4.5. Analisa Multivariat.
Analisis multivariat bertujuan untuk menentukan variabel independent yaitu dukungan keluarga dan peran perawat yang paling kuat hubungannya
dengan variabel dependent kepatuhan minum obat.
4.5.1. Pemilihan Variabel Multivariat
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel independent yaitu dukungan keluarga dan peran perawat. Dalam penelitian ini variabel dukungan keluarga
terdiri dari dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional sedangkan variabel peran perawat terdiri dari pemberi
asuhan keperawatan, edukasi dan advokasi, sebagai konselor di unit DOTS TB MDR. Untuk menjadikan variabel multivariat terlebih dulu dilakukan analisis
bivariat dengan uji regresi logistik berganda dan sebagai variabel dependen adalah kepatuhan minum obat. Setelah dilakukan analisis bivariat, secara bersama-sama
dilakukan analisis multivariat, kemudian variabel memiliki p0,05 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari p.value yang terbesar.
Dari Tabel 4.11. ada tujuh variabel yang p0,05 yaitu dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan emosional, peran perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan, edukasiadvokasi dan konselor di TB DOTS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Hasil Analisa Bivariat Dukungan Informasional, Dukungan Instrumental, Dukungan Penilaian, Dukungan Emosional, Peran Perawat
sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan, Advokasi dan Edukasi, Konselor dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita TB MDR n=63.
Variabel Independen P.value
Dukungan informasional 0,000
Dukungan penilaian 0,004
Dukungan instrumental 0,003
Dukungan emosional 0,001
Pemberi asuhan keperawatan 0,007
Edukasi dan Advokasi 0,003
Konselor 0,000
4.5.2. Penentuan Variabel yang Dominan
Dalam hal ini untuk memilih variabel yang signifikan dengan cara backward elimination. Dalam analisis ini semua variabel dicobakan bersama-
sama, kemudian variabel yang p0,05 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari nilai p value yang terbesar.
Tabel 4.12. Hasil Analisa Multivariat Regresi Logistik Dukungan Informasional, Dukungan Instrumental, Dukungan Penilaian, Dukungan
Emosional, Peran Perawat sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan, Advokasi
dan Edukasi, Konselor dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita TB MDR n=63.
Variabel Independen B
P.value
OR Exp B
Dukungan emosional 2,498 0,000
12.164 Dukungan penilaian
-1,439 0,655 237
Dukungan instrumental 0,069 0,982
1.072 Dukungan Informasional
5,741 0,436 311.523
Pemberi asuhan keperawatan -0,260 0,979
771 Edukasi dan Advokasi
0,370 0,969 1.447
Konselor 2,899 0,047
18.151 Constant
15,426 0,001
=Variabel yang dikeluarkan
Dari Tabel 4.12. Terlihat variabel yang p value 0,05, maka dilakukan
Universitas Sumatera Utara
pengeluaran variabel. Dengan demikian variabel tersebut dikeluarkan, kemudian dilakukan analisa berikutnya tanpa variabel dukungan instrumental p=0,982.
Tabel 4.13. Hasil Analisa Multivariat Regresi Logistik Dukungan Informasional, Dukungan Penilaian, Dukungan Emosional, Peran Perawat
sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan, Advokasi dan Edukasi, Konselor dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita TB MDR n=63.
Variabel Independen B
P.value
OR Exp B
Dukungan emosional 2,562
0,096 12.965
Dukungan penilaian -1,467
0,625 231
Dukungan informasional 5,741
0,000 311.379
Pemberi asuhan keperawatan -0,220
0,982 802
Edukasi dan Advokasi 0,370
0,970 1.428
Konselor 2.903
0,044 18.237
Constant 15.426
0,001
=Variabel yang dikeluarkan
Berdasarkan Tabel 4.13. Dapat dilihat bahwa dari 7 variabel penelitian adalah siginfikan yaitu terlihat variabel pemberi asuhan keperawatan mempunyai
p value terbesar yaitu 0, 982 0,05. Dengan demikian variabel tersebut dikeluarkan, kemudian dilakukan analisia berikutnya tanpa mengikutkan pemberi
asuhan keperawatan.
Tabel 4.14. Hasil Analisa Multivariat Regresi Logistik Dukungan Informasional, Dukungan Penilaian, Dukungan Emosional, Advokasi dan
Edukasi, Konselor dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita TB MDR n=63.
Variabel Independen B
P.value
OR Exp B
Dukungan emosional 2,564
0,095 12.993
Dukungan penilaian -1,480
0,616 228
Dukungan informasional 5,742
0,000 311.598
Edukasi dan Advokasi 0,149
0,958 1.160
Konselor 2.902
0,044 18.215
Constant 15.426
0,001
=Variabel yang dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.14. Terlihat variabel edukasi dan advokasi mempunyai p value terbesar yaitu 0,958 0,05 maka variabel tersebut dikeluarkan dan tidak
diikutsertakan pada proses berikutnya.
Tabel 4.15. Hasil Analisa Multivariat Regresi Logistik Dukungan Informasional, Dukungan Penilaian, Dukungan Emosional, Konselor dengan
Kepatuhan Minum Obat Penderita TB MDR n=63. Variabel Independen
B P.value
OR Exp B
Dukungan emosional 2,549
0,090 12.790
Dukungan penilaian -1,341
0,314 261
Dukungan informasional 5,742
0,000 311.648
Konselor 2.918
0,039 18.505
Constant 15.426
0,001
=Variabel yang dikeluarkan
Pada Tabel 4.15. terlihat variabel dukungan penilain mempunyai p value terbesar yaitu 0,314 0,05, maka variabel tersebut dikeluarkan dan tidak
diikutsertakan pada proses berikutnya.
Tabel 4.16. Hasil Analisa Multivariat Regresi Logistik Dukungan Informasional, Dukungan Emosional, Konselor dengan Kepatuhan Minum
Obat Penderita TB MDR n=63. Variabel Independen
B P.value
OR Exp B
Dukungan emosional 1,690
0,182 5,418
Dukungan informasional 5,287
0,000 197,769
Konselor 2.934
0,033 18.799
Constant 15.426
0,001
=Variabel yang dikeluarkan
Pada tabel 4.16. terlihat variabel dukungan emosional mempunyai p value terbesar yaitu 0, 182 0,05, maka variabel tersebut dikeluarkan dan tidak
diikutsertakan pada proses berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17. Hasil Analisa Multivariat Regresi Logistik Dukungan Informasional, Konselor dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita TB
MDR n=63. Variabel Independen
B P.value
OR Exp B
Dukungan informasional 5,054
0,000 156,626
Konselor 3,410
0,009 30,256
Constant 15,426
0,001
Tabel 4.17. merupakan hasil akhir analisis multivariat regresi logistik sub variabel yang paling kuat mempunyai hubungan dengan kepatuhan minum
obat adalah dukungan informasional p= 0,000 ; OR = 156,626 dan konselor p=0,009 ; OR = 30,256 berarti terbukti bermakna atau signifikan mempengaruhi
kepatuhan minum obat. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kepatuhan minum obat adalah dukungan informasional. Artinya dukungan informasional
yang baik mempunyai 156,626 kali berpeluang mempengaruhi kepatuhan minum obat pada penderita TB MDR dibanding dengan dukungan informasional yang
kurang baik. Dari Tabel 19. dapat dilihat persamaan regresi sebagai berikut :
y = a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ b
3
x
3
+ b
4
x
4
+ …. b
n
x
n
+ e Keterangan :
y = variabel terikat a = kontanta
x = variabel bebas b = koefisien dari setiap variabel bebas
y= 15,426 + 5,054x
1
+ 3,410x
2
Universitas Sumatera Utara
Kepatuhan minum obat pada penderita TB MDR di RSUP HAM akan bertambah sebesar 5,054 jika dukungan informasional bertambah. Kepatuhan
minum obat pada penderita TB MDR di RSUP HAM akan bertambah sebesar 3,410 jika peran perawat sebagai konselor meningkat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa dukungan keluarga dan peran perawat memiliki hubungan dengan kepatuhan minum obat pada
penderita TB MDR. Penjelasan tentang tiap variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
5.1 Dukungan Keluarga pada Penderita TB MDR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dukungan keluarga pada penderita TB MDR pada kategori baik yaitu 42 orang 66,7 dan dukungan
keluarga kurang sebanyak 21 orang 33,3. Menurut Friedman 1998 dukungan keluarga adalah sikap dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Keluarga
juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanyadan anggota kelurga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu memberikan
pertolongan dengan bantuan jika diperlukan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pare,
Amiruddin Leida 2012 dalam penelitiannya tentang hubungan antara pekerjaan, PMO, pelayanan kesehatan, dukungan keluarga dan diskriminasi
dengan perilaku berobat pasien TB Paru yang dilakukan di kota Makassar menemukan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor resiko terhadap perilaku
berobat pasien TB Paru. Kegagalan pengobatan TB Paru dapat disebabkan oleh putus berobat atau terjadinya resisten terhadap obat yang disebabkan oleh
ketidakteraturan pasien dalam menjalani pengobatannya. Keluarga merupakan orang yang dekat dengan pasien. Peran keluarga sangat dibutuhkan dalam
Universitas Sumatera Utara