19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Psychological Well-Being
1. Definisi Psychological Well-Being
Menurut Ryff 1989, psychological well-being adalah kondisi dimana seseorang memiliki kemampuan menerima diri sendiri maupun kehidupannya di
masa lalu, pengembangan diri, keyakinan bahwa hidupnya bermakna, memiliki tujuan, memiliki kualitas hubungan positif dengan orang lain, kapasitas untuk
mengatur kehidupan di lingkungan secara efektif dan kemampuan menentukan tindakan sendiri. Ryff 1989 merumuskan teori psychological well-being pada
konsep kriteria kesehatan mental yang positif. Ryan dan Deci dalam Singh, Mohan, Anasseri, 2012 menyatakan
bahwa psychological well-being adalah sebuah konstruksi yang berkaitan dengan berfungsinya seseorang secara optimal dan positif. Ryff dalam Papalia, Olds
Feldman, 2009 mendasari cakupan psychological well-being berdasarkan cakupan teori para ahli seperti Erikson hingga Maslow, lalu berdasarkan cakupan
tersebut mengembangkan sebuah model baru yang mencakup enam aspek untuk mengukur psychological well-being. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Ryff
dan Keyes 1995 terhadap studi-studi mengenai psychological well being, Ryff dan Keyes berusaha mengajukan konsep psychological well-being yang bersifat
multidimensional yaitu, konsep yang mengupas enam aspek tentang aktualisasi
diri manusia yang terdiri dari kemandirian, pertumbuhan pribadi, penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, dan hubungan yang positif.
Deskripsi orang yang memiliki psychological well-being yang baik adalah orang yang mampu merealisasikan potensi dirinya secara kontinyu, mampu
membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain, memiliki kemandirian terhadap tekanan sosial, maupun menerima diri apa adanya, memiliki arti dalam
hidup, serta mampu mengontrol lingkungan eksternal Papalia, dkk 2009. Berdasarkan definisi yang sudah dipaparkan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa psychological well-being adalah sebuah konsep tentang kriteria kesehatan mental untuk menggambarkan seseorang yang mampu
berfungsi secara optimal dan positif, yang ditunjukkan melalui evaluasi-evaluasi pengalaman hidup dimana hal tersebut dipengaruhi oleh berfungsinya fungsi
psikologis secara positif seperti, penerimaan diri, mampu membuat hubungan yang hangat dengan orang lain, memiliki kemandirian dalam mengatur
kehidupan, mampu mengontrol dan menguasai lingkungan eksternal, memiliki tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi.
2. Aspek-aspek Psychological well-being