ungkapan yang diekspresikan oleh Goethe dalam Puisi Dichter untuk kemudian dimaknai peneliti. Namun demikian dalam konsep Verstehen ini sikap peneliti
diharuskan untuk mengambil bagian dunia mental orang lain, artinya berusaha mengungkapkan apa yang benar-benar dirasakan oleh penulis.
Oleh karena itu, dalam konsep Verstehen berisi mengenai pemahaman dan pemaknaan terhadap penggabungan konsep Erlebnis dan Ausdruck yang ada pada
puisi Dichter dan Anklage. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Konsep Verstehen yang Terdapat dalam Puisi Dichter Karya Johann
Wolfgang von Goethe
Dalam konsep Ausdruck sebelumnya, puisi Dichter diinterpretasikan per Zeile
atau baris. Akan tetapi dalam konsep Vestehen ini penjabaran mengenai hal tersebut dituliskan secara umum dalam satu bait, karena puisi Dichter merupakan
puisi yang hanya terdiri dari satu bait. Oleh karena itu konsep Ausdruck akan diambil kesimpulan secara umum yang dikaitkan pula dengan konsep Erlebnis.
Berdasarkan kesimpulan konsep Erlebnis, WöD bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk pemikiran yang diungkapkan oleh Ich Aku atau penyair sendiri
yakni Goethe. WöD dibuat oleh sang penyair yaitu Goethe sendiri saat masa tuanya. Namun demikian usaha sebelum terciptanya WöD terjadi jauh sebelum
itu, di mana Goethe mengenal pertama kali karya sastra yang bertemakan budaya timur adalah ketika ia menterjemahkan puisi Moallakat karya William Jones yang
berisi 7 puisi Arab yang terbit di London tahun 1783. Kemudian berlanjut dengan mempelajari dan menterjemahkan berbagai karya sastra, literatur ataupun catatan
perjalanan dari berbagai tokoh. Baru kemudian pada tahun 1814 Goethe mengenal
terjemahan lengkap dari Diwan Hafis. terjemahan tersebut merupakan karya dari Joseph von Hammer Purgstall, seorang orientalis Austria.
Tak hanya karya dari sastrawan barat saja, karya-karya sastra penyair terkenal Iran seperti karya dari
Sa’adi, Jami, Attar, dan lain-lain juga ia pelajari. Barulah pada tahun 1819 WöD terbit. Terkait dengan peneltian puisi Dichter,
secara khusus dalam puisi ini Ich aku ingin mengungkapkan pemikirannya mengenai Hafis, mengenai kekagumannya kepada penyair Persia yang mengubah
pandangan Ich aku atau penyair sendiri mengenai budaya timur khususnya karya sastra yang selama ini dianggap tidak mempunyai daya tarik. Melalui Puisi
Dichter , Ich aku mengungkapkan kekagumannya atas karya Hafis, yang mampu
membuatnya merasakan kekaguman yang luar biasa. Bahkan Goethe menganggap bahwa Hafis merupakan ‘kembaran’ dari dirinya. Ia mengatakan dalam puisi
Dichter, Und so gleich ich dir vollkommen Aku sepenuhnya sama saja
denganmu. Maksud dari kalimat tersebut adalah kedekatan yang dirasakan Goethe terhadap Hafis melalui karya-karyanya membuatnya merasa bahwa Hafis
s eperti ‘kembaran’ baginya, Meskipun baik jarak dan waktu yang tidak pernah
dipertemukan. Dalam buku hariannya Goethe menulis via Behjat, 2005: 5, “before, i had read some translations of this precious poet’s poetry in the
journals and i had not grasped the matter; but, at present, after reading the whole of his poems, I become touched by them in such a manner that i
engaged to compose the poems in their response, because i could not endure against this magnificent phenomenon. These poems exerted a
strong and vivid influence on me. Their German translations were in front of me and I must have prepared the means that i can personally have a
share in the
m.” Sebelumnya, aku telah membaca beberapa terjemahan puisi ini dalam
jurnal-jurnal dan aku tidak memahami maksud dari puisi ini; tapi, saat ini, setelah aku membaca seluruh puisinya, aku menjadi tersentuh oleh puisi-
puisi tersebut seakan aku terikat untuk menulis puisi sebagai sebuah tanggapan akan puisi-puisi tersebut, karena aku tidak tahan terhadap
fenomena luar biasa ini. Puisi-puisi ini memberikan pengaruh yang kuat dan tajam kepada aku. Terjemahan bahasa Jerman puisi-puisi yang berada
di depanku dan aku merasa harus menyiapkan sarana yang secara pribadi aku bagi dengan mereka.
Perkataan Goethe tersebut menandakan bahwa karya Hafis membuatnya merasa bahwa dirinya harus memberikan sebuah “jawaban” atas perasaan yang ia
rasakan terhadap Diwan Hafis. Pada Zeile 6 terdapat frasa heiligen Bücher buku- buku yang berharga, frasa tersebut digunakan sebagai perumpamaan terhadap
Diwan Hafis. Ich aku mengungkapkan bahwa Diwan Hafis merupakan sebuah karya sastra yang sangat hebat baginya. Namun demikan kekaguman ich aku
terhadap Hafis bukan berarti tanpa sebuah tantangan atau kesulitan. Ia mengatakan suatu waktu pemahaman mengenai Hafis sangatlah sulit meskipun ia
merasa bahwa ia sangat memahami Hafis Behjat, 2005: 6. Hal ini Goethe ungkapkan pada Zeile terakhir Mit dem heitren Bild des
Glaubens Dengan gambaran kepercayaan yang menakutkanmenggembirakan.
Pada kalimat tersebut ich aku secara tidak langsung juga mengungkapkan apa yang ia alami. ich aku mengungkapkan bahwa mengenai kritikan yang ia alami
semasa hidupnya yang mengatasnamakan atau menggunakan alasan kepercayaan sebagai tameng mereka yang menyudutkan Goethe.
2. Konsep Verstehen yang Terdapat dalam Puisi Anklage Karya Johann