Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat

karena sebagai seorang wanita berkaitan erat dengan pengasuhan dan ini bisa membuat perempuan lebih sesuai untuk pengobatan TB. Kriteria suspek yang terbanyak adalah kriteria gagal kategori 1 sebanyak 55 orang 87,3, selanjutnya kriteria kambuh sebanyak 7 orang 11,1 dan kriteria gagal kategori 2 sebanyak 1 orang 1,6. Hal ini tentu menjadi faktor resiko untuk terjadinya resistensi OAT. Pada penelitian Maharatta 2010 ditemukan riwayat pengobatan TB tidak teratur berhubungan kuat dengan kejadian TB MDR. Kejadian resisten dapat terjadi karena regimen pemberian obat yang tidak tepat, pemberian obat yang tidak teratur, pengobatan yang tidak memuaskan dari para klinisi, lemahnya pengawasan pengobatan dan kontrol yang lemah dari rumah sakit. Pasien harus patuh minum obat untuk mencapai keberhasilan pengobatan yaitu meningkatkan kesempatan untuk sembuh, mengurangi resiko kekambuhan dan meminimalkan resisten terhadap obat Maartens Wilkinson, 2007. Sebagian besar hasil penelitian menunjukkan kepatuhan terhadap pengobatan Martins, et al. 2008; McInerney, et al. 2007; Trajman, et al.2010 namun dalam perilaku kesehatan bukan hanya kepatuhan terhadap pengobatan saja yang diperlukan.

5.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat

Penderita MDR. Proporsi responden dari 44 pasien patuh 47 orang 66,7 yang mendapatkan dukungan keluarga baik. Dibandingkan dengan 19 pasien yang Universitas Sumatera Utara menyatakan tidak patuh hanya 3 orang 5 yang mendapatkan dukungan keluarga baik. Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik chi-square didapatkan p= 0,00 yang artinya adanya hubungan dukungan keluarga secara umum dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB MDR Ha diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pare, Amirruddin Leida 2012 dalam penelitiannya tentang hubungan antara pekerjaan, PMO, pelayanan kesehatan, dukungan keluarga dan diskriminasi dengan perilaku berobat pasien TB Paru yang dilakukan di kota Makassar menemukan adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien TB. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Raharno 2005 yang melakukan penelitian tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan ketidakteraturan berobat penderita TB Paru di Pekalongan, Jakarta menemukan adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat dan penelitian yang dilakukan Hutapea 2006 meneliti tentang pengaruh dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum OAT penderita TB yang menemukan bahwa dukungan keluarga berhubungan dengan ketidakpatuhan berobat pasien TB Paru. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ahsan, Fathoni Bariyyah 2012 dalam penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dan tingkat kepatuhan menjalani pengobatan tuberkulosis kambuh di Puskesmas se-kota Malang dengan sampel sebanyak 30 orang yang menemukan tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien tuberkulosis kambuh dalam menjalani pengobatan p=0,349. Sama hal nya dengan penelitian Dewi, Nursiswati Ridwan 2009 dengan sampel sebanyak 51 orang yang Universitas Sumatera Utara meneliti tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien TBC dalam menjalani pengobatan OAT di Sumedang yang menemukan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien minum obat. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan menurut Snehandhu B.Kar dalam Notoatmodjo 2007 adalah niat seseorang bahwa perilaku bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya behavior intention, dan otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan personal autonomy. Kemungkinan hal ini dapat menjadi penyebab tidak terdapatnya hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien minum obat TBC. House dalam Friedman 1998 mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat pasien adalah dukungan keluarga. Dalam fungsi keluarga yang terdiri dari 5 fungsi dikatakan bahwa keluarga berfungsi sebagai pemberi keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit. Maka berdasarkan pemahaman fungsi tersebut keluarga mampu membantu pasien untuk berobat secara patuh. Pada umumnya dukungan keluarga yang diberikan dalam bentuk memberikan motivasi untuk teratur berobat, bantuan dana untuk kebutuhan sehari-hari serta bantuan transport untuk pasien. Dukungan keluarga yang baik merupakan motivasi yang ampuh dalam mendorong pasien berobat teratur sesuai anjuran petugas kesehatan. Dukungan keluarga dan masyarakat mempunyai andil besar dalam meningkatkan kepatuhan pengobatan yaitu dengan adanya pengawasan dan pemberi dorongan kepada penderita. Keuntungan keluarga sebagai PMO adalah Universitas Sumatera Utara tempat tinggalnya yang serumah dengan penderita sehingga pemantauannya lebih optimal dan langsung tidak perlu biaya transportasi Becher, 1997. Dari hasil data demografi semua pasien mempunyai PMO dan yang menjadi PMO paling banyak adalah istrisuami sebanyak 35 orang 55,6. Berdasarkan jenis dukungan keluarga yang diberikan peneliti menemukan adanya hubungan yang signifikan terhadap kepatuhan minum obat penderita TB MDR. Setelah dilakukan analisa bivariat secara bersama-sama maka di dapatkan bahwa dukungan informasional yang paling berpengaruh dengan nilai p=0,00 0,05, dukungan penilaian mempunyai p=0,004 dan dukungan instrumental mempunyai p= 0,003 dan dukungan emosional p=0,001. Setelah dilakukan analisa multivariat dengan uji regresi logistik berganda ditemukan tidak terdapatnya hubungan dukungan penilaian p=0,314, OR=0,228, dukungan instrumental p=0,982, OR=1,072 dan dukungan emosional p=0,001, OR=0,182 dengan kepatuhan minum obat. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ahsan, Fathoni Bariyyah 2012 dalam penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dan tingkat kepatuhan menjalani pengobatan tuberkulosis kambuh di Puskesmas se-kota Malang dan penelitain Dewi, Nursiswati Ridwan 2009 yang meneliti tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien TBC dalam menjalani pengobatan OAT di Sumedang yang menemukan tidak ada hubungan antara dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional dengan kepatuhan minum obat pasien pada pasien TB. Universitas Sumatera Utara

5.6 Hubungan Peran Perawat dengan Kepatuhan Minum Obat