjelaskan bahwa terdapat dua jenis dari
kecemasan, antara lain : 1
Kecemasan sebagai suatu trait trait anxiety Yaitu kecenderungan pada diri seseorang untuk merasa terancam oleh
sejumlah kondisi yang sebenarnya tidak bahaya. Kecemasan dalam
36 katagori ini lebih disebabkan karena kepribadian individu tersebut
memang mempunyai potensi cemas dibandingkan dengan individu lain. 2
Kecemasan sebagai suatu keadaan state anxiety Yaitu keadaan dan kondisi emosional sementara pada diri individu yang
ditandai dengan perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan dengan sadar dan bersifat subjektif, serta meningginya aktivitas sistem syaraf
otonom sebagai suatu keadaan yang berhubungan dengan situasi-situasi lingkungan khusus.
d. Tingkat Kecemasan