Erfahrung merujuk pengalaman yang bersifat dunia fisik, artinya pengalaman
yang dimaksud hanya hidup sehari-hari tidak dapat seluruhnya disebut pengalaman yang hidup Hardiman, 2015: 55, misalnya saat seseorang makan di
restauran yang mewah dan masakan yang dibuat oleh chef yang terkenal. Hal itu hanya bersifat sesaat dan tidak mempengaruhi kehidupan seseorang tersebut
secara keseluruhan hidupnya.
2. Konsep Ausdruck
Ekspresi selalu dikaitkan dengan perasaan manusia. Akan tetapi menurut Dilthey, ekspresi bukanlah pembentukan perasaan seseorang namun lebih sebuah
“ekspresi hidup”; sebuah “ekspresi” yang mengacu pada ide, hukum, bentuk sosial, bahasa ataupun segala suatu yang merefleksikan produk kehidupan dalam
manusia. Ekspresi bukanlah simbol perasaan Palmer, 2005: 126. “Hasil ekspresi-ekspresi ini kemudian dijadikan objek penelitian dalam
Geisteswissenschaften . Dilthey membedakan dua kelompok ekpresi atau
ungkapan kehidupan. yang pertama adalah ide, takni konsep, penilaian dan susunan-susunan pemikiran lainnya, sedangkan yang kedua adalah
tindakan. Ada hal ketiga, disebut Erlebnisausdrücke atau “ungkapan
pengha yatan” Hardiman, 2015: 85-86.
Mengenai tiga aspek dalam Ausdruck tersebut, Poespoprodjo 2004: 43
menjelaskan bahwa Dilthey membedakan Ausdruck menjadi tiga macam yaitu, 1 ekspresi yang termasuk dalam macam ini adalah segala yang mengungkapkan ide-
ide, konstruksi-konstruksi pikiran yang isinya tetap identik dalam kaitan manapun juga, seperti tanda lampu merah dalam lalu lintas, rumus-rumus aljabar, dan
tanda-tanda yang muncul berdasarkan penjanjian, adalah konvensi semanata. 2 Ekspresi kedua meliputi tingkah laku manusia dalam mewujudkan maksudnya,
manusia melangsungkan tingkah laku. Dan lewat tingkah lakunya, dapat
dimengerti maksudnya. Suatu tingkah laku sering jeas maksudnya, tetapi bilamana menghadapi suatu rangkaian tingkah laku yang panjang seperti karir
seseorang sarjana, masalahnya akan sulit. 3 Ekspresi ketiga disebut Dilthey dengan Erlebnisausdrücke, yaitu ungkapan jiwa yang terjadi secara spontan,
seperti decak kagum, senyum, takut, sedih, tertawa, memelototkan mata karena marah, garuk-garuk kepala, dan sebagainya.
Membahas mengenai konsep Ausdruck atau ekspresi dalam hermeneutik Dilthey, ekspresi atau ungkapan yang akan kita bahas adalah ungkapan
pengahayatan Goethe secara khusus dalam puisi Dichter dan Anklage dalam kumpulan puisi WöD yang menggambarkan ekspresi Goethe terhadap Hafis.
Ekspresi kekaguman dan kecintaan Goethe terhadap Hafis yang menjadikan Goethe seorang Orientalis. Kemudian secara umum kumpulan puisi WöD
berisikan ungkapan penghayatannya Goethe mengenai dunia barat dan timur, mengenai Islam, mengenai Tuhan yang teinspirasi oleh Hafis.
3. Konsep Verstehen