14
3. Syarat dalam Pernikahan
Sebuah pernikahan tidaklah hanya mencakup calon pengantin pria maupun calon pengantin wanita. Pada prinsipnya, pernikahan yang sah dapat terjadi
apabila syarat-syarat yang diperlukan sudah terpenuhi, baik itu persyaratan
umum maupun persyaratan khusus.
Bimo Walgito 2004 : 23-26 menjelaskan bahwa dalam pernikahan
diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu antara lain :
a. Persyaratan umum
Merupakan persyaratan yang mutlak atau yang harus ada dalam perkawinan dan lebih berkaitan dengan persyaratan yang formal.
Seperti yang tercantum dalam UU Perkawinan dalam Bab II yaitu mengenai syarat-syarat perkawinan, pasal 7, berbunyi :
1 Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19
tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. 2
Dalam hal penyimpangan terhadap ayat 1 pasal ini dapat meminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh
kedua orang tua pria maupun pihak wanita. 3
Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua orang tua tersebut dalam pasal 6 ayat 3 dan 4 Undang-undang ini,
berlaku juga dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat 2 pasal ini dengan tidak mengurangi yang dimaksud dalam pasal 6 ayat 6.
Iih. Wantjik Saleh, 1976
15 Masih banyak lagi persyaratan umum lainnya yang harus dipenuhi
untuk melangsungkan pernikahan yaitu tercantum dalam pasal 6 sampai dengan pasal 12 dari Undang-Undang Perkawinan.
Jadi, dalam UU No.1 Tahun 1974 Pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai umur 19
sembilan belas tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 enam belas tahun. Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Agama No.11
Tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah Bab IV pasal 8 menyatakan bahwa apabila seorang calon suami belum mencapai umur 19 sembilan
belas tahun dan seorang calon isteri belum mencapai 16 enam belas tahun, harus mendapat dispensasi dalam pengadilan.
b. Persyaratan khusus
Merupakan persyaratan yang bersifat pribadi karena masing- masing individu yang mencari calon pasangannya mengajukan
persyaratan-persyaratan tertentu bagi masing-masing yang dipandang sesuai dengan yang bersangkutan. Selain itu, masing-masing individu
akan berbeda persyaratan yang diminta dengan individu yang lain. Dengan demikian persyaratan khusus atau pribadi itu dapat sangat
bervariasi satu dengan yang lainnya. Adapun persyaratan-persyaratan khusus atau pribadi dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan,
diantaranya yaitu yang menyangkut segi : 1
Kejasmanian, misalnya tinggi badan, berat badan, umur, warna kulit, atau aspek fisiologis.
16 2
Segi psikologis, misalnya setia, jujur, ramah, sayang keluarga, terbuka.
3 Segi sosial, misalnya sarjana, karyawati, jejaka, gadis, janda.
4 Segi agama, misalnya Islam, Katolik, dan sebagainya.
Selain itu, Happy Susanto 2007:14 juga menyebutkan syarat-syarat umum yang menentukan sah atau tidaknya sebuah pernikahan yakni sebagai
berikut : a.
Mempelai perempuan halal dinikahi oleh laki-laki yang akan menjadi suaminya
b. Dihadiri dua orang saksi-saksi
c. Ada wali mempelai perempuan yang yang melakukan akad pernikahan
Ahmad Ahzar Basyir, 2004:31 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas mengenai persyaratan pernikahan,
peneliti menarik kesimpulan yakni sebelum melangsungkan suatu hubungan dalam ikatan pernikahan tentulah diperlukan syarat-syarat tertentu baik
persyaratan umum maupun persyaratan khusus. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pernikahan yaitu kedua mempelai yang telah diperbolehkan
dalam hukum untuk melangsungkan pernikahan, wali nikah, serta saksi-saksi.
B. Keperawanan dalam Pernikahan