25
untuk melakukan tanya jawab dengan guru mengenai hal-hal yang terkait dengan dialog bahasa Jawa dan penggunaan unggah-ungguh basa dalam percakapan.
Setelah siswa dirasa sudah paham benar mengenai dialog berbahasa Jawa, selanjutnya siswa dikondisikan untuk berkumpul secara berkelompok. Tiap-tiap
kelompok terdiri atas empat orang siswa. Guru menyuruh siswa untuk membuat tugas menulis dialog berbahasa Jawa. Setiap kelompok bekerja sama mengerjakan
satu tugas menulis dialog berbahasa Jawa sesuai dengan unggah-ungguh basa yang benar berdasarkan konteks bahasa dialek Jawa siswa yang merupakan bagian
dari kajian sosiokultural. Pada kegiatan akhir, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan kepada guru.
Hasil dari pembelajaran tersebut digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pembelajaran selanjutnya.
2.3 Kerangka Berpikir
Dalam proses belajar mengajar didapat fakta bahwa prestasi belajar siswa belum maksimal. Pembelajaran di kelas terlihat pasif dan siswa kurang
memerhatikan penjelasan dari guru. Strategi yang digunakan oleh guru masih monoton dan kurang variatif. Materi yang diajarkan dalam menulis dialog juga
tidak memerhatikan latar belakang bahasa Jawa sehari-hari siswa. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis dialog berbahasa
Jawa, digunakan materi ajar dengan latar belakang bahasa Jawa sehari-hari siswa yang merupakan bagian dari kajian sosiokultural. Penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif juga diharapkan dapat memudahkan siswa dalam menulis
26
dialog berbahasa Jawa karena penulisan dialog dikerjakan secara bersama dalam kerja sama kelompok.
2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah setelah menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dengan materi ajar yang
berdasarkan latar belakang bahasa Jawa sehari-hari siswa dan merupakan bagian dari kajian konteks sosiokultural dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis dialog berbahasa Jawa. Selain itu, diharapkan ada perubahan perilaku ke arah yang lebih baik pada siswa kelas VII B SMP 1 Petanahan dalam
pembelajaran menulis dialog berbahasa Jawa.
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa desain Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian ini diartikan sebagai bentuk kajian
yang sistematis reflektif, dilakukan oleh pelaku tindakan guru, dan dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran Subyantoro 2007:7. Dalam penelitian
ini terdapat dua siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Desain siklus penelitian tindakan
kelas menurut Tripp dalam Subyantoro 2007:25 digambarkan sebagai berikut.
SIKLUS I SIKLUS II
P P
R T
R T
O O
Gambar 1. Siklus Pembelajaran Tindakan kelas Keterangan.
P : Perencanaan O
: Observasi T
: Tindakan R : Refleksi