4. Stimulasi Kutaneus
Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri. Masase, mandi air hangat, kompres es, merupakan langkah-langkah sederhana dalam
upaya menurunkan persepsi nyeri. Teori Gate-Control mengatakan bahwa stimulasi kutaneus mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih
cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta A berdiameter kecil. Gerbang sinap mengatakan transmisi impuls nyeri. Meek 1993 mengatakan
bahwa sentuhan dan masase merupakan teknik integrasi sensori yang mempengaruhi aktivitas system saraf otonom. Apabila individu mempersepsikan sentuhan sebagai
stimulus untuk rileks, kemudian akan muncul respon relaksasi.
5. Relaksasi dan Teknik Imajinasi
Klien dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi-afektif dengan melakukan relaksasi dan teknik imajinasi. Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi dapat digunakan, saat
individu sehat atau sakit. Teknik relaksasi tersebut merupakan upaya pencegahan untuk membantu agar tubuh sehat kembali dan beregenerasi setiap hari dan merupakan
alternatif terhadap alkhohol. Merokok, atau makan berlebihan Asmadi, 2008
B. TINDAKAN TERAPI NYERI FARMAKOLOGIS
Beberapa agen farmakologis digunakan untuk menangani nyeri. Semua agen tersebut memerlukan resep dokter. Keputusan perawat, dalam menggunakan obat-obatan dan
penatalaksanaan klien yang menerima terapi farmakologis, membantu dalam upaya memastikan penanganan nyeri yang mungkin dilakukan.
1. Penatalaksanaan Nyeri Akut
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang menjalani pembedahan dan prosedur medis, dan kepada klien yang nerupakan korban akibat trauma.AHCPR
1992 telah menetapkan suatu bagan alur terapi nyeri untuk penanganan pascaoperasi. Pedoman yang diberikan juga diterapkan pada klien yang sedang dalam
proses pemulihan dari prosedur dan trauma medis yang menyakitkan. Pendekatan sistemik memungkinkan tenaga kesehatan berespon cepat terhadap ketidaknyamanan
yang klien alami. Tim perawatan kesehatan berkolaborasi untuk menemukan kombinasi terapi yang paling baik bagi klien.
Universitas Sumatera Utara
2. Analgesik
Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri. Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, perawat dan dokter masih
cenderung tidak melakukan upaya analgesik dalam penanganan nyeri karena informasi obat yang tidak benar, karena adanya kekhawatiran klien akan mengalami
ketagihan obat, cemas akan melakukan kesalahan dalam menggunakan anlgesik markotik, dan pemberian obat yang kurang dari yang diresepkan. Perawat harus
mengetahui obat-obatan yang tersedia untuk menghilangkan nyeri dan efek-efek farmakologi obat-obatan tersebut.
Ada tiga jenis analgesik, yaitu: a.
Non-narkotik dan obat antiinflamai nonsteroid NSAID Jenis ini umumnya untuk menghilangkan nyeri ringan dan sedang, seperti nyeri
yang terkait dengan artritis, prosedur pengobatan gigi, dan bedah minor. b.
Analgesik narkotik atau opiat Analgesik opiat atau narkotik umumnya diresepkan untuk nyeri yang sedang
sampai berat, seperti nyeri pascaoperasi dan nyeri maligna. c.
Obat tambahan adjuvan Adjuvan seperti seperti sedatif, anticemas, dan relaksan otot meningkatkan
control nyeri atau menghilangkan gejala lain yang terkait dengan nyeri, seperti depresi dan mual. Sedatif seringkali diresepkan untuk penderita nyeri kronik.
3. Analgesik Dikontrol Pasien
Klien menerima keuntungan, apabila ia mampu mengontrol terapi nyeri. Sistem pemberian metode yang aman untuk penatalaksanaan nyeri kanker, nyeri
pascaoperasi, dan nyeri traumatik. ADP merupakan pompa infus yang dapat dibawa diatur komputer, yang didalamnya terdapat ruang tempat spuit atau merupakan alat
khusus yang dirancang, seperti pengatur dosis yang menggunakan jam tangan yang diperlengkapi pengaturan dini pemberian obat dalam dosis kecil yang tidak melebihi
dosis yang dianjurkan.
Universitas Sumatera Utara
B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 2.3 Pengkajian
I. BIODATA IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 tahun
Agama : Kriaten
Pendidikan : SMA
Alamat : Dusun I kab. Labuhan Batu Utara
Tanggal Masuk RS : 30- 05-2014
No. Register :00927354
Ruangankamar : Ruang XIV Asoka II Wanita
Golongan darah :B
Tanggal Pengkajian : 02-06-2014 Tanggal operasi
: - Diagnosa Medis
: Gastritis
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluhkan rasa nyeri ulu hati, yang dialami sejak 1 bulan yang bersifat hilang timbul, tersa ditusuk-tusuk, disayat, disertai mual dan muntah
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A.
Provocative Palliative
1. Apa penyebabnya : Nyeri timbul secara tiba-tiba yang disebabkan karena
asam lambungnya naik 2.
Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan : Keadaan pasien membaik apabila diberi obat anti nyeri .
B. QuantityQuality
1. Bagaimana dirasakan : Pasien merasakan nyerinya tajam seperti ditusuk-
tusuk
C. Bagaimana dilihat:
Wajah pasien tampak pucat , khawatir akan penyakit yang dialaminya
Universitas Sumatera Utara
D. Region
1. Dimana lokasinya : di perut sebelah kiri bagian bawah
2. Apakah menyebar : Nyeri menyebar ke ulu hati
E. Severity : Keadaan ini mengganggu aktivitas pasien, pasien kehilangan peran
nya sebagai seorang ibu yang biasanya mengurus semua pekerjaan rumah kini menjadi sebaliknya pasien hanya bisa dibantu oleh anak dan keluarga
terdekatnya.
F. Time
: Keluhan ini dirasakan pasien jika pasien terlambat makan perut terasa
nyeri dan biasanya dirasakan ± 1 menit nyerinya hilang timbul dengan frekuensi 2-3 kali dalam sehari
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami : Pasien belum pernah mengalami hal ini, klien
mengalami ini baru dalam 1 bulan ini 2.
Pengobatantindakan yang dilakukan : tidak pernah 3.
Pernah dirawatdioperasi : Pasien tidak pernah dirawat dioperasi sebelumnya. 4.
Lama dirawat : Tidak pernah dirawat.
5. Alergi
: Pasien tidak memiliki alergi. 6.
Imunisasi : Lengkap
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orangtua
: Ibu pasien tidak memiliki riwayat penyakit. Ayah klien juga tidak memiliki riwayat penyakit serius.
B. Saudara kandung : Pasien memiliki lima saudara kandung.
Kelima saudara pasien tidak mengalami penyakit serius.
C. Penyakit keturunan yang ada : tidak ada penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang meninggal : Suami dari klien meninggal.
E. Penyebab meninggal : Sakit
Universitas Sumatera Utara
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
: Pasien mengatakan penyakitnya pasti sembuh.
B. Konsep diri :
− Gambaran diri : Pasien merasa tubuhnya tetap seperti biasa.
− Ideal diri : Pasien mengatakan malu karena aktivitasnya harus
selalu dibantu. − Harga diri
: Pasien merasa malu karena aktivitasnya harus selalu dibantu oleh anak-anaknya.
− Peran diri : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang kini
berperan menjadi seorang kepala keluarga semenjak meninggalnya suami pasien
− Identitas : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga
C. Keadaan emosi : Emosi pasien terkontrol dengan baik.
D. Hubungan sosial
− Orang yang berarti : orang yang berarti bagi pasien yaitu adalah anak- anaknya.
− Hubungan dengan keluarga :Pasien berhubungan baik dengan orangtua, anak dan cucunya.
− Hubungan dengan orang lain : Pasien berinteraksi dengan baik dengan orang lain, misalnya perawat.
− Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien tidak memiliki hambatan berhubungan dengan orang lain.
E. Spiritual
− Nilai dan keyakinan : Pasien mau berdoa agar penyakitnya sembuh. − Kegiatan ibadah
: Pasien tidak melakukan kegiatan ibadah selain berdoa di tempat tidur
VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum
: Pasien tampak lemas berbaring di tempat tidur
B. Tanda-tanda vital
− Suhu tubuh : 37, 6
o
C − Tekanan darah
: 12080 mmHg − Nadi
: 80 kali menit
Universitas Sumatera Utara
− Pernafasan : 20 kali menit
− Skala nyeri : 6
− TB : 155cm
− BB : 60kg
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan Rambut
- Bentuk
: simetris
- Ubun-ubun
: normal
- Kulit Kepala
: kurang bersih. Rambut
- Penyebaran rambut
: Rambut lebat dan tersebar merata -
Bau : Tidak berbau
- Warna kulit
: Sawo matang.
Wajah
- Warna kulit
: Coklat
-
Struktur wajah : Simetris Mata
-
Kelengkapan dan kesimetrisan : Jumlah lengkap dan simetris
- Palpebra
: Tidak ada kelainan
- Konjungtiva dan sklera
: Tidak pucat. tidak ikterik
- Pupil
: diameter pupil normal, respon terhadap
cahaya baik.
- Cornea dan iris
: cornea tidak ada kelainan, iris berwarna
coklat.
- Visus
: tidak dilakukan pemeriksaan visus
- Tekanan bola mata
: tidak dilakukan pemeriksaan . Hidung
-
Tulang hidung dan posisi septum nasi : letak normal di medial.
- Lubang hidung
: lubang hidung lengkap dan bersih.
- Cuping hidung
: cuping hidung normal. Telinga
- Bentuk telinga
: bentuk normal.
- Ukuran telinga
: ukuran telinga normal.
Universitas Sumatera Utara
- Lubang telinga
: lubang telinga bersih.
-
Ketajaman pendengaran : dapat mendengar dengan baik.
Mulut dan faring
- Keadaan bibir
: bentuk bibir normal, lembab.
-
Keadaan gusi dan gigi : gusi dan gigi terlihat bersih.
- Keadaan lidah
: lidah bersih. Leher
- Posisi trachea
: Posisi trachea normal di medial.
- Thyroid
: Tidak ada tampak kelainan.
- Suara
: suara bersih dan jelas.
- Kelenjar limfe
: Tidak ada tampak pembengkakan.
- Vena jugularis
:Tidak ada tampak pembesaran vena jugularis.
- Denyut nadi karotis
: Denyut teraba normal.
Pemeriksaan integument -
Kebersihan : Kulit bersih
- Kehangatan
: Kulit hangat -
Warna : Sawo Matang
- Turgor
: kembali 1 detik -
Kelembaban : Lembab
- Kelainan pada kulit
: tidak ada kelainan pada kulit.
Pemeriksaan thoraks dada
- Inspeksi thoraks
:Thoraks simetri, tidak ada kelainan bentuk.
- Pernafasan
:Frekuensi 20xmenit, irama reguler.
-
Tanda kesulit bernafas :Tidak ada kesulitan bernafas, Pemeriksaan paru
-
Palpasi getaran suara :Terasa simetris kanan dan kiri
- Perkusi
:Sonor
- Auskultasi
:Vesikuler Pemeriksaan jantung
-
Inspeksi : Tidak tampak kelainan, atau pembesaran
- Palpasi
: Tidak teraba pembesaran.
- Perkusi
: Dullnes
Universitas Sumatera Utara
- Auskultasi
: Denyut jantung terdengar normal, 80xmenit Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi
: Abdomen simetris
- Palpasi
: Abdomen teraba soepel, tidak ada distensi.
- Perkusi
: Tympani
- Auskultasi
: Terdengar suara peristaltic normal Pemeriksaan kelamin
: Tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan musculoskeletal :Kekuatan otot normal, simetris kanan dan kiri,
tidak ada oedem.
Pemeriksaan neurologi :Tidak dilakukan pemeriksaan khusus secara
keseluruhan terlihat normal.
Fungsi motorik
: Fungsi motorik normal.
Fungsi sensorik : Fungsi sensorik normal, dapat mengidentifikasi
sentuhan dengan baik.
Refleks : Semua refleks normal.
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan : 3 kali hari.
- Nafsu makan
: selera makan. -
Nyeri ulu hati : ada nyeri ulu hati
- Alergi
: tidak ada alergi. -
Mual dan muntah : Pasien mengalami muntah sebelum dibawa ke rumah sakit.
- Waktu pemberian makan
: pagi 07.00, siang 12.00, malam 18.00 -
Jumlah dan jenis makan :
Rata-rata setengah piring, jenis
makanan yaitu makanan lunak -
Waktu pemberian cairanminum : setiap pasien haus. -
Masalah makan dan minum : Pasien tidak mengalami masalah
2. Perawatan diri
- Kebersihan tubuh
:kebersihan tubuh terpenuhi karena klien dibantu anaknya untuk mandi.
- Kebersihan gigi dan mulut
: gigi dan mulut tampak bersih. -
Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku tampak bersih.
Universitas Sumatera Utara
3. Pola kegiatan