2.1.3.4 Bentuk Manajemen Laba
Menurut Subramanyam, et al. 2010:61, mengemukakan beberapa strategi, antara lain :
1. Increasing Income, yaitu dengan mempercepat pencatatan pendapatan, menunda biaya dan mimindahkan biaya untuk
periode lain, untuk meningkatkan keuntungan. 2. Big Bath, yang dilakukan saat perusahaan mengalami
kemunduran kinerja atau saat terjadi peristiwa yang tidak terjadi setiap harinya atau luar biasa.
3. Income Smoothing, yaitu dengan sengaja menurunkan atau meningkatkan laba untuk mengurangi gejolak dalam
pelaporan laba, sehingga perusahaan terlihat stabil atau tidak beresiko tinggi.
Strategi manajemen laba tersebut menunjukkan tingkat cepat tangga manajer dalam mengatasi masalah yang dihadapi atau mencegah
masalah baru yang akan muncul di masa yang akan datang sehingga perusahaan terlihat tetap stabil.
2.1.3.5 Mekanisme Manajemen Laba
Menurut Subramanyam 2010:104, dua metode utama mekanisme manajemen laba, yaitu :
1. Pemindahan laba. Merupakan manajeman laba dengan memindahkan laba dari
satu periode ke periode lainmya. Pemindahan laba dapat dilakukan dengan mempercepat atau menunda pengakuan
pendapatan atau beban. Bentuk manajemen laba ini biasanya menyebabkan dampak pembalik pada satu atau beberapa
periode masa depan, sering kali satu periode berikutnya. Untuk alasan ini, pemindahan laba sangat berguna untuk
perataan laba.
Universitas Sumatera Utara
2. Manajemen Laba melalui klasifikasi. Bentuk umum dari manajemen laba melalui klasifikasi
adalah memindahkan beban dibawah garis, atau melaporkan beban pada pos luar biasa dan tidak berulang, sehingga tidak
dianggap penting oleh analisis. Manajer berusaha mengklasifikasikan beban pada bagian tidak berulang pada
laporan laba rugi.
Mekanisme manajemen laba tersebut dilakukan untuk mempermudah pengakuan pendapatan dan beban, dengan
mengklasifikasikan beban pada bagian tidak berulang di laporan laba rugi.
2.1.4 Ukuran Perusahaan Size 2.1.4.1 Definisi Ukuran Perusahaan Size
Ukuran perusahaan merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tingkat kebijakan hutang yang akan
dilakukan perusahaan. Besar atau kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari jumlah aset yang dimiliki perusahaan, tingkat penjualan yang
terjadi dalam suatu periode tertentu, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar jumlah aset yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin besar
pula modal yang tertanam dalam perusahaan tesebut, semakin banyak penjualan yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan maka akan
semakin tinggi pula perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan merupakan karakteristik yang dapat
Universitas Sumatera Utara
mengklasifikasikan apakah suatu perusahaan termasuk kedalam ukuran kecil, menengah, ataupun besar.
Short dan Kessey dalam Manan 2004:25 menyatakan bahwa besarnya ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kemudahan suatu
perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan, baik dari pihak internal maupun pihak eksternal.
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan
untuk mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar aset maka
semakin banyak modal yang ditanam, semakin besar penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar
maka semain besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Perusahaan yang berukuran besar biasanya memiliki peran
sebagai pemegang kepentingan yang lebih luas. Hal ini membuat berbagai kebijakan perusahaan besar akan memberikan dampak yang besar
terhadap kepentingan publik dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka lebih
berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut harus melaporkan kondisinya lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan yang digunakan untuk menghitung ukuran perusahaan adalah
SIZE = Ln Total Aktiva
2.1.5 Leverage 2.1.5.1 Pengertian Leverage
Leverage jika diartikan secara harfiah berarti pengungkit, pengungkit digunakan untuk mengangkat beban berat. Dalam ilmu
manajemen keuangan juga dikenal leverage, namun dalam makna yang berbeda tentunya. Menurut Sartono 2001:257 “Leverage adalah
penggunaan aset dan sumber dana sources of funds oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar meningkatkan
keuntungan potensial pemegang saham”. Dengan kata lain, penggunaan leverage ditujukan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada
biaya aset dan sumber dananya, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan atau pemegang saham.
Gitman 2003:508 mengemukakan dampak dari penggunaan leverage bagi perusahaan yaitu “ Results from the use of fixed-cost or
funds to magnify returns to the firms owners. Generally increases in leverage result in increased return and risk, whereas decreases in
leverage result in decreases return and risk”. Artinya bahwa akibat dari
Universitas Sumatera Utara
penggunaan biaya tetap untuk memperoleh return bagi pemilik perusahaan secara umum juga akan meningkatkan resiko. Sebaliknya,
penurunan leverage akan menurunkan return dan risk. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa leverage digunakan oleh suatu
perusahaan bukan hanya untuk memperbesar pendapatan. Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada
analis keuangan dalam melihat trade-off persimpangan antara risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial.
2.1.5.2 Jenis-jenis Leverage