dalam laporan keuangan, seperti perkiraan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap, tanggung jawab untuk pensiun, pajak yang ditangguhkan,
kerugian piutang dan penurunan nilai asset. Disamping itu manajer memiliki pilihan untuk metode akuntansi, seperti metode penyusutan dan
metode biaya. Kedua, tujuan manajemen laba untuk menyesatkan stakeholders mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Hal ini muncul ketika
manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat diakses oleh pihak luar.
2.1.3.2 Pengukuran Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan besaran discretionary accruals sebagai hasil dari kebijakan manajemen yang memilih perlakuan accruals
tertentu Peasnell, et al, 2001:41. Manajemen laba diukur dengan menggunakan discretionary accruals untuk memberikan penekanan pada
kebijakan non-metoda akuntansi seperti depresiasi. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah
DA it = TAit – NDA it Keterangan:
DA it = discretionary accrual perusahaan pada tahun ke t TA it = total accrual perusahaan pada tahun ke t
NDA it = non discretionary accrual perusahaan pada tahun ke t
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Rumus Manajemen Laba
No Rumus Keterangan
1 2
3 DA it = TA it – NDA it
TA it = At + Δ STD t NDA t = ΔCash t + ΔCL t
DA it = discretionary accrual TA it = total accruals
NDA t = non discretionary accruals ΔCL t = delta current liability hutang lancar
pada tahun ke t ΔCash t = delta cash kas perusahaan pada
tahun ke t ΔSTD t = delta debt included in current liability
hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun pada
tahun ke t A t = total assets total aktiva tahun ke t
atau Manajemen Laba ML = Akrual Modal Kerja t Penjualan periode t
Akrual Modal Kerja = ΔAL – ΔHL – ΔKas Keterangan:
ΔAL = Perubahan aktiva lancar pada periode t ΔHL = Perubahan hutang lancar pada periode t
ΔKas = Perubahan kas dan ekuitas kas pada periode t
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.3 Motivasi Manajemen Laba
Motivasi manajemen laba adalah keinginan manajer atau perusahaan untuk minimalisasi biaya, yang meliputi transfer kekayaan
yang harus ditanggung perusahaan berkaitan dengan undang-undang antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif, tuntutan karyawan,
dan sebagainya. Pemicu lain adalah adanya ketidaksamaan insentif antara manajer dan pemegang saham, dapat menyebabkan manajer
menggunakan fleksibilitas yang diperbolehkan dalam standar akuntansi untuk melakukan manajemen laba. Kelompok pemicu ketiga adalah
keinginan manajemen untuk menyampaikan informasi kepada pihak luar secara berlebihan untuk meningkatkan kepercayaan eksternal pada
perusahaan, atau dikenal dengan informative earnings management. Menurut Scott 2003:49, motivasi manajer perusahaan dalam
melakukan manajemen laba adalah sebagai berikut: a. Rencana bonus bonus scheme.
Secara lebih spesifik merupakan perluasan hipotesis rencana bonus yang menyatakan bahwa manajer-manajer perusahaan
yang menggunakan rencana bonus akan memaksimalkan pendapatan masa kini atau tahun berjalan mereka. Manajer
bekerja di perusahaan dengan rencana bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan
bonus yang akan diterimanya;
b. Kontrak utang jangka panjang debt convenant. Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt convenant dalam
teori akuntansi positif, yaitu semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran perjanjian utang maka manajer akan
cenderung memilih metode akuntansi yang
dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapa mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak;
c. Motivasi Politik political motivation. • Untuk mengurangi biaya politis dan pengawasan dari
pemerintah, dilakukan dengan cara menurunkan earning.
• Untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah, misalnya subsidi, perlindungan dari pesaing
luar negeri, dilakukan dengan cara menurunkan earning. • Untuk meminimalkan tuntutan serikat buruh, dilakukan
dengan cara menurunkan earning. d. Motivasi perpajakan taxation motivation.
Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Dengan
mengurangi laba yang dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan besar pajak yang harus dibayarkan kepada
pemerintah;
e. Pergantian CEO Change of Chief Executive Officer CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan
melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya. Demikian pula dengan CEO yang
kinerjanya kurang baik, ia akan cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan pemecatannya
f. Penawaran saham perdana initial public offering. Saat perusahaan go public, informasi keuangan yang ada
dalam prospektus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi ini dapat dipakai sebagai sinyal kepada
calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk mempengaruhi keputusan calon investor maka manajer
berusaha menaikkan laba yang dilaporkan.
Dari penjelasan motivasi tersebut terdapat peluang bagi manajer perusahaan untuk memanipulasi laba dengan cara menaikkan laba untuk
menarik investor dan menurunkan laba untuk meminimalkan besar pajak yang harus dibayar kepada pemerintah sehingga perusahaan mendapat
kepercayan lebih dari investor.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.4 Bentuk Manajemen Laba