Jenis-jenis Leverage Tinjauan Pustaka .1 Laporan Keuangan

penggunaan biaya tetap untuk memperoleh return bagi pemilik perusahaan secara umum juga akan meningkatkan resiko. Sebaliknya, penurunan leverage akan menurunkan return dan risk. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa leverage digunakan oleh suatu perusahaan bukan hanya untuk memperbesar pendapatan. Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada analis keuangan dalam melihat trade-off persimpangan antara risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial.

2.1.5.2 Jenis-jenis Leverage

Pinjaman yang diperoleh perusahaan dapat berupa pinjaman operasional dan pinjaman finansial, kedua jenis pinjaman tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya. Pembahasan mengenai kedua jenis pinjaman tersebut dikemukakan oleh Van Horne 2000:440 sebagai berikut: Leverage Operasi Operating Leverage, Leverage Keuangan Financial Leverage, dan Leverage TotalGabungan Combination Leverage. 1. Leverage Operasi Operating Leverage Leverage operasi merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage operasi timbul setiap saat perusahaan Universitas Sumatera Utara memiliki biaya-biaya yang tanpa memperhatikan jumlah biaya tersebut. Biasanya biaya-biaya yang menyangkut leverage operasi timbul dari penggunaan aset tetap, seperti biaya depresiasi atau penyusutan aset tetap. 2. Leverage Keuangan Financial Leverage Financial leverage berasal dari keberadaan biaya finansial tetap dalam arus pendapatan perusahaan. Ada dua biaya finansial eksternal dalam hal pendanaan, yaitu bunga pinjaman dan dividen saham preferen. Biaya-biaya ini harus ditutupi, berapapun nilai EBIT Earning Before Tax yang tersedia untuk membiayai biaya-biaya tersebut. Menurut Keown, et al 2001:402, financial leverage merupakan penggunaan aset perusahaan yang didanai dengan surat-surat berharga surat hutang dengan tingkat bunga tetap atau saham preferen dengan tingkat dividen konstan dengan tingkat pengembalian yang tetap terbatas yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Dengan kata lain bahwa financial leverage akan timbul pada saat perusahaan menggunakan sumber dana yang menimbulkan biaya atau beban tetap, dengan harapan agar penghasilan atau pengembalian serta nilai saham perusahaan dapat ditingkatkan. Menurut Brigham 2006:213 “leverage keuangan financial leverage merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan laba”. Universitas Sumatera Utara Penggunaan utang dalam investasi sebagai tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh pemilik perusahaan, karena aktiva digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional yang tujuannya untuk menghasilkan laba. Selain itu ada dua alasan yang dikemukakan oleh Brigham mengenai alasan mengapa penggunaan utang ataupun financial leverage lebih menguntungkan, yakni: 1. Bunga merupakan pengurang pajak sementara dividen untuk pemegang ekuitas bukan, serta 2. Karena bunga merupakan pengurang pajak, laba yang tersedia untuk pemegang ekuitas menjadi lebih besar. Brigham 2006:486 menyatakan bahwa hubungan financial leverage terhadap EPS yaitu sebagai berikut “Changes in the use of debt will cause changes in earning per share EPS as well as changes in risk both of which will affect the company’s stock price. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan EPS demikian pula dengan resiko. Financial leverage dianggap menguntungkan apabila laba yang diperoleh lebih besar daripada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utang tersebut, dan financial leverage dianggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil dari pada beban tetap tetap yang timbul akibat penggunaan utangnya tersebut, jadi dalam penggunaan financial leverage faktor yang paling menentukan Universitas Sumatera Utara adalah kemampuan pihak manajemen dalam memanfaatkan dana pinjaman itu. Menurut Brigham 2006:86 “rasio total hutang terhadap total aktiva, yang pada umumnya disebut rasio hutang debt ratio, mengukur persentase dana yang disediakan oleh kreditur”. Hal tersebut mencerminkan bagaimana perusahaan didanai atau dengan kata lain bagaimana perusahaan mendanai total asetnya melalui pendanaan hutang. Karena financial leverage merupakan suatu alat sebagai pengungkit keuangan melalui hutang yang bertujuan untuk memaksimalkan pengembalian investasi, maka rasio hutang dapat digunakan sebagai rasio yang mewakili financial leverage, karena pada dasarnya pendanaan melalui hutang ditujukan untuk mendanai aset produktif perusahaan. Adapun cara menghitungnya adalah sebagai berikut: �������� ����� �� = ����� ����������� ����� ������ 3. Leverage TotalGabungan Combination Leverage Leverage gabungan atau kombinasi merupakan pengaruh perubahan penjualan terhadap laba setelah pajak ataupun pendapatan per lembar saham EPS. Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham Universitas Sumatera Utara biasa. Leverage operasi timbul ketika ada biaya tetap dari penggunaan aset depresiasi, sedangkan leverage keuangan timbul pada saat ada biaya tetap atas penggunaan dana pinjaman. Struktur keuangan perusahaan memiliki kaitan yang erat dengan informasi keuangan yang akan disampaikan kepada penyedia dana. Struktur ini juga mencakup leverage. Van Horne 2007:248 leverage adalah pengguanaan biaya tetap dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas dimana jika laba perusahaan dapat diperbesar, maka begitu pula dengan kerugiannya. Leverage dalam konteks bisnis terdiri atas dua macam yaitu leverage operasional dan leverage keuangan. Leverage operasional, yang akan memperbesar pengaruh perubahan dalam penjualan atas perubahan laba operasional, sedangkan leverage keuangan digunakan agar dapat memperbesar pengaruh perubahan apa pun yang dihasilkan dalam laba operasional. Leverage sebagai salah satu usaha dalam peningkatan laba perusahaan, dapat menjadi tolak ukur dalam melihat perilaku manajer dalam aktivitas manajemen laba. Perusahaan yang mempunyai leverage finansial tinggi akibat besarnya hutang dibandingkan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan manajemen laba karena perusahaan terancam default, yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban membayar hutang pada waktunya. Ternyata default ini dikarenakan Universitas Sumatera Utara kurangnya pengawasan oleh pihak principal terhadap manajemen sehingga manajemen dapat mengambil keputusan sepihak dan dapat mengambil strategi yang kurang tepat sehingga gagal bayar dapat terjadi. Hal ini menjadi kemungkinan untuk dilakukan manajer saat terancam default adalah dengan melakukan manajemen laba, sehingga kinerja perusahaan akan tampak baik di mata pemegang saham dan publik walaupun dalam keadaan perusahaan terancam default. Persamaan yang digunakan untuk menghitung leverage adalah sebagai berikut: ��� �� = ����� ℎ����� ������ℎ��� � ���� ������� � ����� ������ ������ℎ��� � ���� ������� �

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh manajemen laba pada tingkat pengungkapan laporan keuangan sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu di Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh manajemen laba terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan diantaranya dikutip dari beberapa sumber yaitu: a. Lobo and Zhou 2001 yang meneliti 1444 perusahaan dalam 5 tahun penelitian, dimana dalam penelitiannya tersebut menemukan bukti kuat bahwa Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Laba (Earnings Management) Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 115 76

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 75 115

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 41 82

Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 86 96

Pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2005-2009

1 4 98

PENGARUH MANAJEMEN LABA, STATUS PERUSAHAAN DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DI INDEX LQ-45.

0 2 22

TESIS S431208012 LINTANG KURNIAWATI

0 0 96

Pengaruh Manajemen Laba (Earnings Management) Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan Keuangan - Pengaruh Manajemen Laba Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 31

PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN TAHUNAN TERHADAP KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 14