Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara

61

b. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara

1. Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara. Kelancaran pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tidak terlepas dari partisipasi semua pihak yang ada dalam lingkungan sekolah. Pihak-pihak tersebut sudah memiliki perannya masing-masing dalam upaya kelancaran pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR. Hal ini disampaikan langsung oleh R pada wawancara yang dilakukan peneliti. Argumen tersebut sebagai berikut: ”Semua. Yang telibat utama pembina, kalau kegiatan ini yang terlibat pihak sekolah terutama guru-guru, kepala sekolah yang memberikan keputusan, terus keuangan ketika mau mengeluarkan dana tetap ada koordinasi, ini bisanya hanya segini jatahnya bagaimana caranya harus cukup. Inikan istilah semua pihak terlibat, ada dari guru, kepala sekolah, keuangan. Kalau guru kelas kaitannya komunikasi dengan jadwal mengajar.” CW1,08032016 Hal ini juga didukung oleh pendapat N yang mengatakan bahwa : “Disini semua. siswa kan disuruh memilih, kegiatan dihari sabtu kebetulan ada Takraw, ada pencak silat, ada PMR. Jadi anak-anak memilih ekstra yang disukainya. Kemudian nanti untuk guru itu pelatih itu kan sudah ada izin dari kepala sekolah, guru juga sudah mengizinkan kemudian ada beberapa guru yang ditunjuk. Kalau peserta ekstra Cuma siswa yang memilih ekstra disitu. Peneliti : Pihak-pihak lain seperti dari Dinas dan PMI juga termasuk? Iya dari PMI jelas, kita kan juga harus ada izin dari PMI, istilahnya koordinasi jelas harus ada. ... Jadi kalau misalnya kalau yang hubungannya sama musik kita juga sama pak guru musiknya kita koordinasi dengan pak S”. CW2,10032016 Sedangkan pendapat D tentang pihak yang terlibat dalam upaya kelancaran ekstrakurikuler PMR adalah sebagai berikut: “Yang terlibat pasti semua. Cuma yang bertanggung jawab penuh itu pembina PMR yang saat ini adalah guru bagian olahraga. Karena guru yang membidangi olahraga itu secara tidak langsung itu dia mengampu UKS. Jadi guru olahraga itu bertanggung jawab penuh terhadap UKS. PMR karena banyak menangani tentang kesehatan juga, pembinanya jadi dari guru 62 olahraga. wali kelasnya juga sangat mendukung, kalau ada kegiatan-kegiatan PMR juga mau turun tangan. Orang tua siswa juga aktif banget, banyak itu foto-foto kegiatan termasuk kemarin kita mengadakan pelantikan di Bonbin, tahun kemarin 2015 kita mengadakan donor darah yang pertama tempatnya di UIN kan setelah selesai kan kita dapat voucher masuk gratis Bonbin itu orang tua mendukung sekali. Jadi selama ini apa yang dibutuhkan anak-anak PMR, orang tua sangat welcome enggak ada masalah sama orang tua malahan mereka sangat mendukung. Apalagi saat anaknya dijadikan kepanitiaan waktu itu. Anggaran sama orang tua gampang. Malahan kalau anaknya enggak ikut, “kog ada kegiatan PMR anak kami kog enggak dilibatkan, kog anak ka mi enggak diajak?” CW3,05042016 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diperoleh kesimpulan dengan menggunakan trianggulasi sumber bahwa Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR di SD Negeri Bhayangkara adalah semua dewan sekolah. Dewan sekolah tersebut yaitu; a Kepala Sekolah, kepala sekolah adalah orang yang memberi keputusan dan kebijakan tentang semua kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. b guru, guru kelas dan pelatih ekstrkurikuler berkoordinasi tentang jadwal pelaksanaan kegiatan. c Keuangan Sekolah, keuangan sekolah memberikan anggaran dana yang dibutuhkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. d Pembina PMR, pembina PMR diambil dari guru yang membidangi kesehatan yaitu guru olahraga. e Wali murid, wali murid sangat mendukung anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR. f PMI Kota Yogyakarta, PMI Kota Yogyakarta terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR di SD Bhayangkara secara insidental ketika sekolah mengadakan kegiatan donor darah pihak PMI membantu menyediakan sarana untuk kegiatan tersebut. 63 2. Jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara Kegiatan ekstrakurikuler PMR dilaksanakan sesuai dengan rencana program kegiatan yang telah dibuat. Rencana program dibuat oleh pelatih dengan menyertakan daftar kegiatan lengkap beserta anggaran dana yang dibutuhkan kemudian diserahkan kepada kepala sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler PMR pada tahun ajaran 20152016 dimulai pada bulan agustus 2015. Kegiatan dilaksanakan rutin setiap hari sabtu. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan pada tiga orang narasumber sebagai berikut: R : “Kegiatannya setiap hari sabtu jam 09.30 sampai 10.30”. N : “Iya, ekstranya setiap hari sabtu thok, hari sabtu thok pagi”. D : “Setiap hari sabtu, sabtu jam 10. Kenapa kita ngambil hari sabtu? Karena hari sabtu, pertama jam pulang anak-anak cepat, kedua karena hari akhir. hari akhir minggu ya, jadi kegiatan lebih enjoy di lapangan” Hasil observasi kegiatan pelatihan PMR yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 12 Maret 2016 dan 2 April 2016 menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan dimulai pada pukul 10.00 sampai dengan pukul 11.30 WIB seusai kegiatan belajar mengajar intrakurikuler. Jeda waktu diberikan oleh pelatih untuk mengkondisikan siswa kelas V dimana salah satu kelas selesai jam pelajaran olah raga. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tiga narasumber dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 10.00 sampai dengan 11.30 WIB. 3. Program Kegiatan ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara Kegiatan ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara dilaksanakan sesuai dengan program kegiatan yang telah disusun. Program kegiatan tersebut disusun 64 untuk mencapai tujuan ekstrakurikuler PMR yang diselaraskan dengan tujuan yang dirumuskan oleh SD Negeri Bhayangkara. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara adalah sebagai berikut. a Pendaftaran anggota baru Pendaftaran anggota baru PMR dimulai pada awal semester ganjil tahun pelajaran 2015. PMR merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang sifatnya pilihan untuk siswa kelas V. Siswa kelas V memilih ekstrakurikuler yang diminati dengan mengisi angket yang telah disediakan dari sekolah. Hal ini dijelaskan oleh R dalam petikan wawancara “anak-anak memilih kegiatan yang disukai melalui angket kemudian disitu orangtua menandatangani” CW1,08032016. Hal senada juga diungkapkan oleh N “siswa disuruh memilih, kegiatan di hari sabtu ada takraw, ada pencak silat, ada PMR. Jadi anak- anak memilih ekstra yang disukainya” CW2,10032016. b Pemilihan pengurus PMR yang baru Pemilihan pengurus baru PMR dilakukan untuk meregenarasi pengurus. Pemilihan pengurus baru dibentuk oleh pelatih PMR mengingat siswa SD masih memerlukan bimbingan dan arahan dari orang yang lebih dewasa. Anggota PMR yang ditunjuk sebagai pengurus ini berkewajiban untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidang kepengurusannya. Daftar nama siswa yang menjadi pengurus organisasi PMR telah dijelaskan pada tabel 8. struktur organisasi PMR. 65 c Orientasi anggota, pelantikan pengurus, dan keakraban anggota PMR Tiga kegiatan ini merupakan satu rangkaian kegiatan yang dilakukan di luar lingkungan SD Negeri Bhayangkara. Proses orientasi, pelantikan pengurus dan keakraban anggota PMR dilaksanakan bersama dengan 13 unit PMR baik itu tingkat Mula, Madya, dan Wira binaan dari KSR PMI Unit 7 UIN Yogyakarta. Tujuan dari kegiatan gabungan ini yaitu untuk mengenal dan memperdalam materi kepalangmerahan serta mengenalkan anggota pada sahabat-sahabatnya yang ikut pula menjadi anggota PMR. Gambar 3. Anggota PMR SD Negeri Bhayangkara kaos olahraga warna jingga dalam kegiatan orientasi, pengukuhan pengurus, dan keakraban anggota PMR di bumi perkemahan Babarsari. Sumber : dokumentasi sekolah Berdasarkan dokumentasi foto diatas menunjukkan anggota PMR SD Negeri Bhayangkara sedang mengikuti persiapan upacara pembukaan kegiatan latihan gabungan bersama PMR dari Unit sekolah lainnya yang digagas oleh KSR PMI Unit 7 UIN Yogyakarta. 66 d Pelatihan PMR Kegiatan pelatihan PMR merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap minggu dalam satu tahun ajaran. Latihan rutin dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 10.00 – 11.30 WIB seusai kegiatan belajar mengajar intrakurikuler. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan kemampuan siswa tentang pemberian pertolongan pertama, organisasi Palang Merah Internasional dan Palang Merah Indonesia, serta peran serta anggota PMR dalam masyarakat. Gambar 4.1. Anggota PMR sedang melakukan permainan ular tangga siaga bencana dalam pelatihan PMR Gambar 4.2. Pelatih sedang mengamati dan mengarahkan permainan ular tangga siaga bencana dalam pelatihan PMR 67 Dokumentasi foto diatas sedang menunjukkan proses latihan rutin PMR yang dilakukan dengan metode permainan. Anggota PMR sedang melakukan permainan ular tangga siaga bencana. permainan dibentuk dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anak. Anak yang mendapat giliran main menjalankan pionnya sesuai dengan jumlah angka yang ditunjukkan oleh dadu kemudian melakukan perintah yang sesuai dengan titik keberadaan pionnya. Pelatih mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak dan memberikan arahan pada setiap kelompok. e Apotik hidup Program ini memiliki tujuan untuk mengenalkan tanaman yang dapat digunakan sebagai obat yang biasa siswa temukan disekitar lingkungannya. Program kegiatan apotek hidup ini merupakan program kegiatan yang sasarannya tidak hanya diperuntukkan untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler PMR tetapi juga untuk semua warga SD Negeri Bhayangkara baik itu siswa kelas I – VI, guru- guru dan karyawan sekolah. Program kerja ini diwujudkan dengan membentuk tanaman obat keluarga TOGA di halaman sekolah. 68 Gambar 5. Tanaman TOGA yang terletak di halaman samping SD Negeri Bhayangkara. Sumber : Dokumentasi pribadi Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui program apotek hidup dapat berjalan dengan baik. Penanaman TOGA menggunakan media pot tertata dengan rapi. Tanaman yang terlihat diantaranya kunyit, jahe, lempuyang, jeruk nipis, jarak, dan pandan. Beberapa tanaman telah diberi label nama tanaman beserta dengan kegunaan tanaman dalam mengobati penyakit. f Pembuatan seragam, slayer dan bed anggota PMR Tujuan kegiatan pengadaan seragam, slayer dan bed anggota PMR adalah menambah minat belajar dan berlatih siswa. Atribut ini juga secara tersirat menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler PMR merupakan anggota perhimpunan Palang Merah Indonesia juga Palang Merah Internasional. Hal ini akan menambah kemantapan dan percaya diri siswa untuk bersungguh- sungguh dalam mengikuti setiap kegiatan PMR. 69 Gambar 6. Slayer, seragam dan bed anggota PMR SD Negeri Bhayangkara Sumber: dokumentasi sekolah Gambar diatas menunjukkan seragam harian, bed, dan slayer anggota PMR tingkat Mula. Seragam harian warna putih dengan baju berkantong, celana panjang dan rok berwarna biru dongker, ukuran lambang PMI yang sesuai standar, serta slayer berwarna hijau yang menandakan anggota PMR tingkat Mula. Atribut PMR SD Negeri Bhayangkara telah sesuai dengan standar aturan penggunaan atribut yang dibuat oleh PMI Pusat. g Aksi donor darah Pada tahun pelajaran 20152016 kegiatan aksi donor darah dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2016. Kegiatan ini diselenggarakan bersamaan dengan hari ulang tahun SD Negeri Bhayangkara. Kegiatannya berupa donor darah untuk guru-guru, karyawan, wali murid dan tamu undangan serta pemeriksaan golongan darah bagi semua siswa SD Negeri Bhayangkara. Dalam aksi donor darah ini, peneliti mengamati secara langsung kegiatan dan mendapatkan temuan anggota PMR dilibatkan langsung dalam kegiatan. Anggota PMR dilatih menjadi panitia penyelenggara kegiatan dengan diberi tanggung jawab agar kegiatan donor dapat berjalan tertib dan lancar. Ada pembagian tugas seperti memanggil pendonor, 70 memberikan kenang-kenangan pada pendonor, serta mengajak semua orang yang ada dalam acara tersebut untuk mendonorkan darahnya. Hal ini dapat dilihat melalui beberapa dokumentasi dibawah ini. Gambar 7.1. Anggota PMR menggunakan Co-card panitia dalam kegiatan pemeriksaan golongan darah Gambar 7.2. Pelatih memberikan arahan pada anggota PMR yang sedang bertugas memanggil peserta aksi donor darah 71 Gambar 7.3. Anggota PMR sedang duduk menunggu pendonor yang telah selesai mendonorkan darahnya untuk diberi cenderamata Gambar 7.4. Walikota Yogyakarta sedang berbincang-bincang dengan petugas UPTD PMI Kota Yogyakarta dalam aksi donor darah yang dilaksanakan oleh PMR SD Negeri Bhayangkara. Dokumentasi gambar 7.4. menunjukkan bahwa walikota Yogyakarta mengapresiasi kegiatan kegiatan donor darah yang dilakukan oleh anggota PMR SD Negeri Bhayangkara. Walikota menyempatkan waktu untuk mengamati secara langsung kegiatan dengan didampingi oleh Kapolresta dan Kadindikdas kota Yogyakarta. 72 h Kunjungan ke PMI Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan organisasi, pengurus, dan kegiatan PMI yang berada di kabupatenkota madya kepada anggota PMR. Dalam kunjungan ke PMI sebelumnya anak-anak sudah diminta membuat surat untuk ketua PMI untuk menyampaikan pendapat mereka tentang PMI. Hal ini diungkapkan oleh R pada petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: “Kemarin juga anak-anak mengumpulkan surat untuk PMI, ditujukan ke Ketua PMI. Kemarin anak-anak mengumpulkannya di saya. Harapannya nanti pas kunjungan itu dibawa kemudian dihaturke gitu ”. CW1,08032016 i Perlombaan PMR Tujuan kegiatan perlombaan PMR adalah untuk meningkatkan dan melihat kemampuan anggota dalam menerapkan materi PMR yang telah diperoleh. Perlombaan PMR difasilitasi oleh PMI dalam bentuk Jumpa Bakti Gembira Jumbara PMR yang salah satu kegiatannya berupa perlombaan. SD Negeri Bhayangkara telah mengikuti kegiatan Jumbara baik itu tingkat cabang, tingkat daerah maupun tingkat Nasional. Hal ini disampaikan oleh N dalam wawancara pada yang menyatakan “Jumda Jumbara di kaliurang itu sudah” CW2,10032016, juga diperkuat oleh D dalam petikan wawancara yang menyatakan, “3 siswa SD Negeri Bhayangkara lolos seleksi untuk mewakili daerah Istimewa Yogyakarta dalam kegiatan Jumbara Nasional yang akan dilaksanakan di Gorontalo”. CW3,08062016 73 j Peringatan hari-hari besar PMI Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenal dan mengingat hari-hari bersejarah PMI. Dalam kegiatan ini, PMR SD Negeri Bhayangkara dilibatkan langsung oleh PMI Kota Yogyakarta sebagai tim paduan suara dalam kegiatan-kegiatan di PMI. Kegiatan-kegiatan tersebut seperti: upacara pelantikan pengurus PMI Kota Yogyakarta, upacara penghargaan donor darah oleh PMI DIY, dan upacara hari ulang tahun PMI. Gambar 8.1. Tim paduan suara PMR SD Negeri Bhayangkara dalam acara penghargaan relawan PMI DIY Gambar 8.2. Tim paduan suara PMR SD Negeri Bhayangkara berfoto bersama Gubernur DIY dan ketua PMI DIY Sumber: dokumentasi sekolah 74 Berdasarkan dokumentasi gambar 8.1 diatas, anggota PMR terlihat sedang pentas menyanyikan lagu-lagu kepalangmerahan dengan gerakan yang kompak. tim paduan suara juga didukung oleh guru seni musik yang mengiringi lagu dengan alat musik organ serta memberikan kreasi gerakan pada setiap lagunya. Pada gambar 8.2, terlihat tim paduan suara berfoto bersama Bapak Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Bapak Heri Zudianto. Seusai kegiatan, tim paduan suara juga diberi kesempatan untuk berfoto bersama dengan beberapa orang penting yang menghadiri kegiatan. Paduan suara PMR SD Negeri Bhayangkara mampu tampil dengan baik dalam kegiatan-kegiatan PMI karena mendapat dukungan dari semua pihak. Guru seni musik yang melatih dan selalu mengiringi tim paduan suara. Kepala sekolah, guru dan karyawan juga hadir mendampingi di tempat kegiatan. Serta partisipasi dari orang tua murid yang bersedia mengantar anak-anaknya menuju tempat kegiatan. Hal ini diungkapkan oleh N pada petikan wawancara yang dilakukan sebagai berikut: “Kalau nyanyi di Gubernur itu barusan bulan kemarin. Anak-anak anggota PMR kita diundang untuk kesana nyanyi kemudian diiringi sama pak S. Jadi kalau misalnya kalau yang hubungannya sama musik kita juga sama pak guru musiknya kita koordinasi dengan pak S. Terus nanti ada Bu kepala sekolah juga rawuh kesana terus dari TU ada perwakilan berapa, yang ngantar kesana kan ada guru kelasnya. Anak-anak kan yang PMR kelas 5 guru kelasnya kalau enggak ngikut kan juga enggak enak ya. Nah kebetulan banget kalau disini enggak repot masalah transport mas, jadi misalnya ada masalah open seperti itu orang tua itu kalau udah dikasih tahu sama sekolah otomat is beliau “buk nggak usah ngene langsung diantar ditunggu mas. ... Semuanya mendukung, kebetulan wali siswa mungkin juga seneng ya, anak-anaknya ikut dikegiatan tersebut. Soalnya juga kan kegiatan ekstra PMR masih jarang”. CW2,10032016 75 Kegiatan-kegiatan diatas adalah kegiatan yang sudah ada jadwal pelaksanaan dalam program kegiatan PMR SD Negeri Bhayangkara. Namun adapula kegiatan yang sudah rutin dilakukan setiap tahun tetapi tidak dimasukkan kedalam rencana program kegiatan. Kegiatan tersebut ialah futsal. Futsal adalah kegiatan pertandingan persahabatan antara anggota PMR SD Negeri Bhayangkara dengan anggota PMR dari SD lainnya yang sudah masuk kelas VI. Hal ini diungkapkan oleh D dalam petikan wawancara yang dilakukan sebagai berikut: “enggak itu aja, mereka futsal. Futsal itu rutin tiap tahun setelah yang kelas enam. Yang kelas enam kan masih aktif di PMR jadi setelah ujian mereka mengadakan futsal. Mereka ada tanding dengan PMR mana. Kalau kemarin pertama rutin dengan sesama mereka y ang terakhir dengan SD Demangan”. CW3,05042016 Gambar 9. Kegiatan futsal persahabatan antara PMR SD Negeri Bhayangkara dengan PMR SD Negeri Demangan Sumber: dokumentasi sekolah Berdasarkan gambar diatas, terlihat anggota PMR SD Negeri akan melakukan pertandingan futsal dengan anggota PMR SD Negeri Demangan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjalin persahabatan dan keakraban sesama anggota PMR. 76 4. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR di SD Negeri Bhayangkara Sarana-prasarana yang dimiliki oleh sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler PMR sudah cukup memadahi. Sarana dan prasarana utama yang dapat menunjang kegiatan ekstrakurikuler PMR yaitu alatmedia pembelajaran, tempat pembelajaran dan perlengkapan P3K. Media pembelajaran yang digunakan menyesuaikan dengan materi kegiatan yang diajarkan. Media tersebut dapat berupa alat-alat pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan, alat permainan siaga bencana dan buklet untuk pembelajaran hidup bersih dan sehat PHBS. Hal ini diungkapkan oleh R dalam petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: “Ada mitela, P3K, dragbar, terus nganu alat permainan siaga bencana. Itu ada sudah ada terus itu kan tidak setiap hari dipakai jadi kita simpen di gudang. Kemarin dapat bantuan dari PMI Daerah media pembelajaran penularan penyakit-penyakit itu lho secara umum ya PHBS lah, semacam buklet itu dapat dua. ” CW1,08032016 Berdasarkan petikan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa PMI DIY turut berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan ekstrakurikuler PMR. Sedangkan untuk perlengkapan P3K sudah difasilitasi oleh sekolah secara lengkap. Perlengkapan tersebut mitela, dragbar, obat-obatan P3K yang semuanya ditempatkan di ruang UKS. Media yang digunakan di lapangan dibawa sendiri oleh anak-anak ketika fasilitas dari sekolah tidak mencukupi. Hal ini disampaikan oleh N dalam petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti “Kalau di sekolah itu ada mitela, P3K lengkap semua, terus nanti kalau ada kegiatan diluar kalau yang pribadi biasanya anak- anak bawa jadi dari sekolah cuma memfasilitasi”. CW2,10032016 77 Gambar 10.1. Ruang UKS sebagai salah satu tempat anggota PMR memberikan bantuan pertolongan kepada teman yang sedang sakit Gambar 10.2 Ruang kelas sebagai sarana pelatihan PMR Gambar 10.3 Penggunaan halaman sekolah untuk kegiatan praktek atau permainan dalam pelatihan Sumber : dokumentasi pribadi 78 Berdasarkan dokumentasi gambar diatas, dapat dianalisis beberapa sarana yang digunakan dalam pelatihan PMR. Gambar 10.1 menunjukkan ruang UKS yang dimiliki SD Negeri Bhayangkara termasuk kedalam kategori baik untuk melakukan tindakan kesehatan. Didalamnya terdapat kasur, selimut, tempat tidur kondisi bersih dan nyaman dilengkapi dengan tirai untuk menutupi orang yang sedang dirawat. Tas obat dan perlengkapan alat pertolongan pertama tertata dengan rapi didalam lemari besi. Pada ruang UKS juga terdapat meja dan kursi untuk kegiatan administrsi UKS. Pada gambar 10.2 terlihat ruang kelas yang digunakan untuk pelatihan PMR dalam keadaan bersih dan rapi serta tempat duduk siswa tertata dengan bentuk leter U. Pada gambar 10.3 terlihat halaman sekolah dalam keadaan bagus, bersih dan luas. Kegiatan pelatihan dilakukan dibawah pohon yang rindang. Anggota PMR tampak duduk dengan nyaman di halaman tanpa terkena paparan langsung matahari. Tempat yang digunakan untuk pelatihan PMR juga menyesuaikan dengan materi yang diajarkan. Materi teori menggunakan ruang kelas dan ruang UKS, sedangkan kegiatan praktek dilakukan di lapangan halaman sekolah. Sarana dan prasarana diatas sudah mencukupi kebutuhan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR. Setiap tahun diadakan pengadaan-pengadaan sarana dan prasarana terutama perlengkapan P3K yang habis digunakan untuk pelatihan maupun memberikan bantuan pertolongan ketika terjadi kecelakaan. Hal ini diungkapkan D dalam petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut: “ Sarana prasarana ada udah mencukupi. Yang namanya mencukupi disini bisa dipergunakan, kalau mau menuruti juga belum cukup. Tapi ya selama ini 79 udah cukup untuk latihan mereka baik itu untuk teori maupun praktek. Memang banyaklah yang kurang setiap tahun juga mengadakan pengadaan- pengadaan cuman kan setiap tahun banyak yang hilang, barang-barang banyak yang dipakai. Sarana-prasarana itu bentuknya, ruang UKS itu yang pasti. Ruang UKS bisa dibilang anak-anak PMR yang mengelola. Terus lapangan juga seperti itu kondisinya”. CW3,05042016 5. Sumber dana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PMR Sumber dana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler PMR di SD Negeri Bhayangkara berasal dari anggaran sekolah Bantuan Operasional Sekolah dan wali murid. Anggaran yang diperlukan untuk kegiatan ekstrakurikuler PMR setiap tahun diajukan ke sekolah dengan membuat program kegiatan lengkap beserta dengan anggaran biayanya. Hal ini dikemukakan oleh D dalam petikan wawancara yang menyatakan bahwa: “Kalau dengan pendanaan tidak ada masalah. Karena setiap tahun memang kita punya program kita ajukan ke sekolah, program dianggarkan dari RAB. Ada RABnya, RAB dari sekolah sudah teralokasi untuk ekstrakurikuler. Cuma RAB dari setiap sekolah kan beda-beda. Enggak terlalu banyak Cuma 1- 2 jutaan”. CW3,05042016 Sekolah telah menganggarkan dana untuk semua kegiatan ekstrakurikuler. Namun, jumlah anggarannya terbatas mengingat kebutuhan sekolah selain kegiatan ekstrakurikuler juga banyak. Hal ini disampaikan oleh R dalam petikan wawancara “Dari sekolah berapa sekolah, berapa persennya saya kurang tahu. Karena dibagi- bagi untuk bermacam- macam ekstrakurikuler” CW1,08032016. Hal senada juga didukung oleh pernyataan N dalam petikan wawancara yang dilakukan peneliti y ang menyatakan “Kalau sumber dananya dari BOS itu ada, tapi hanya seperberapa gitu karena dibagi- bagi untuk keperluan sekolah lainnya”. CW2,10032016 80 Sumber pendanaan berikutnya berasal dari swadaya wali murid, wali murid tidak keberatan untuk mengeluarkan dana hal ini karena wali murid sangat mendukung anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR. Anggaran dana dari swadaya wali murid digunakan ketika anggaran dari sekolah belum cukup untuk menutupi kebutuhan dana untuk kegiatan. Hal ini diungkapkan oleh R dalam petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut; “Terus swadaya wali murid, terutama kegiatan yang kontribusinya kembali ke anak misal konsumsi itu untuk anak-anak tho, kaos terus badge itukan kembali ke anak, biasanya yang kembali ke anak kita musyawarahkan dengan orang tua. Dari sekolah adanya dana sekian, untuk kegiatan ini habis sekian, jadi monggo dibantu acaranya, jadi udah cetho nggih, itu yang kembali ke anak monggo”. CW1,08032016 Hal senada juga disampaikan oleh N dalam petikan wawancara yang dilakukan sebagai berikut pernyataannya: “Kemudian ada misalnya kegiatan aksi donor darah kemaren di UIN misalnya konsumsi anak dan sebagainya itu dari anak sendiri dari pihak wali itu sudah ada istilahnya mengkoordinir. Karena kebetulan wali dari yang ikut PMR itu juga sangat mendukung. Kalau kegiatan di luar walinya siswa juga mendukung, biasanya malah yang heboh sing tuo. Daripada itu anak disuruh “pokoke mengko melu materinya pak D aja”. Disuruhnya pak Dedi apa nanti kamu enggak usah ngurusi misalnya konsumsi. Nanti akhirnya kan orang tua. Jadi orang tua yang mengurusi. Dari orang tua sendiri sangat-sangat mendukung ”. CW2,10032016 6. Materi yang diajarkan dalam ekstrakurikuler PMR Materi yang diajarkan dalam ekstrakurikuler PMR selama tahun pelajaran 2015-2016 disusun dalam silabus kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara lampiran 14 halaman 131. Silabus kegiatan pembelajaran memuat tujuh pokok materi kepalangmerahan, ujian kompetensi, program remedial dan program pengayaan. Tujuh pokok materi kepalangmerahan terdiri dari: 1. Sejarah dan gerakan palang merah, 2 PMR relawan masa depan peranan dan 81 fungsi anggota PMR, 3 kebersihan dan kesehatan, 4 donor darah, 5 pertolongan pertama, 6 siaga bencana, dan 7 pendidikan remaja sebaya NAPZA. Selanjutnya, hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 12 maret 2016 menunjukkan latihan rutin anggota PMR diajarkan tentang jenis-jenis bencana dengan metode permainan. Observasi pada tanggal 19 Maret 2016 menunjukkan anggota PMR melakukan kegiatan aksi donor darah dan pemeriksaan golongan darah. Dalam kegiatan ini, anggota PMR mengamati secara langsung proses transfusi darah dan ditugaskan sebagai panitia penyelenggara aksi donor darah, sebagian anggota lainnya bertugas untuk mengajak orang-orang yang hadir untuk mendonorkan darahnya. Observasi pada tanggal 2 April 2016 menunjukkan anggota PMR belajar upaya penanggulangan bencana dengan pembuatan biopori. Materi yang diajarkan kepada anggota PMR disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi anak-anak. Hal ini disampaikan oleh D dalam petikan wawancara yang dilakukan peneliti, berikut pernyataan pelatih D: “Materi sama metode tidak jauh beda dengan yang lain sesuai dengan kurikulum PMR. Materi kita menyesuaikan dengan kondisi anak-anak karena sasaran kita adalah anak-anak itu bisa mengamankan diri mereka sendiri, bisa meningkatkan kesehatan diri mereka sendiri, baru nanti lainnya. Jadi materi kita menyesuaikan dengan anak-anak. Lompat- lompat”. CW3,05042016 Selain materi kepalangmerahan, anggota PMR secara tidak langsung mendapatkan materi tentang kemandirian, keberanian dan cara-cara berorganisasi. Hal ini diungkapkan oleh N pada wawancara yang dilakukan pada oleh peneliti. “Kalau materi-materi itu yang jelas cara belajar berorganisasi jelas ada, terus tentang kesehatan, pertolongan pertama, terus melatih anak untuk mandiri, berani ”. CW2,10032016 82 Berdasarkan hasil analisis dokumen silabus kegiatan pembelajaran, hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa materi yang diberikan dalam kegiatan ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara adalah tujuh pokok materi kepalangmerahan. Pemilihan materi yang akan diajarkan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi anak-anak. Secara tidak langsung anggota PMR juga diajarkan tentang keberanian, kemandirian, dan cara menjalankan organisasi. 7. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi ajar PMR Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan PMR bervariasi. Metode yang sering digunakan oleh pelatih dalam pelatihan adalah ceramah, praktek, dan permainan. Pelatih PMR kreatif dalam memberikan kegiatan teori maupun praktik. Hal ini disampaikan oleh R pada wawancara yang menerangkan bahwa “Nah ini nganu kog mas D kreatif, jadi tidak hanya ceramah, praktek, kadang permainan, multimethods ”. CW1,08032016 Hal senada juga disampaikan oleh N pada kutipan wawancara yang dilakukan, “Kadang di ruang kadang praktek di lapangan. Kalau kita butuh dilapangan kita praktik dilapangan. Tapi kalau misalnya enggak kita Cuma di kelas tapi biasanya kalau pak D ngajari walaupun materi dikasih di lapangan sambil kita ini sekalian dipraktikkan di lapangan”. CW2,10032016 83 Gambar 11. Anggota PMR sedang melakukan Simulasi pemberian pertolongan untuk patah tulang di halaman sekolah. Sumber : dokumentasi sekolah Berdasarkan studi dokumen foto diatas , terlihat anggota PMR sedang melakukan simulasi pemeriksaan fisik untuk korban yang mengalami patah tulang. Anggota PMR mampu memberikan pertolongan dengan tenang. Beberapa anggota PMR terlihat bekerja sama untuk memeriksa keadaan fisik korban, dua anak bekerja sama memeriksa tubuh bagian atas, dua anak bekerja sama memeriksa anggota gerak bawah, dan dua anak lainnya memperhatikan dan menilai simulasi yang dilakukan. Simulasi digunakan untuk mempraktikkan langsung cara memberikan perawatan pada luka dengan tujuan agar anak-anak lebih memahami cara dan prinsip dalam merawat luka. Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi dapat disimpulkan menggunakan trianggulasi teknik bahwa pelatih menggunakan metode ceramah, praktik, permainan dan simulasi dalam kegiatan pelatihan PMR. 84 8. Media belajar yang digunakan pada pembelajaran ekstrakurikuler PMR Media belajar yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler PMR menyesuaikan dengan kondisi dan pokok materi pelatihan PMR yang sedang diajarkan. Media yang digunakan untuk pembelajaran teori didalam kelas menggunakan lcd proyektor atau papan tulis, sedangkan untuk kegiatan praktek diluar kelas menggunakan media langsung yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Hal ini disampaikan oleh N pada petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, “medianya macam-macam mas. Kalo teori di ruangan ya biasanya pakai powerpoint, kalau di lapangan biasanya langsung menggunakan alatnya langsung seperti itu ada permainan ular tangga itu, terus obat-obat P3Knya itu, tandu, macam- macam”. CW2,10032016 Hal senada juga diungkapkan oleh D pada petikan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, berikut pernyataan yang disampaikan oleh D: “Kalau media sendiri ada media lapangan ada media kelas. Media kelas itu untuk teori dalam artian bisa papan tulis, bisa lcd. Kalau untuk lapangan misalnya siaga bencana bisa langsung praktek di lapangan. Jadi kemarin SD Bhayangkara kemarin sempet jadi SD siaga bencana itu dapat bantuan media ular tangga siaga bencana dengan ukuran 3 meter x 3 meter. Kalau enggak salah itu bantuan dari ICRC kalau tidak Palang Merah Denmark ”. CW3,05042016

c. Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler PMR SD Negeri Bhayangkara