A. TINDAKAN NYERI NONFARMAKOLOGIS
Ada sejumlah terapi nonfarmakologis yang mengurangi resepsi dan persepsi nyeri dan dapat digunakan pada keadaan perawatan nyeri akut. Tindakan nonfarmakologis mencakup
intervensi perilaku-kognitif dan penggunaan agen-agen fisik. Tujuan intervensi perilaku- kognitif adalah mengubah persepsi klien tentang nyeri, mengubah perilaku nyeri, dan
memberi klien rasa pengendalian yang lebih besar. Agens-agens fisik bertujuan memberi rasa nyaman, memperbaiki disfungsi fisik, mengubah respons fisiologis, dan mengurangi rasa
takut yang terkait dengan imobilisasi. Beberapa tindakan nonfarmakologis yaitu:
1. Distraksi
Sistem aktivasi retikular menghambat stimulus yang menyakitkan jika sesorang menerima masukan sensori yang cukup ataupun berlebihan. Stimulus sensori yang
menyenangkan menyebabkan pelepasan endorphin. Individu yang merasa bosan atau diisolasi hanya memikirkan nyeri tersebut dengan lebih akut. Distraksi mengalihkan
perhatian klien ke hal yang lain dan dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Namun, distraksi bekerja
memberi pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang singkat, untuk mengatasi nyeri intensif hanya berlangsung beberapa menit, misalnya selama pelaksanaan prosedur
invasif atau saat menunggu kerja analgesik.
2. Hipnosis Diri
Hipnosis dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif. Suatu pendekatan holistik, hipnosis-diri menggunakan sugesti-diri dan kesan tentang
perasaan yang rileks dengan menggunakan berbagai ide pikiran dan kemudian kondisi- kondisi yang menghasilkan respons tertentu bagi mereka Edelman dan Mandel, 1994.
Hipnosis-diri sama dengan melamun. Konsentrasi yang intensif mengurangi ketakutan dan stress karena individu berkonsentrasi hanya pada satu pikiran.
3. Mengurangi Persepsi Nyeri
Salah satu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman ialah mencegah stimulus nyeri. Hal ini terutama penting bagi klien imobilisasi atau tidak mampu merasakan
sensasi ketidaknyamanan. Nyeri juga dapat diatasi dengan mengantisipasi kejadian yang menyakitkan. Upaya ini hanya membutuhkan suatu pertimbangan sederhana tentang rasa
tidak nyaman yang klien alami dan sedikit waktu ekstra dalam upaya menghindari situasi yang menyebabkan nyeri. Misalnya, klien yang mengalami artritis lutut, maka perawat
terlebih dulu memastikan adanya tempat duduk yang tinggi di kamar mandi untuk menghindari fleksi ekstrem lutut.Hal ini dapat meminimalkan rasa tidak nyaman.
Universitas Sumatera Utara
4. Stimulasi Kutaneus
Stimulasi kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri. Masase, mandi air hangat, kompres es, merupakan langkah-langkah sederhana dalam
upaya menurunkan persepsi nyeri. Teori Gate-Control mengatakan bahwa stimulasi kutaneus mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih
cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta A berdiameter kecil. Gerbang sinap mengatakan transmisi impuls nyeri. Meek 1993 mengatakan
bahwa sentuhan dan masase merupakan teknik integrasi sensori yang mempengaruhi aktivitas system saraf otonom. Apabila individu mempersepsikan sentuhan sebagai
stimulus untuk rileks, kemudian akan muncul respon relaksasi.
5. Relaksasi dan Teknik Imajinasi