2.1.2 Sifat Nyeri
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual.
Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik danatau mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang individu Mahon,
1994. Menurut McCaffery 1980 : ”nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri.”
Mahon menemukan empat atribut pasti untuk pengalaman nyeri, yaitu: nyeri bersifat individu, tidak menyenangkan, merupakan suatu kekuatan yang mendominasi dan bersifat
tidak berkesudahan Mahon 1994. Nyeri melelahkan dan menuntut energi seseorang. Nyeri dapat menganggu hubungan personal dan mempengaruhi makna kehidupan
Mahon, 1994. Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, seperti dengan menggunakan sinar- X atau pemeriksaan darah. Walaupun tipe nyeri tertentu menimbulkan tanda dan gejala yang
dapat diprediksi, seringkali perawat hanya mengkaji nyeri dengan mengacu pada kata-kata dan perilaku klien. Hanya klien yang mengetahui apakah terdapat nyeri dan seperti apa nyeri
tersebut. Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi nyeri.
Apabila seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan berubah. Misalnya, seseorang yang kakinya terkilir menghindari aktivitas mengangkat barang yang memberi beban penuh
pada kakinya untuk mencegah cedera lebih lanjut. Nyeri merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan, yang harus menjadi pertimbangan utama keperawatan saat
mengkaji nyeri Clancy dan McVicar, 1992. Nyeri mengarah pada penyebab ketidakmampuan. Seiring dengan peningkatan usia
harapan hidup, lebih banyak orang mengalami penyakit kronik, dengan nyeri merupakan suatu gejala yang umum.
2.1.3 Fisiologi Nyeri
Nyeri
selalu di kaitkan dengan adanya stimulusrangsang nyeri dan receptor. Reseptor yang di maksud adalah nosiceptor,yaitu ujung-ujung saraf bebas pada kulit yang
berespon terhadap stimulus yang kuat. Munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus nyeri. Stimulu-stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat kimia, panas, listrik serta mekanik
Prasetyo, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan akibat benturan,gesekan,ataupun luka. Trauma termis menimbulkan nyeri karena
ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas,dingin. Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau kerusakan jaringan
yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan,jepitan,atau metastase. Nyeri pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan
atau terjepit oleh pembengkakan. Dapat disimpulkan bahwa nyeri yang disebabkan oleh faktor fisik berkaitan dengan
terganggunya serabut saraf reseptor nyeri. Serabut saraf ini terletak dan tersebar pada lapisan kulit dan pada jaringan tertentu.
Nyeri yang disebabkan faktor psikologis merupakan nyeri yang dirasakan bukan karena penyebab organik, melainkanakibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik
Asmadi, 2008.
2.1.4 Klasifikasi Nyeri