20 Karena pada awal pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan
LKPD secara mandiri terlebih dahulu sebelum bergabung dengan kelompoknya, peneliti berasumsi bahwa pembelajaran TPS akan lebih baik dalam
mengoptimalkan pemahaman siswa secara mandiri ketika menyelesaikan masalah menggunakan representasi matematik. Berbeda dengan pembelajaran NHT yang
pada awal pembelajaran siswa tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan LKPD secara mandiri terlebih dahulu melainkan langsung bergabung dengan
kelompoknya sehingga pembelajaran ini akan kurang dalam mengoptimalkan kemampuan siswa secara mandiri untuk menyelesaikan masalah menggunakan
representasi matematik.
F. Anggapan Dasar
Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:
1. Semua siswa kelas VII semester ganjil SMPN 25 Bandarlampung tahun pela- jaran 20142015 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan kurikulum
2013. 2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan representasi matematis siswa
selain model pembelajaran diabaikan.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ada perbedaan peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
21 Together NHT dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share TPS. 2. Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa pada Model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share TPS lebih tinggi dari pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT.
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl. Amir Hamzah No. 58 Gotong Royong, Kota Bandar Lampung. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMPN 25 Bandar Lampung tahun ajaran 20132014 yang terbagi dalam 8 kelas, yaitu kelas VII-A
sampai dengan kelas VII-H. 8 kelas tersebut diasuh oleh 2 orang guru matematika. Berikut ini merupakan distribusi kelas VII-A sampai kelas VII-H.
Tabel 3.1 Distribusi Siswa Kelas VII SMP Negeri 25 Bandar Lampung
No. Nama Guru
Kelas Jumlah peserta didik
1 Siti Umaidah
VII –A
36 2
Siti Umaidah VII
– B 34
3 Siti Umaidah
VII – C
36 4
Siti Umaidah VII
– D 34
5 Siti Umaidah
VII – E
34 6
Suci VII
– F 35
7 Suci
VII – G
36 8
Suci VII
– H 34
Jumlah populasi 279
Sumber SMP Negeri 25 Bandarlampung tahun pelajaran 20142015
23 Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling.
Pengambilan sampel secara purposive dengan pertimbangan bahwa kelas yang dipilih diasuh oleh guru matematika yang sama sehingga memiliki pengalaman
belajar yang sama. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMP Negeri 25 Bandarlampung, setiap kelas di sekolah tersebut memiliki rata-
rata kemampuan matematika yang hampir sama dan tidak ada kelas unggulan. Setelah berdiskusi dengan guru mitra, terpilihlah kelas VII E dengan jumlah 34
siswa sebagai kelas NHT dan kelas VII B dengan jumlah 34 siswa sebagai kelas TPS.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experiment eksperimen semu. Desain
yang digunakan adalah the pretes –posttes control group design seperti yang
diungkapkan oleh Fraenkel dan Wallen 1993: 248 sebagai berikut: Tabel 3.2 Pretes
– Posttes Kontrol Desain Kelompok
Perlakuan Pretes
Pembelajaran Postes
E
1
Y
1
NHT Y
2
E
2
Y
1
TPS Y
2
Keterangan: E
1
: kelas eksperimen 1 E
2
: kelas eksperimen 2 Y
1
: tes awal pretest Y
2
: tes akhir postest