Besaran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. Hal itu terjadi karena perusahaan besar cenderung menggunakan prosedur akuntansi menurunkan
laba income-decreasing untuk tujuan mengurangi pembebanan pajak yang tinggi. Dalam hubungannya dengan leverage, kebijakan hutang merupakan salah satu
alternatif pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar modal. Manajer termotivasi melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian
utang. Perusahaan yang memenuhi perjanjian utangnya akan mendapatkan penilaian kerja yang baik dari kreditur.
Perusahaan dengan rasio hutang tinggi cenderung menggunakan prosedur akuntansi yang bersifat meningkatkan laba income-increasing. Manajemen diduga
akan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan aktiva, mengurangi utang dan meningkatkan pendapatan dengan tujuan untuk menghindari pelanggaran debt-
covenant. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah
Universitas Sumatera Utara
1. Apakah manajemen laba, ukuran perusahaan size, dan leverage berpengaruh pada tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Variabel manakah yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor manajemen laba, ukuran
perusahaan size, dan leverage terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi peneliti, namun juga bagi investor dan peneliti lainnya.
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga
Universitas Sumatera Utara
dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan dengan teori yang ada.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan Keuangan
Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang posisi, kinerja keuangan
suatu perusahaan dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
laporan keuangan dalam membuat keputusan keuangan.
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan bagi pemakai laporan keuangan. Laporan ini memuat laporan
keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama dua tahun
buku yang bersangkutan”. Menurut Sundjaja dan Barlian 2001:47 “laporan keuangan
adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan”.
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
keuangan Ikatan Akuntan Indonesia;2002:2 paragraf 07 menyatakan bahwa :
“Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya : sebagai laporan arus kas
atau laporan arus dana, catatan dan laporan ini serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.”
Kieso, et al 2002:3, mendefinisikan Laporan Keuangan sebagai sebuah proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan, yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Ada 2 dua laporan keuangan perusahaan yang pokok, yaitu
neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan adalah laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan kepada pemegang saham.
Laporan keuangan ini terdiri dari empat laporan utama, yaitu perhitungan laba rugi, neraca, perhitungan laba yang ditahan dan laporan arus kas.
Universitas Sumatera Utara
Menurut S. Munawir, 2001:5 laporan keuangan adalah “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode oleh
suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar necara atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada
waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar
laba yang tak dibagikan laba yang ditahan”
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai laporan keuangan, bahwa laporan keuangan merupakan salah satu sumber
utama informasi keuangan yang mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan ekonomi, laporan ini juga sebagai sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh manajemen atas
sumber daya pemilik.
2.1.1.2 Jenis dan bentuk laporan keuangan
Laporan keuangan terdiri dari beberapa jenis yang menyatakan tentang kegiatan perusahaan. Jenis-jenis tersebut akan menyatakan tentang
kondisi dari perusahaan. Menurut S. Munawir, 2002: 26 laporan keuangan yang disusun
oleh manajemen perusahaan biasanya terdiri dari laporan keuangan sebagai berikut :
1. Neraca merupakan laporan yang menunjukan keadaan keuangan perusahaan pada waktu tertentu. Neraca terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu aktiva yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap, passiva atau hutang dan modal.
Universitas Sumatera Utara
2. Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh
suatu perusahaan selama periode tertentu. 3. Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan laporan yang
menunjukan sebab-sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah tertentu pada akhir periode.
4. Laporan perubahan posisi keuangan, menunjukan arus dana kas dan perubahan dalam komposisi keuangan selama tahun
buku yang bersangkutan.
Menurut Kieso dan Weygandt, 2007:5 yang dialih bahasakan oleh Herman Wibowo menyebutkan tentang jenis-jenis laporan keuangan
adalah sebagai berikut: “Laporan keuangan yang sering disajikan adalah
neraca, laporan labarugi, laporan arus kas, laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham.”
Maka teori diatas menjabarkan jenis laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan
modal atau laba ditahan, dimana setiap laporan memiliki fungsi yang berbeda-beda namun memiliki keterkaitan satu sama lain. Berikut
penjelasan jenis laporan keuangan: 1. Neraca merupakan laporan posisi keuangan yang menggambarkan
asset, kewajiban, dan modal suatu perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Melalui laporan ini pengguna laporan dapat mengetahui
informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditur, dan ekuitas pemilik dalam
sumber daya bersih. Dengan demikian, neraca dapat membantu
Universitas Sumatera Utara
meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas dimasa depan.
2. Laporan laba rugi merupakan laporan operasi perusahaan selama periode akuntansi yang menyajikan seluruh hasil dan biaya untuk
mendapatkan hasil, laba atau rugi. Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan mengevaluasi kemampuan dalam
beroperasi, memprediksikan operasi perusahaan dimasa yang akan datang.
3. Laporan modal atau laba ditahan menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan perusahaan selama periode
yang bersangkutan termasuk keputusan atas kebijakan direksi terhadap para pemilik modal.
4. Laporan arus kas menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan kas dan pengunaan kas suatu perusahaan selama
periode akuntansi ikhtisar laporan ini terdiri dari laporan arus kas dari aktivitas operasi, laporan arus kas dari aktivitas investasi, dan
laporan arus kas dari aktivitas pendanaan keuangan. Dari beberapa pendapat para ahli dan pakar akuntansi di atas,
maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa jenis laporan keuangan terdiri dari neraca yang mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada
suatu saat tertentu, laporan keuangan laba rugi yang mencerminkan hasil-
Universitas Sumatera Utara
hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu, laporan perubahan ekuitas dan laporan perubahan posisi keuangan arus kas.
2.1.1.3 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Statement of Financial Accounting Concept No.1 tujuan
dan manfaat laporan keuangan adalah:
1. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor kreditor dan pengguna lain yang potensial
dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional. 2. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat
membantu investor kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan jumlah waktu dan ketidakpastian
penerimaan kas di masa yang akan datang yg berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan
pendapatan dari penjualan.
3. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya
kepada perusahaan atau pemilik modal. 4. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang
prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu utk membantu
menaksir prospek perusahaan.
Menurut PSAK 2004 pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah IAI2004
1. Investor. Penanam modal berisiko dan penasehat mereka
berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
Universitas Sumatera Utara
2. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang
mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa
manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan
informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor
usaha lain tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang
lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau
tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada
di bawah kekuasaa berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan dengan aktivitas
perusahaan mereka menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan
statistik lainnya.
7. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat
dalam berbagai cara. Misal perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk
jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan trend dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Dari penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,
perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
Universitas Sumatera Utara
sebagian besar pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
2.1.2 Pengungkapan Laporan Keuangan
Bagi pihak-pihak diluar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka “mengintip” kondisi
perusahaan tersebut. Sejauh mana informasi diperoleh akan sangat tergantung pada sejauh mana tingkat pengungkapan dari laporan keuangan yang
bersangkutan. Untuk mendukung tercapainya kualitas laporan keuangan yang baik, maka diperlukan adanya aturan regulasi yang dibuat oleh profesi dewan
pembuat standar dan pemerintah. Laporan keuangan yang lengkap menurut peraturan standar akuntansi
keuangan PSAK No. 1 terdiri dari komponen-komponen meliputi; neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, serta catatan atas
laporan keuangan. Laporan keuangan harus menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK secara benar disertai pengungkapan dalam catatan
atas laporan keuangan, informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh
standar akuntansi PSAK No. 1 Paragraf 10, selain catatan atas laporan keuangan, didalam PSAK No. 1 Paragraf 08 dan 09 perusahaan juga dianjurkan
untuk memberikan “informasi tambahan yang dianjurkan meliputi:
Universitas Sumatera Utara
1. Telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengruhi kinerja perusahaan,
2. Posisi keuangan perusahaan, 3. Kondisi ketidakpastian,
4. Laporan mengenai lingkungan hidup, dan 5. Laporan nilai tambah
Dari sumber laporan keuangan tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1. Catatan atas laporan keuangan merupakan pengungkapan yang di
haruskan oleh standar akuntansi 2. Informasi lain informasi tambahan merupakan pengungkapan yang
dianjurkan tidak diharuskan dan diperlukan dalam rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan dengan kebutuhan
pemakai
2.1.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan
Faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan dipengaruhi oleh luasnya pengungkapan yang dikutip dari Sylvia dan Yanivi
2003:331 berkaitan dengan luas pengungkapan, setiap pemakai mungkin mempunyai kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, dikenal
ada 3 konsep yang berkaitan dengan luasnya pengungkapan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Adeguate disclosure adalah pengungkapan minimum yang diisyaratkan oleh peraturan yang berlaku, dimana diharapkan
investor dapat menginterpretasikan angka-angka dalam laporan keuangan dengan benar.
2. Fair disclosure adalah pengungkapan yang adil dan jujur sehingga dapat memberikan informasi yang layak bagi investor investor
potensial. 3. Full disclosure adalah pengungkapan atas semua informasi yang
relevan. Luas pengungkapan mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial budaya suatu Negara, teknologi informasi, kepemilikan perusahaan, dan peraturan-
peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Pengungkapan yang diberikan manajemen seharusnya dapat membantu
pemakai untuk memahami transaksi yang sebenarnya terjadi. Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan dapat
dinilai dari tiga hal yaitu: a. Relevan dari informasi, yaitu pengungkapan yang memberikan
informasi yang dapat membantu pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomi.
b. Informasi yang bersifat tambahan, dalam akuntansi informasi tambahan dapat berarti adanya sistem informasi baru sebagai
Universitas Sumatera Utara
tambahan untuk mengungkapkan hal yang tidak dapat diungkapkan oleh sistem biaya histories. Misalnya dengan memberikan informasi
mengenai dampak inflasi terhadap laporan keuangan, penilaian wajar aktiva dan sebagainya.
c. Kredibilitas informasi dalam konteks akuntansi dalam hal ini dapat berarti bahwa informasi yang diungkapkan dijamin oleh pihak
independent yang dapat dihandalkan. Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor besar biasanya lebih dapat dihandalkan dibandingkan
dengan auditor lain. Hal ini tercermin dari auditor besar dalam menyatakan pendapatnya tentang kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2.1.2.2 Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan wajib adalah informasi yang harus diungkapkan
oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal suatu negara. Setiap
emiten atau perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek wajib menyampaikan laporan tahunan secara berkala dan informasi material
lainnya kepada Bapepam dan publik. Laporan tahunan wajib memuat ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan dewan
direksi, profit perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata
Universitas Sumatera Utara
kelola perusahaan, tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, dan
laporan keuangan yang telah diaudit.
Pengungkapan sukarela yaitu penyampaian informasi yang diberikan secara sukarela oleh perusahaan di luar pengungkapan wajib.
Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan informasi yang melebihi persyaratan minimum dari peraturan pasar modal yang berlaku.
Perusahaan memiliki keleluasaan dalam melakukan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan sehingga menimbulkan adanya
keragaman atau variasi luas pengungkapan sukarela antar perusahaan.
Pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan dan untuk membantu investor dalam
memahami strategi bisnis perusahaan. Dalam konteks pengungkapan sukarela manajemen perusahaan bebas memilih untuk memberikan
informasi akuntansi lainnya yang dianggap relevan dalam mendukung
pengambilan keputusan oleh pemakai laporan tahunan.
Perusahaan memiliki cukup memotivasi untuk mengungkapkan seluruh informasi tidak dibutuhkan agar pasar modal dapat berfungsi
secara optimal. Informasi tidak diungkapkan jika dipandang tidak relevan bagi investor. Oleh karena itu perusahaan hanya akan melakukan
pengungkapan yang diwajibkan karena berbagai alasan antara lain:
a. Pengungkapan terlalu banyak akan memberikan keuntungan pada pesaing dan merugikan pemegang saham. Alasan ini tidak terlalu kuat,
Universitas Sumatera Utara
mengingat pesaing dapat memperoleh informasi dari sumber lain selain laporan keuangan.
b. Serikat pekerja dapat memperoleh keuntungan untuk meminta kenaikan gaji dengan adanya pengungkapan sukarela yang lebih
ekstentif, meskipun begitu semakin luas pengungkapan akan memperbaiki situasi untuk berunding dengan serikat pekerja.
c. Adanya sumber informasi karena tersedia untuk memberikan informasi yang sama dengan biaya yang relatif lebih rendah.
2.1.3 Manajemen Laba Earning Management 2.1.3.1 Definisi Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat
memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan. Beberapa ahli telah mencoba mengemukakan pendapat mereka
mengenai manajemen laba, di antaranya adalah: 1. Pengertian manajemen laba menurut Assih dan Gudono 2000:37
manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles GAAP untuk
mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan. 2. Scott dalam Financial Accounting Theory 2006:369, yang
menyatakan bahwa “earnings management is the choice by a manager
Universitas Sumatera Utara
of accoounting policies so as ti achieve some spesific objective.” Definisi tersebut dibagi menjadi dua yaitu:
a. Earning management dipandang sebagai perilaku oportunistik
manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak hutang dan political costs
Oportunistic Earnings Management. b.
Earning management dipandang sebagai efficient contracting, dimana manajemen laba memberi manajer fleksibilitas untuk
melindungi perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga dan untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak efficient earnings management. 3. Wild, et al 2007 : 86 mengatakan earnings management sebagai “a
purposeful intervention by management in the earnings determination process, usually to satisfy selfish objectives.”
Apabila diterjemahkan adalah sebagai berikut: “Manajemen laba merupakan suatu cara bagi manajemen untuk
melakukan intervensi dalam penentuan laba perusahaan. Manajemen laba biasa dilakukan untuk tujuan pribadi manajemen”.
Definisi manajemen laba mengandung beberapa aspek. Pertama intervensi manajemen laba terhadap pelaporan keuangan dapat dilakukan
dengan penggunaan judgment, misalnya judgment yang dibutuhkan dalam mengestimasi sejumlah peristiwa ekonomi di masa depan untuk ditunjukan
Universitas Sumatera Utara
dalam laporan keuangan, seperti perkiraan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap, tanggung jawab untuk pensiun, pajak yang ditangguhkan,
kerugian piutang dan penurunan nilai asset. Disamping itu manajer memiliki pilihan untuk metode akuntansi, seperti metode penyusutan dan
metode biaya. Kedua, tujuan manajemen laba untuk menyesatkan stakeholders mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Hal ini muncul ketika
manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat diakses oleh pihak luar.
2.1.3.2 Pengukuran Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan besaran discretionary accruals sebagai hasil dari kebijakan manajemen yang memilih perlakuan accruals
tertentu Peasnell, et al, 2001:41. Manajemen laba diukur dengan menggunakan discretionary accruals untuk memberikan penekanan pada
kebijakan non-metoda akuntansi seperti depresiasi. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah
DA it = TAit – NDA it Keterangan:
DA it = discretionary accrual perusahaan pada tahun ke t TA it = total accrual perusahaan pada tahun ke t
NDA it = non discretionary accrual perusahaan pada tahun ke t
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Rumus Manajemen Laba
No Rumus Keterangan
1 2
3 DA it = TA it – NDA it
TA it = At + Δ STD t NDA t = ΔCash t + ΔCL t
DA it = discretionary accrual TA it = total accruals
NDA t = non discretionary accruals ΔCL t = delta current liability hutang lancar
pada tahun ke t ΔCash t = delta cash kas perusahaan pada
tahun ke t ΔSTD t = delta debt included in current liability
hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun pada
tahun ke t A t = total assets total aktiva tahun ke t
atau Manajemen Laba ML = Akrual Modal Kerja t Penjualan periode t
Akrual Modal Kerja = ΔAL – ΔHL – ΔKas Keterangan:
ΔAL = Perubahan aktiva lancar pada periode t ΔHL = Perubahan hutang lancar pada periode t
ΔKas = Perubahan kas dan ekuitas kas pada periode t
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.3 Motivasi Manajemen Laba
Motivasi manajemen laba adalah keinginan manajer atau perusahaan untuk minimalisasi biaya, yang meliputi transfer kekayaan
yang harus ditanggung perusahaan berkaitan dengan undang-undang antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif, tuntutan karyawan,
dan sebagainya. Pemicu lain adalah adanya ketidaksamaan insentif antara manajer dan pemegang saham, dapat menyebabkan manajer
menggunakan fleksibilitas yang diperbolehkan dalam standar akuntansi untuk melakukan manajemen laba. Kelompok pemicu ketiga adalah
keinginan manajemen untuk menyampaikan informasi kepada pihak luar secara berlebihan untuk meningkatkan kepercayaan eksternal pada
perusahaan, atau dikenal dengan informative earnings management. Menurut Scott 2003:49, motivasi manajer perusahaan dalam
melakukan manajemen laba adalah sebagai berikut: a. Rencana bonus bonus scheme.
Secara lebih spesifik merupakan perluasan hipotesis rencana bonus yang menyatakan bahwa manajer-manajer perusahaan
yang menggunakan rencana bonus akan memaksimalkan pendapatan masa kini atau tahun berjalan mereka. Manajer
bekerja di perusahaan dengan rencana bonus akan berusaha mengatur laba yang dilaporkan agar dapat memaksimalkan
bonus yang akan diterimanya;
b. Kontrak utang jangka panjang debt convenant. Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt convenant dalam
teori akuntansi positif, yaitu semakin dekat suatu perusahaan ke pelanggaran perjanjian utang maka manajer akan
cenderung memilih metode akuntansi yang
dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapa mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak;
c. Motivasi Politik political motivation. • Untuk mengurangi biaya politis dan pengawasan dari
pemerintah, dilakukan dengan cara menurunkan earning.
• Untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah, misalnya subsidi, perlindungan dari pesaing
luar negeri, dilakukan dengan cara menurunkan earning. • Untuk meminimalkan tuntutan serikat buruh, dilakukan
dengan cara menurunkan earning. d. Motivasi perpajakan taxation motivation.
Perpajakan merupakan salah satu alasan utama mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Dengan
mengurangi laba yang dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan besar pajak yang harus dibayarkan kepada
pemerintah;
e. Pergantian CEO Change of Chief Executive Officer CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan
melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya. Demikian pula dengan CEO yang
kinerjanya kurang baik, ia akan cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan pemecatannya
f. Penawaran saham perdana initial public offering. Saat perusahaan go public, informasi keuangan yang ada
dalam prospektus merupakan sumber informasi yang penting. Informasi ini dapat dipakai sebagai sinyal kepada
calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk mempengaruhi keputusan calon investor maka manajer
berusaha menaikkan laba yang dilaporkan.
Dari penjelasan motivasi tersebut terdapat peluang bagi manajer perusahaan untuk memanipulasi laba dengan cara menaikkan laba untuk
menarik investor dan menurunkan laba untuk meminimalkan besar pajak yang harus dibayar kepada pemerintah sehingga perusahaan mendapat
kepercayan lebih dari investor.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.4 Bentuk Manajemen Laba
Menurut Subramanyam, et al. 2010:61, mengemukakan beberapa strategi, antara lain :
1. Increasing Income, yaitu dengan mempercepat pencatatan pendapatan, menunda biaya dan mimindahkan biaya untuk
periode lain, untuk meningkatkan keuntungan. 2. Big Bath, yang dilakukan saat perusahaan mengalami
kemunduran kinerja atau saat terjadi peristiwa yang tidak terjadi setiap harinya atau luar biasa.
3. Income Smoothing, yaitu dengan sengaja menurunkan atau meningkatkan laba untuk mengurangi gejolak dalam
pelaporan laba, sehingga perusahaan terlihat stabil atau tidak beresiko tinggi.
Strategi manajemen laba tersebut menunjukkan tingkat cepat tangga manajer dalam mengatasi masalah yang dihadapi atau mencegah
masalah baru yang akan muncul di masa yang akan datang sehingga perusahaan terlihat tetap stabil.
2.1.3.5 Mekanisme Manajemen Laba
Menurut Subramanyam 2010:104, dua metode utama mekanisme manajemen laba, yaitu :
1. Pemindahan laba. Merupakan manajeman laba dengan memindahkan laba dari
satu periode ke periode lainmya. Pemindahan laba dapat dilakukan dengan mempercepat atau menunda pengakuan
pendapatan atau beban. Bentuk manajemen laba ini biasanya menyebabkan dampak pembalik pada satu atau beberapa
periode masa depan, sering kali satu periode berikutnya. Untuk alasan ini, pemindahan laba sangat berguna untuk
perataan laba.
Universitas Sumatera Utara
2. Manajemen Laba melalui klasifikasi. Bentuk umum dari manajemen laba melalui klasifikasi
adalah memindahkan beban dibawah garis, atau melaporkan beban pada pos luar biasa dan tidak berulang, sehingga tidak
dianggap penting oleh analisis. Manajer berusaha mengklasifikasikan beban pada bagian tidak berulang pada
laporan laba rugi.
Mekanisme manajemen laba tersebut dilakukan untuk mempermudah pengakuan pendapatan dan beban, dengan
mengklasifikasikan beban pada bagian tidak berulang di laporan laba rugi.
2.1.4 Ukuran Perusahaan Size 2.1.4.1 Definisi Ukuran Perusahaan Size
Ukuran perusahaan merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tingkat kebijakan hutang yang akan
dilakukan perusahaan. Besar atau kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari jumlah aset yang dimiliki perusahaan, tingkat penjualan yang
terjadi dalam suatu periode tertentu, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar jumlah aset yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin besar
pula modal yang tertanam dalam perusahaan tesebut, semakin banyak penjualan yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan maka akan
semakin tinggi pula perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan merupakan karakteristik yang dapat
Universitas Sumatera Utara
mengklasifikasikan apakah suatu perusahaan termasuk kedalam ukuran kecil, menengah, ataupun besar.
Short dan Kessey dalam Manan 2004:25 menyatakan bahwa besarnya ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kemudahan suatu
perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan, baik dari pihak internal maupun pihak eksternal.
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan
untuk mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar aset maka
semakin banyak modal yang ditanam, semakin besar penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar
maka semain besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Perusahaan yang berukuran besar biasanya memiliki peran
sebagai pemegang kepentingan yang lebih luas. Hal ini membuat berbagai kebijakan perusahaan besar akan memberikan dampak yang besar
terhadap kepentingan publik dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka lebih
berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut harus melaporkan kondisinya lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan yang digunakan untuk menghitung ukuran perusahaan adalah
SIZE = Ln Total Aktiva
2.1.5 Leverage 2.1.5.1 Pengertian Leverage
Leverage jika diartikan secara harfiah berarti pengungkit, pengungkit digunakan untuk mengangkat beban berat. Dalam ilmu
manajemen keuangan juga dikenal leverage, namun dalam makna yang berbeda tentunya. Menurut Sartono 2001:257 “Leverage adalah
penggunaan aset dan sumber dana sources of funds oleh perusahaan yang memiliki beban tetap dengan maksud agar meningkatkan
keuntungan potensial pemegang saham”. Dengan kata lain, penggunaan leverage ditujukan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada
biaya aset dan sumber dananya, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan atau pemegang saham.
Gitman 2003:508 mengemukakan dampak dari penggunaan leverage bagi perusahaan yaitu “ Results from the use of fixed-cost or
funds to magnify returns to the firms owners. Generally increases in leverage result in increased return and risk, whereas decreases in
leverage result in decreases return and risk”. Artinya bahwa akibat dari
Universitas Sumatera Utara
penggunaan biaya tetap untuk memperoleh return bagi pemilik perusahaan secara umum juga akan meningkatkan resiko. Sebaliknya,
penurunan leverage akan menurunkan return dan risk. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa leverage digunakan oleh suatu
perusahaan bukan hanya untuk memperbesar pendapatan. Konsep leverage tersebut sangat penting terutama untuk menunjukkan kepada
analis keuangan dalam melihat trade-off persimpangan antara risiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan finansial.
2.1.5.2 Jenis-jenis Leverage
Pinjaman yang diperoleh perusahaan dapat berupa pinjaman operasional dan pinjaman finansial, kedua jenis pinjaman tersebut
masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya. Pembahasan mengenai kedua jenis pinjaman tersebut dikemukakan oleh Van Horne
2000:440 sebagai berikut: Leverage Operasi Operating Leverage, Leverage Keuangan Financial Leverage, dan Leverage TotalGabungan
Combination Leverage. 1. Leverage Operasi Operating Leverage
Leverage operasi merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup
untuk menutup biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage operasi timbul setiap saat perusahaan
Universitas Sumatera Utara
memiliki biaya-biaya yang tanpa memperhatikan jumlah biaya tersebut. Biasanya biaya-biaya yang menyangkut leverage operasi
timbul dari penggunaan aset tetap, seperti biaya depresiasi atau penyusutan aset tetap.
2. Leverage Keuangan Financial Leverage Financial leverage berasal dari keberadaan biaya finansial tetap
dalam arus pendapatan perusahaan. Ada dua biaya finansial eksternal dalam hal pendanaan, yaitu bunga pinjaman dan dividen saham
preferen. Biaya-biaya ini harus ditutupi, berapapun nilai EBIT Earning Before Tax yang tersedia untuk membiayai biaya-biaya
tersebut. Menurut Keown, et al 2001:402, financial leverage merupakan
penggunaan aset perusahaan yang didanai dengan surat-surat berharga surat hutang dengan tingkat bunga tetap atau saham preferen dengan
tingkat dividen konstan dengan tingkat pengembalian yang tetap terbatas yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bagi
pemegang saham. Dengan kata lain bahwa financial leverage akan timbul pada saat perusahaan menggunakan sumber dana yang menimbulkan
biaya atau beban tetap, dengan harapan agar penghasilan atau pengembalian serta nilai saham perusahaan dapat ditingkatkan.
Menurut Brigham 2006:213 “leverage keuangan financial leverage merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan laba”.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan utang dalam investasi sebagai tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang akan
diperoleh pemilik perusahaan, karena aktiva digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional yang tujuannya untuk menghasilkan laba.
Selain itu ada dua alasan yang dikemukakan oleh Brigham mengenai alasan mengapa penggunaan utang ataupun financial leverage lebih
menguntungkan, yakni: 1. Bunga merupakan pengurang pajak sementara dividen untuk
pemegang ekuitas bukan, serta 2. Karena bunga merupakan pengurang pajak, laba yang tersedia
untuk pemegang ekuitas menjadi lebih besar. Brigham 2006:486 menyatakan bahwa hubungan financial leverage
terhadap EPS yaitu sebagai berikut “Changes in the use of debt will cause changes in earning per share EPS as well as changes in risk both of
which will affect the company’s stock price. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan
EPS demikian pula dengan resiko. Financial leverage dianggap menguntungkan apabila laba yang diperoleh lebih besar daripada beban
tetap yang timbul akibat penggunaan utang tersebut, dan financial leverage dianggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil dari
pada beban tetap tetap yang timbul akibat penggunaan utangnya tersebut, jadi dalam penggunaan financial leverage faktor yang paling menentukan
Universitas Sumatera Utara
adalah kemampuan pihak manajemen dalam memanfaatkan dana pinjaman itu.
Menurut Brigham 2006:86 “rasio total hutang terhadap total aktiva, yang pada umumnya disebut rasio hutang debt ratio, mengukur
persentase dana yang disediakan oleh kreditur”. Hal tersebut mencerminkan bagaimana perusahaan didanai atau dengan kata lain
bagaimana perusahaan mendanai total asetnya melalui pendanaan hutang. Karena financial leverage merupakan suatu alat sebagai pengungkit
keuangan melalui hutang yang bertujuan untuk memaksimalkan pengembalian investasi, maka rasio hutang dapat digunakan sebagai rasio
yang mewakili financial leverage, karena pada dasarnya pendanaan melalui hutang ditujukan untuk mendanai aset produktif perusahaan.
Adapun cara menghitungnya adalah sebagai berikut: �������� ����� �� =
����� ����������� ����� ������
3. Leverage TotalGabungan Combination Leverage Leverage gabungan atau kombinasi merupakan pengaruh
perubahan penjualan terhadap laba setelah pajak ataupun pendapatan per lembar saham EPS. Leverage kombinasi terjadi apabila
perusahaan baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham
Universitas Sumatera Utara
biasa. Leverage operasi timbul ketika ada biaya tetap dari penggunaan aset depresiasi, sedangkan leverage keuangan timbul
pada saat ada biaya tetap atas penggunaan dana pinjaman. Struktur keuangan perusahaan memiliki kaitan yang erat dengan
informasi keuangan yang akan disampaikan kepada penyedia dana. Struktur ini juga mencakup leverage.
Van Horne 2007:248 leverage adalah pengguanaan biaya tetap dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas dimana jika laba
perusahaan dapat diperbesar, maka begitu pula dengan kerugiannya. Leverage dalam konteks bisnis terdiri atas dua macam yaitu
leverage operasional dan leverage keuangan. Leverage operasional, yang akan memperbesar pengaruh perubahan dalam penjualan atas
perubahan laba operasional, sedangkan leverage keuangan digunakan agar dapat memperbesar pengaruh perubahan apa pun yang
dihasilkan dalam laba operasional. Leverage sebagai salah satu usaha dalam peningkatan laba
perusahaan, dapat menjadi tolak ukur dalam melihat perilaku manajer dalam aktivitas manajemen laba. Perusahaan yang mempunyai
leverage finansial tinggi akibat besarnya hutang dibandingkan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan manajemen laba karena
perusahaan terancam default, yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban membayar hutang pada waktunya. Ternyata default ini dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
kurangnya pengawasan oleh pihak principal terhadap manajemen sehingga manajemen dapat mengambil keputusan sepihak dan dapat
mengambil strategi yang kurang tepat sehingga gagal bayar dapat terjadi. Hal ini menjadi kemungkinan untuk dilakukan manajer saat
terancam default adalah dengan melakukan manajemen laba, sehingga kinerja perusahaan akan tampak baik di mata pemegang
saham dan publik walaupun dalam keadaan perusahaan terancam default.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung leverage adalah sebagai berikut:
���
��
= ����� ℎ����� ������ℎ��� � ���� ������� �
����� ������ ������ℎ��� � ���� ������� �
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh manajemen laba pada tingkat pengungkapan laporan keuangan sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu di Indonesia.
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh manajemen laba terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan diantaranya dikutip dari beberapa
sumber yaitu: a. Lobo and Zhou 2001 yang meneliti 1444 perusahaan dalam 5 tahun
penelitian, dimana dalam penelitiannya tersebut menemukan bukti kuat bahwa
Universitas Sumatera Utara
kualitas pengungkapan berkorelasi negatif dengan manajemen laba. b. Syilvia Veronica dan Yanivi S Bachtiar 2003 dalam penelitiannya
menemukan bahwa tingkat pengungkapan laporan keuangan memiliki hubungan negatif yang signifikan terhadap manajemen laba.
c. Dessy Amalia 2005 menyatakan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan
perusahaan, sedangkan rasio leverage terbukti tidak signifikan mempengaruhi luas pengungkapan sukarela dalamlaporan tahunan perusahaan.
d. Julia dkk 2005 menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dengan manajemen laba dan tingkat pengungkapan laporan keuangan.
e. Bambang Irawan 2006 menyatakan ukuran perusahaan mempengaruhi kelengkapan pengungkapan, sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka penelitian ini bermaksud untuk meneliti
kembali pengaruh manajemen laba terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.3 Kerangka Konseptual