digunakan untuk menyebut dimensi diganti oleh istilah yang disebut faset karena elemen-elemen disposisi rasa syukur berdiri sebagai sebuah kesatuan dan muncul
secara bersama-sama. Faset dari disposisi rasa syukur antara lain: intensity, frequency, span, dan density.
Menurut Emmons dan McCullough 2003 dengan bersyukur tidak hanya menunjukkan keadaan mental yang lebih positif seperti antusias, tekun, dan
penuh perhatian, tetapi juga lebih murah hati, peduli, dan membantu orang lain. Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
rasa syukur adalah kualitas dan kondisi berterima kasih yang membawa kebaikan bagi setiap orang yang senantiasa mengamalkannya serta dianggap sebagai
anugerah tertinggi dari Tuhan kepada setiap umat manusia yang bernilai fundamental untuk kehidupan seseorang agar senantiasa lebih baik. Rasa syukur
juga menimbulkan keinginan untuk membantu orang lain yang kesusahan, perasaan takjub, berterima kasih dan apresiasi untuk kehidupan. Rasa syukur
memiliki korelasi yang kuat dengan kesejahteraan psikologis.
2. Aspek-aspek Rasa Syukur
Fiztgerald 1998 mengidentifikasi aspek- aspek dari rasa syukur, yaitu : a.
A Warm Sense of Appreciation for somebody or something Penilaian yang positif dan penghargaan terhadap seseorang atau sesuatu
meliputi perasaan cinta dan kasih sayang.
b. A Sense of Goodwill toward that person or thing
Kehendak yang baik goodwill yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu, meliputi keinginan untuk membantu orang lain yang kesusahan
dan keinginan untuk berbagi. c.
A Disposition to Act that flows from appreciation and goodwill Kecenderungan untuk bertindak positif dengan memberi penilaian positif,
penghargaan, dan berkehendak baik kepada orang lain, lingkungan dan Tuhan, meliputi intensi menolong orang lain, membalas kebaikan orang
lain, dan beribadah. McCullough, Emmons, dan Tsang 2002 menyatakan terdapat empat
elemen yang muncul bersamaan dengan munculnya rasa syukur yaitu: a.
Intensity: Kekuatan seseorang untuk merasakan perasaan rasa syukur. Individu yang memiliki disposisi rasa syukur yang baik akan merasakan
rasa syukur yang sifatnya lebih intens daripada individu dengan disposisi syukur yang rendah
b. Frequency: Seseorang dengan disposisi syukur yang baik akan lebih
merasa bersyukur setiap harinya dan dapat muncul walau hanya dari kebaikan orang lain yang sifatnya sederhana.
c. Span: Individu dengan disposisi rasa syukur akan merasa banyak bersyukur
terhadap berbagai hal dan aspek dalam hidupnya. Contohnya seseorang akan bersyukur atas kesehatan yang dia peroleh, keluarga yang dia miliki,
pekerjaan yang sedang dia lakukan dan kehidupannya sendiri. d.
Density: Mengacu kepada jumlah orang yang individu syukuri atas suatu manfaat positif yang individu dapatkan. Contohnya saat seseorang diterima
di sebuah perguruan tinggi bergengsi maka seseorang tersebut bersyukur atas anugerah dari Tuhan, dukungan dari orang tuanya, saudaranya, guru,
dan teman-temannya. Orang dengan disposisi syukur yang rendah mungkin hanya berterima kasih pada orang tuanya saja.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasa Syukur